Bakureh adakah salah satu tradisi gotong royong di daerah Solok, negeri yang termasuk dalam wilayah budaya Minangkabau dengan sistem kekerabatan matrilineal. Tetapi bisa juga diartikan Bakarajo Kareh alias kerja keras.
Setelah sampai Senin siang, 16 Desember 2024 di Kapau, di saat "urang sadang marandang" dengan penuh kejutan bagi Ama Asma Yati, ante Nelti Jamaah dan sanak famili lainnya, kami ditawarkan lagi untuk makan siang. Tawaran yang tak bisa ditolak tentunya, meskipun perut masih kenyang akibat makan lamak di RM Aroma Pagaruyung Batusangkar sebelumnya. Maklumlah "sambanyo lamak", karena hasil gotong royong para ahli Amak Amak di nagari Kapau ini.
Makan baselo yo sabana sero. Sambil makan tentu banyak juga obrolan yang menyenangkan, penuh kebahagiaan atas kedatangan kami ini. Apalagi Anda Yolanda melengkapinya dengan kedatangan yang juga bersifat mendadak juga untuk hari Kamis nanti. Padahal sebelumnya tak ada rencana untuk pulang di akhir tahun ini. Sudah bulat niat mereka untuk pulang kampung menjelang lebaran tahun depan. Allah SWT yang membolak-balikkan hati, Allah yang memberi rezeki, Allah jua lah yang mungkin mengabulkan doa dan permintaan orangtua yang ada di kampung halaman. Tentu dalam "Alek Panutuik" harapannya bisa barami rami.
Menjelang ashar kami pulang ke rumah, Ama ikut naik Terios bersama kami, bertiga. Meskipun jaraknya tak berapa jauh. Namun kami senang, Terios ini sangat terasa dibutuhkan dan banyak memberikan manfaat.
Menjelang sore itu sebuah travel berhenti di depan rumah. Dan ternyata Om Ide, adik Ama yang di Kuala Lumpur, juga baru datang. Sendirian. Dia diantarkan oleh travel yang pemiliknya juga orang Kapau dari Bandara Internasional Minangkabau. Bertambah kebahagiaan Ama hari itu.
Dan di malam hari selepas sholat isya, menjelang rehat malam kami sudah mendapatkan "pesan" dari Ama apa yang akan dilakukan esok hari. "Pesan" yang harus dilakukan sesegera mungkin, mumpung orang belum rame.
#####
Selasa, 17 Desember 2024.
Setelah selesai sholat subuh di mesjid Pandam Basasak, saya segera pulang ke rumah dan mengajak Bundo Nova Yanti untuk malapeh taragak. Selera kami sama. Pengen sarapan pagi yang berkuah.
Dan dengan motor berdua, kami segera meluncur ke kadai Dewi, sahabat SMP juga dengan Nova. Di sana kami makan Mieso. Mieso Daging. Mieso adalah makanan jadul asli ranah Minang yang sudah jarang ada. Selain Mieso Daging ada juga Mieso Ayam. Kedua Mieso ini sudah tergerus oleh baso dan mie ayam dari Jawa.
Setelah makan di sana, kami membawa juga buat Ama dan Om Ide. Selain Mieso juga kami bawakan katan goreng buat bersama pagi ini di rumah.
Dan setelah sarapan, "pesan" Ama tadi malam segera kami lakukan. Beberes di rumah utama, paviliun dan di rumah lama Ama yang ada di seberang jalan. Membersihkan rumah, menyapu dan mengepel, menata sofa dan meja makan, agar terlihat luas. Rumah utama akan penuh sesak oleh anak minantu dan cucu. Paviliun buat keluarga dari Malaysia. Dan rumah lama buat keluarga yang dari Pekanbaru. Rumah lama ini masih kosong, karena selama ini dikontrakkan. Nah yang terberat adalah mengangkat kasur, karpet dan selimut ke rumah lama ini. Yo sabana bakureh kami baduo. Namun semuanya dilakukan dengan seneng hati. Walau belum bersih sepenuhnya namun yang berat berat ini selesai juga dalam hampir tiga jam pagi itu. Lainnya bisa diangsur nanti secara bertahap.

Jam 9 saya mengantarkan om Ide ke plaza Telkom di Stasiun, jln Muhammad Sya'fei. Mengganti SIM card om Ide sehingga bisa berkomunikasi dengan anak dan cucunya di Malaysia. "Berpisah dengan cucu adalah hal yang berat", katanya. Tetapi menjadi ringan ketika bisa video call.
Setelah selesai, saya ajak Om mampir sejenak di salah satu "kadai" di depan Plasa Telkom tersebut. Menikmati Teh Talua Malimpah yang sempat viral sejak tahun yang lalu. Selain itu kami juga mencoba dengan apa yang namanya Mie Bangladesh. Mie ini intinya Indomie goreng juga, tetapi diolah dengan setengah becek dan ditambah dengan telor setengah matang. Ok juga rasanya.
Setelah itu kami pulang, dan sesampai di rumah tak lama berselang om Ir dan Alan, anak bujangnya juga sudah sampai di rumah. Mereka berdua juga dari Malaysia. Pesawat pagi dari sana.
Ama masih di rumah Ante. Urang kampuang masih bakureh. Memasak buat persiapan baralek. Nova ternyata sudah selesai dengan tugasnya. Karpet di rumah lama ini sudah terbentang. Kasur dan selimut sudah tertata dengan baik.
Dan sorenya pun saya kembali lagi ke Plaza Telkom untuk mengganti SIM card Alan, sedangkan om Ir tak begitu perlu karena bisa sharing nantinya. Pulang dari sana kami mampir membeli beberapa porsi sate. Sate Mak Ngulu tentunya. Sate yang disukai oleh Ama.
Alhamdulillah menjelang Maghrib kami.makan sate bersama. Plus karupuak Laweh yang dibeli om Ide satu kantong.
Dan hari ini anggota di rumah Ama kembali bertambah. Dan akan bertambah lagi tentunya. Esok, Kamis dan Jumat akan makin rame.
Bintaro, 31 Januari 2024
11.00 WIB