Assalammu’alaikum wrwb, Dhila
anak Ayah yg hebat luar biasa…
Alhamdulillah,
dalam kondisi yang rada flu, Ayah tetap merasa bangga Dhila akhirnya bisa
melanjutkan pendidikannya di Gontor Putri. Banyak hal yang Ayah dan Bunda tak
pernah ketahui sebelumnya akan penting dan berharganya kesempatan tuk bisa
sekolah di Gontor ini.
Maklum
Ayah dan Bunda ini, saat kecil dulu jauh berada di sumatera, saat informasi
tidak seperti saat ini. Ketika Ayah seusia Kakak, jangankan HP, tivi pun harus
nonton di rumah tetangga. Apalagi, papa Ayah, sudah tiada saat kelas 1 SD.
Jadi, Ayahpun tak tahu sama sekali tentang Gontor ini. Hal yang sama mungkin juga
dirasakan oleh Bundamu Nak…
Makanya,
ketika Kakak berminat masuk Gontor, Ayah dan Bunda pun mengikhlaskannya, ALLAH
sudah berkenan mewujudkan keinginan kita bersama ini. Yakinlah, nak , semuanya
atas izin ALLAH. Begitu banyaknya peminat yang ingin masuk Gontor ini, Kakak
termasuk hamba-NYA yang terpilih. Bersyukurlah, nak… in sya ALLAH dengan bersyukur
ALLAH akan tambahkan nikmatnya iman, nikmatnya mengalami pendidikan di “kampus
karakter” terbaik dalam dunia pendidikan di negeri yang bernama Republik
Indonesia ini. Bersyukurlah, nak, in sya
ALLAH nikmat lainnya akan Dhila rasakan di kemudian hari.
Bukankah
pilihan ini adalah kumpulan doa doanya yang Ayah Bunda panjatkan sepanjang
ramadhan yang lalu? ALLAH lebih tahu kita, lebih dari yang kita ketahui tentang
diri kita sendiri. ALLAH lebih tahu akan kekuatan dan kelemahan hamba-NYA, dan yakinlah
ALLAH akan beri jalan keluar setiap persoalan yang kita hadapi.
Kakak, anak Ayah yang Ayah
banggakan selalu
Sedikit
Ayah ceritakan bahwa dalam memilih sekolah untuk Kakak, selalu ada kemudahan
bagi Kakak dan bagi Ayah Bunda juga. Saat kita pindah dari kreo, AMALINA adalah
pilihan uitama dari Ayah dan Bunda untuk Kakak. Sayang waktu itu, pendaftaran
sudah tutup. Kakak kami daftarkan bulan Mei, sementara pendaftaran sudah
ditutup bulan Fabruari sebelumnya. Kami ikhlaskan Kakak tuk masuk dalam “daftar
tunggu” no urut 11 kalo Ayah tak salah. Sebagai alternative kami juga daftarkan
Kakak di SD Muhammadyah, dengan alasan supaya dapat juga pendidikan agama Islam
nya lebih baik.
Pendidikan
yang terbaik buat Kakak, semampu Ayah dan Bunda selalu kami utamakan. Namun
saat itu, pilihan mutlak semuanya dari Ayah Bunda. Kakak hanya menerima saja.
Namun Kakak, kan yakin bahwa Ayah Bunda akan memberi yg terbaik buat anaknya.
Ternyata
ALLAH memberi kesempatan Kakak tuk masuk AMALINA, setelah ada yang mengundurkan
diri. Ayah Bunda dipanggil pihak AMALINA, dan Kakak diperkenankan tuk mengikuti
test seleksi, bersama anak anak lainnya yang masuk dalam “daftar tunggu”.
Alhamdulillah, Kakak mendapatkan nilai terbaik di antara peserta seleksi, dan
akhirnya Kakak bisa diterima di AMALINA.
Ini
artinya Kakak punya skill yang diatas rata rata. Kakak sedari kecil sudah punya
kemandirian. Bukankah saat Kakak kelas 1 SD, saat baru masuk, ada teman Kakak
yang masih ditemani ortunya di dalam kelas. Ada juga yang ngompol di kelas.
Sementara Kakak, sudah bisa ditinggalkan, tanpa didampingi Ayah Bunda.
Ini
yang Ayah banggakan dari Kakak. Hingga Kakak lulus SD, banyak hal yang Kakak
miliki dibandingkan teman2 seusia Kakak. Kakak bisa menganyomi adek2 saat Ayah
dan Bunda ndak ada di rumah. Apalagi saat Ayah dan Bunda umroh, Kakak bisa
membantu nenek juga, menjaga adek2 dengan aman. Kakak sudah bisa masak, bikin
kue kalo lagi iseng.
Subhanallah, nak Ayah bangga
sekali.
Nah,
saat mau melanjutkan pendidikan selepas SD. Ayah dan Bunda berikan pilihan bagi
Kakak. Kita pernah ke Gontor Putri 7 Pekanbaru. Kakak setuju dan berminat ke
sana. Kakak mulai browsing internet. Kakak dengan bangga menyatakan pada guru
dan teman2 Amalina Kakak, bahwa Kakak mau ke Gontor. Alhamdulillah, kak. Ini
bukan semata karena pilihan Kakak semata, tapi ALLAH jua yang menuntun ‘mata
hati’ Kakak ke sana.
Ayah
dan Bunda pun mulai mencari informasi, mencari relasi bagaimana caranya Kakak
bisa diterima di Gontor ini. Kakak tahu bagaimana Ayah dan Bunda berkomunikasi
dengan Om Hendra di Semarang, dengan kak Vail. Begitu juga dengan pak Kirno, bu
Mimim dan Teteh yang saat ini kelas V di GP1.
Segalanya
sudah kita lewati Nak, semuanya sudah ALLAH gariskan, sudah ALLAH tetapkan
bahwa Kakak akhirnya bisa masuk Gontor Putri. Ditempat inilah tempat yang pas
bagi Kakak tumbuh dan berkembang dengan semaksimal mungkin. Sudah banyak orang2
besar di republic ini dilahirkan dari Gontor. Sudah banyak menteri, pejabat,
pengusaha yang merupakan alumni Gontor ini. Silakan Kakak tanyakan siapa siapa
aja mereka dengan kakak2 kelas Kakak, dengan wali kelas Kakak. Alhamdulillah,
nak… Ayah yakin Kakak akan maksimal mengambang segala potensi yang Kakak miliki
dan potensi yang Kakak inginkan, disini, di Gontor Putri ini.
Yakinlah kak, ALLAH SWT senantiasa bersama kita.
Bukankah
Kakak ke sini, selalu diantar sama Ayah, Bunda dan adik2 semuanya. Bukankah
Imam yang dulu tak mau masuk pasantren, sekarang malah ingin masuk GONTOR.
Apalagi Dhifa yang dengan bangga mengatakan Kakaknya sekolah di Gontor. Di
Gontor Putri 3.
Semuanya
bangga dengan Kakak…
Namun,
segala yang baru memang sulit. Sama sulitnya saat Imam masuk SD Amalina. Saat
Dhifa masuk TK. Saat Imam bilang sulit, saat Dhifa maunya ditemani di kelas.
Tapi sekarang mereka sudah bisa semuanya. Sudah bisa ditinggal Dhifa di TKnya.
Sudah bisa Imam dengan riang megerjakan matematikanya..
Kakak
ingat, saat Imam mau Ayah masukan ke Klub Badminton yang baru? Bersama dengan
Awi dan kak Lidya…. Aduuuh kak, mulutnya cemberut kalo diajak, alasan nya
banyak tuk ndak mau ikut latihan. Ada yang pura2 tidur, menjelang magrib….
Hehehe, Imam ini emang pintar cari alasan..
Tapi
Kakak tahu sekarang? Dia malah rajin, makin senang dalam latihan. Walau badanya
pegal, capek, tetap semangat… Ndak mau absen, malah.
SEGALA SESUATU YANG BARU,
BIASANYA SULIT.
Nah
ini yang saat ini Kakak alami, semua orang alami, termasuk Imam kemarin. Sama
halnya juga dengan Ayah, saat baru belajar nyetir mobil. Mobilnya ber-AC,
keringat dingin mengalir dijidat Ayah. Hehehe, begitu juga saat kita ke
Mantingan, bersama Kakak kemarin. Hal pertama bagi Ayah, jangan dikira Ayah
ndak grogi nak… Tapi Alhamdulillah, sekarang sudah bisa. SUDAH BISA KARENA
TERBIASA. In Sya ALLAH Kakak juga akan mengalami hal yang sama di GP3 ini.
Semoga
gambar diatas, bisa menjadi hikmah bagi Kakak. Semoga Kakak juga bisa memberi
semangat bagi teman2 Kakak lainnya.
Ayah
berharap Kakak bisa menjadi motivator, memberi motivasi bagi teman2 Kakak
semuanya. Lebih khusus yang masih galau… Ayah yakin, KAKAK BISA. Kalo Ayah
YAKIN, Kakak harus LEBIH YAKIN LAGI ya nak…
J
LANGKAH
PERTAMA Kakak sudah tercapai di GP 3 ini. Lanjutkan nak, lanjutkan sampai Kakak
lulus kelak.
In
sya ALLAH, lepas dari Gontor nanti, sepenuhnya pilihan pendidikan yang Kakak
inginkan, ada ditangan Kakak. Ayah dan Bunda hanya bisa memberi pertimbangan
saja. Ayah yakin, anak Ayah sudah matang dalam menentukan pilihan dimana ingin
melanjutkan pendidikan TERTINGGI nya. In Sya ALLAH Ayah Bunda akan mendukung
sepenuhnya, nak.
Kalo
Kakak ingin jadi DOKTER, Ayah bangga. Karena dulu Ayah juga pengen jadi dokter.
Semoga Kakak bisa mewujudkannya. Kalo Kakak punya pilihan lain, Ayah juga akan
tetap bangga. Ayah bangga krn punya anak yang SHOLEHAH, selamanya, in sya
ALLAH. J
Ayah
bangga karena bisa memberi pendidikan terbaik untuk anak anaknya. Terlebih bagi
Kakak sebagai pembuka langkah buat IMAM dan DHIFA kelak. Ayah bangga karena Kakak
sudah di Gontor, doakan saja Ayah dan Bunda selalu dibukakan pintu rezeki oleh
ALLAH SWT, kesehatan yang maksimal, sehingga bisa hadir disaat Kakak inginkan
kelak.
Ayah
bangga nak, anak Ayah bisa di gontor ini. Bukan sembarangan orang yang bisa
masuk ke sini. Yang masuk Gontor adalah orang orang PILIHAN, BUKAN orang
BUANGAN. Hanya yang TERPILIH yang bisa bertahan hingga akhir, nak. Yang
TERPILIH DAN BERTAHAN HINGGA AKHIR adalah cikal bakal ORANG ORANG BESAR DI
REPUBLIK TERCINTA INI. In Sya ALLAH Kakak salah satu-nya kelak nak.
Demikian
dulu ya nak, surat pertama Ayah tuk anak gadis tercintanya. Salam sayang Ayah,
selamanya tuk Kakak.
SEKALI LAYAR TERKEMBANG,
PANTANG SURUT KE BELAKANG.
Selalu
semangat dalam BERJUANG. Perjuangan Kakak baru saja di mulai. Maju terus,
pantang mundur. ALLAH selalu bersama hambanya yang bersyukur. Jangan lupa
doakan Ayah dan Bunda.
Bintaro, 26 August 2014
Wassalammu’alaikum
wrwb
Salam
sayang selalu tuk Kakak.