Minggu, 11 September 2022

Simpang Amak Juri

Salah satu pojok kampus yang sangat fenomenal ketika pindahnya kampus FMIPA Unand dari Air Tawar ke Limau Manis awal tahun 90. Pojok ini adalah tempat "transit" nya mahasiswa ketika transisi mata kuliah, saat ujian, saat menunggu jam praktikum, saat melepas penat dan stress serta saat ma-intai sekalipun. 


Bagi yang kuliah di era 90 hingga awal 2000an pasti ingat tempat ini. Amak Juri, bukan lah nama sebenarnya amak yang menjual dagangannya. Aneka gorengan, cemilan ringan dan rokok tersedia di sini. Amak Juri yang menjualnya adalah amak yang sangat sangat sabar. Saking sabarnya beliau bahkan beliau ikhlaskan ketika ada di antara "anak anak"nya makan tanpa bayar saat itu. Bayarnya bisa nanti nanti saja. Namun adakalanya ada juga yang lupa atau memang tak punya uang saat itu. 


Amak juri mungkin sudah almarhum, tetapi "anak anak" amak Juri banyak yang sudah jadi orang. Banyak yang sudah sukses, tetapi tak sedikit yang ingat betul jasa amak Juri ini. Jasa ketika dulu tak ada uang boleh ngutang jajanan dengan amak juri ini. Ketika sudah bekerja dan sukses, banyak yang sudah "membayar utang" saat pulang ke kampung halaman. Sengaja mampir ke Unand, pastilah singgah di simpang ini. Kangen dengan sang Amak yang jadi alasan, padahal bayar hutang. 


Saya sendiri entah tahun berapa masih bertemu dengan Amak Juri ini. Wajahnya masih sama, selalu ceria, apa adanya. Amak juri selalu enak diajak bercanda. Senyum nya senyuman seorang amak yang sayang betul dengan anaknya. 


Dan bagi mahasiswa tahun satu dan dua, simpang Amak Juri ini adalah tempat "angker". Angker nya terasa saat ada mahasiswa senior yang duduk di sana. Biasanya mahasiswa akhir yang masih berkutat di Lab Penelitian ataupun yang menunggu masa masa wisuda. Maklum saat itu wisuda dilaksanakan hanya dua kali setahun. Jadi masa menunggu wisuda itu selalu dimanfaatkan "ma-intai" adik kelas. Syukur syukur ada yang bisa jadian, lumayan mendapatkan teman sebagai pendamping wisuda. Dahulu ketika akan wisuda sudah tersebar sas-sus siapa PW-nya. Dan dari simpang Amak Juri ini ada yang jadian, termasuk salah satu dari teman angkatan Kimia 92.


Simpang Amak Juri ini juga adalah simbol kebersamaan di kalangan mahasiswa FMIPA. Baik sejak tiga jurusan, hingga bertambahnya jurusan Fisika dan Matematika di tahun 1996 melengkapi Jurusan Biologi, Kimia dan Farmasi. Hampir semua aktifis dari segala jurusan nongkrong nya di sini. Penat dengan suasana di HIMA ataupun di Senat dan BPM, simpang Amak Juri ini adalah pelepasan segalanya. 


Dengan cemilan bakwan, kapel sagan, kacang tojin, kopi sachet dan sebatang rokok di tangan, terasa beban dunia kemahasiswaan dan berat penelitiannya selalu menjadi ringan. Obrolan dengan amak Juri sebagian besar menjadi obatnya. Curhat dengan Amak Juri dan ma-intai mahasiswa baru yang seger seger lewat adalah suatu hikmah.


Sekarang Simpang Amak Juri sudah lengang. Sudah tak ada lagi yang jualan di simpang ini. Mahasiswa sudah sangat rame, nggak ada tempat buat menggelar dagangan di simpang ini. Fenomena Amak Juri ini memang hanya milik kami, generasi awal kampus pindah ke kampus yang berada di puncak bukit Karimuntiang. Dari kampus ini terlihat indahnya kota Padang. Batas laut dan daratan tampak jelas. Indahnya alam tiada duanya ketika berada di sini. 


Nama Amak Juri menjadi kegenda bagi kami. Amak Juri sudah "membesarkan" banyak anak anaknya. Banyak yang merantau di hampir seluruh pelosok negeri ini, tetapi ada juga yang menjadi saksi sejarah dengan menjadi tenaga pengajar di Universitas Andalas. Ada beberapa "anak amak juri"  ini yang sudah bergelas Profesor, baik di FMIPA maupun di Fakultas Farmasi. 


Tulisan tentang Simpang Amak Juri ini terinspirasi dari permintaan kakanda Hermanto GrosirIkanairtawar Sumatera sabtu kemarin. Ada kerinduan beliau, karena saya termasuk saksi bahwa da Manto ini paling sering duduk di sini. Menjadi teman bagi Amak Juri sekaligus pelanggan setianya. 


Villa Rumah Kayu, Lubuk Minturun

11/09/2022: 05.15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pijar Park Kudus

Setelah sarapan dengan soto Semarang Mat Tjangkir porsi kecil kami lanjutkan balik ke penginapan sekitaran alun alun Kudus. Simpang Tujuh Re...