Selasa, 17 September 2024

Car Free Day 15/09/2024

 Car Free Day 

Minggu 15 September 2024


Sabtu siang Akbar, sepupunya Imam datang ke rumah. Dari kampus Untirta Sindang Sari Serang Banten bersama temannya yang ternyata juga tetangga rumah beda blok di Puri Bintaro Hijau. Kami di Tangerang Kota, sementara ortu Ghifari temannya di Tangerang Selatan. Sama sama mahasiswa tahun baru di sana dan sama sama urang awak. Akbar lahir dan besar di Padang, sementara temannya lahir dan besar di tanah Jawa. Hanya dua tiga kali pulang ke kampung halamannya di Padang. 


Dan Minggu pagi sengaja kami ajak Akbar ke Jakarta untuk menikmati suasana car free day. Ini pengalaman pertama bagi dia. Maklum keinginan untuk mengetahui 'mantan' Ibukota Negara yang bertambah rancak dan anggun di era gubernur Anies Baswedan tentu impian bagi semua pemuda pemudi di seluruh pelosok negeri yang bernama NKRI ini.


Indahnya Jakarta yang berjejeran gedung gedung pencakar langit, moda transportasi tang terintegrasi, jalan raya yang lebar dan segala fasilitas yang ada, yang jarang mereka temui di kota kelahirannya. Yang selama ini hanya bisa dinikmati melalui media massa, medsos dan lain sebagainya, tentu akan berbeda dengan pandangan mata langsung.


Alhamdulillah, semoga ini menjadi pemikat dia untuk nanti tetap berkontribusi bagi negeri ini ke depan setelah selesai pendidikan S1 nya di Fakultas Hukum. Moga bisa berlanjut ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan merambah hingga ke Luar Negeri kelak. Dari Padang ke Jakarta bahkan ke Luar Negeri kelak.


Dan kami nikmati kebersamaan ini dengan naik moda transportasi Trans Jakarta. Sayang keinginan untuk menikmati MRT harus ditunda dulu karena ada aktifitas lainnya yang harus saya lakukan setelah kami jalan kaki dari Monas hingga Bundaran HI kemarin.


Namun keinginan Akbar sudah terpenuhi. Di Monas pun kami sudah menikmati sarapan pagi, lontong dan soto padang. Kenyang dulu baru olahraga jalan kaki sepanjang Sudirman antara Monas dan bundaran HI.


Moga lain waktu kita jajaki halnya lain. Termasuk yang belum kesampaian adalah menikmati nasi Kapau di kawasan Senen/Kwitang. Moga lain waktu bisa terlaksana.

Aamiin


Peninggalan, 16 September 2024

21.10 WIB


Photo lebih banyak bisa klik link di bawah:

https://www.facebook.com/share/p/Sjao3FXhuaa28EWE/?mibextid=oFDknk

Jumat, 02 Agustus 2024

Gulai Jengkol Komplit

Alhamdulillah tadi pagi sang Bundo bikin gulai jengkol ini. Sengaja bikin banyak karena memang mau makan bareng dengan Om Burry di kantin KPP Pratama Tangerang Timur.


Di sini kita nikmati bersama om Susilo pak Juhara dan ustadz Kanda yang kebetulan hadir di kantin ini. Begitu juga masih sempat di nikmati oleh pegawai KPP yang makan sebagai menu tambahan.


Gulai jengkol komplit?

Ya komplit karena selain jengkol dan daun singkong juga ada teri nya, udang rebonnya dan tahunya juga. Lebih dari sekedar gulai jengkol biasa.

Dan menu ini ternyata disukai oleh customernya Ayam Chemonk nya Om Burry. Dan insyaallah terbantu promosi juga Dapur Bundo Nova siang ini. 


Alhamdulilah ada pesanan berikutnya buat hari Selasa pekan depan dari pegawai KPP antara lain:

Dendeng Lambok 1kg

Gulai Jengkol 2kg

Rendang Jengkol 2kg


Berbagilah, insyaallah ada rezeki mu di sana. Dan ini terbukti siang ini di kantin KPP Pratama Tangerang Timur.


https://www.facebook.com/share/p/cQJJ7qdE9ZTuqB2R/?mibextid=oFDknk

Minggu, 28 Juli 2024

Car Free Day dan Terapi Zona

Alhamdulillah pagi tadi setelah subuhan dan zikir pagi, Bundo dan saya kembali turun dari penginapan. Kami menjajal jalanan yang ada di sekitaran alun-alun lagi. 


Hari ini lebih rame daripada kemarin karena hari ini ada Car Free Day nya. Sepanjang jalan menuju alun alun ditutup selama tiga jam lamanya sejak jam 6.00 pagi. Namun jam 5.30 sudah banyak warga yang berolahraga dan juga pedagang yang menggelar dagangannya.


Hari ini rame. Semua warga tumpah ruah dari segala usia. Anak anak balita yang ditemani orangtuanya, kakek dan nenek serta para remaja. Termasuk juga komunitas sepeda. Olahraga dan kulineran sejalan di sini. Parkiran motor menjelang akses masuk ke CFD ini penuh semuanya. 


Yang dagang banyak banget, apa saja ada. Mulai dari makanan tradisional hingga makanan kekinian. Ada yang take away, ada juga yang makan lesehan di tempat yang disediakan para pedagang. Aneka pakaian pun tersedia. Bahkan supermarket sekelas Ramayana pun buka lebih awal. Area main anak pun tersedia. Lumayan juga perputaran uang yang terjadi setiap pekannya di sini. Perputaran uang di kaum menengah ke bawah tentunya. 


Seputaran alun alun warga berjalan kaki mengitarinya. Baik di jalan raya ataupun di track di bagian atas jalan. Komunitas sepeda biasanya menjadikan area alun alun ini sebagai tempat rehatnya. Tempat mencari kulineran yang enak dan sesuai lidah tentunya.


Dan yang menarik bagi saya dan Bundo adalah terapi yang tersedia di pojok alun alun dekat Ramayana Mall. Nakamura The Healing Touch namanya. Mereka menyediakan tiga "dipan knock down" buat yang mau mencoba terapi yang mereka tawarkan. Lumayan banyak terapisnya, wanita dan pria. Mereka memberikan layanan cuma-cuma ataupun kalo pun mau bayar, bayar saja seikhlasnya. Terapi mereka berikan lumayan lah, sekitar 15 menit. Namun jika mau yang lebih dari itu bisa dilanjutkan di outlet mereka. Dan tentu ini ada tarifnya. 



Dan pagi ini setelah lumayan jalan kaki bersama Bundo, saya akhirnya mencoba juga bagaimana rasanya terapi di bagian kaki. Cukup 15 menit saja dan saya adalah pasien kedua terakhir mereka. Sudah agak siang dan saya mendapatkan terapi lebih dari 15 menit. Selesai saya berikan tips buat terapisnya dan bonus air tebu 3 paket yang Bundo belikan buat mereka.


Terapi Zona namanya yang dilakukan untuk saya pagi tadi. Terapi dengan penekanan titik meridian pada sekitar telapak kaki untuk meningkatkan kesehatan organ dalam seperti lever, ginjal, lambung dan sebagainya. Membantu menstabilkan tekanan darah, sulit tidur, permasalahan seksual, serta memperlancar peredaran darah di seluruh tubuh. 


Begitu khasiat yang diberikan sesuai penjelasan dari link dibawah ini:

Nakamura The Healing Touch Kudus

0812-9179-8900

https://g.co/kgs/5coej5V


Bagi yang berminat silakan browsing alamat di atas di kota anda masing-masing. Silakan rasakan manfaat yang diberikan. Tentu sesuai pilihan anda masing-masing dari terapi yang dipilih.


Simpang Tujuh Kudus 

Minggu 28 Juli 2024

14.43 WIB

Sabtu, 27 Juli 2024

Citywalk Sunan Kudus

Alhamdulillah pagi ini memang luar biasa. Semalam sampai di Kota Kudus jam 1.40 dini hari, rehat sejenak di pelataran masjid Agung Kota Kudus yang tepat berada di dekat Alun-alun Simpang Tujuh. Sekitar setengahnya jam rehat kami pindah ke penginapan OYO Residen yang berjarak sekitar lima puluh meter dari mesjid. Kebetulan saja ada satu kamar yang kosong dengan tarif 130.000. 


Setelah subuh dan tidur lagi setengah jam, Bundo ngajak jalan kaki. Kita susuri lah itu jalan Sunan Kudus hingga ke ujung, memutar ke kiri, mengikuti jalan yang ada dan ke kiri lagi menuju penginapan. Lebih kurang jalannya di kota kretek ini "ngotak". Insyaallah kalo baru datang di sini pun di jamin nggak bakalan nyasar. Karena jalannya tertata dengan baik. Lurus lurus saja jalan di sekitaran alun alun ini. 


Dalam perjalanan pagi ini sempat mampir ke pasar kecil yang ada di sekitaran jalan yang dilalui. Membeli buah dan kulineran ringannya. Asli di sini murah semuanya. Begitu juga sempat sarapan nasi SOP daging sapi dengan harga 13.000 se porsinya. Uenak tenan. Dan ternyata daging sapinya didatangkan dari Pati. Tahu kenapa? Karena di Kudus jarang sekali warganya memotong sapi. Persis Bali katanya. Umumnya di sini adalah olahan daging kerbau. Soto kerbau, daging kerbau dan lain sebagainya. Ibu yang jualan Nasi sop dan Nasi Gandul daging sapi ini, termasuk langka di kota Kudus ini. SOP nya enak. Mantap.


Lepas makan kita balik ke penginapan. Bundo ada urusan BAK dan rehat sejenak sambil menikmati kulineran ringan yang tadi dibeli dan menelpon Ama yang ada di Kapau Bukittinggi. Saling bertanya kabar dan kondisi masing-masing.


Tak lama berselang kami lanjutkan lagi jalan-jalan di Alun-alun. Subuh tadi ada banyak tenda juga di dalam area alun alun. Dan ternyata ada acara HUT Ikatan Bidan Indonesia Cabang Kudus. Ada promosi UMKM nya juga. Tetapi tujuan utama adalah jalan kaki lagi.


Sepertinya trip pertama tadi sekitar satu jam-an jalan, masih kurang bagi Bundo. Ada sekitar 5 km tadi kami lewati bersama.


Dan di alun alun, ternyata membuat kita asyik juga berjalan. Lumayan banyak yang jalan kaki pagi ini. Ada beberapa yang berpasangan, ada yang sambil mengendong bayinya dan ada juga yang jomblo serta ada anak-anak SD yang berolahraga bersama pak gurunya. Sambil melihat sambutan sambutan dan acara IBI yang berada di tengah alun-alun, pagi yang cerah, suasana yang bersahabat membuat kami berdua tak terasa telah melingkari alun-alun sebanyak 11 kali. Perkiraan saya sebelas putaran ini lebih kurang sekitar 5 km.

Mantaaap sekali stamina sang Bundo. Sepertinya tak kenal lelah. Dan saya menikmati nya. Saya senang staminanya sangat hebat. Sangat prima. Sanggup berjalan kaki pagi ini lebih dari 10 km.


Dan akhirnya kami rehat, melepaskan penat di bangku bangku yang banyak tersedia di sekeliling alun-alun ini. Bundo mampir ke stand UMKM sekadar membeli rujak yang ada.

Tulisan ini selesai ketika saya melihat Bundo menikmati rujak sambil sesekali, berteriak, "Padeh". Ha-ha-ha 


Alun-alun Simpang Tujuh Kudus

Sabtu 27 Juli 2024 

09.50 WIB

Senin, 22 Juli 2024

Maksi Sederhana

Alhamdulillah dengan lauk alakadarnya cukup membuat lapar hilang. Warna yang ada cukup menantang. Membangkitkan nafsu, membuka selera.


Sederhana itu nikmat. Apa adanya saja yang disajikan oleh pemilik dapur membuat nasi berpindah semuanya ke lambung. Habis makan, nasinya tak ada sisa.


Simple saja lauknya hari ini. Maco Jo sapek goreng. Sambalado jariang Mudo. Ampok teri Medan Jo karupuak jangek. Abuih lobak Singgalang. Yang satu piring lagi rendang dari kampung, sayang yang ini tak tersentuh jadinya.


Yang simple ini menjadi pembuka selera. Ini saja cukup untuk membuat bahagia. Nasi habis, pedas sambel hijau nya masih terasa dan keringat bercucuran. Untung saja yang punya dapur lagi dinas, ngajar di sekolahnya. Kalo tidak tentu nampak "congok" nya kita. Andai tadi berdua tentu ndak cukup tadi nasinya.


Lauk sederhana itu nikmat. Lauknya orang kampung memang beda. Namanya pun tak rumit rumit untuk disebut. Ndak patah-patah lidah kita melafalkannya. Sederhana. Dan sederhana itu nikmat.


Ya kan, ya kan?

Senin, 15 Juli 2024

Menuju Bakauheni (part 7)

Bang Anto sangat santai bawaan nya. Dia kaya pengalaman sebelumnya di truk dan tronton. Baru bergabung di Al Hijrah tetapi sangat nyaman dengan cara dia membawakan bus premium ini. As a second driver dia sepertinya sangat berpengalaman membawa bus berpenumpang. Saya di bangku depan bersama dia sejak sehabis subuh. Tenang bawaannya, padahal bus dilakukan dengan kecepatan di atas rata. Rem bus sangat pakem. Cakram depan belakang. Penumpang tetap banyak yang lelap dalam tidurnya.


Berpacu di jalan tol yang relatif sepi. Mengejar Al Hijrah Suite Family yang duluan berlari meninggalkan kami sejak rehat kedua tadi. Apalagi kami tertinggal dengan dua kali masuk SPBU untuk mencari solar yang ada.


Penumpang sudah pengen cepat sampai di rumah makan Siang Malam di Kalianda. Makan siang yang dijanjikan gratis. Servis makan yang disediakan PO bus ini tentu sangat membuat penasaran. Karena tak ada PO bus Sumatra Barat yang memberikan servis begini sebelumnya. Yang ada hanya kupon berupa diskon seharga 25.000.


Menjelang keluar tol di Kalianda sempat masuk lagi ke SPBU karena alarm BBM sudah "bersuara". Sayang, lagi lagi solar tak ada di sepanjang rest area yang kami temui. Dengan yakin bang Anto menyatakan bahwa untuk sekitar 45 km lagi menuju Rumah Makan masih bisa. Dia mulai mengurangi kecepatan bus. Ambil jalur kiri sesekali pindah ke kanan.


Alhamdulillah keluar tol Kalianda bus berbelok ke kiri. Lanjut terus menuju Jalur Lintas Sumatra sekitar 10 km. Tetap dengan kecepatan sedang akhirnya menjelang rumah makan ada sebuah SPBU. Mampir disini sebentar untuk mengisi satu juta rupiah lagi solar. Antrian hanya satu truk di depan. Tak lama kemudian bus bergerak ke rumah makan Siang Malam.


Dan ternyata benar ada servis makannya. Ada ruangan khusus bagi penumpang Al Hijrah. Suite Family sudah menunggu kami, begitu juga dengan bus Miyor berjulukan Cameroon. Kami segera makan dan menunaikan sholat jama' qashar Zuhur dan Ashar.

Alhamdulillah lepas makan jam tiga an lewat bus kembali berpacu menuju pelabuhan Bakauheni. Menjelang jam empat bus sudah masuk pelabuhan. Sayang sedikit Al Hijrah Suite Family masuk kapal terakhir, dan kami terpaksa menunggu kapal berikutnya.

Legundi datang, bongkar muat sekitar setengah jam dan jam 5 lewat kami pun siap berlayar ke pulau Jawa.


Oh ya selepas dari rumah makan kendali sudah berpindah tangan ke bang Rahmad. Bang Anto rehat.


Tol Merak

15/7/2024 19.33 WIB

SMS: Solar Masih Susah (part 6)

 SMS: Solar Masih Susah (part 6)


Setelah rehat di RM Simpang Raya Tempino kendali bus diambil alih oleh Bang Anto, sekitar jam 3 dini hari. Bang Dayat yang sebelumnya membawa kembali ke "kandang singa" rehat kembali. 


Bawaan Bang Anto cukup stabil, sat set mendahului kendaraan yang ada di depannya. Jalanan sepi membuat bus bisa melaju agak kencang. Penumpang Kemabli tidur dalam buaian mimpinya masing-masing, termasuk Bundo yang ada di sisi kanan saya. Tak lama saya pun menyusul.


Menjelang adzan subuh saya kembali terbangun dan tak berapa lama bus pun berjalan perlahan. Mencari posisi yang aman untuk berhenti di sisi kiri jalan. Dan di depannya ada mesjid yang indah. Mesjid Ar Rahman namanya.


Adzan berkumandang dengan syahdunya. Bundo yang masih terlelap saya bangunkan. Kemudian saya turun perlahan, menunggu Bundo di bawah sembari mengambil gambar syantik masjid besar ini.


Kemudian kami masing-masing menuju area wudhu yang terpisah di kiri dan kanan mesjid. Lumayan panjang juga ukuran mesjid ini hingga ke area wudhu nya. Saya pun masih sempat melaksanakan rutinitas pagi sebelum subuh. Dorongan yang mendesak untuk dikeluarkan setiap bangun dari tidur. Setelah selesai langsung berwudhu dan masuk ke dalam mesjid untuk menunaikan sholat fardhu. Alhamdulillah saya bersyukur karena selama safar ini subuh senantiasa terjaga berjamaah di Masjid. Sesuatu yang sangat sangat saya syukuri.


Tak lama selesai sholat saya sempat Kodak interior mesjidnya. Mesjid yang bagus didalamnya, juga dikelilingi AC yang banyak. Luar biasa mesjid yang berada di jalan lintas Sumatra ini. 


Keluar dari mesjid baru saya sadari adanya aroma karet. Mengingatkan saya akan area Simpang Haru di Padang dan area jembatan Leighton di Pekanbaru, dimana waktu itu kokoh berdiri pabrik pengolahan karet. Aroma yang sama saya temui pagi ini. 


Tak lama sambil menunggu Bundo keluar dari mesjid saya memesan satu cup susu jahe instan. Mendengar cerita ibu yang menjual di sekitaran mesjid ini. Biasanya ada sekitaran 5 bus yang parkir di sini dari Padang menunaikan sholat subuh katanya. Subuh ini hanya bus kami saja parkir di sini. Namun beberapa kendaraan pribadi lumayan banyak. Begitu juga sepeda motor penduduk sekitaran berjejer rapi di sisi kiri mesjid.

Tak lama saya mengiringi langkah Bundo masuk ke dalam bus, saya melipir sejenak mengambil gambar lainnya. Setelah itu saya menyapa seorang bapak yang ada di warung asesoris, yang juga baru selesai sholat subuh di mesjid tadi. Eh, ternyata dia dari Baso Bukittinggi. Pernah sekolah di MTI Kapau dan pernah tinggal di Surau Sirah di kampung halaman Bundo sekitar tahun 1981-1987. Anaknya ada dua orang anaknya di sekitaran daerah Sungai Lilin ini. Satu berkeluarga dan satu masih bujang. Alhamdulillah pertemuan dengan orang kampuang awak di rantau ko lain Lo seronyo. Lumayan panjang "Ota" kami hingga supir dan kru bis mempersilakan para penumpang naik kembali ke bus.


Tak lama berselang bus sudah berjalan kembali menyambut pagi. Beberapa kali bus berjalan melambat ketika melihat SPBU. Solar masih saja susah dicari. Dan akhirnya bang Anto dan kru memutuskan membeli Dexlite seharga 300.000 rupiah agar bus tak berhenti di jalan nantinya. Apa boleh buat. Menurut bang Anto lebih baik dexlite ketimbang solar yang ada di pinggir jalan di depan SPBU. Jauh lebih aman, katanya.

Car Free Day 15/09/2024

 Car Free Day  Minggu 15 September 2024 Sabtu siang Akbar, sepupunya Imam datang ke rumah. Dari kampus Untirta Sindang Sari Serang Banten be...