Siang ini saya makan di RM Putra Minang Bintaro Group sektor 9, sembari mengantarkan Ufia. Alhamdulillah, bisa bertemu langsung dg ownernya Indra Indra Kasman dan Abak-nya (abak = bapak).
Indra ini masih muda, usia 35th, tapi apa yang dia jalani semenjak merantau sudah luar biasa. Pernah menjadi "boss ameh" di Kota Medan 7sejak th 2000, tetapi sesuai berjalannya waktu pasca tsunami di Aceh, gulung tikar dan meninggalkan beberapa persoalan di sana.
Abangnya Rizal mengajak ke Jakarta disekitaran tahun 2006. Membantu di rumah makan Putra Minang Arinda.
Alhamdulillah setelah cukup "ilmu"nya akhirnya si abang mengizinkannya membuka RM Putra Minang Group di sektor 9 ini. Lokasinya pas dekat kantor saya berada. Dari sepetak kedai, akhirnya berkembang tiga atau empat kedai dijadikan satu. Alhamdulillah, berjalannya waktu persoalan persoalan yang ditinggalkan di Medan terselesaikan dengan baik. Kisah ini saya dapat dari Rizal dan saya cross check langsung dengan yang bersangkutan. Alhamdulillah, mungkin ini yang membuka terus pintu rezeki bagi dia.
Saya termasuk yang menjadi saksi bagaimana usahanya ini berkembang terus.
Selain saya yang jadi pelanggan di sini, saya juga pemasok Ufia, Air Mineral yang diproses secara Islami, untuk rumah makan ini sejak tahun yang lalu. Jadi ada simbiosis mutualisma-nya. Begitu juga dengan kakaknya Rizal di Arinda adalah customer Ufia saya juga.
*****
Yang menjadi fokus photo yang saya ambil ini adalah kemiripan antara Abak dan Indra ini. Sangat mirip.
Dari penggalan cerita yang saya tangkap selama ini baik dengan Rizal maupun Indra, saya akhirnya dapat gambaran yang lebih lengkap lagi dari Abak ini.
Lelaki yang luar biasa, yang memiliki istri yang sangat luar biasa pula tentunya. Berharap kelak saya bisa bertemu dengan mereka berdua.
Tahukah anda berapa anak "pasutri" ini?
Sebelas orang!!!
Enam putra dan lima putri. Semuanya rerata berjarak dua tahun. Kebayang bagaimana mereka berdua membesarkan anak-anak nya?
Alhamdulillah, Indra memberikan saya photo lengkap mereka.
Tahukah anda berapa orang anak mereka yang tinggal di kampung halaman, Pariaman sana, saat ini?
Bayangkan, dari sebelas anak, hanya satu orang yang mereka tinggalkan atau "paksakan" untuk tidak merantau. Sepuluh anak mereka ada di tanah Jawa ini dan semuanya mengelola rumah makan. Hanya yang menikah kemarin saja, anak padusi, yang memang dijodohkan untuk tetap tinggal di kampung.
Tahukah anda mengapa?
Ternyata selain menemani Abak dan Amak di kampung, juga sebagai pengikat bagi seluruh keluarga besar ini untuk tetap "pulang basamo". Di setiap hajatan yang diadakan di kampung halaman, anak anak Abak ini wajib pulang semuanya. Tak ada pengecualiannya. Kapan saja!!!
Rumah Abak dan Amak ini dapat menampung 32 kepala. Anak minantu dan cucu. Walaupun nanti tidurnya tidak lagi di kamar saja. Dimana saja, dimana kasur bisa digelar. Tetapi beginilah cara Abak dan Amak membangun kebersamaan bagi semuan anak minantu dan cucunya.
Kebayang juga kan bagaimana asyiknya mereka makan bersama di rumah ini? Amazing!!! Betapa sibuk tentunya mereka yang berkecimpung di dapur. Hmmm.
Dan yang terpenting, yang tinggal di kampung tentu akan meneruskan tradisi ini, selain menjaga ladang dan sawah, pusako tuo lainnya, kepunyaan keluarga secara keseluruhan.
Tradisi ini harus diturunkan!!!
Efeknya apa?
Lihatlah bagaimana mereka membangun jaringan Rumah Makan Putra Minang di seluruh kawasan Ciledug Tangerang Kota dan Bintaro Tangerang Selatan serta sebagian Jakarta Selatan. Luar biasa.
Hampir tiap tahun ada lima atau enam rumah makan baru. Siapa dibalik ini semuanya? Tentu mereka sendiri yang tahu jawaban pastinya.
*****
Ini hikmah yang saya tangkap dari pertemuan pertama saya dengan sang Abak. Semoga kelak saya bisa bertemu dengan pendamping sejati sang Abak yang Luar Biasa ini. Insya Allah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pijar Park Kudus
Setelah sarapan dengan soto Semarang Mat Tjangkir porsi kecil kami lanjutkan balik ke penginapan sekitaran alun alun Kudus. Simpang Tujuh Re...
-
Pagi ini kami menata semuanya dengan sangat baiknya. Management Waktu sangatlah terorganisir dengan baik. Berbenah di rumah sebelum berangka...
-
Mandi Pagi Setelah menempuh perjalanan lebih kurang 1300 an km dari Tangerang menuju Kapau Bukittinggi, pagi ini baru sempat mengantarkan T...
-
Alhamdulillah, pagi ini kami kembali ke rantau setelah dua Minggu berada di kampung halaman. Dua Minggu berkesan. Memberi kesempatan kepada ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar