Jumat, 28 Agustus 2020

Jalan Sepi Bapak Gambar Anom (sebuah kesederhanaan tokoh HMI)

 JALAN SEPI BAPAK GAMBAR ANOM


Tomi Lebang


Rasa sedih dan kehilangan masih memenuhi pikiran saya tatkala mengetikkan tulisan ini. Baru kemarin, Kamis 27 Agustus pukul lima pagi, kami tersentak oleh kepergian Bapak Gambar Anom bin Makruf Harjosaputro, ayah mertua saya, ayah istri saya, eyang dari anak saya. Ia berpulang dalam damai dan tenang di sisi mama, Ibu Warnida Wahab, di rumah di Depok. 


Dan kepergiannya yang damai dan tenang itu jugalah bagian dari karakternya semasa hidup: senantiasa memberi kemudahan dan tidak pernah merepotkan orang-orang di sekitarnya. Pada wajahnya masih terlihat tarikan senyum dan tangannya bersedekap sempurna -- sejak helaan napasnya yang terakhir. Bapak Gambar Anom seolah tak ingin membuat kami semua ikut merasakan pergulatannya menghadapi sakit dan sakaratul maut, tak hendak melihat istri dan anak-anaknya tersaruk-saruk untuk mengurusinya meski kami semua begitu ingin tetap menunaikan bakti kepadanya, tak mau terlalu lama membawa kemuraman pada orang-orang yang ditinggalkannya.


Maka, segala proses pemulasaran jenazah, dari memandikan jenazah sampai ke pemakaman, berlangsung dengan lancar dan cepat. 


Kini Bapak Gambar Anom telah bersemayam di sebuah pemakaman di Jalan Jawa, Depok. Dan tinggallah kami anak-anaknya, dengan segala kenangan dan suri tauladan yang tertinggal oleh almarhum di setiap jejak kehidupannya.


Sudah tujuh belas tahun saya menjadi menantu pertama Bapak Gambar Anom, dan selama itu pula saya tak pernah merasa sebagai menantu, tapi sebagai anak pertama. Karena begitu pulalah Bapak Gambar memperlakukan saya.


Dan almarhum adalah seorang ayah, seorang lelaki, dan muslim, yang sungguh patut menjadi teladan. Senyum tak pernah lekang dari bibirnya, senyum yang sungguh-sungguh tulus, karena tergambarkan bersama seluruh tarikan garis wajahnya. Dengannya, yang kita rasakan hanya kedamaian dan kelembutan, tiada kecemasan dan kekhawatiran, bahkan tak ada ketergesa-gesaan. Semuanya telah berjalan di atas takdirNya, melangkah di atas kehendakNya, dan mengayun dalam irama yang wajar dan alami seperti telah diatur oleh Yang Maha Kuasa.  


Di keseharian, Bapak Gambar Anom tak sekali pun berbicara dengan meninggikan suara, senantiasa berbicara dalam kehalusan, pilihan kata yang menjadi sebaik-baik kalimat, dan selalu mendahulukan kebaikan lawan bicara. Ia lebih banyak mendengar, ketimbang berbicara. Mendengar orang berbicara sikapnya takzim, seolah tak ingin kehilangan satu kabar baik pun, dan segera menanggapinya dengan kegembiraan bahkan lebih sering dengan ucapan syukur: Alhamdulillah.


Almarhum nyaris tanpa cela, kecuali satu hal di mata saya: ia nyaris kehilangan selera memenuhi segala kehendak pribadi yang bersifat duniawi. Kadang-kadang saya gregetan, mengapa Pak Gambar Anom tak pernah menginginkan sesuatu yang besar untuk dirinya? (Tapi tentu saja ini bukanlah cela. Sayalah yang kadang menganggapnya sebagai kekurangan karena saya masih memikirkan begitu banyak urusan duniawi.)


Selama 17 tahun menjadi bagian dari keluarga besar Bapak Gambar Anom, saya akhirnya tahu: almarhum memilih kebahagiaan dan kesenangan dalam pengertian yang lebih dalam, yang lebih ikhlas, lebih murni. Bukan kebahagiaan yang ditopang oleh segala atribut, bukan kesenangan yang diumbar dengan iringan tepuk tangan khalayak. Ia bahagia dan senang dalam ketenangan, tak perlu embel-embel jabatan, kekayaan, ketenaran. 


Jika ia mau, apa yang tak bisa diraihnya? Hendak masuk ke kekuasaan, tak sedikit kawan akrabnya sedari muda adalah para petinggi dan penentu negeri ini. Di saat sahabat-sahabatnya itu, Akbar Tanjung, Fahmi Idris, Mar’ie Muhammad, Abdul Malik Fajar,  Ismet Abdullah, Abdullah Hehamahua, dll menjadi tokoh negeri, Bapak Gambar Anom memilih jalan sepi. Jalan yang tenang. 


Dan saya mengetahuinya tanpa sengaja di awal tahun 2000-an, melalui air mata putri almarhum, Andari Karina Anom, calon istri saya ketika itu. 


* * * * *


Alkisah, semasa Akbar Tanjung menjadi Ketua Umum Golkar (1998-2004), partai penguasa Orde Baru itu didera skandal, diduga menerima dana Bulog. Skandal ini digali dan diberitakan dalam beberapa edisi oleh majalah TEMPO di mana saya menjadi jurnalis. 


Majalah ini bahkan menjadikan tokoh Golkar, Akbar Tandjung sebagai gambar sampul pada edisi 26 November 2001 dengan judul utama “Akbar, Permainan Apa Lagi”. Gambarnya adalah wajah Akbar Tandjung dengan hidung yang dipanjangkan seperti Pinokio -- tokoh dongeng anak yang jika berbohong hidungnya bertambah panjang.


Di setiap berita tentang Golkar itu, TEMPO selalu mendapatkan konfirmasi -- cenderung eksklusif -- dari sang ketua umum, Akbar Tanjung sendiri. Siapa jurnalis TEMPO yang ditugaskan untuk selalu mewawancarainya? Dia adalah Andari Karina Anom. Namanya pun selalu tertera di akhir artikel yang menyerang partai beringin itu sebagai reporter atau penulisnya.


Suatu siang, hari Senin seusai rapat perencanaan liputan, saya makan siang dengan Karin, di satu kantin murah di samping kantor di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat. Wajah Karin berselaput mendung. Muram. Kenapa? Saya bertanya. 


Lalu ia pun menceritakan kegundahannya. Rupanya ia merasa gundah selalu ditugaskan mewawancarai Akbar Tanjung untuk berita yang sudah ia pastikan akan menghantam dengan keras dan lugas sang ketua umum partai besar itu. Tapi profesionalisme sebagai wartawan TEMPO adalah taruhannya, dan Karin tak pernah mau berpaling dari itu. 


“Saya tidak enak sama Bapak?” katanya. Air matanya mengalir. Saya kaget dan bertanya. “Bapak siapa?” 


“Bapak saya.” Jawaban ini membuat saya jadi bingung.


Karin pun bercerita kalau ayahnya, Bapak Gambar Anom adalah sahabat karib Akbar Tanjung sedari muda. Semasa Gambar Anom masih kuliah di UGM Yogyakarta dan Akbar Tanjung di UI Jakarta, keduanya sudah saling mengenal sebagai aktivis HMI. Keduanya bahkan masuk ke kepengurusan HMI yang dipimpin Nurcholis Madjid, sahabat Gambar Anom yang lain. Bahkan ketika Akbar Tanjung naik menjadi Ketua Umum PB HMI di periode 1971-1974, Gambar Anom lah yang menjadi Sekjen di organisasi mahasiswa Islam yang paling berpengaruh di Tanah Air saat itu. Persahabatan keduanya langgeng sampai puluhan tahun kemudian, termasuk antarkeluarga dan anak-anak mereka. Tidak heran jika Karin begitu mudah menghubungi Akbar Tanjung dan mewawancarainya, sekali pun keduanya tahu berita yang hendak diturunkan Majalah TEMPO itu adalah palu godam untuk Akbar Tanjung dan Golkar yang dipimpinnya. 


Saya masih sempat bertanya. “Apa tanggapan Bapak tentang tugas Karin itu?”


Dan itulah yang membuat Karin sedih. “Bapak tahu tapi tidak berkomentar apa-apa. Bapak tidak ingin mengganggu pekerjaan saya.” Saya jadi ikut sedih dan memahami kegundahan calon istri saya ini. 


Beberapa waktu kemudian, saya dan Karin, bahkan sempat bertemu Pak Akbar Tanjung yang sedang berjalan berdua dengan istrinya, Ibu Nina, di sebuah pusat perbelanjaan di SCBD, Jakarta. Keduanya bersalaman, akrab, berbincang cukup lama, dan saya dengar lebih banyak berkabar soal Pak Gambar Anom.


(Kemarin, Akbar Tanjung dkk datang mengantar kepergian sahabatnya, menabur kembang, seusai mengulang kisah mereka sedari muda, di pemakaman yang sepi di pinggiran kota Depok.)


* * * * *


Setahun kemudian, untuk pertama kalinya, saya diajak Karin datang ke kediaman orang tuanya di Depok. Kami datang di malam hari. Lama mendengar tentang Pak Gambar Anom sebelumnya, membuat jantung saya cukup berdegup saat telah menjejak ambang pintu rumah di Jalan Balinjo, Depok Utara itu.


Tapi segala kegugupan saya sirna begitu berhadapan langsung dengan Bapak Gambar Anom dengan segala senyum, keramahan, dan sambutan baik, yang saya terima. 


Hanya berbilang bulan setelahnya, saya telah resmi menjadi bagian dari keluarga besar Bapak Gambor Anom, ketika saya dan Karin menikah pada tahun 2003. 


Pernikahan kami menjadi ajang reuni Bapak Gambar Anom dan sahabat-sahabatnya. Bapak Abdul Malik Fajar (kala itu sebagai Menteri Pendidikan) tampil sebagai saksi nikah, Bapak Mar’ie Muhammad memberi tausiah pernikahan, dan hadir dengan riang Bapak Nurcholis Madjid, Bapak Akbar Tanjung, dll. 


Beberapa bulan kemudian, kami sekeluarga diajak Bapak Gambar Anom ke kampung halamannya di Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Di kampung bernama Karaharjan itu, tempat keluarga besar alm. Makruf Harjosaptro bermukim, saya akhirnya menemukan akar dan muasal dari segala karakter baik dari mendiang Bapak Gambar Anom. Saya menginap di rumah Jawa dengan seperangkat gamelan yang masih terpasang di antara tiang-tiang joglo, di tengah keluarga besar Eyang Makruf yang begitu rukun, guyub, dan saling mengayomi. 


Sungguh, saya bersyukur dan beruntung telah menjadi bagian dari keluarga besar ini, keluarga Bapak Gambar Anom.


Begitulah. Begitu banyak kisah yang sesungguhnya dapat saya ceritakan dari persentuhan saya dengan almarhum, tapi hanya satu jua kesimpulannya: almarhum Bapak Gambar Anom orang baik. Dan saya sangat kehilangan oleh kepergiannya. Saya merindukannya.


Selamat jalan Bapak. 

TEBET, 28 Agustus 2020

Kamis, 27 Agustus 2020

Keteladanan Buya HAMKA





 Edisi : Kisah Tokoh Besar Islam kita BUYA HAMKA


"Presiden Soekarno pernah 'menyerang' ulama besar di masanya, Buya Hamka.. 

Bersama Mohammad Yamin, Soekarno melalui headline beberapa media cetak asuhan Pramoedya Ananta Toer melakukan pembunuhan karakter atas diri Hamka, namun tak sedikit pun fokus Hamka bergeser dalam menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar.. 

Sebab terlalu kuatnya karakter Hamka, di tahun 1964, Soekarno tak sungkan-sungkan menjebloskan ulama besar asal Minangkabau ini ke dalam penjara tanpa melewati persidangan.. 

2 tahun 4 bulan lamanya Hamka dipenjara, apakah lantas ia bersedih, mendendam dan mengutuk-ngutuk betapa jahatnya Soekarno padanya..? Tidak..! 

Hamka justru bersyukur bisa masuk penjara.. 

Di dalam terali besi itu ia punya waktu yang banyak untuk menyelesaikan 30 juz Tafsir Alqur'an yang dikenal dengan Tafsir Al-Azhar.. 

Lantas, bagaimana dengan ketiga tokoh tadi..? Pramoedya, Mohammad Yamin dan Soekarno..?

Ternyata Allah masih sayang pada mereka, Pramoedya, Mohammad Yamin dan Soekarno.. 

Kekejian mereka pada Buya Hamka tidak harus diselesaikan di akhirat.. Allah mengizinkan masalah ini diselesaikan di dunia.. 

Di usia senja, Pramoedya mengakui kesalahannya di masa lalu. Ia mengirim putrinya, Astuti dengan calon suaminya, Daniel yang mualaf untuk belajar Islam pada Hamka sebelum mereka menjadi suami istri.. 

Apakah Hamka menolak..? Tidak..! Justru dengan hati yang sangat lapang Hamka mengajarkan ilmu agama pada anak dan calon menantu Pramoedya tanpa sedikit pun mengungkit-ungkit kekejaman Pramoedya.. 

Astuti, anak perempuan Pramoedya pun menangis haru melihat kebesaran hati ulama besar ini.. Hamka juga yang menjadi saksi atas pernikahan anak Pramoedya.. 

Saat Mohammad Yamin sakit keras, ia meminta orang terdekatnya untuk memanggil Hamka.. 

Dengan segala kerendahan hati dan penyesalannya pada ulama besar ini, Mohammad Yamin meminta maaf atas segala kesalahannya.. 

Dalam kesempatan nafas terakhirnya, tokoh besar Indonesia, Mohammad Yamin pun meninggal dunia dengan ucapan kalimat-kalimat tauhid yang dituntun oleh Hamka.. 

Begitu juga dengan Soekarno, Hamka justru berterima kasih dengan hadiah penjara yang diberikan padanya karena berhasil menulis buku yang menjadi dasar umat Islam dalam menafsirkan Alqur'an.. 

Tak ada marah, tak ada dendam, ia malah merindukan tokoh besar Indonesia, proklamator bangsa karena telah membuat ujian hidup sang Buya menjadi semakin berliku namun sangat indah.. 

Hamka ingin berterima kasih untuk itu semua.. 

Tanggal 16 Juni 1970, seorang ajudan Soekarno datang ke rumah Hamka membawa secarik kertas bertuliskan pendek : 

“Bila aku mati kelak, aku minta kesediaan Hamka untuk menjadi imam shalat jenazahku..”

Hamka langsung bertanya pada sang ajudan.. 

Di mana..? Di mana beliau sekarang..?  

Dengan pelan dijawab : "Bapak sudah wafat di RSPAD, jenazahnya sedang dibawa ke Wisma Yoso.."

Mata sang Buya menjadi sayu dan berkaca-kaca.. Rasa rindunya ingin bertemu dengan tokoh besar negeri ini malah berhadapan dengan tubuh yang kaku tanpa bisa berbicara.. 

Hanya keikhlasan dan pemberian maaf yang bisa diberikan Hamka pada Soekarno.. 

Untaian do'a yang lembut dan tulus dipanjatkannya saat menjadi Imam Shalat Jenazah Presiden Pertama Indonesia.. 

##

Terima kasih Buya, atas pembelajaran kehidupan dari cerita hidupmu..


Copasted : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=3017577745018757&id=100002996842320

Minggu, 23 Agustus 2020

Hikmah: Akibat Suatu Kezaliman

 Bismillaahir Rahmaanir Rahiim...

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... 

                                                             Akibat Suatu Kezhaliman

                                                             Suatu ketika, seorang nelayan keluar rumah di pagi hari untuk mencari rezeki yang halal. Dia melemparkan jaringnya dan ternyata dia tidak memperoleh apa-apa sementara anak-anaknya di rumah sedang merintih kelaparan. Lalu dia berdoa dengan sepenuh hati kepada Allah SWT. Ketika matahari hampir tenggelam, Allah memberi rezeki seekor ikan besar. Dia lalu memuji kepada Allah SWT dan mengambil ikan tersebut dengan penuh keceriaan menuju ke rumahnya.


Kebetulan ada seorang raja yang sedang bertamasya. Raja pun melihat nelayan tersebut, lalu dia dihadapkan kepada sang raja. Melihat ikan yang ada di tangan si nelayan, sang raja merasa takjub dengan ikan tersebut. 


Akhirnya, sang raja merampasnya secara paksa untuk dibawa ke istananya, demi membahagiakan permaisurinya. Tetapi, tiba-tiba ikan tersebut berputar dan menggigit jari sang raja. 


Pada malam itu sang raja tidak dapat istirahat dan tidak dapat tidur. Raja pun mendatangkan beberapa dokter. Para dokter merekomendasikan agar jarinya diamputasi.

Meski telah dipotong jarinya akan tetapi sang raja masih tetap tidak dapat istirahat karena racunnya telah menjalar ke seluruh tangannya. Para dokter kembali merekomendasikan agar tangannya diamputasi. 


Setelah diamputasi akan tetapi sang raja masih juga tidak dapat beristirahat. Bahkan dia berteriak-teriak dan minta tolong karena racun telah sampai lengannya.

Para dokter pun kembali merekomendasikan agar lengannya diamputasi. Kemudian sang raja dapat beristirahat dari rasa sakit secara fisik, tetapi jiwanya belum tenang. 


Perlahan, sang raja menyadari letak persoalannya. Orang-orang pun menganjurkannya agar pergi ke dokter hati, yaitu ulama yang ahli hikmah.


Sang raja pun berangkat ke tempat ulama dan mengisahkan tentang ikan tersebut. Sang ulama berkata kepadanya, “Kamu tidak akan tenang sebelum si nelayan telah memaafkanmu”. Kemudian sang raja mencari keberadaan nelayan, hingga akhirnya sang raja dapat menemukan si nelayan dan menjelaskan masalahnya kepadanya dan memintanya bersumpah agar si nelayan rela mengampuni dan memaafkannya. 


Si nelayan pun memaafkannya. Lalu raja bertanya kepadanya, “Sumpah apa yang kamu ucapkan untukku?” 


Dia menjawab, “Saya hanya mengucapkan sebuah kalimat, yaitu “Ya Allah! Dia telah menunjukkan kekuatannya kepadaku. Oleh karena itu, tunjukkan padaku kuasa-Mu pada dirinya!”


***


Dari kisah ini dapat kita ambil pelajaran bahwa, jangan berlaku zhalim kepada siapapun tanpa pandang warna dan bulu. Ketika Anda tidak mengerjakan amanah dengan baik, berarti anda telah zhalim kepada ketua/ kepada orang tua/ kepada siapapun yang telah memberikan amanah kepada Anda. 


Ketika ada saudara Anda yang bekerja totalitas dan mati-matian, akan tetapi Anda malah malas-malasan, lebih mementingkan kepentingan pribadi, banyak mengeluh tanpa memberikan kontribusi, berarti anda telah zhalim kepada saudara anda.

Mungkin saja, yang anda zhalimi suatu saat akan berdoa untuk keburukan anda, sehingga terjadilah permasalahan yang tak kunjung selesai pada kehidupan anda. 


Pun juga sebaliknya, sebagai pemimpin pun harus bersikap arif dan adil dalam memimpin rakyat/ jundi-jundinya. Agar rakyatnya mendoakan kebaikan untuknya, bukan malah mendoakan keburukan yang mendatangkan berbagai macam ketidaktenteraman.

Allahu ’alam.

Semoga kita diberikan hidayah oleh Allah untuk menjadi orang yang adil di manapun kita berada.

Selasa, 18 Agustus 2020

Hikmah: Sesudah Kesulitan Ada Kemudahan

 Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. 


Semangat Subuh ✊ 

(source: mas Sutanto Kahmi Forever 5)


SESUNGGUHNYA SETELAH KESULITAN AKAN ADA KEMUDAHAN

Sesungguhnya setelah kelaparan ada kenyang, sesudah dahaga ada kesejukan, setelah sakit ada sembuh, pasti yang sesat jika berusaha sungguh-sungguh akan menemukan jalannya, yang telah melalui kegelapan ada secercah cahaya terang benderang. Lihatlah para petualang di sebuah gua yang gelap, setelah berjalan kesana kemari melihat setitik lubang cahaya.

Beri kabar gembiralah bagi malam yang gelap, bahwa esok lusa akan ada fajar dari puncak gunung, dan celah-celah lembah.

Apabila kita melihat dan berjalan di tengah padang pasir nan tandus itu, kita berjalan lagi masih juga padang pasir, berjalan terus, Sampai suatu saat kelak kita akan menemukan dedaunan hijau, perkampungan hijau, ada kehidupan disana. Semua itu karena setiap ada muara ada hulunya atau sebaliknya. Ada ujung ada pangkalnya, ada kesulitan pasti setelah itu ada kemudahan.

Bila kita melihat tali itu kuat dan sambung menyambung, lihatlah suatu saat pasti akan terputus juga. Dibalik kemelaratan, pasti ada kebahagiaan. Di dalam ketakutan, akan disertai rasa aman. Dalam kegoncangan, setelah itu pasti angin itupun tenang kembali.

Ombak menderu-deru, tidak selamanya ia bergejolak terus, pasti ada masa tenangnya.

Begitulah sunnatullah di dunia ini. Tidak ada kesusahan yang terus menerus. Sebagaimana tidak ada kesenangan yang abadi. Semua akan datang silih berganti. Maka tidak semestinya seorang mukmin merasa putus asa ketika kesulitan menerpa, karena setelah itu kemudahan pasti akan menggantikannya. Bukankah Alloh subhanahu wata’ala telah berfirman:

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً . إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

(QS. Al Insyirah : 5-6)

Berkata Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di mengenai ayat tersebut : “Ayat ini memberi kabar gembira tatkala orang menjumpai kesulitan dan kesukaran, maka kemudahan pasti menemaninya. Seandainya kesulitan sesulit lubang biawak, maka kemudahan pun akan memasuki lalu melepas kesulitan.

Selamat menjalankan ibadah sholat subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita. Aamiin.

Jumat, 14 Agustus 2020

Merintis Kuliner Kapau secara Online

 Alhamdulillah, hari ini lumayan bisa memenuhi sebagian permintaan pelanggan. 

Ada tambunsu bumbu 2Kg, 2.5Kg tambunsu gulai, rendang ayam 2Kg dan gulai tunjang yang keluar dari Dapur Bundo Nova hari ini, yang terdistribusi ke Bekasi, Tangerang dan Palembang. 

Alhamdulillah, malam ini dapat laporan bahwa ada kepuasan dari pelanggan yang telah mencoba apa yang kami buat. Semoga kabar yang sama kami dengar esok hari dari sahabat kamk di Palembang. Pengiriman sore tadi semoga sesuai ekspektasi kami terhadap citarasa tambunsu bumbu dan rendang ayam yang akan dikonsumi esok pagi. Ini perdana keluar kota.

Perdana juga terhadap gulai tunjang yang dibuat langsung dipesan oleh pelanggan. Perdana juga terhadap tambunsu bumbu yang keluar dari dapur kami. Biasanya yang dipesan tambunsu matang. 

Alhamdulillah, banyak yang terbantu sore ini. Ada tiga pengiriman, oleh tiga driver ojol yang membantu mendistribusikan ke pelanggan kami, di tengah cuaca mendung dan hujan yang mengguyur bumi yang sudah lama kering. 

Alhamdulillah, ada rangkaian rezeki bagi orang lain dalam usaha dagang online yang baru kami rintis ini. Namun yang terpenting adalah adanya kepuasan dari pelanggan yang kami dengar hingga malam ini. 

Bersyukur kami padaMu ya Rab, yang telah membukakan mata hati kami untuk memulai usaha ini. Terimakasih kepada Ama yang telah bersikeras mendorong dan membantu kami dengan segala resep yang telah diberikan. Restu Ama itu adalah salah satu kuncinya. Terakhir kepada para pelanggan, kami ucapkan terimakasih dan dapat kami sampaikan bahwa usaha ini berkembang karena saran dari anda juga. 

Tak ada kesempurnaan tanpa ada perbaikan. Dan itu akan kami laksanakan, insyaAllah. 






Sebuah tulisan malam sebagai catatan dan renungan. 

PBH Parung Serab. 

21.38

#DapurBundoNova

#KulinerMinang

#KulinerKapau

#TambunsuBundoNova

#Tambunsu

Selasa, 11 Agustus 2020

Wajib Mengerti Kode Ban

Berkaca dari kecelakaan-kecelakaan mobil karena pecah ban..

*PEMILIK MOBIL WAJIB MENGERTI _KODE BAN MOBIL_*


Contoh yang tertulis di ban mobil :

*205/65/R15 94 H*


↳ *205* ⇨ Lebar BAN.

↳ *65* ⇨ Tinggi BAN.

↳ *R* ⇨ Ring

↳ *15* ⇨ Ukuran Ring.

↳ *94* ⇨ Max Beban.

↳ *H* ⇨ Max 210km/h.

↳ *S* ⇨ Max 180km/h.

↳ *T* ⇨ Max 190 km/h.

↳ *U* ⇨ Max 200km/h.

↳ *V* ⇨ Max 240km/h.

↳ *Z* ⇨ >240km/h

↳ *W* ⇨ 270km/h

↳ *Y* ⇨ 300km/h


*Setiap BAN ada 4 angka terlihat di sisi BAN*

↣ Contoh : *2214*

Menunjukkan keluaran ban baru dari pabrik pada minggu ke *22* tahun *2014*

*Setiap BAN mempunyai tempo/waktu/masa penggunaan ideal 5 tahun sejak tanggal dikeluarkan dari PABRIK.*

Jika membeli B̲A̲N̲ ̲B̲A̲R̲U̲ pastikan tahun terkini.

Jika membeli BAN dengan kode tahun yang sudah lewat, maka kita berhak untuk minta diskon dari daftar harga sesuai dengan ketentuan.


*Contoh ban dijual pada akhir tahun 2017 :*

Produk tertulis tahun :

2014 Potongan Disc 20%.

2013 Potongan Disc 40%.

2012 Potongan Disc 60%.

*2011 ...Jangan dibeli* meskipun ditawari diskon 80%.


*Usia BAN ( BARU ) bila sudah lebih dari 5 tahun, maka kondisi karet ban sudah keras sebab sudah masuk kategori _Expired ( _kadaluarsa_ ) meskipun belum digunakan*

Sangat disarankan jangan dibeli karena jelas bisa membahayakan jiwa anda dan keluarga.

Mari Kita Teliti Demi Keselamatan Jiwa Kita Dan Keluarga. Hati-hati membeli ban mobil!


Indahnya berbagi  


*Semoga bermanfaat*

*salamsatuaspal*

#gambarhanyapemanis

😷🙏😷

Senin, 10 Agustus 2020

Tambunsu


Tambunsu itu enaknya jelas. "Tambunsu itu lamak bana", kata orang Minang. Dan menurut saya, tambunsu itu kaya protein dan sangat boleh jadi sehat dan menyehatkan.

Begini penjelasannya. 
1. Usus
Usus itu kalau dibersihkan dengan benar, lemak yang menempel di sepanjang bagian dalam usus akan hilang atau berkurang banyak. Begitu juga selama perebusan hingga matang, lemak yang ada di bagian luar usus akan larut dalam air panas tersebut. Pematangan atau perebusan usus ini dilakukan dalam waktu yang cukup lama hingga kulit usus terasa lunak.  Lemak yang lepas selama perebusan tersebut akan terkumpul atau terlihat ketika air rebusan itu sudah dingin, setelah usus dikeluarkan dari panci.  
Dengan demikian lemak yang dikatakan sebagai penyebab kolesterol juga akan berkurang. 

Jika dibandingkan usus ayam, yang sering dikonsumsi oleh sebagian orang di tanah Jawa ini, baik digoreng ataupun dijadikan sate usus, kolesterolnya jauh lebih tinggi daripada kolesterol pada usus sapi/kerbau. 

Usus itu juga mengandung senyawa Purin, sama halnya dengan purin yang ada di sayur bayam. Purin ini jika dikonsumsi berlebihan bisa menjadi sumber penyakit asam urat. Namun pada tambunsu, usus yang dikonsumsi relatif sedikit karena hanya lapisan tipis pembungkus "selongsongan" telor sehingga dapat dikatakan senyawa purinnya juga sedikit.

Tetapi jangan lupa bahwa pada usus ini juga mengandung zat Calcium, Besi, Fosfor dan zat lainnya serta mengandung vitamin A, D, E dan K yang sangat tinggi.

2. Telor
Kalau dari sisi telor sebagai isian usus yang dikhawatirkan, bukankah kita sudah terbiasa mengkonsumsi telor sedari kecil? 

Putih telor itu kaya dengan protein. Protein sangat dibutuhkan tubuh. Nah pada tambunsu ini, putih telor sangat dibutuhkan. 

Kuning telor memang mengandung kolesterol itu, tetapi bukankah kita sudah terbiasa mengkonsumsi kuning telor sedari kecil? Dan bersyukur bahwa kita aman - aman saja hingga saat ini.  
 
Bahkan kuning telor menjadi penambah stamina bagi kita.  Buktinya kalau kita di ranah minang, ada minuman teh yang terkenal. Namanya Teh Telor. Yang diambil hanya kuningnya saja,  sedangkan putih telornya dibuang. Di Jawa, ada minuman STMJ. Prosesnya pun sama, kuningnya diambil, putih telornya dibuang. Bahkan dalam donat, bolu, ataupun bakery, dan lain sebagainya, juga menggunakan kuning telor saja, putihnya tetap dibuang.

Asumsi saya bisa jadi kolesterol ini adalah kolesterol baik. Namun bagi orang orang tertentu yang alergi akan telor, ataupun kuning telor memang perlu menghindarinya. Hanya karena sudah jelas penyebabnya dan mau tak mau memang harus dihindari.
 
3. Santan
Santan mengandung kolesterol? Belum tentu juga jelek, kecuali kalau dipanaskan berulang ulang kali. Umumnya kalau gulai tambunsu, hanya dua tiga kali pemanasan. Kalo tidak habis, biasanya sudah kering. Kalo tambunsu kering tersebut, dibersihkan dari sisa gulainya, bisa digoreng balado. Enak. 🙂 

Oh ya,  bukankah VCO sebagai sumber HDL, yg kita konsumsi juga dari santan? Harganya lumayan loh.

Bahkan dalam penelitian Prof. dr. Nur Indrawaty Liputo M.Sc, Phd bahkan menjelaskan bahwasanya santan itu menyehatkan. Silakan baca keterangan di link berikut ini:



###

Jadi yang sebenarnya mengkhawatirkan itu bukan pada gulai Tambunsunya,  tetapi menurut saya adalah karbohidrat yang mengiringi ketika makan gulai tambunsu tersebut. 

Orang kadang suka kalap kalau sudah makanan khas minangkabau, terkhusus "samba" khas Kapau ini. Batambuah tambuah makan kalo sudah bertemu dengan gulai tambunsu ini. Sama halnya dengan kuliner minangkabau lainnya. Nafsu makan akan meningkat, apalagi kalo dihidang dengan nasi panas "manggabubu". 

Bahkan kalo di rumah makan, belum habis nasi yang di piring, biasanya sudah bilang, "Da, tambuah ciek lai da". 🤭

###

Begitulah analisa saya terhadap kuliner Kapau yang terkenal ini, yang menjadi icon akan suatu Rumah Makan ataupun Kadai Nasi Kapau, yang kadang dikhawatirkan orang. Padahal bagi yang pernah makan tambunsu ini, susah untuk menahan selera kalo sudah melihat montoknya usus yang berisi telor ini.

Tambunsu itu enaknya jelas. Tambunsu itu lamak bana sesungguhnya.

Selamat menikmati tulisan ini, semoga bisa menimbulkan selera makan. Dan bagi sahabat yang ada di Jabodetabek, jika membutuhkan Tambunsu yang "full isi telor", tanpa campur sama sekali dengan tahu ataupun tepung, bisa meghubungi saja. Japri saja.. 

Mohon maaf kalo ada yang kurang dalam penjelasan saya ini. Andai ada kekeliruan, mohon disempurnakan, dengan menyertakan literatur yang sesuai, bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 

#DapurBundoNova
#Tambunsu
#TambunsuKapau
#KulinerKapauOnline



Pijar Park Kudus

Setelah sarapan dengan soto Semarang Mat Tjangkir porsi kecil kami lanjutkan balik ke penginapan sekitaran alun alun Kudus. Simpang Tujuh Re...