Sabtu, 22 Juli 2023

Bergerak

Alhamdulillah pagi ini selesai juga memaksakan diri untuk olah raga. Olahraga itu kalo tak dipaksa, malas jadinya. Badan melar, apalagi ketika tak ada rutinitas kantor sebagaimana biasanya. Libur kalo tak dimanage dengan baik, akan baik untuk penambahan berat badan. Ya kan? 


Dan pagi ini, selepas mengantarkan si Bundo ke sekolahnya, saya segera mencari lokasi parkir yang asyik untuk memulai olahraga yang sudah lama saya tinggalkan. Saya memilih parkiran di jejeran ruko di Graha Raya, yang ada kulinerannya. Dulu di de Lapau, namun sejak tutup saya memilih yang dekat Kolam Renang Graha Raya. 


Jam 8 saya parkirkan motor Revo tahun 2009 dengan aman, saya langsuang jalan kaki. Seputaran, sepanjang jalan raya Graha Raya itu, lebih kurang 6.2km tertempuh selama 2 jam 26 menit. Jalan ini saya paksakan agak cepat, biar peredaran darah ini bisa lebih kencang dari biasanya. 


Pegal di kaki saya abaikan, kebas di tangan pun begitu juga. Ayunan langkah tak berkurang, bahkan ketika lelah malah saya paksakan lebih cepat. Begitu juga dengan kebas di ujung ujung jari, saya ayunkan tangan ke atas ke bawah dengan sekencang kencangnya. 


Badan ini tak boleh terlalu dimanjakan. Harus bergerak. Bergerak itu tanda hidup. Sebagaimana yang sampaikan kemarin ketika makan siang bersama dengan om Susilo AmellNf. Tanda kita hidup itu, ya bergerak. Bergerak dari satu tempat ke tempat lain.Namun bergerak ataupun pergerakan itu harus jelas, harus ada manfaat yang dirasakan, baik untuk diri sendiri ataupun untuk orang lain. Begitulah seharusnya. 


Dan diakhir pergerakan itu kita harus rehat sejenak. Introspeksi diri ataupun pemulihan stamina untuk memulai aktivitas selanjutnya. 


Begitupun badan ini. Setelah hampir satu jam setengah berjalan, rehat sejenak memulihkan stamina dan mengisi kembali energi yang terkuras tadi dengan semangkok soto nasi. Sembari rehat dan menikmati sarapan pagi, tulisan ini tersajikan kepada sahabat semuanya. 


Graha Raya, 22 Juli 2023

09.53 WIB

Sabtu, 01 Juli 2023

Parkir Inap Bandara Soetta


Jam 3.30 alarm di HP berdentang dengan lembutnya. Soft tone yang jadi pilihan itu mampu membangunkan diri ini dengan cepat. Di dalam kegelapan kamar yang nyaris tanpa cahaya tangan ini mampu bergerak cepat mematikan alarm tersebut. Namun tentu tidak untuk tidur lagi. 


Mother rice yang bergolek di samping segera tak kecup jidatnya. Membangunkan dia perlahan, selembut alunan nada ring tone tadi. Berdua kami singkirkan bedcover yang menutupi tubuh kami ini. Saya segera bangun perlahan menuju kamar mandi. Ada aktivitas pagi yang rutin tak bisa ditunda. Alhamdulillah so far, BAB pagi yang rutin menjelang subuh, bagi saya itu menandakan bahwa kondisi sehat paripurna. Alhamdulillah, dalam kepadatan jadwal sejak hari rabu dan kamis, yang menguras energi dan pikiran tak membuat tubuh ini limbung. Meskipun makan pun ala kadarnya dan konsumsi air dingin lumayan banyak dari biasanya. Ini yang saya syukuri. 


Meskipun olah raga jalan pagi tak seefektif dulu, namun aktifitas 'mukim' di mesjid lebih banyak dari biasanya, dengan banyak tilawah dan sholat sunnah nya, menjadi alternatif energi tambahan. Allah SWT yang menjaga segalanya. Ketika makin dekat dengan Nya, Dia tentu akan menjaganya. 


Dan pagi ini selesai mandi, kami packing ringan, then saya mengeluarkan mobil dari garasi. Bundo menyusul setelah mengunci rumah dan pagar tentunya. Berdua kami nikmati perjalanan ke Bandara ketika melalui tol Bintaro. Jalanan yang sepi, kami tetap sesantai nya. Tak ada yang perlu diburu. Dan waktu masih cukup buat check-in. 


Setengah jam perjalanan sesuai google map akhirnya tertempuh juga. Kami segera menuju area parkir Inan Bandara di dekat terminal Satu Bandara Soekarno Hatta. 


Ini adalah pertama kalinya kami manfaatkan dengan beberapa pertimbangan. Yang pertama, kami melakukan traveling kali ini dengan durasi waktu yang pendek. Short time travelling. InsyaAllah hanya empat hari saja. Dengan parkir inap ini tentunya cost trip PP, rumah Bandara relatif murah, jika dibandingkan menggunakan taxi online. Dengan tarif hari pertama Rp. 80.000,- dan hari kedua dst Rp. 60.000,- total biaya untuk inap ini, hanyalah Rp. 260.000,- saja. Sementara tarif dari Bandara ke rumah saja, rerata sekitar Rp. 200.000. Itung itungan padang nya masuk. 🤭😂. 


Yang kedua, lebih praktis dan lebih mudah. Kami bisa berangkat dari rumah bisa diatur sedemikian rupa, tanpa perlu adanya waktu tunggu, baik bagi kami ataupun supir taxi yang akan mengantarkan, baik dr rumah ataupun dari Bandara. 


Sehingga dua hal di atas, menjadi diskusi hangat dengan si Bundo sebelumnya mengapa saya cendrung memilih naik kendaraan pribadi dan parkir inap. Sebelumnya bundo sempat protes juga. Alhamdulillah, semuanya menjadi ringkas ketika Bundo paham saat kami sampai di area Parkir Inap ini. 


Dari area parkir inap ini, kami di antar oleh petugas yang ada di sana ke terminal tiga, terminal keberangkatan kami. Namun untuk masuk ke area parkir ini kita harus menggunakan e-money. Kartu ini sebagai pass card nya. Jangan lupa ya, pastikan juga saldonya cukup saat keluar nanti.


Di area parkir inap ini kita tak perlu menunggu lama. Mobil yang ada di sini ada tiga unit, dan silih berganti mengantar dan menjemput penumpangnya. Dan itu gratis. Nah ini menjadi service dari apa yang kita bayarkan. Dan ketika kita mau balik ke area parkir inap, tinggal hubungi no yang disediakan. Salah satu nya no yang ada di bawah ini. 


Ada tiga area parkir inap di bandara ini dengan tarif flat, seperti yang saya sampaikan di atas. Namun ada juga area Premium nya juga. Yakni ada di masing-masing terminal. Baik terminal 1, 2 dan 3. Ini tarifnya berdasarkan jam jam an nya. Biasa sampai sekitar 150-160 ribu sehari. Akses memang dekat, bisa jalan kaki ke Bandara. Namun ini sesuai namanya ya. Premium Class. So jangan sampai salah pilih di area parkir inap di Bandara Soetta ini.


Ditulis atas Pelita Air

Jumat 30 Juni 2023, 08.17 WIB

Pijar Park Kudus

Setelah sarapan dengan soto Semarang Mat Tjangkir porsi kecil kami lanjutkan balik ke penginapan sekitaran alun alun Kudus. Simpang Tujuh Re...