Rabu, 21 Januari 2015

BEDA ORANG GOBLOK DAN ORANG PINTAR

versi Bob Sadino lho ðŸ˜€
"Saya sudah menggoblokkan diri sendiri terlebih dahulu sebelum menggoblokkan orang lain."
- Bob Sadino
"Banyak orang bilang saya gila, hingga akhirnya mereka dapat melihat kesuksesan saya karena hasil kegilaan saya."
- Bob Sadino
"Orang pintar kebanyakan ide dan akhirnya tidak ada satupun yang jadi kenyataan. Orang goblok cuma punya 1 ide, dan itu jadi kenyataan."
- Bob Sadino
"Saya bisnis cari rugi, sehingga jika rugi saya tetap semangat dan jika untung maka bertambahlah syukur saya!"
- Bob Sadino
"Sekolah terbaik adalah sekolah jalanan, yaitu sekolah yang memberikan kebebasan kepada muridnya supaya kreatif."
- Bob Sadino
"Orang goblok sulit dapat kerja akhirnya buka usaha sendiri. Saat bisnisnya berkembang, orang goblok mempekerjakan orang pintar."
- Bob Sadino
"Setiap bertemu dengan orang baru, saya selalu mengosongkan gelas saya terlebih dahulu."
- Bob Sadino
"Orang pintar mikir ribuan mil, jadi terasa berat. Saya nggak pernah mikir.. melangkah saja, ngapain mikir kan cuma selangkah."
- Bob Sadino
"Orang goblok itu nggak banyak mikir, yang penting terus melangkah. Orang pintar kebanyakan mikir, akibatnya tidak pernah melangkah."
- Bob Sadino
"Orang pintar maunya cepet hasil, padahal semua orang tau itu impossible! Orang goblok cuma punya 1 harapan: hari ini bisa makan."
- Bob Sadino
"Orang pintar belajar keras untuk melamar pekerjaan. Orang goblok berjuang keras untuk sukses biar bisa bayar para pelamar kerja."
- Bob Sadino

Selasa, 20 Januari 2015

BERTEMANLAH DENGAN ORANG SHALIH



Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
"Berkumpul dengan orang-orang yang sholeh akan mengubahmu dari enam hal kepada enam hal:
1. Dari keraguan (dalam perkara agama) menjadi yakin.
2. Dari sikap riya' menjadi ikhlas dalam beribadah.
3. Dari lalai untuk berdzikir menjadi senantiasa berdzikir.
4. Dari ambisius dunia menjadi cinta akhirat.
5. Dari sifat sombong menjadi penuh tawadhu'.
6. Dari niat yang buruk dalam berbicara menjadi senantiasa memberi ikhlas memberi nasihat.
Ya Allah anugerahkanlah kepada kami teman-teman yang sholeh...
"Seseorang tanpa teman yang sholeh maka bagaikan tangan yang tak memiliki jari" smg kita mendapatkan teman yang Shalih ya...

Senin, 19 Januari 2015

Ayah HEBAT?

Siapa bilang cuma kasih Ibu yang tak terhingga sepanjang masa? 

Meskipun disibukkan oleh pekerjaan kantor, Ayah juga bisa kok bisa mendapat tempat di hati buah hatinya.
Berikut adalah 5 tips buat para Ayah supaya bisa menjadi Ayah yang hebat bagi jagoan atau putri kecilnya.
1. Luangkan waktu untuk anak Setiap orang pasti akan senang jika dianggap penting oleh orang-orang yang dikasihi, begitupun anak Anda. Dengan meluangkan waktu untuk anak dan melakukan kegiatan bersama, anak Anda akan merasa bahwa dirinya penting di mata Anda.
2. Biasakan makan malam bersama keluarga Makan malam bersama keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk menceritakan tentang harinya dan apa saja yang ada di benaknya. Pada saat itulah, seorang ayah berperan dalam menjadi pendengar dan pemberi saran atau nasehat yang baik.
3. Berikan apresiasi kepada anak Ketika anak Anda berhasil melakukan sesuatu yang positif atau berhasil mencapai sebuah prestasi, tunjukkanlah apresiasi kepadanya. Akan tetapi, Anda harus ingat bahwa besarnya kasih dan perhatian yang Anda tunjukkan tidak boleh hanya berdasarkan prestasinya. Di sisi lain, jika anak Anda bertindak kurang baik, janganlah memberikan hukuman secara fisik. Hukuman fisik tidak akan membantu Anda memperbaiki sikap anak. Sebaliknya, perlahan-lahan berbicaralah kepada buah hati Anda mengenai perbuatannya dan jelaskan mengapa hal tersebut tidak baik untuk dilakukan.
4. Jangan malu mengekspresikan cinta kepada anak Peluk dan ciumlah anak Anda sesekali. Eits, Jangan salah, Ayah. Diam-diam anak Anda sangat senang jika bermanja-manja dengan Anda. Terlebih lagi, tidak hanya Ibu yang harus menunjukkan kasih sayang kepada anak. Dengan mengekspresikan cinta kepada anak, ia akan merasa aman karena ia tahu Sang Ayah mengasihinya.
5. Jadilah role model bagi anak Mengajarkan nilai-nilai yang baik kepada anak tidak selalu mudah. Terkadang, anak belum tentu bisa mengerti apa yang Anda ajarkan secara verbal. Ajarkanlah nilai-nilai kepada mereka dengan menjadi contoh yang baik. Sadar ataupun tidak, hal ini bisa berpengaruh terhadap anak.
Pasti Ayah mau kan anaknya berkata, ”Ayahku hebat! Dia baik. Aku mau menjadi sepertinya!” 

SELAMAT JALAN AGA..

Rasanya saya ingin peluk anak ini...
Aga atau Rangga, kls 2 SMP Global Islamic School, bunuh diri menggantung di lemari baju kamarnya.
Korban broken home, ayah ibunya berpisah, dan masing-masing sudah menikah lagi.
Ayahnya di Jakarta tapi sudah berkeluarga lagi. Berkali-kali berjanji ketemuan dengan Aga, tapi ditungguin oleh si anak ternyata jarang datang.
Ibunya sejak menikah tinggal di Surabaya dengan keluarga barunya, meninggalkan Aga kecil dengan nenek dan tante-nya.
Anak ini depresi, merasa ayah ibunya nggak mencintainya lagi.
Copas cerita tentang Aga:
Anak ini ternyata sudah merencanakan kematiannya, karena merasa ibu dan ayahnya sudah tidak mencintainya.
Jadi, dia ingin kembali kepada pencipta Nya yang pasti lebih mencintainya.
Dia bahkan sudah memberikan mainan2 kesukaaannya kepada teman-temannya. Pada hari minggu dia trial kekuatan lemari dan memperkuat lemari supaya kuat mengantung tubuhnya.
Sejak minggu dia puasa, supaya ketika ia menggantung diri tidak keluar kotoran. Detail perencanaan ia tulis dalam smartphone-nya. Dan dia melaksanakannya pada hari selasa pagi tgl 13 Januari.
Sebenarnya tanda tanda si anak depresi sudah terlihat, tetapi orang tua, nenek dan tantenya tak menghiraukannya.
5 tahun sebelumnya, ketika orang tuanya bercerai sudah diperingatkan bahwa si anak sangat depresi dan cenderung suicidal.
Bayangkan, untuk menggantung dalam lemari, maka dia harus menekuk kakinya.
Bayangkan, di butuhkan waktu 1 menit sambil nafasnya tercekik dia harus terus menekuk kakinya.
Dibutuhkan konsentrasi dan niat yang kuat luar biasa untuk itu.... karena depresi.
Masya Allah..
****
Aga, adalah contoh anak yang berjiwa kosong, haus kasih sayang orang tuanya. Secara materi berkecukupan, sekolah di sekolah elite, pandai secara intelektual, berkomunikasi dengan ibunya memakai bahasa inggris...
Ternyata.... Nun jauh di lubuk hatinya, ia rindu belaian kasih sayang ayah ibunya. Rindu bercengkerama bersama seluruh keluarganya. Rindu bermain dan bermanja-manja bersama sosok yang telah melahirkannya...
Keluarga, adalah benteng yang tangguh bagi perkembangan jiwa anak-anak kita. Tempat yang paling nyaman untuk pulang.
Seruwet dan sepelik apapun permasalahan yang kita miliki, keluarga tetaplah tempat berteduh yang paling indah bagi jiwa dan hati kita.
Jangan sampai anak-anak kita bernasib seperti Aga.
Jangan lewatkan waktu yang hanya sebentar bersama mereka, karena usia mereka terus bertumbuh...
Jadikan masa kecil-nya bersama kita, menjadi kenangan terindah yang akan terus mereka kenang sepanjang usianya.
Kisah pilu diatas menjadi contoh yang sangat berharga bagi siapapun orangtua, baik keluarga utuh maupun tidak.
Saya yakin kedua orangtua Aga pun sangat tidak menghendaki ini terjadi. Kita yang hanya membaca kisahnya saja berderai-derai air mata, apalagi mereka. Semoga Allah سبحانه وتعالى memberikan hikmah yg terbaik dari peristiwa ini, baik untuk orangtua Aga maupun kita semua yg menyaksikannya.
Semoga kau tenang disana ya Aga sayang, bermain bersama Penciptamu yg senantiasa mencintaimu.
*Dari seorang ibu yang terus berusaha belajar menjadi ibu yang baik buat anak-anaknya..
SHARE supaya tidak terjadi kepada aga yang lain...
Sumber : Dian Fitiana

Jumat, 16 Januari 2015

Surat Cinta tuk Dhila

Assalammu’alaikum wrwb, Dhila anak Ayah yg hebat luar biasa…
Alhamdulillah, dalam kondisi yang rada flu, Ayah tetap merasa bangga Dhila akhirnya bisa melanjutkan pendidikannya di Gontor Putri. Banyak hal yang Ayah dan Bunda tak pernah ketahui sebelumnya akan penting dan berharganya kesempatan tuk bisa sekolah di Gontor ini.
Maklum Ayah dan Bunda ini, saat kecil dulu jauh berada di sumatera, saat informasi tidak seperti saat ini. Ketika Ayah seusia Kakak, jangankan HP, tivi pun harus nonton di rumah tetangga. Apalagi, papa Ayah, sudah tiada saat kelas 1 SD. Jadi, Ayahpun tak tahu sama sekali tentang Gontor ini. Hal yang sama mungkin juga dirasakan oleh Bundamu Nak…
Makanya, ketika Kakak berminat masuk Gontor, Ayah dan Bunda pun mengikhlaskannya, ALLAH sudah berkenan mewujudkan keinginan kita bersama ini. Yakinlah, nak , semuanya atas izin ALLAH. Begitu banyaknya peminat yang ingin masuk Gontor ini, Kakak termasuk hamba-NYA yang terpilih. Bersyukurlah, nak… in sya ALLAH dengan bersyukur ALLAH akan tambahkan nikmatnya iman, nikmatnya mengalami pendidikan di “kampus karakter” terbaik dalam dunia pendidikan di negeri yang bernama Republik Indonesia ini.  Bersyukurlah, nak, in sya ALLAH nikmat lainnya akan Dhila rasakan di kemudian hari.
Bukankah pilihan ini adalah kumpulan doa doanya yang Ayah Bunda panjatkan sepanjang ramadhan yang lalu? ALLAH lebih tahu kita, lebih dari yang kita ketahui tentang diri kita sendiri. ALLAH lebih tahu akan kekuatan dan kelemahan hamba-NYA, dan yakinlah ALLAH akan beri jalan keluar setiap persoalan yang kita hadapi.

Kakak, anak Ayah yang Ayah banggakan selalu
Sedikit Ayah ceritakan bahwa dalam memilih sekolah untuk Kakak, selalu ada kemudahan bagi Kakak dan bagi Ayah Bunda juga. Saat kita pindah dari kreo, AMALINA adalah pilihan uitama dari Ayah dan Bunda untuk Kakak. Sayang waktu itu, pendaftaran sudah tutup. Kakak kami daftarkan bulan Mei, sementara pendaftaran sudah ditutup bulan Fabruari sebelumnya. Kami ikhlaskan Kakak tuk masuk dalam “daftar tunggu” no urut 11 kalo Ayah tak salah. Sebagai alternative kami juga daftarkan Kakak di SD Muhammadyah, dengan alasan supaya dapat juga pendidikan agama Islam nya lebih baik.
Pendidikan yang terbaik buat Kakak, semampu Ayah dan Bunda selalu kami utamakan. Namun saat itu, pilihan mutlak semuanya dari Ayah Bunda. Kakak hanya menerima saja. Namun Kakak, kan yakin bahwa Ayah Bunda akan memberi yg terbaik buat anaknya.
Ternyata ALLAH memberi kesempatan Kakak tuk masuk AMALINA, setelah ada yang mengundurkan diri. Ayah Bunda dipanggil pihak AMALINA, dan Kakak diperkenankan tuk mengikuti test seleksi, bersama anak anak lainnya yang masuk dalam “daftar tunggu”. Alhamdulillah, Kakak mendapatkan nilai terbaik di antara peserta seleksi, dan akhirnya Kakak bisa diterima di AMALINA.
Ini artinya Kakak punya skill yang diatas rata rata. Kakak sedari kecil sudah punya kemandirian. Bukankah saat Kakak kelas 1 SD, saat baru masuk, ada teman Kakak yang masih ditemani ortunya di dalam kelas. Ada juga yang ngompol di kelas. Sementara Kakak, sudah bisa ditinggalkan, tanpa didampingi Ayah Bunda.
Ini yang Ayah banggakan dari Kakak. Hingga Kakak lulus SD, banyak hal yang Kakak miliki dibandingkan teman2 seusia Kakak. Kakak bisa menganyomi adek2 saat Ayah dan Bunda ndak ada di rumah. Apalagi saat Ayah dan Bunda umroh, Kakak bisa membantu nenek juga, menjaga adek2 dengan aman. Kakak sudah bisa masak, bikin kue kalo lagi iseng.
Subhanallah, nak Ayah bangga sekali.

Nah, saat mau melanjutkan pendidikan selepas SD. Ayah dan Bunda berikan pilihan bagi Kakak. Kita pernah ke Gontor Putri 7 Pekanbaru. Kakak setuju dan berminat ke sana. Kakak mulai browsing internet. Kakak dengan bangga menyatakan pada guru dan teman2 Amalina Kakak, bahwa Kakak mau ke Gontor. Alhamdulillah, kak. Ini bukan semata karena pilihan Kakak semata, tapi ALLAH jua yang menuntun ‘mata hati’ Kakak ke sana.
Ayah dan Bunda pun mulai mencari informasi, mencari relasi bagaimana caranya Kakak bisa diterima di Gontor ini. Kakak tahu bagaimana Ayah dan Bunda berkomunikasi dengan Om Hendra di Semarang, dengan kak Vail. Begitu juga dengan pak Kirno, bu Mimim dan Teteh yang saat ini kelas V di GP1.
Segalanya sudah kita lewati Nak, semuanya sudah ALLAH gariskan, sudah ALLAH tetapkan bahwa Kakak akhirnya bisa masuk Gontor Putri. Ditempat inilah tempat yang pas bagi Kakak tumbuh dan berkembang dengan semaksimal mungkin. Sudah banyak orang2 besar di republic ini dilahirkan dari Gontor. Sudah banyak menteri, pejabat, pengusaha yang merupakan alumni Gontor ini. Silakan Kakak tanyakan siapa siapa aja mereka dengan kakak2 kelas Kakak, dengan wali kelas Kakak. Alhamdulillah, nak… Ayah yakin Kakak akan maksimal mengambang segala potensi yang Kakak miliki dan potensi yang Kakak inginkan, disini, di Gontor Putri ini.
Yakinlah kak, ALLAH  SWT senantiasa bersama kita.
Bukankah Kakak ke sini, selalu diantar sama Ayah, Bunda dan adik2 semuanya. Bukankah Imam yang dulu tak mau masuk pasantren, sekarang malah ingin masuk GONTOR. Apalagi Dhifa yang dengan bangga mengatakan Kakaknya sekolah di Gontor. Di Gontor Putri 3.
Semuanya bangga dengan Kakak…

Namun, segala yang baru memang sulit. Sama sulitnya saat Imam masuk SD Amalina. Saat Dhifa masuk TK. Saat Imam bilang sulit, saat Dhifa maunya ditemani di kelas. Tapi sekarang mereka sudah bisa semuanya. Sudah bisa ditinggal Dhifa di TKnya. Sudah bisa Imam dengan riang megerjakan matematikanya..
Kakak ingat, saat Imam mau Ayah masukan ke Klub Badminton yang baru? Bersama dengan Awi dan kak Lidya…. Aduuuh kak, mulutnya cemberut kalo diajak, alasan nya banyak tuk ndak mau ikut latihan. Ada yang pura2 tidur, menjelang magrib…. Hehehe, Imam ini emang pintar cari alasan..
Tapi Kakak tahu sekarang? Dia malah rajin, makin senang dalam latihan. Walau badanya pegal, capek, tetap semangat… Ndak mau absen, malah.

SEGALA SESUATU YANG BARU, BIASANYA SULIT.
Nah ini yang saat ini Kakak alami, semua orang alami, termasuk Imam kemarin. Sama halnya juga dengan Ayah, saat baru belajar nyetir mobil. Mobilnya ber-AC, keringat dingin mengalir dijidat Ayah. Hehehe, begitu juga saat kita ke Mantingan, bersama Kakak kemarin. Hal pertama bagi Ayah, jangan dikira Ayah ndak grogi nak… Tapi Alhamdulillah, sekarang sudah bisa. SUDAH BISA KARENA TERBIASA. In Sya ALLAH Kakak juga akan mengalami hal yang sama di GP3 ini.


Semoga gambar diatas, bisa menjadi hikmah bagi Kakak. Semoga Kakak juga bisa memberi semangat bagi teman2 Kakak lainnya.
Ayah berharap Kakak bisa menjadi motivator, memberi motivasi bagi teman2 Kakak semuanya. Lebih khusus yang masih galau… Ayah yakin, KAKAK BISA. Kalo Ayah YAKIN, Kakak harus LEBIH YAKIN LAGI ya nak…  J
LANGKAH PERTAMA Kakak sudah tercapai di GP 3 ini. Lanjutkan nak, lanjutkan sampai Kakak lulus kelak.
In sya ALLAH, lepas dari Gontor nanti, sepenuhnya pilihan pendidikan yang Kakak inginkan, ada ditangan Kakak. Ayah dan Bunda hanya bisa memberi pertimbangan saja. Ayah yakin, anak Ayah sudah matang dalam menentukan pilihan dimana ingin melanjutkan pendidikan TERTINGGI nya. In Sya ALLAH Ayah Bunda akan mendukung sepenuhnya, nak.
Kalo Kakak ingin jadi DOKTER, Ayah bangga. Karena dulu Ayah juga pengen jadi dokter. Semoga Kakak bisa mewujudkannya. Kalo Kakak punya pilihan lain, Ayah juga akan tetap bangga. Ayah bangga krn punya anak yang SHOLEHAH, selamanya, in sya ALLAH. J
Ayah bangga karena bisa memberi pendidikan terbaik untuk anak anaknya. Terlebih bagi Kakak sebagai pembuka langkah buat IMAM dan DHIFA kelak. Ayah bangga karena Kakak sudah di Gontor, doakan saja Ayah dan Bunda selalu dibukakan pintu rezeki oleh ALLAH SWT, kesehatan yang maksimal, sehingga bisa hadir disaat Kakak inginkan kelak.
Ayah bangga nak, anak Ayah bisa di gontor ini. Bukan sembarangan orang yang bisa masuk ke sini. Yang masuk Gontor adalah orang orang PILIHAN, BUKAN orang BUANGAN. Hanya yang TERPILIH yang bisa bertahan hingga akhir, nak. Yang TERPILIH DAN BERTAHAN HINGGA AKHIR adalah cikal bakal ORANG ORANG BESAR DI REPUBLIK TERCINTA INI. In Sya ALLAH Kakak salah satu-nya kelak nak.

Demikian dulu ya nak, surat pertama Ayah tuk anak gadis tercintanya. Salam sayang Ayah, selamanya tuk Kakak.
SEKALI LAYAR TERKEMBANG, PANTANG SURUT KE BELAKANG.
Selalu semangat dalam BERJUANG. Perjuangan Kakak baru saja di mulai. Maju terus, pantang mundur. ALLAH selalu bersama hambanya yang bersyukur. Jangan lupa doakan Ayah dan Bunda.
Bintaro, 26 August 2014
Wassalammu’alaikum wrwb

Salam sayang selalu tuk Kakak.

Rabu, 14 Januari 2015

IKHLAS ITU......


Ikhlas itu...
menentukan diterima atau tidak diterimanya aktivitas kita sebagai ibadah...Karenanya... pastikan ia senantiasa menyertai setiap aktivitas kita

Ikhlas itu…. Ketika nasehat, kritik dan bahkan fitnah, tidak mengendorkan amalmu dan tidak membuat semangatmu punah.

Ikhlas itu… ketika hasil tak sebanding usaha dan harapan, tak membuatmu menyesali amal dan tenggelam dalam kesedihan.

Ikhlas itu… Ketika amal tidak bersambut apresiasi sebanding, tak membuatmu urung bertanding.

Ikhlas itu… Ketika niat baik disambut berbagai prasangka, kamu tetap berjalan tanpa berpaling muka.

Ikhlas itu… Ketika sepi dan ramai, sedikit atau banyak, menang atau kalah, kau tetap pada jalan lurus dan terus melangkah.

Ikhlas itu… ketika kau lebih mempertanyakan apa amalmu dibanding apa posisimu, apa peranmu dibanding apa kedudukanmu, apa tugasmu dibanding apa jabatanmu.

Ikhlas itu.. ketika ketersinggungan pribadi tak membuatmu keluar dari barisan dan merusak tatanan.

Ikhlas itu… ketika posisimu di atas, tak membuatmu jumawa, ketika posisimu di bawah tak membuatmu ogah bekerja.

Ikhlas itu… ketika khilaf mendorongmu minta maaf, ketika salah mendorongmu berbenah, ketika ketinggalan mendorongmu mempercepat kecepatan.

Ikhlas itu… ketika kebodohan orang lain terhadapmu, tidak kau balas dengan kebodohanmu terhadapnya, ketika kedzalimannya terhadapmu, tidak kau balas dengan kedzalimanmu terhadapnya.

Ikhlas itu… ketika kau bisa menghadapi wajah marah dengan senyum ramah, kau hadapi kata kasar dengan jiwa besar, ketika kau hadapi dusta dengan menjelaskan fakta.

Ikhlas itu…. Gampang diucapkan, sulit dierapkan….. namun tidak mustahil diusahakan…

ANAK KEBANGGAAN AYAH



Seorang ayah bernama Bakri berumur penghunjung 40-an diundang sekolah anaknya untuk hadir pada 'Hari Ayah'. Sungguh dia amat enggan perkara seperti ini.

Merasa sudah punya empat orang anak, bahkan yang tertua sudah masuk kuliah. Ia merasa sudah gak umurnya lagi bersenda gurau dengan anak pada Hari Ayah di sekolah. Namun karena istri dan anaknya yang nomer empat memintanya dengan sangat, ia pun datang ke sekolah anaknya dengan hati berat.

Seperti yang ia duga, acara di kelas hari itu menampilkan kebolehan masing-masing anak dihadapan para ayah mereka. Terlihat di sana banyak para ayah yang berusia sekitar 30-an. Kesemua ayah itu antusias melihat buah hati mereka. Bakri hanya tersenyum, berkatalah ia dalam hati; "Dulu aku juga seperti mereka saat punya anak pertama.

Tapi kini sudah gak zaman lagi baginya acara anak-anak seperti ini." Satu per satu murid dipanggil untuk tampil ke depan dan menunjukkan kebolehannya selama 5 menit. Usai penampilan maka ayah mereka dipanggil ke depan untuk menerima hadiah yang telah disiapkan oleh sang anak untuk ayah mereka. Ada yang menampilkan kebolehan bernyanyi. Ada yang menulis dan
baca puisi. Berpidato dengan bahasa asing. Atraksi permainan dan banyak lagi.

Kini giliran Umar, anak Bakri nomer empat yang berusia 10 tahun dipanggil namanya untuk tampil ke depan. Bakri mengira bahwa Umar pasti akan menampilkan hal serupa dengan kawan-kawannya. Diujung penampilan, Bakri harus berpura-pura sumringah dan memberi pelukan hangat kepada Umar buah hatinya. Agar semua orang di kelas itu tahu bahwa ia adalah ayah yang layak dibanggakan. Ehemmm, itulah pikirnya!

"Kamu ingin menampilkan apa untuk ayahmu, Umar?" tanya ibu guru. "Aku akan tampil dengan Ustadz Amir di depan" jawab Umar bersemangat. Ibu Guru pun mempersilakan ustadz Amir untuk ke depan kelas dan tak lupa ibu guru menjelaskan kepada para ayah bahwa ustadz Amir adalah guru ekstra kurikuler yang mengajarkan baca Alquran di sekolah. "Nah Umar, kini giliranmu untuk memulai penampilan..." ujar ibu guru.

Umar mengucap salam. sedikit kata pembuka ia ucapkan. Ia berkata bahwa ia akan membaca surat Al Kahfi yang berjumlah 110 ayat. Sadar dengan waktu yang terbatas ia meminta bantuan Ustadz Amir untuk memegang mushaf Alquran dan menyebutkan
ayat mana saja untuk ia baca.

Para ayah yang hadir mulai berdecak kagum. Mereka mengerti bahwa Umar bukan hanya akan membaca Alquran, namun dia malah sudah menghafalnya!

"Baik, sekarang coba kamu baca ta'awudz dan basmalah dan mulai dari ayat pertama....!" pinta ustadz Amir. Dengan memejamkan mata, Umar mulai membaca. Tak disangka...., suara yang keluar dari mulut Umar terdengar begitu merdu.

Rupanya Umar membaca Alquran mengikuti lantunan Qari cilik bernama Muhammad Taha Al Junaid yang terkenal itu. Ia membaca dengan hati yang tenang lalu membawa kedamaian pada setiap telinga yang mendengarnya.

Ayat 1-5 telah dibaca Umar. Ustadz Amir mengangguk-angg ukan kepalanya mengikuti bacaan Umar yang merdu tanpa sekalipun
beliau putus. Lalu Ustadz Amir meminta Umar untuk membaca dari ayat 60. Umar pun membaca dengan suara yang menenangkan jiwa. Semua mata dari para ayah yang hadir kita mulai berkaca-kaca. Seolah mereka penuh harap andai anak-anak mereka bisa seperti Umar.

Demikian pula dengan Bakri, ayah
Umar. Ia yang tadinya tidak sepenuh hati datang ke sekolah. Kini malah ia begitu antusias!
Lalu ustadz Amir meminta Umar untuk pindah lagi ke ayat 107 -110 sebagai penutup penampilannya. Maka Umar pun membacanya tanpa satu pun kesalahan.

Begitu Umar menyudahi bacaannya, belum juga dipersilakan maka bangkitlah Bakri dari duduknya dan langsung berjalan ke depan dan memeluk Umar.

Terlihat rasa bangga yang terpancar dari wajah Bakri usai melihat penampilan buah hatinya. Para hadirin pun menyaksikan bahwa Bakri beberapa kali menyeka air mata yang berderai di pipinya. Seisi ruangan terpukau dengan lantunan Alquran yang dibacakan dengan suara merdu Umar.

Menyudahi suasana yang haru itu, ibu guru membuka tanya kepada Umar, "Mengapa engkau ingin membaca Alquran untuk ayahmu sedangkan semua temanmu tak ada yang terpikir untuk melakukannya, Umar?"

Rupanya Umar pun turut haru usai dipeluk sedemikian hangat oleh sang ayah. Dengan mata berkaca-kaca Umar berkata, "Ustadz Amir pernah ajarkan aku untuk rajin belajar Alquran. Beliau sampaikan bahwa orang yang hafal Alquran membuat kedua orang tuanya mulia di akhirat.

Kedua orang tua akan mendapat mahkota dari cahaya dimana cahayanya lebih indah dari sinar mentari dunia... Aku ingin, ayah
dan ibuku mendapat kemuliaan seperti itu dari Allah SWT karena itu aku belajar menghafal Alquran bersama ustadz Amir."

"Subhanallah... ." terdengar suara para ayah berkumandang di kelas itu. Semuanya berkeinginan anak-anak mereka seperti Umar.

"Apakah saya boleh bicara?" tanya Bakri kepada para hadirin. Semua orang mempersilakan.
"Hmmm...., hari ini adalah hari yang teramat bahagia untuk saya. Anda semua para ayah tak ada bedanya aku rasa. Kita menyekolahkan anak-anak kita di sekolah terbaik seperti sekolah ini. Dengan biaya yang tak murah, dengan segala fasilitas duniawi yang serba ada. Mungkin dibenak kita para ayah adalah jangan sampai anak-anak kita tidak bisa mengejar kemajuan dunia.... Terus terang aku sudah hampir 50 tahun.

Aku punya empat orang anak, dan Umar adalah putraku yang terakhir. Dengan ambisi duniawiku, aku sekolahkan ia di sini dengan harapan bahwa ia akan memiliki masa depan gemilang.

Aku tersadar bahwa pemikiran putraku ini justru telah membuat masa depanku gemilang. Ia mempelajari dan menghafal Kitabullah Alquran agar supaya kedua orang tuanya memiliki masa depan yang gemilang
di akhirat!

Terima kasih anakku... Maafkan ayah yang lupa untuk mendidikmu untuk mempelajari Alquran...." Bakri pun lalu memeluk Umar kembali. Keduanya menangis haru, dan seluruh kelas pun hening terdiam menyaksikannya. 

KISAH TENTANG BENIH

Suatu ketika, ada sebuah pohon yang rindang. Dibawahnya, tampak dua orang yang sedang beristirahat. Rupanya, ada seorang pedagang bersama anaknya yang berteduh disana. Tampaknya mereka kelelahan sehabis berdagang di kota. Dengan menggelar sehelai tikar, duduklah mereka dibawah pohon yang besar itu. Angin semilir membuat sang pedagang mengantuk. Namun, tidak demikian dengan anaknya yang masih belia. "Ayah, aku ingin bertanya..." terdengar suara yang mengusik ambang sadar si pedagang. "Kapan aku besar, Ayah? Kapan aku bisa kuat seperti Ayah, dan bisa membawa dagangan kita ke kota?" "Sepertinya", lanjut sang bocah, "Aku tak akan bisa besar. Tubuhku ramping seperti Ibu, berbeda dengan Ayah yang tegap dan berbadan besar. Kupikir, aku tak akan sanggup memikul dagangan kita jika aku tetap seperti ini."

Jari tangannya tampak mengores-gores sesuatu di atas tanah. Lalu, ia kembali melanjutkan, "Bilakah aku bisa punya tubuh besar sepertimu, Ayah?" Sang Ayah yang awalnya mengantuk, kini tampak siaga. Diambilnya sebuah benih, di atas tanah yang sebelumnya di kais-kais oleh anaknya. Diangkatnya benih itu dengan ujung jari telunjuk. Benda itu terlihat seperti kacang yang kecil, dengan ukuran yang tak sebanding dengan tangan pedagang yang besar-besar. Kemudian, ia pun mulai berbicara.

"Nak, jangan pernah malu dengan tubuhmu yang kecil. Pandanglah pohon besar tempat kita berteduh ini. Tahukah kamu, batangnya yang kokoh ini, dulu berasal dari benih yang sekecil ini. Dahan, ranting dan daunnya, juga berasal dari benih yang Ayah pegang ini. Akar-akarnya yang tampak menonjol, juga dari benih ini. Dan kalau kamu menggali tanah ini, ketahuilah, sulur-sulur akarnya yang menerobos tanah, juga berasal dari tempat yang sama."

Diperhatikannya wajah sang anak yang tampak tertegun. "Ketahuilah Nak, benih ini menyimpan segalanya. Benih ini menyimpan batang yang kokoh, dahan yang rindang, daun yang lebar, juga akar-akar yang kuat. Dan untuk menjadi sebesar pohon ini, ia hanya membutuhkan angin, air, dan cahaya matahari yang cukup. Namun jangan lupakan waktu yang membuatnya terus bertumbuh. Pada mereka semualah benih ini berterima kasih, karena telah melatihnya menjadi mahluk yang sabar." "Suatu saat nanti, kamu akan besar Nak. Jangan pernah takut untuk berharap menjadi besar, karena bisa jadi, itu hanya butuh ketekunan dan kesabaran."

Terlihat senyuman di wajah mereka. Lalu keduanya merebahkan diri, meluruskan pandangan ke langit lepas, membayangkan berjuta harapan dan impian dalam benak. Tak lama berselang, keduanya pun terlelap dalam tidur, melepaskan lelah mereka setelah seharian bekerja.

Jangan pernah merasa malu dengan segala keterbatasan. Jangan merasa sedih dengan ketidaksempurnaan. Karena Allah, menciptakan kita penuh dengan keistimewaan. Dan karena Allah, memang menyiapkan kita menjadi mahluk dengan berbagai kelebihan. Mungkin suatu ketika, kita pernah merasa kecil, tak mampu, tak berdaya dengan segala persoalan hidup. Kita mungkin sering bertanya-tanya, kapan kita menjadi besar, dan mampu menggapai semua impian, harapan dan keinginan yang ada dalam dada. Kita juga bisa jadi sering membayangkan, bilakah saatnya berhasil?

RENUNGAN:
Kapankah saat itu akan datang? Teman, kita adalah layaknya benih kecil itu. Benih yang menyimpan semua kekuatan dari batang yang kokoh, dahan yang kuat, serta daun-daun yang lebar. Dalam benih itu pula akar-akar yang keras dan menghujam itu berasal. Namun, akankah Allah membiarkan benih itu tumbuh besar, tanpa alpa dengan bantuan tiupan angin, derasnya air hujan, dan teriknya sinar matahari? Begitupun kita, akankah Allah membiarkan kita besar, berhasil, dan sukses, tanpa pernah merasakan ujian dan cobaan?

Akankah Allah lupa mengingatkan kita dengan hembusan angin "masalah", derasnya air "ujian" serta teriknya matahari "persoalan"? Tidak Teman. Karena Allah Maha Tahu, bahwa setiap hambaNya akan menemukan jalan keberhasilan, maka Allah akan tak pernah lupa dengan itu semua. Jangan pernah berkecil hati. Semua keberhasilan dan kesuksesan itu telah ada dalam dirimu.

Selasa, 13 Januari 2015

16 Gambar yang Bikin Kita Sadar Akan Kenyataan Hidup Sebenarnya

Setidaknya dengan melihat semua ini anda akan sadar akan realita sebenarnya. Walaupun mungkin ini hanya sekedar opini dan penilaian tersendiri, namun cukup untuk kita pikir ulang. Silahkan beri komentar dan pandangan anda sekalian jika berkenan dan mari kita simak gambar-gambar tersebut.

1.Kebanyakaan manusia saat ini buta akan perhatian
Description:
http://beliberi.co.id/sites/default/files/user8/Optimized-17.JPG


Anda pengguna media sosial? sejauh manakah anda menggunakan media sosial? Apakah anda sering menemui seseorang yang mirip dengan ilustrasi di atas? Kebanyakaan orang saat ini kecanduan dengan sosial media. Mereka juga terkadang salah dalam menggunakan sosial media. Padahal secara umum dalam Term of Service media sosial saat ini tertulis bahwa media sosial digunakan untuk berbagi hal-hal yang dilakukan oleh pengguna. Memang tidak ada salahnya dalam menggunakan media sosial selama mereka tetap mengikuti ketentuan. Saya juga tidak menyalahkan pengguna yang kecanduan. Tapi, yang jadi masalah adalah pada sisi sosialnya. Banyak dari pengguna sosmed yang kecanduan akhirnya lebih banyak bersosialisasi di media daripada di dunia nyata. Saya mengambil kesimpulan bahwa media sosial itu bisa mendekatkan yang jauh, dan menjauhkan yang dekat.

2.Kreativitas yang dibatasi sejak kecil
Description:
http://beliberi.co.id/sites/default/files/user8/Optimized-23.JPG


Pernahkah anda waktu kecil untuk bermain sesuatu yang sedikit berbahaya lalu dilarang oleh orang tua anda? pasti pernah. Akhirnya anda pun takut untuk mengulangi hal tersebut karena sudah dilarang. Tapi apakah anda tahu bahwa terkadang hal-hal kreatif itu tercipta karena berani mengambil resiko? Pada gambar di atas menunjukkan bahwa seorang guru yang menetapkan pola pikir murid-muridnya sejak kecil. Akibatnya, hingga dia dewasapun pola pikirnya akan tetap sama dengan pola pikir gurunya. Mungkin inilah salah satu penyebab kenapa bangsa Indonesia belum bisa maju. Karena pola pikir yang selalu sama dari dulu. Tanpa mengurangi rasa cinta tanah air, mari kita tengok negara-negara maju yang semenjak kecil kreativitasnya sudah dibiarkan merasuki pikirannya. Kesimpulannya, jika kita ingin maju, ubah pola pikir kita. Think out of the box. Dan jika ingin menciptakan generasi yang maju, jangan terapkan pola pikir yang sama dengan anda sejak kecil. Biarkan mereka menemukan pola pikir mereka sendiri.

3.Manusia akan selalu memberikan komentar terhadap apa yang dilakukan sesamanya
Description:
http://beliberi.co.id/sites/default/files/user8/Optimized-7.JPG


Mungkin yang ini anda sudah sering tahu. Ya beginilah realita kehidupan kita sekarang. Apapun yang kita lakukan, entah itu baik/buruk pasti akan selalu ada orang yang berkomentar. Ini disebabkan karena semua orang mempunya pandangan dan ego yang berbeda-beda. Untuk kasus ini, lebih baik anda tetap lakukan apa yang menurut anda adalah terbaik. Jangan pedulikan komentar orang lain, tapi jangan juga menutup diri untuk menerima masukan. Begitulah hidup, Tuhan yang menentukan, kita yang menjalankan, orang lain yang berkomentar.

4.Kebebasan pers kadang disalah gunakan
Description:
http://beliberi.co.id/sites/default/files/user8/Optimized-21.JPG


Karena negara kita negara demokrasi, kebebasan pers pun dijunjung. Tapi kebanyakan hal ini disalahgunakan oleh pihak media. Mereka terkadang menyorot berita untuk menjatuhkan/meningkatkan nama baik seseorang walapun faktanya tidak begitu. Sekarang media lebih mengutamakan rating daripada kualitas dari berita/hiburan tersebut. Padahal, media adalah salah satu tontonan yang kadang dijadikan sebagai tuntunan. Media mengejar rating dengan segala cara yang mereka bisa lakukan. Contoh saja waktu Tragedi AirAsia QZ8501 kemarin, menurut saya media terlalu menggagu kerja dari tim SAR dan terlalu menekan pihak-pihak terkait untuk segera memberikan pernyataan. Seharusnya media biarkan Tim SAR selesaikan tugasnya hingga diberitahu lebih lanjut untuk memberikan keterangan, bukan malah mengejar terus-terusan. Media memang butuh berita yang aktual dan faktual, tetapi jangan sampailah mengganggu pihak terkati. Apalagi ada salah satu media yang saya rasa itu tidak memiliki rasa respect kepada keluarga korban dengan menayangkan mayat yang mengapung di lautan dan luput dari sensor. Saya rasa itu sungguh miris sekali. Saya tahu, media punya kekuatan untuk memberitakan atau mempengaruhi pandangan publik, tapi tolong kembalikan media yang benar-benar layak disebut media. Bukan cuma media yang mengejar rating semata.

5.Manusia memelihara perdamaian untuk mempersiapkan peperangan
Description:
http://beliberi.co.id/sites/default/files/user8/Optimized-8.JPG


Apakah dunia sekarang sudah mengalami perdamaian semua? saya rasa tidak. Masih banyak orang-orang yang berperang dibawah bendera negara masing-masing. Namun apakah negara yang sekarang tidak ada konflik atau yang sudah mengalami perdamaian akan tetap damai? saya rasa juga tidak. Kita semua saat ini memelihara perdamaian tetapi untuk mempersiapkan peperangan. Kenapa bisa begitu? lihat saja, walaupun banyak negara yang merdeka, damai, tapi mereka tetap berjaga-jaga untuk menghadapi perang, sehingga banyak negara yang membuat senjata, menambah pasukan dan lain-lain. Jadi, secara tidak langsung kita masih tidak saling percaya untuk menjaga perdamaian. Karena itulah dunia tidak akan pernah bersatu, dan peradaban manusia yang damai tidak akan pernah tercipta.

6.Orang berilmu dikucilkan, orang tidak berilmu banyak kawan
Description:
http://beliberi.co.id/sites/default/files/user8/Optimized-24.JPG


Inilah realita zaman sekarang. Orang yang berilmu jarang dihargai dengan layak, orang yang tidak berilmu tapi memiliki kuasa memiliki banyak teman yang kadang sama-sama tidak berilmu. Banyak ilmuwan dari Indonesia yang akhirnya pergi ke luar negeri karena di Indonesia mereka tidah dihargai. Padahal derajat orang yang berilmu itu lebih tinggi. Jadi, hargailah orang yang berilmu, hargai karya mereka.

7.Rasisme, kenyataan pahit antara Yin dan Yang tidak seimbang
Description:
http://beliberi.co.id/sites/default/files/user8/Optimized-13.JPG


Gambar diatas sudah jelas sekali menggambarkan bagaimana ketidakseimbangan kemanusiaan hanya karena warna kulit. Yin Yang yang digambarkan sebagai simbol keseimbangan ternyata tidak terjadi pada orang-orang rasis. Mereka mengambil hak-hak orang kulit hitam untuk kepentingannya karena merasa mereka orang kulit putih. Padahal, mereka saat kecil juga tidak akan tahu akan dilahirkan dengan warna kulit apa. Ini benar-benar kenyataan yang pahit.

8.Kita tidak menjaga apa yang sudah membentuk kita
Description:
http://beliberi.co.id/sites/default/files/user8/Optimized-9.JPG


Agak aneh sih ya gambarnya? saya juga nggak percaya kalo kita itu evolusi dari ikan. Tapi terlepas dari itu, yang saya ingin tunjukkan adalah kita sering lupa untuk menjaga apa yang sudah membentuk kita. Kita makan setiap hari dari hewan dan tumbuhan, tetapi kita tidak merawat mereka agar kita tetap bisa memakan mereka setiap hari. Kita sering makan nasi, nasi dari beras, beras dari padi, padi ada di sawah, lahan sawahpun semakin sempit karena banyaknya pembangunan. Kita buang limbah ke laut, padahal disana ada ikan yang setiap hari kita makan juga.Secara tidak langsung, kita merusak diri kita sendiri.

9.Terkadang kita lupa akan tujuan
Description:
http://beliberi.co.id/sites/default/files/user8/Optimized-16.JPG


Semasa kita sekolah, kita mendapatkan pendidikan formal baik akademik maupun non-akademik. Sejak dasar hingga lanjut kita diajarkan materi-materi untuk penunjang di masa depan. Dan mungkin karena terlalu sering diberi materi, kita lupa bahwa ilmu yang kita dapat itu untuk kita gunakan di masyarakat. Kita mempelajari suatu materi tetapi apa yang kita pelajari tersebut tidak memberikan manfaat kepada masyarakat itu sama saja sia-sia. Karena yang kita butuhkan adalah manfaat dari mempelajari materi tersebut, bukan bisa/tidaknya anda menguasai materi tersebut.

10.Satu-satunya masa depan kita yang pasti adalah kematian
Description:
http://beliberi.co.id/sites/default/files/user8/Optimized-22.JPG


Kita boleh saja selama hidup mempelajari apa saja, mengenal siapa saja, tapi jangan lupakan bahwa kita hidup untuk mempersiapkan kematian. Semakin waktu berjalan maju, maka semakin dekat anda dengan kematian. Jadi manfaatkan hidup yang cuma sekali ini dengan baik untuk mempersiapkan kematian.

11.Teknologi menjadikan manusia manja
Description:
http://beliberi.co.id/sites/default/files/user8/7546802_20150105051711.JPG

Bisa dilihat perbedaanya? zaman 90-an kalo mau olahraga itu ya olahraga.Nggak ada embel-embel macem-macem. Dari awal pemanasan dulu, baru jogging, terus cooling down. Kalau sekarang? Pakai armband dululah, handsfree, nentuin jarak lari di running apps, selfie dululah, inilah, itulah dan yang lainnya. Terus habis itu diupload ke sosmed biar orang-orang pada tau kalo anda mau jogging. Eh, taunya larinya cuma 5 menit doang. Saya tidak menyalahkan anda yang seperti itu, itu sah-sah saja. Tapi lihat, teknologi memang memanjakan manusia, tapi itu menjadikan manusia menjadi manja.


12.Kesuksesan yang dipandang sebelah mata
Description:
http://beliberi.co.id/sites/default/files/user8/7546802_20150105053043.JPG

Kebanyakan dari orang saat ini selalu memandang sebelah apa itu arti kesuksesan. Mereka mengganggap bahwa mereka sukses jika mereka mempunyai jabatan yang tinggi, harta yang melimpah, dan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sebenarnya, sukses itu relatif. Orang yang jabatannya tinggi tetapi tidak mencintai pekerjaannya , orang yang memiliki harta melimpah tapi hanya tahu untuk untuk bersenang-senang, belum tentu mereka merasa sukses. Secara umum, saat dimana kita merasa sukses adalah saat dimana kita merasa bahwa waktu dan harta yang kita miliki bisa bermanfaat bagi kita dan orang lain.


13.Kita seperti dikendalikan oleh media, dan media dikendalikan oleh "Oknum"
Description:
http://beliberi.co.id/sites/default/files/user8/7546802_20150105054126.JPG


Sebenarnya gambar yang ini hampir mirip dengan gambar nomer 4. Sadarkah anda bahwa media punya pengaruh besar terhadap mental dan perilaku publik? media punya peran yang sangat besar dalam membangun karakter publik. Jika tayangan di media sering dipertontonkan tontonan yang buruk, maka banyak orang yang akan terpengaruhi. Begitu juga sebaliknya. Tapi sayangnya sekarang media kebanyakan dikuasai oleh oknum tertentu. Sehingga banyak tontonan yang minim kualitas. Lepas dari itu, kita punya satu kuasa penuh terhadap media. Yaitu tekan power off remote anda jika anda tidak ingin menontonnya.

14.Kebersamaan itu lebih penting
Description:
http://beliberi.co.id/sites/default/files/user8/7546802_20150105054945.JPG


Kita boleh menghasilkan uang sebanyak apapun, mendapat jabatan tertinggi, dan mendapatkan semua apa yang kita inginkan. Tapi, kebersamaan keluarga, sahabat, teman, dan orang terdekat adalah satu-satunya kebahagiaan yang akan selalu dirindukan. Memang, sekarang banyak pekerjaan yang harus merelakan kebersamaan tersebut demi tugas yang mulia. Tapi saya percaya bahwa mereka sebenarnya sangat merindukan kebersamaan ini.

15.Kebajikan Yang Terlupakan
Description:
http://beliberi.co.id/sites/default/files/user8/7546802_20150105055732.jpg

7 Hal tersebut memang sangat bertolak belakang dan tidak boleh dijalani dengan begitu saja jika kita ingin menggapainya secara lancar. Semua itu harus dijalani dengan sangat hati-hati supaya tidak salah diri. Jika dijalani secara alamiah apa adanya sesuai keyakinan dan kemampuan yang dimiliki maka kita pun akan tepat pada jalannya dan tidak mendapat mara bahaya. Jadi sebagai pribadi yang bijak kita harus selalu untuk cermat dan teliti saat menjalani semua kehidupan ini.


16.Uang Bukan Segalanya Meski Segalahnya Butuh Uang
Description:
http://beliberi.co.id/sites/default/files/user8/7546802_20150105060111.jpg


Uang sejatinya adalah barang yang berharga dan dicari dalam kehidupan sehari-hari namun sesungguhnya semua itu tidaklah cukup terbayarkan sampai itu saja dengan apa yang sebenarnya kita rasakan sehari-hari. Jika kita sadari uang juga bisa menjatuhkan dan mendekatkan kita kedalam kesalahan yang amat merugikan. Memang uang bukanlah segalanya dalam hidup ini. Jadi uang bukan jaminan menjadikan kita sukses, bahagia, dan selamat di dunia maupun di akhirat. Do'a, usaha, dan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dapat membantu meraih semuanya.




https://mail.google.com/mail/u/0/#inbox/14ae0a13eb62449f

Pijar Park Kudus

Setelah sarapan dengan soto Semarang Mat Tjangkir porsi kecil kami lanjutkan balik ke penginapan sekitaran alun alun Kudus. Simpang Tujuh Re...