Bismillaahir Rahmaanir Rahiim...
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Akibat Suatu Kezhaliman
Suatu ketika, seorang nelayan keluar rumah di pagi hari untuk mencari rezeki yang halal. Dia melemparkan jaringnya dan ternyata dia tidak memperoleh apa-apa sementara anak-anaknya di rumah sedang merintih kelaparan. Lalu dia berdoa dengan sepenuh hati kepada Allah SWT. Ketika matahari hampir tenggelam, Allah memberi rezeki seekor ikan besar. Dia lalu memuji kepada Allah SWT dan mengambil ikan tersebut dengan penuh keceriaan menuju ke rumahnya.
Kebetulan ada seorang raja yang sedang bertamasya. Raja pun melihat nelayan tersebut, lalu dia dihadapkan kepada sang raja. Melihat ikan yang ada di tangan si nelayan, sang raja merasa takjub dengan ikan tersebut.
Akhirnya, sang raja merampasnya secara paksa untuk dibawa ke istananya, demi membahagiakan permaisurinya. Tetapi, tiba-tiba ikan tersebut berputar dan menggigit jari sang raja.
Pada malam itu sang raja tidak dapat istirahat dan tidak dapat tidur. Raja pun mendatangkan beberapa dokter. Para dokter merekomendasikan agar jarinya diamputasi.
Meski telah dipotong jarinya akan tetapi sang raja masih tetap tidak dapat istirahat karena racunnya telah menjalar ke seluruh tangannya. Para dokter kembali merekomendasikan agar tangannya diamputasi.
Setelah diamputasi akan tetapi sang raja masih juga tidak dapat beristirahat. Bahkan dia berteriak-teriak dan minta tolong karena racun telah sampai lengannya.
Para dokter pun kembali merekomendasikan agar lengannya diamputasi. Kemudian sang raja dapat beristirahat dari rasa sakit secara fisik, tetapi jiwanya belum tenang.
Perlahan, sang raja menyadari letak persoalannya. Orang-orang pun menganjurkannya agar pergi ke dokter hati, yaitu ulama yang ahli hikmah.
Sang raja pun berangkat ke tempat ulama dan mengisahkan tentang ikan tersebut. Sang ulama berkata kepadanya, “Kamu tidak akan tenang sebelum si nelayan telah memaafkanmu”. Kemudian sang raja mencari keberadaan nelayan, hingga akhirnya sang raja dapat menemukan si nelayan dan menjelaskan masalahnya kepadanya dan memintanya bersumpah agar si nelayan rela mengampuni dan memaafkannya.
Si nelayan pun memaafkannya. Lalu raja bertanya kepadanya, “Sumpah apa yang kamu ucapkan untukku?”
Dia menjawab, “Saya hanya mengucapkan sebuah kalimat, yaitu “Ya Allah! Dia telah menunjukkan kekuatannya kepadaku. Oleh karena itu, tunjukkan padaku kuasa-Mu pada dirinya!”
***
Dari kisah ini dapat kita ambil pelajaran bahwa, jangan berlaku zhalim kepada siapapun tanpa pandang warna dan bulu. Ketika Anda tidak mengerjakan amanah dengan baik, berarti anda telah zhalim kepada ketua/ kepada orang tua/ kepada siapapun yang telah memberikan amanah kepada Anda.
Ketika ada saudara Anda yang bekerja totalitas dan mati-matian, akan tetapi Anda malah malas-malasan, lebih mementingkan kepentingan pribadi, banyak mengeluh tanpa memberikan kontribusi, berarti anda telah zhalim kepada saudara anda.
Mungkin saja, yang anda zhalimi suatu saat akan berdoa untuk keburukan anda, sehingga terjadilah permasalahan yang tak kunjung selesai pada kehidupan anda.
Pun juga sebaliknya, sebagai pemimpin pun harus bersikap arif dan adil dalam memimpin rakyat/ jundi-jundinya. Agar rakyatnya mendoakan kebaikan untuknya, bukan malah mendoakan keburukan yang mendatangkan berbagai macam ketidaktenteraman.
Allahu ’alam.
Semoga kita diberikan hidayah oleh Allah untuk menjadi orang yang adil di manapun kita berada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar