Jumat, 29 November 2019

Hikmah: Mendidik Anak Menjadi Sholeh atau Pintar ?


Sebuah kisah yang sangat luar biasa, yang pernah tayang di halaman fesbuk saya beberapa waktu yang lalu. Entah darimana sumbernya, tetapi sangat layak untuk kita renungi dan ambil hikmahnya. Selamat membaca,

#####

Seorang bapak berusia sekitar 65 tahunan duduk sendiri di sebuah  lounge bandara Halim Perdana Kusuma, menunggu pesawat yang akan menerbangkannya ke Jogja.
Kami bersebelahan hanya berjarak satu kursi kosong.

Beberapa  menit kemudian ia menyapa saya,
“Adik hendak ke Jogja juga?”
“Saya ke Blitar via Malang, Pak. Bapak ke Jogja?”
“Iya.”
“Bapak sendiri?”
“Iya.”. Senyumnya datar. Menghela napas panjang. “Adik kerja dimana?”

“Saya serabutan, Pak,” sahut saya sekenanya.
“Serabutan tapi mapan, ya?”. Ia tersenyum. “Kalau saya mapan tapi jiwanya serabutan.”

Saya tertegun. “Kok begitu, Pak?”

Ia pun mengisahkan, istrinya telah meninggal setahun lalu. Dia memiliki dua orang anak yang sudah besar-besar.
Yang sulung sudah mapan bekerja. Di Amsterdam. Di sebuah perusahaan farmasi terkemuka dunia.  Yang bungsu, masih kuliah S2 di USA.

Ketika ia berkisah tentang rumahnya yang mentereng di kawasan elit Pondok Indah Jakarta, yang hanya dihuni olehnya, istri, seorang satpam, 2 orang pembantu dan seorang sopir pribadinya, ia menyeka airmata di kelopak matanya dengan tisue.

“Adik jangan sampai mengalami hidup seperti saya ya. Semua yang saya kejar dari masa muda, kini hanyalah kesia-siaan. Tiada guna sama sekali dalam keadaan seperti ini. Saya tak tahu harus berbuat apa lagi. Tapi saya sadar, semua ini akibat kesalahan saya yang selalu memburu duit, duit, dan duit, sampai lalai mendidik anak tentang agama, ibadah, silaturrahmi dan berbakti pada orang tua.

Hal yang paling menyesakkan dada saya ialah saat istri saya menjelang meninggal dunia karena sakit kanker rahim yang dideritanya, anak kami yang sulung hanya berkirim SMS tak bisa pulang mendampingi akhir hayat mamanya gara-gara harus meeting dengan koleganya dari Swedia. Sibuk. Iya, sibuk sekali…. Sementara anak bungsu saya mengabari via WA bahwa ia sedang mid - test di kampusnya sehingga tidak bisa pulang...”

“Bapak, Bapak yang sabar ya….”.
Tidak ada kalimat lain yang bisa saya ucapkan selain itu.

Ia tersenyum kecut.
“Sabar sudah saya jadikan lautan terdalam dan terluas untuk membuang segala sesal saya dik.
Meski telat, saya telah menginsafi satu hal yang paling berharga dalam hidup manusia, yakni sangkan paraning dumadi. Bukan materi sebanyak apa pun. Tetapi, dari mana dan hendak ke mana kita akhirnya. Saya yakin, hanya dari Allah dan kepada-Nya kita kembali. Di luar itu, semua semu. Tidak hakiki...

Adik bisa menjadikan saya contoh kegagalan hidup manusia yang merana di masa tuanya….”

Ia mengelus bahu saya.
Saya tiba-tiba teringat ayah saya.
Spontan saya memeluk Bapak tersebut.
Tak sadar menetes airmata..
Bapak tua tersebut juga meneteskan airmata....

Kejadian ini telah menyadarkan aku, bahwa mendidik anak tujuan utamanya harus shaleh bukan kaya. Tanpa kita didikpun rejeki anak sudah dijamin oleh Tuhan, tapi tidak ada jaminan tentang keimanannya. Orang tua yg harus berusaha untuk mendidik dan menanamkannya.

Di pesawat, seusai take off, saya melempar pandangan ke luar jendela, ke kabut-kabut yang berserak bergulung-gulung, terasa diri begitu kecil lemah tak berdaya di hadapan kekuasaan-Nya...

#####

Hidup Itu Sederhana Saja. Mencari Rezeki Jangan Mengejar JUMLAHNYA Tetapi Kejarlah BERKAHNYA.





Semoga bermanfaat.

Hikmah: Menulis di Atas Pasir


Ada sebuah kisah tentang sepasang suami istri yang sedang berjalan melintasi gurun pasir.

Di tengah perjalanan, mereka bertengkar dan suaminya menghardik istrinya dengan sangat keras.
Istri yang kena hardik, merasa sakit hati, tapi dia tidak berucap sepatah katapun, dia hanya menulis di atas pasir :
HARI INI SUAMIKU MENYAKITI HATIKU.

Mereka terus berjalan, hingga menemukan sebuah oase. Mereka pun memutuskan untuk mandi.
Si Istri, mencoba berenang, tiba-tiba kakinya kram dan nyaris tenggelam, namun berhasil diselamatkan suaminya.

Ketika dia mulai siuman dan rasa terkejutnya hilang, dia mengambil pisau kemudian memahat tulisan di sebuah batu cukup besar :
HARI INI SUAMIKU YANG BAIK MENYELAMATKAN NYAWAKU.

Suami yang terheran-heran bertanya : “Kenapa setelah aku menghardikmu, kamu menulisnya di atas pasir, dan sekarang kamu menulis di atas batu ?”

Istrinya sambil tersenyum menjawab : “Ketika hal buruk terjadi, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan itu, sehingga aku bisa melupakannya...

Dan bila sesuatu yang baik dan luar biasa diperbuat suamiku, aku harus memahatnya di atas batu, agar tidak bisa hilang tertiup angin waktu, sehingga akan kuingat selamanya..."

Saudaraku...

Dalam hidup ini sering timbul beda pendapat dan konflik dengan seseorang karena sudut pandang yang berbeda.
Terkadang malah sangat menyakitkan.
Oleh karenanya, cobalah untuk saling memaafkan dan melupakan masalah yang lalu.


Dan yang terpenting adalah :
"Belajarlah untuk selalu BISA MENULIS DI ATAS PASIR untuk semua hal yang MENYAKITKAN, dan selalu MENGUKIR DI ATAS BATU untuk semua KEBAIKAN yang kita peroleh...."

*****
Selamat meraih kebahagiaan, sahabatku semuanya. Berbahagialah dengan orang yang telah menjadi pasangan hidup anda sehingga anak anak anda pun akan berbahagia bersama anda berdua.

😊❤💕

Nabi Sulaiman AS (6)

Oleh Yunahar Ilyas
Siapakah yang mampu memindahkan singgasana ratu balqis ke istana Sulaiman dalam sekejap mata? Al-Qur’an tidak menyebut namanya, yang jelas dia bukan dari bangsa jin, tapi dari dari bangsa manusia,  seorang yang mempunyai ilmu dari AI KitabMaksudnya kitab suci yang diturunkan sebelumnya yaitu Taurat dan ZaburSiapakah dia? Ibn Katsir dalam Kitab Tafsirnya (10: 408) menyebutkan beberapa nama yang bersumber dari beberapa riwayat. Menurut Ibn Abbas, Qatadah dan ad-Dhahhak,  namanya Ashif ibn Burkhiya’, sekretaris Nabi Sulaiman  AS. Menurut Mujahid namanya Asthum. Menurut Zuhair ibn Muhammad namanya Zun Nur. Menurut Abdullah ibn Luhaiah laki-laki itu adalah Khidhir, tapi yang terakhir ini dikomentari oleh Ibn Katsir sebagai pendapat yang aneh sekali (gharîb jiddan).
Siapapun namanya tidak terlalu penting, yang jelas dia bukan bangsa jin tapi dari bangsa manusia. Hal ini penting kita garisbawahi bahwa bangsa manusia tetap lebih unggul dari bangsa jin. Yang perlu juga digarisbawahi adalah bahwa orang tersebut memiliki kemampuan itu karena ilmu yang dia pelajari dari al-Kitab. Artinya dia mendapatkan ilmu yang bersumber dari Allah SWT. Peristiwa ini juga mengingatkan kita akan pentingnya kecepatan dalam teknologi. Jin Ifrit punya kemampunan memindahkan singgasana Balqis dengan cepat, yaitu dari duduk menjadi berdiri. Laki-laki berilmu itu mampu memindahkannya dengan lebih cepat yaitu sekejab mata. Meminjam bahasa Ibn ‘Asyur sebagaimana dikutip oleh  Qurash Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah (10: 227), ini adalah simbol pertandingan antara cepat dan lebih cepat.
Rekor kecepatan memindahkan benda dalam sekejap mata itu belum bisa dipecahkan oleh teknologi manusia sampai abad ini. Yang sudah bisa ditransfer dalam sekejap mata dengan teknologi komunikasi sekarang ini baru suara, tulisan, photo dan video atau film. Memindahkan barang, benda apalagi singgasana masih memerlukan waktu yang relatif lama.
Ratu Balqis datang ke Istana Sulaiman
Sebelum Ratu Balqis sampai di istana, Nabi Sulaiman perintahkan kepada anak buahnya untuk sedikit merobah penampilan singgasana Ratu Balqis, untuk menguji kecerdasan dan ketelitian Sang Ratu. Dia yang tiap hari bertahta di atas singgasana itu apakah benar-benar mengenal singgasananya dengan detail. Kalau dia teliti tentu dia akan tetap mengenalnya walaupun pada beberapa bagian sudah dirobah.
Baru saja Ratu Balqis sampai, tanpa menunggu istirahat terlebih dahulu, Sulaiman sudah menodongnya dengan pertanyaan, apakah seperti ini singgasana Anda? Pertanyaannya bukan apakah ini singgasana Anda, karena pertanyaan seperti ini tentu agak ganjil, karena jelas singgasana Ratu Balqis ada di istananya di Saba’, di negeri Yaman. Juga pertanyaan model kedua ini akan membuat Ratu Balqis curiga. Ratu Balqis datang dengan pengetahuan dan keyakinan bahwa singgasananya tersimpan aman dalam peti yang dikunci tujuh lapis dalam istananya di Saba’. Ditodong dengan pertanyaan seperti itu,  Ratu Balqis menjawab singkat “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku.”
Rupanya Ratu Balqis tetap mengenali singgasananya walaupun sedikit sudah dirobah penampilannya. Jawaban ini menunjukkan kecerdasan dan ketelitian Ratu Balqis. Tentu dia mulai berpikir, bagaimana singgasananya bisa sampai di istana Sulaiman, padahal berada dalam jarak yang sangat jauh. Kejadian ini tambah meyakinkan Ratu akan kehebatan Raja Sulaiman yang pernah dia dengar sebelumnya, yang menjadi sebab Ratu mau datang memenuhi kehendak Sulaiman. Ratu tambah yakin Sulaiman bukanlah hanya seorang Raja yang ingin memperluas wilayah kekuasaannya, tetapi juga seorang Nabi yang dapat mukjizat dari Allah SWT. Allah SWT berfirman:
قَالَ نَكِّرُواْ لَهَا عَرۡشَهَا نَنظُرۡ أَتَهۡتَدِيٓ أَمۡ تَكُونُ مِنَ ٱلَّذِينَ لَا يَهۡتَدُونَ ٤١ فَلَمَّا جَآءَتۡ قِيلَ أَهَٰكَذَا عَرۡشُكِۖ قَالَتۡ كَأَنَّهُۥ هُوَۚ وَأُوتِينَا ٱلۡعِلۡمَ مِن قَبۡلِهَا وَكُنَّا مُسۡلِمِينَ ٤٢  
Dia berkata: “Robahlah baginya singgasananya; Maka kita akan melihat Apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya)”. Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: “Serupa inikah singgasanamu?” Dia menjawab: “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri”. (Q.S. An-Naml 27: 41-42)
Tentang ungkapan akhir dalam ayat di atas: “kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri”para mufasir berbeda pendapat memahaminya, apakah itu masih bagian dari ucapan Ratu Balqis seperti dalam terjemahan di atas, atau ucapan Nabi Sulaiman. Jika itu ungkapan dari Sulaiman, maka maksudnya adalah setelah Ratu Balqis kagum dengan kehebatan Sulaiman maka dia mengakui keesaan Allah SWT dan mengakui Sulaiman sebagai utusan-Nya lalu dia memeluk agama yang dianut oleh Nabi Sulaiman. Mengomentari hal itu Nabi Sulaiman mengatakan bahwa dia telah diberi ilmu sebelum Ratu Balqis diberi ilmu dan kami telah memeluk Islam sebelum mereka menyerahkan diri kepada Allah.
Sepertinya lebih tepat kalau bagian akhir itu adalah ucapan Ratu Balqis yang mendapat konfirmasi akan kehebatan Raja Sulaiman seperti yang sudah dia dengar sebelumnya. Tidak salah kalau kemudian dia datang memenuhi keinginan Raja Sulaiman.
Selama ini Ratu Balqis meyakini alamlah yang berkuasa, alamlah yang dianggapnya tuhan yang memberikan manfaat dan mudharat dalam kehidupannya, sehinga dia dan para pengikutnya menyembah matahari. Keyakinan inilah yang menghalanginya selama ini untuk menyembah Allah SWT. Sekarang dia yakin akan kekuasaan dan keesaan Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang  mencipta, mengatur dan menguasai alam seluruhnya. Allah SWT berfirman:
وَصَدَّهَا مَا كَانَت تَّعۡبُدُ مِن دُونِ ٱللَّهِۖ إِنَّهَا كَانَتۡ مِن قَوۡمٖ كَٰفِرِينَ ٤٣  
 Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir.” (Q.S. An-Naml 27: 43)
Setelah diperlihatkan dan ditanya tentang singgasana itu, Ratu Balqis dipersilahkan memasuki ruang dalam dari istana Sulaiman. Ratu Balqis melihat lantai istana Sulaiman adalah kolam yang ada airnya, sehingga spontan dia mengangkat kainnya sehinga kelihatan kedua betisnya. Sebenarnya lantai istana Sulaiman terdiri dari kaca kuat yang sangat bening, di bawahnya ada kolam air dengan ikan-ikan yang berenang di dalamnya. Lantai seperti itulah yang dikira kolam oleh Sang Ratu. Allah SWT berfirman:
قِيلَ لَهَا ٱدۡخُلِي ٱلصَّرۡحَۖ فَلَمَّا رَأَتۡهُ حَسِبَتۡهُ لُجَّةٗ وَكَشَفَتۡ عَن سَاقَيۡهَاۚ قَالَ إِنَّهُۥ صَرۡحٞ مُّمَرَّدٞ مِّن قَوَارِيرَۗ قَالَتۡ رَبِّ إِنِّي ظَلَمۡتُ نَفۡسِي وَأَسۡلَمۡتُ مَعَ سُلَيۡمَٰنَ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٤٤
“Dikatakan kepadanya: “Masuklah ke dalam istana”. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya. berkatalah Sulaiman: “Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca”. berkatalah Balqis: “Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”. (Q.S. An-Naml 27: 44)
Ratu Balqis sangat malu dengan apa yang telah dilakukannya mengangkat kain sehingga terlihat kedua betisnya, tadinya dia benar-benar yakin itu adalah kolam yang penuh berisi air walaupun tidak dalam. Ratu menyadari betapa kecilnya dia di hadapan Sulaiman, apalagi dihadapan Allah SWT Tuhan semesta alam. Ratu dengan penuh kerendahan hati menyatakan“Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”.

Nabi Sulaiman AS (5)

Oleh Yunahar Ilyas
 Memindahkan Singgasana Ratu Balqis
Nabi Sulaiman AS menyuruh utusan Ratu Balqis untuk membawa kembali hadiah-hadiah yang mereka bawa dari Kerajaan Saba’. Pesan Sulaiman dalam suratnya jelas, Ratu Balqis dan para pembesarnya harus datang menemui beliau sebagai orang-orang yang berserah diri (wa âtûni muslimîn).
Apa sebenarnya yang diinginkan oleh Sulaiman dari Ratu Balqis. Apakah sekadar tunduk kepada beliau atau ingin agar Ratu Balqis dan para pembesarnya serta penduduk Saba’ tidak lagi menyembah matahari seperti yang dilaporkan oleh Hud-hud sebelumnya.
Dalam surat yang dikirimkan tersebut tidak ada perintah untuk menghentikan penyembahan matahari, juga tidak ada perintah untuk menyembah Allah SWT semata. Sulaiman hanya melarang Ratu Balqis dan para pembesarnya berlaku sombong kepadanya, dan memerintahkannya untuk datang beserah diri.
Sebagai seorang Nabi dan Raja tentu Sulaiman menginginkan kedua-duanya. Tetapi tentu beliau tidak boleh memaksa siapa pun untuk masuk Islam. Maka langkah srategis yang dilakukan Sulaiman adalah menundukkan Kerajaan Saba’ berada di bawah kekuasaannya, dengan demikian ada jalan untuk menghentikan penyembahan matahari. Itu sebab para mufassir tidak menafsirkan kalimat wa âtûni muslimîn sebagai datanglah kepadaku untuk masuk Islam, tapi datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.
Nabi Sulaiman sama sekali tidak tertarik dengan  persembahan rupa-rupa hadiah yang dikirimkan Ratu Balqis. Beliau menolaknya mentah-mentah. Bahkan mengancam akan mengerahkan pasukan menyerang Kerajaan Saba’. Jelas sudah misi utusan Ratu Balqis gagal.
Jika pasukan Sulaiman datang menyerang dengan kekuatan penuh, Ratu Balqis dan pasukannya tidak akan sanggup bertahan, apalagi mengalahkan balatentara Sulaiman yang perkasa itu.  Dengan demikikan, kerusakan besar akan terjadi. Ratu dan para pembesar kerajaan akan digiring ke Kerajaan Sulaiman sebagai tawanan yang hina.
Ratu kembali berunding dengan para pembesar kerajaan dan kemudian mengambil keputusan akan datang langsung menghadap Raja Sulaiman. Ratu akan diiringi oleh pembesar kerajaan dan dikawal oleh pasukan secukupnya. Keputusan itu segera dikabarkan kepada Sulaiman melalui utusan berikutnya.
Mendapat kabar bahwa Ratu Balqis akan datang, Nabi Sulaiman punya ide untuk memindahkan singgasana Ratu Balqis dari istananya di Saba’ ke istana Sulaiman di Palestina. Sulaiman  menanyakan kepada para  pembesar kerajaannya,  siapa yang sanggup memindahkan singgasana itu secepatnya sebelum Ratu Balqis dan rombongan datang. Allah SWT berfirman:
قَالَ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمَلَؤُاْ أَيُّكُمۡ يَأۡتِينِي بِعَرۡشِهَا قَبۡلَ أَن يَأۡتُونِي مُسۡلِمِينَ ٣٨ قَالَ عِفۡرِيتٞ مِّنَ ٱلۡجِنِّ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبۡلَ أَن تَقُومَ مِن مَّقَامِكَۖ وَإِنِّي عَلَيۡهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٞ ٣٩  
“Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”. Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya”. (Q.S. An-Naml 27: 38-39)
Menurut Muhammad ibn Ishaq, seperti dikutip Ibn Katsir dalam Kitab Tafsirnya (10:407), setelah para utusan kembali dan melaporkan penolakan dan ancaman Sulaiman, Ratu Balqis menyatakan: “Aku sudah tahu bahwa Sulaiman  itu bukan (hanya) seorang Raja. Kita tidak punya kemampuan untuk menghadapinya.” Kemudian Ratu mengirim utusan menyampaikan pesannya kepada Sulaiman: “Aku akan datang menemui engkau bersama para pembesar kaumku. Aku akan lihat apa titahmu, dan apa agama yang engkau ajak kami mengikutinya”.
Setelah itu Ratu melakukan persiapan perjalanan. Singgasananya yang terbuat dari emas berhiaskan batu-batu mulia yaqut, zabarjad dan lu’lu’ dia perintahkan untuk dimasukkan dalam sebuah peti besar dengan penutup tujuh lapis. Sepeninggal dia tidak seorang pun boleh membukanya apalagi duduk di atas singgasananya.
Setelah rombongan besar dari Yaman berangkat, Nabi Sulaiman memerintahkan pasukan jinnya untuk memantau siang dan malam perjalanan rombongan tersebut. Setelah dekat, Nabi Sulaiman menanyakan kepada para pembesar kerajaannya, siapa yang sanggup memindahkan singgasana Ratu Balqis ke Istana beliau, sebelum Ratu dan rombongannya sampai.
Yang pertama menyatakan kesanggupannya adalah Jin Ifrit. Dia sanggup memindahkan singgasana tersebut sebelum Baginda Sulaiman berdiri dari duduknya. Jika Nabi Sulaiman setuju, kemudian langsung berdiri, maka singgasana tersebut sudah berada di dalam istana beliau.
Menurut M. Quraish Shihab, Ifrit berarti yang sangat kuat lagi sangat cerdas dan tidak dapat dicederai, tidak juga dapat terkalahkan. Biasanya kata ini hanya menunjuk kepada makhlus halus,dan bila digunakan menyifati manusia, maka itu dalam konteks  mempersamakannya dengan makhluk halus itu” (Tafsir Al-Mishbah 10:224)
Belum lagi Nabi Sulaiman menjawab, muncul lagi tawaran yang lebih hebat dan lebih cepat. Kali ini datang bukan dari bangsa jin, tapi dari bangsa manusia. Allah SWT berfirman:
قَالَ ٱلَّذِي عِندَهُۥ عِلۡمٞ مِّنَ ٱلۡكِتَٰبِ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبۡلَ أَن يَرۡتَدَّ إِلَيۡكَ طَرۡفُكَ
“Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”...  (Q.S. An-Naml 27: 40)
Kalau Jin Ifrit sanggup memindahkan singgasana itu sebelum Sulaiman berdiri dari duduknya, maka laki-laki yang punya ilmu al-Kitab ini sanggup melakukannya dalam sekejap mata. Tentu saja tidak ada  lagi yang akan bisa menandinginya. Al-Qur’an tidak menceritakan lagi jawaban Nabi Sulaiman. Begitu mata tapi Sulaiman berkedip secara refleks seperti umumnya manusia, maka tiba-tiba singgasana Ratu Balqis sudah ada di hadapan beliau.
Menyaksikan singgasana itu sudah ada di hadapan beliau, Sulaiman sangat bersyukur, dan menyatakan bahwa ini semua adalah karunia dari Allah SWT yang diberikan kepada beliau, untuk mengaujinya, apakah di dapat bersyukur atau kufur. Barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”. Allah SWT berfirman melanjutkan ayat 40 di atas:
فَلَمَّا رَءَاهُ مُسۡتَقِرًّا عِندَهُۥ قَالَ هَٰذَا مِن فَضۡلِ رَبِّي لِيَبۡلُوَنِيٓ ءَأَشۡكُرُ أَمۡ أَكۡفُرُۖ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشۡكُرُ لِنَفۡسِهِۦۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيّٞ كَرِيمٞ ٤٠ 
“… Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.(Q.S. An-Naml 27: 40)
Siapakah laki-laki yang menguasai ilmu al-Kitab tersebut? (bersambung)

Nabi Sulaiman AS (4)

Oleh : Yunahar Ilyas
Surat dari Sulaiman dan Respon Ratu Balqis
Setelah surat itu sampai ke tangan Ratu Balqis, segera dia kumpulkan para pembesar kerajaan untuk berunding apa yang harus mereka lakukan untuk merespon surat dari Sulaiman tersebut. Allah SWT berfirman:
قَالَتۡ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمَلَؤُاْ إِنِّيٓ أُلۡقِيَ إِلَيَّ كِتَٰبٞ كَرِيمٌ ٢٩ إِنَّهُۥ مِن سُلَيۡمَٰنَ وَإِنَّهُۥ  ٣٠ أَلَّا تَعۡلُواْ عَلَيَّ وَأۡتُونِي مُسۡلِمِينَ ٣١    
“Berkata ia (Balqis): “Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”. (Q.S. An-Naml 27: 29-31)
Surat Nabi Sulaiman AS kepada Ratu Balqis, penguasa Saba’ dimulai dengan lafazh basmallah:  “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” Inilah surat pertama yang dimulai dengan basmalah, bahkan menurut para ulama, seperti dikutip Ibn Katsir dalam Kitab Tafsirnya (10: 403), tidak ada seorangpun sebelum Sulaiman yang menulis lafazh basmalah tersebut.
Isi surat Sulaiman sangat ringkas, tapi menunjukkan kelasnya sebagai seorang Nabiyullah dan seorang raja yang berkuasa. Setelah menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Sulaiman menyatakan “janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”.
Mengetahui bahwa surat itu diantar oleh seekor burung, Ratu Balqis sudah tercengang, apalagi membaca isinya. Singkat dan tegas. Ada nada mengancam dalam surat itu. Kalau bukan dari seorang raja yang besar tidak mungkin akan mengirim surat semacam itu. Barangkali Ratu Balqis sudah pernah mendengar sebelumnya tentang Raja Sulaiman di daerah utara jazirah Arabia dan tahu bagaimana hebat dan berkuasanya Raja tersebut.
Ratu Balqis segera mengumpulkan para pembesar kerajaan untuk meminta pendapat mereka. Allah SWT berfirman:
قَالَتۡ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمَلَؤُاْ أَفۡتُونِي فِيٓ أَمۡرِي مَا كُنتُ قَاطِعَةً أَمۡرًا حَتَّىٰ تَشۡهَدُونِ ٣٢ قَالُواْ نَحۡنُ أُوْلُواْ قُوَّةٖ وَأُوْلُواْ بَأۡسٖ شَدِيدٖ وَٱلۡأَمۡرُ إِلَيۡكِ فَٱنظُرِي مَاذَا تَأۡمُرِينَ ٣٣ قَالَتۡ إِنَّ ٱلۡمُلُوكَ إِذَا دَخَلُواْ قَرۡيَةً أَفۡسَدُوهَا وَجَعَلُوٓاْ أَعِزَّةَ أَهۡلِهَآ أَذِلَّةٗۚ وَكَذَٰلِكَ يَفۡعَلُونَ ٣٤ وَإِنِّي مُرۡسِلَةٌ إِلَيۡهِم بِهَدِيَّةٖ فَنَاظِرَةُۢ بِمَ يَرۡجِعُ ٱلۡمُرۡسَلُونَ ٣٥    
“ Berkata dia (Balqis): “Hai para pembesar, berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku). Mereka menjawab: “Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada ditanganmu. Maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan. Dia berkata: “Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat. Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu”. (Q.S. An-Naml 27: 32-35)
Setelah para pembesar istana berkumpul, Ratu Balqis menegaskan bahwa dia tidak akan pernah membuat keputusan, apalagi dalam masalah pelik seperti sekarang ini, sebelum meminta pendapat para pembesar kerajaan Saba’ yang dia pimpin. “Bagaimana pendapat kalian tentang isi surat dari raja Sulaiman ini.”
Mereka menyatakan siap mematuhi apa pun perintah yang akan diberikan oleh Ratu Balqis. Seandainya harus berperang, mereka siap. “Kita punya kekuatan dan keberanian”, kata mereka.
Tentu saja Ratu Balqis senang dengan kesiapan dan keberanian para pembesar kerajaan untuk berperang. Tapi dia punya pikiran lain, bukan berperang, tapi mengirim utusan mengantarkan hadiah untuk Raja Sulaiman. Karena perang, dalam pandangan Ratu Balqis hanya akan menimbulkan kerusakan. Kerajaan yang bersusah payah dibangun akan hancur. Penduduk negeri yang kalah akan hina, bahkan bisa saja diperbudak.
Mengirim para utusan dengan membawa hadiah yang berharga, yang sesuai dengan kebesaran Raja Sulaiman menunjukkan iktikad mereka untuk bersahabat dan berdamai. Nanti akan dilihat bagaimana respon Raja Sulaiman setelah menerima para utusan Kerajaan Saba’ tersebut. Beberapa kemungkinan bisa saja terjadi. Pertama, Raja Sulaiman menerima hadiah-hadiah tersebut, kemudian mewajibkan Kerajaan Saba’mengirim upeti setiap tahun sebagai bukti ketundukan dan kepatuhan mereka kepada Raja Sulaiman. Kalau itu yang terjadi peperangan dapat dihindari. Kedua, Raja Sulaiman tersinggung dan marah, kemudian memutuskan untuk memerangi Kerajaan Saba’ yang dianggap tidak mau patuh.
Menurut Ibn’Abbas, sebagaimana dikuti Ibn Katsir dalam kitab Tafsirnya (10: 405) Ratu Saba’ juga mengatakan kepada para pembesarnya: “Jika Sulaiman menerima hadiah yang kita antarkan, berarti dia hanya seorang raja, maka silahkan kalian perangi dia. Tapi jika dia menolak hadiah kita, maka dia adalah seorang Nabi, maka ikutilah dia.” Ternyata Sulaiman menolak hadiah-hadiah tersebut sembari mengancam akan memerangi Kerajaan Saba’. Allah SWT berfirman:
فَلَمَّا جَآءَ سُلَيۡمَٰنَ قَالَ أَتُمِدُّونَنِ بِمَالٖ فَمَآ ءَاتَىٰنِۦَ ٱللَّهُ خَيۡرٞ مِّمَّآ ءَاتَىٰكُمۚ بَلۡ أَنتُم بِهَدِيَّتِكُمۡ تَفۡرَحُونَ ٣٦ ٱرۡجِعۡ إِلَيۡهِمۡ فَلَنَأۡتِيَنَّهُم بِجُنُودٖ لَّا قِبَلَ لَهُم بِهَا وَلَنُخۡرِجَنَّهُم مِّنۡهَآ أَذِلَّةٗ وَهُمۡ صَٰغِرُونَ ٣٧
Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata: “Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? Maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu. Kembalilah kepada mereka. Sungguh kami akan mendatangi mereka dengan balatentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina”. (Q.S. An-Naml 27: 36-37)
Al-Qur’an tidak menjelaskan hadiah-hadiah apa saja yang diantarkan oleh para utusan Ratu Saba’ kepada Raja Sulaiman. Apakah emas berlian, batu-batu mulia, pakaian yang indah-indah, atau bisa juga budak-budak laki-laki dan perempuan. Atau benda-benda lain, tidak terlalu penting untuk dibahas. Yang jelas Sulaiman menolak semua hadiah itu, dan menyatakan apa yang diberikan oleh Allah SWT kepada beliau, lebih baik daripada apa yang diberikan Allah kepada Ratu Balqis. Tidak perlu kalian berbangga, kata Sulaiman, dengan kekayaan yang kalian miliki.
Sulaiman menolak hadiah-hadiah tersebut seraya mengancam akan mengirim pasukan yang besar untuk memerangi Kerajaan Saba’. Ratu Balqis dan seluruh pembesar bersama dengan balatentaranya tidak akan mampu mengalahkan balatentara Sulaiman yang perkasa tersebut, (bersambung)

Nabi Sulaiman AS (3)

Oleh : Yunahar Ilyas
Sulaiman dan Burung Hud-hud
Sebagai Raja sekaligus Panglima Perang, pada suatu hari Nabi Sulaiman AS memeriksa pasukannya, termasuk pasukan burung. Dalam barisan burung beliau tidak menemukan Hud-hud. Tidak ada yang dapat melaporkan di mana keberadaan Hud-hud waktu itu. Sulaiman mengancam, jika nanti Hud-hud datang, tidak dapat mengemukakan alasan yang kuat kenapa dia tidak hadir dalam barisan pasukan, maka Sulaiman akan menjatuhkan hukuman yang berat kepada burung itu. Hud-hud dapat dijatuhi hukuman mati yaitu disembelih. Allah SWT berfirman:
وَتَفَقَّدَ ٱلطَّيۡرَ فَقَالَ مَا لِيَ لَآ أَرَى ٱلۡهُدۡهُدَ أَمۡ كَانَ مِنَ ٱلۡغَآئِبِينَ ٢٠ لَأُعَذِّبَنَّهُۥ عَذَابٗا شَدِيدًا أَوۡ لَأَاْذۡبَحَنَّهُۥٓ أَوۡ لَيَأۡتِيَنِّي بِسُلۡطَٰنٖ مُّبِينٖ ٢١
“Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: “Mengapa aku tidak melihat Hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar  dia datang kepadaku dengan alasan yang terang”. (Q.S.  An-Naml 27: 20-21)
Dalam segala hal kedisiplinan sangat penting, apalagi dalam dunia militer. Jika pasukan dikumpulkan tidak ada yang boleh terlambat, apalagi absen. Perajurit yang indisipliner tentu akan dihukum. Hal itulah yang diterapkan oleh Sulaiman kepada seluruh anggota pasukannya, baik manusia, jin maupun burung seperti Hud-hud.
Tidak berapa lama kemudian datanglah Hud-hud dan segera melaporkan temuannya. Allah SWT berfirman:
فَمَكَثَ غَيۡرَ بَعِيدٖ فَقَالَ أَحَطتُ بِمَا لَمۡ تُحِطۡ بِهِۦ وَجِئۡتُكَ مِن سَبَإِۢ بِنَبَإٖ يَقِينٍ ٢٢ إِنِّي وَجَدتُّ ٱمۡرَأَةٗ تَمۡلِكُهُمۡ وَأُوتِيَتۡ مِن كُلِّ شَيۡءٖ وَلَهَا عَرۡشٌ عَظِيمٞ ٢٣ وَجَدتُّهَا وَقَوۡمَهَا يَسۡجُدُونَ لِلشَّمۡسِ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ أَعۡمَٰلَهُمۡ فَصَدَّهُمۡ عَنِ ٱلسَّبِيلِ فَهُمۡ لَا يَهۡتَدُونَ ٢٤ أَلَّاۤ يَسۡجُدُواْۤ لِلَّهِ ٱلَّذِي يُخۡرِجُ ٱلۡخَبۡءَ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَيَعۡلَمُ مَا تُخۡفُونَ وَمَا تُعۡلِنُونَ ٢٥ ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ ٱلۡعَرۡشِ ٱلۡعَظِيمِ۩ ٢٦   
Maka tidak lama kemudian (datanglah Hud-hud), lalu ia berkata: “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk. Agar mereka tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Allah, tiada Tuhan yang disembah kecuali Dia, Tuhan yang mempunyai ‘Arsy yang besar”. (Q.S.An-Naml 27: 22-26)
Sungguh menarik apa yang dilaporkan oleh Hud-hud. Rupanya burung itu sudah terbang sangat jauh sekali  sampai ke negeri Saba’ dekat bendungan Ma’arib Yaman, dekat Shan’a sekarang ini. Diperkirakan jarak antara Palestina pusat kerajaan Sulaiman dan Yaman lebih kurang 2400 km. Hud-hud tidak hanya sekadar terbang jauh mencari makan, atau hanya sekadar terbang untuk bersenang-senang. Tidak. Tetapi dia juga memperhatikan keadaan dan mengamati lingkungan, seraya melihat-lihat kalau ada sesuatu yang penting dilaporkan kepada Nabi Sulaiman, Raja dan Panglimanya. Apa yang ditemukan oleh Hud-hud?
Hud-hud menemukan sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang perempuan. Kerajaan itu cukup besar dan makmur. Sang Ratu duduk di atas sebuah singgasana yang besar. Sayangnya Ratu dan penduduk kerajaan itu tidak menyembah Allah SWT, tapi menyembah matahari. Kerajaan yang dimaksud oleh Hud-hud adalah Kerajaan Saba’ di Yaman yang dipimpin oleh seorang Ratu yang disebut Ratu Saba’ (Queen of Sheba), Namanya Balqis, biasa juga disebut Ratu Balqis.
Saba’ adalah ibu kota Kerajaan Saba’ didirikan oleh Saba’ ibn Yasyjub ibn Ya’rub ibn Qahthan tahun 955 SM di Yaman. Nama kota dan sekaligus nama kerajaan diambilkan dari nama pendirinya yaitu Saba’ ibn Yasyjub itu. Kaum Saba’  dikenal dalam sejarah dengan perdagangan dan pertanian mereka. Perniagaan mereka maju karena  daerah Yaman merupakan sebuah mata rantai perniagaan yang menghubungkan kawasan timur dengan kawasan barat. Kaum Saba’ memegang peranan yang besar dalam melancarkan perniagaan itu. Di samping perniagaan negeri Saba’ juga terkenal dengan hasil pertaniannya. Raja-raja negeri Saba’ membangun bendungan-bendungan air, diantaranya bendungan raksasa di kota Ma’rib yang dikenal dengan Bendungan Ma’rib. Dengan adanya bendungan ini kaum Saba’ dapat mengadakan irigasi yang teratur, sehingga derah Yaman menjadi subur dan paroduktif.  (Al-Qur’an dan Tafsirnya, VII: 195)
Nabi Sulaiman tidak  percaya begitu saja dengan laporan prajuritnya. Beliau menguji kebenaran laporan Hud-hud dengan menyuruhnya mengantarkan sebuah surat kepada penguasa negeri itu. Setelah menjatuhkan surat itu di istana Ratu Saba’, Hud-hud diperintahkan untuk mengamati apa respon mereka. Allah SWT berfirman:
۞قَالَ سَنَنظُرُ أَصَدَقۡتَ أَمۡ كُنتَ مِنَ ٱلۡكَٰذِبِينَ ٢٧ ٱذۡهَب بِّكِتَٰبِي هَٰذَا فَأَلۡقِهۡ إِلَيۡهِمۡ ثُمَّ تَوَلَّ عَنۡهُمۡ فَٱنظُرۡ مَاذَا يَرۡجِعُونَ ٢٨  
“Berkata Sulaiman: “Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta.  Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan” ((Q.S.An-Naml 27: 27-28))
Sulaiman dan Ratu Balqis
Maka terbanglah kembali Hud-hud ke negeri Saba’ mengantarkan surat Sang Raja yang juga Nabiyullah. Setelah surat itu dilemparkan ke istana Ratu Balqis, Hud-hud bersembunyi sambil mengamati apa yang akan dilakukan oleh Ratu Balqis dan para pembesar kerajaan.
Setelah surat itu sampai ke tangan Ratu Balqis, segera dia kumpulkan para pembesar kerajaan untuk berunding apa yang harus mereka lakukan untuk merespon surat dari Sulaiman tersebut. Allah SWT berfirman:
قَالَتۡ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمَلَؤُاْ إِنِّيٓ أُلۡقِيَ إِلَيَّ كِتَٰبٞ كَرِيمٌ ٢٩ إِنَّهُۥ مِن سُلَيۡمَٰنَ وَإِنَّهُۥ  ٣٠ أَلَّا تَعۡلُواْ عَلَيَّ وَأۡتُونِي مُسۡلِمِينَ ٣١
“Berkata ia (Balqis): “Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bbahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”. (Q.S. An-Naml 27: 29-31)
Setelah para pembesar kerajaan berkumpul, Sang Ratu membacakan isi surat Nabi Sulaiman yang baru saja diterimanya. (bersambung).

Nabi Sulaiman AS (2)

Oleh : Yunahar Ilyas
Ilmu dan Kekuasaan Sulaiman
Sepeninggal Raja Daud, singgasana kerajaan diwarisi oleh Sulaiman yang sudah sejak muda memang memiliki bakat untuk memimpin. Bahkan dalam beberapa hal dapat melebihi bapaknya. Pernah terjadi dalam memutuskan suatu perkara, Sulaiman memiliki pandangan yang berbeda dengan bapaknya. Hal itu dikisahkan dalam firman Allah SWT berikut ini:
وَدَاوُۥدَ وَسُلَيۡمَٰنَ إِذۡ يَحۡكُمَانِ فِي ٱلۡحَرۡثِ إِذۡ نَفَشَتۡ فِيهِ غَنَمُ ٱلۡقَوۡمِ وَكُنَّا لِحُكۡمِهِمۡ شَٰهِدِينَ ٧٨ فَفَهَّمۡنَٰهَا سُلَيۡمَٰنَۚ وَكُلًّا ءَاتَيۡنَا حُكۡمٗا وَعِلۡمٗاۚ وَسَخَّرۡنَا مَعَ دَاوُۥدَ ٱلۡجِبَالَ يُسَبِّحۡنَ وَٱلطَّيۡرَۚ وَكُنَّا فَٰعِلِينَ ٧٩
“Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka ituMaka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan Hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. dan kamilah yang melakukannya. (Q.S. Al-Anbiya’ 21: 78-79)
Menurut riwayat Ibn ‘Abbas, sebagaimana dikutip oleh Ibn Katsir dalam Tafsîr Al-Qur’an al-‘Azhîm (9: 421) bahwa beberapa ekor kambing telah merusak tanaman seorang petani, maka petani itu mengadukan peristiwa itu kepada Nabi Daud AS. Lalu Daud membuat keputusan bahwa kambing-kambing itu diserahkan kepada petani sebagai ganti rugi tanamannya yang rusak. Keluar dari tempat Daud, mereka bertemu dengan Sulaiman, lalu Sulaiman menanyakan bagaimana putusan yang diambil oleh Nabi Daud. Setelah mendengar penuturan mereka, Sulaiman menyatakan, kalau kalian meminta saya yang memutuskannya, maka saya akan membuat keputusan yang berbeda. Tatkala hal itu disampaikan kepada Daud, Sulaiman dipanggil dan ditanya: “Bagaimana engkau memutuskan perkara mereka?”. Sulaiman menjawab: “Kambing-kambing itu diserahkan kepada petani pemilik tanaman untuk sementara waktu. Dia boleh mengambil susunya, anaknya dan manfaat yang lain. Sementara pemilik kebun disuruh untuk menanam kembali tanaman yang sama di kebun tersebut. Kalau tanaman itu sudah tumbuh seperti semula, maka kambing-kambing itu dikembalikan kepada pemiliknya dan kebun dengan tanaman tersebut kembali diserahkan kepada pemiliknya. Keputusan bijak Sulaiman itulah yang dimaksud oleh ayat: Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat)”.
Di samping mewarisi kerajaan, Sulaiman juga diangkat oleh Allah SWT menjadi Nabi dan Rasul. Jadilah bapak dan anak ini, kedua-duanya adalah Raja sekaligus Nabi dan Rasul. Sebagai seorang raja, sebagaimana Daud, Sulaiman juga diberi oleh Allah SWT ilmu. Pada awal Surat An-Naml ayat 15 Allah SWT menyatakan “Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman.”
Tidak dijelaskan dalam ayat ilmu apa yang diberikan. Tetapi karena diungkapkan dalam bentuk nakirah, maka ilmu di sini bersifat umum, bisa ilmu apa saja yang diperlukan, terutama ilmu tentang bagaimana mengelola kerajaan dengan baik dalam segala aspeknya.
Di samping ilmu pemerintahan, Nabi Sulaimana AS diberi karunia oleh Allah SWT banyak kelebihan. Salah satunya adalah memahami bahasa burung, sehingga burung-burung bisa dimanfaatkan oleh Sulaiman untuk beberapa keperluan, seperti mengantar surat-surat, memata-matai musuh dan tugas-tugas lainnya yang memungkinkan. Burung pun masuk dalam barisan tentara Sulaimanan di samping balatentara manusia dan bangsa jin.
Sulaimanpun diberi anugerah oleh Allah SWT untuk dapat mendengar dan mengerti pembicaraan semut. Allah SWT berfirman:
  حَتَّىٰٓ إِذَآ أَتَوۡاْ عَلَىٰ وَادِ ٱلنَّمۡلِ قَالَتۡ نَمۡلَةٞ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّمۡلُ ٱدۡخُلُواْ مَسَٰكِنَكُمۡ لَا يَحۡطِمَنَّكُمۡ سُلَيۡمَٰنُ وَجُنُودُهُۥ وَهُمۡ لَا يَشۡعُرُونَ ١٨ فَتَبَسَّمَ ضَاحِكٗا مِّن قَوۡلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوۡزِعۡنِيٓ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَيَّ وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَٰلِحٗا تَرۡضَىٰهُ وَأَدۡخِلۡنِي بِرَحۡمَتِكَ فِي عِبَادِكَ ٱلصَّٰلِحِينَ ١٩
“Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah (ratu) semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”;Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itudan dia berdoa: “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. (Q.S.An-Naml 27: 18-19)
Dalam suatu perjalanan dengan pasukannya, sampailah Sulaiman di sebuah lembah. Rupanya di lembah itu banyak semut yang sedang keluar dari sarangnya untuk mencari dan mengumpulkan makanan. Jika seekor semut menemukan makanan, dia akan ambil sebagian makanan itu lalu membawanya menuju sarangnya. Dalam perjalanan setiap berjumpa dengan temannya, semut tersebut akan memberi tahu temannya bahwa ada makanan yang dapat diambil. Lalu dalam waktu singkat semut-semut sudah mengerumuni makanan tersebut dan membawanya untuk disimpan dalam lobang yang berfungsi sebagai sarang dan sekaligus gudang makanan mereka.
Seekor semut betina (dalam ayat disebut namlah) mengetahui akan kedatangan Sulaiman dan balatentaranya. Ayat ini mengisyaratkan bahwa sebut betina itu adalah pemimpin atau ratunya. Instink ratu semut menyadari bahaya yang akan menimpa mereka apabila terinjak oleh sepatu para pasukan Sulaiman. Oleh sebab itu segera saja Ratu Semut memberi komando kepada anak buahnya untuk secepatnya masuk kedalam sarang untuk menyelamatkan diri. Kalau kalian tidak segera masuk kedalam sarang, tentu balatentara Sulaiman akan menginjak kalian tanpa mereka sadari. Kita bisa membayangkan betapa lemahnya semut-semut itu berhadapan dengan bala tentara Sulaiman yang begitu banyaknya. Satu kaki saja menginjak semut-semut tersebut, barangkali tidak hanya puluhan, bahkan bisa ratusan semut langsung mati. Jika manusia ingin menghancurkan mereka, semut-semut itu tidak akan bisa selamat sekalipun masuk ke dalam sarang-sarangnya. Manusia dengan mudah akan menghancurkan semut-semut itu dengan sarang-sarangnya sekalian.
Nabi Sulaiman yang diberi anugerah oleh Allah SWT ilmu dapat mendengar dan memahami bahasa semut, tersenyum dengan tertawa. Barangkali membayangkan kekhawatiran dan ketakutan semut-semut itulah Nabi Sulaiman tersenyum dan tertawa. Sebagai Nabi dan Rasul Allah tentu Sulaiman tidak akan berbuat zalim kepada semut-semut itu. Dan tidak ada perlunya juga Sulaiman dan balatentaranya menghancurkan semut-semut itu. Benar yang dikatakan semut, jika mereka menginjaknya, tentu dilakukan tidak dengan sengaja untuk membunuh semut-semut tersebut.
Dalam mementum itulah Nabi Sulaiman merasa sangat besar nikmat yang diberikan Allah SWT kepada dirinya dan kedua ibu bapanya. Nabi Sulaiman sangat khawatir apabila dia tidak mensyukuri semuanya itu. Oleh sebab itu segera dia memohon kepada Allah SWT:
رَبِّ أَوۡزِعۡنِيٓ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَيَّ وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَٰلِحٗا تَرۡضَىٰهُ وَأَدۡخِلۡنِي بِرَحۡمَتِكَ فِي عِبَادِكَ ٱلصَّٰلِحِينَ
“Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. (bersambung)

Nabi Sulaiman AS (1)

Oleh : Yunahar Ilyas
Nama Nabi Sulaiman ‘alaihi as-salâm disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 17 kali, tersebar dalam 7 Surat:  5 Makkiyah  dan 2 Madaniyah. Paling banyak terdapat dalam An-Naml (7 kali), kemudian Surat Al-Anbiya’ (3 kali),   Surat Al-Baqarah (2 kali dalam satu ayat), Surat Shad (2 kali) seterusnya Surat An-Nisa’, Surat Al-An’am, dan Surat Saba’ masing-masing 1 kali. Pertama kali disebut dalam Mushaf pada Surat Al-Baqarah ayat 102. Allah SWT berfirman:
وَٱتَّبَعُواْ مَا تَتۡلُواْ ٱلشَّيَٰطِينُ عَلَىٰ مُلۡكِ سُلَيۡمَٰنَۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيۡمَٰنُ وَلَٰكِنَّ ٱلشَّيَٰطِينَ كَفَرُواْ يُعَلِّمُونَ ٱلنَّاسَ ٱلسِّحۡرَ وَمَآ أُنزِلَ عَلَى ٱلۡمَلَكَيۡنِ بِبَابِلَ هَٰرُوتَ وَمَٰرُوتَۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنۡ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَآ إِنَّمَا نَحۡنُ فِتۡنَةٞ فَلَا تَكۡفُرۡۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنۡهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِۦ بَيۡنَ ٱلۡمَرۡءِ وَزَوۡجِهِۦۚ وَمَا هُم بِضَآرِّينَ بِهِۦ مِنۡ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمۡ وَلَا يَنفَعُهُمۡۚ وَلَقَدۡ عَلِمُواْ لَمَنِ ٱشۡتَرَىٰهُ مَا لَهُۥ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِنۡ خَلَٰقٖۚ وَلَبِئۡسَ مَا شَرَوۡاْ بِهِۦٓ أَنفُسَهُمۡۚ لَوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ ١٠٢    
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua Malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (Q.S. Al-Baqarah 2: 102)
Setelah Nabi Sulaiman meninggal dunia, kerajaan Bani Israil terbelah dua. Pertama kerajaan yang dipimpin oleh putera Nabi Sulaiman yang bernama Rahbi’am dengan ibukota Yerusalem. Kedua, kerajaan yang dipimpin oleh Yurbiam, putera Banath, salah seorang anak buah Nabi Sulaiman yang gagah berani dan diserahi beliau kekuasaan yang berpusat di Samirah. Ia digelari Raja Israil, tetapi masyarakatnya sangat bejat dan mengaburkan ajaran agama. Terjadi persaingan antara dua kerajaan ini. Putera Sulaiman mengandalkan dirinya sebagai putera seorang Nabi yang memiliki nama harum di masyarakat. Maka untuk mengecilkan nama Putera Sulaiman ini,  pihak musuhnya menyebarkan isue negatif dan kebohongan terhadap Sulaiman. Mereka katakan Sulaiman telah kafir, kekuasaannya yang demikian besar sebenarnya adalah karena sihir. Maka Surat Al-Baqarah ayat 102 ini membantahnya, tidak benar Sulaiman telah melakukan dan mengajarkan sihir, hanya syaitan-syitanlah yang melakukan sihir. Demikian dijelaskan oleh Thahir ibn Asyur sebagaimana dikutip Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah (1: 266).
Terakhir kali nama Sulaiman  disebut dalam Mushaf pada Surat Shad ayat 34. Allah SWT berfirman:
وَلَقَدۡ فَتَنَّا سُلَيۡمَٰنَ وَأَلۡقَيۡنَا عَلَىٰ كُرۡسِيِّهِۦ جَسَدٗا ثُمَّ أَنَابَ ٣٤    
“Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian ia bertaubat.” (Q.S.Shad 38: 34)
Beragam penafsiran tentang maksud ujian yang ditimpakan Allah SWT kepada Nabi Sulaiman. Sebagian penafsiran mengutip cerita-cerita yang aneh-aneh tentang jasad yang tergeletak di atas singgasana Sulaiman. Tetapi tidak ada satupun penjelasan yang memuaskan dan bisa diterima. Dalam Tafsir al-Muntakhab, sebagaimana dikutip Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah (12:143) dinyatakan bahwa ayat ini bersifat metaforis. Maknanya: “Kami telah menguji Sulaiman sehingga ia tidak tergoda oleh kekuasaan. Kami menjadikannya tergeletak di atas kursinya sebagai jasad yang tidak mampu mengendalikan urusan. Kemudian ia menyadari cobaan itu dan segera kembali bertaubat kepada Allah SWT”.
Sebahagian ahli tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ujian ini ialah keberantakan kerajaan Sulaiman sehingga orang lain duduk di atas singgasananya.
Nasab dan Tempat
Karena Sulaiman adalah putera Nabi Daud AS, maka nasabnya tentu mengikuti nasab Daud yang sudah diungkap dalam pembahasan tentang Nabi Daud sebelumnya. Kita tidak perlu mengutipnya kembali secara lengkap dalam bagian ini, cukup kita kutip satu versi saja yaitu versi Ibn Katsir.  Berdasarkan versi itu maka Sulaiman adalah putera Daud ibn  Isyar ibn Uwaid ibn ’Abir ibn Salmun ibn Nakhsun ibn Uwainadzab ibn  Aram ibn Hashrun ibn Farash ibn Yahudza ibn Yakub ibn Ishak ibn Ibrahim.
Ilmu dan Kekuasaan Sulaiman
Sebagai seorang Raja yang juga Nabi, Sulaiman dianugerahi oleh Allah SWT ilmu dan kekuasaan yang luar biasa, melebihi ilmu dan kekuasaan yang diberikan kepada Nabi Daud, bapaknya. Sulaiman punya kemampuan memahami dan dapat berbicara dengan binatang seperti burung dan semut. Sebagai Raja, Sulaiman tidak hanya dapat memerintah manusia, tetapi juga dapat memerintah jin, burung  dan angin. Allah SWT berfirman:
وَلَقَدۡ ءَاتَيۡنَا دَاوُۥدَ وَسُلَيۡمَٰنَ عِلۡمٗاۖ وَقَالَا ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي فَضَّلَنَا عَلَىٰ كَثِيرٖ مِّنۡ عِبَادِهِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ١٥ وَوَرِثَ سُلَيۡمَٰنُ دَاوُۥدَۖ وَقَالَ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ عُلِّمۡنَا مَنطِقَ ٱلطَّيۡرِ وَأُوتِينَا مِن كُلِّ شَيۡءٍۖ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلۡفَضۡلُ ٱلۡمُبِينُ ١٦ وَحُشِرَ لِسُلَيۡمَٰنَ جُنُودُهُۥ مِنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ وَٱلطَّيۡرِ فَهُمۡ يُوزَعُونَ ١٧   
“Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang melebihkan Kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman”. Dan  Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: “Hai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata”. Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). “ (Q.S. An-Naml 27: 15-17)
Nabi Sulaiman,  sebagaimana bapaknya, sangat menyadari bahwa semua ilmu dan kekuasaan yang mereka miliki itu adalah semata-mata anugerah dari Allah SWT oleh sebab itu mereka berdua sangat mensyukurinya. (bersambung)

Kamis, 28 November 2019

Elite Club


Beberapa orang pria berada di locker room pada sebuah Club Elite Menembak. Tiba2 sebuah HP berdering...
Setelah 4-5 deringan barulah seorang pria menjwbnya dgn mengaktifkan speakernya krn ia belum selesai mengeringkan rambutnya.
Lalu terjadilah percakapan sbb:
Suami : "Halo?"
Istri : "Papi, ini mami, papi lg di club menembak ya?"
Suami :"Iya"
Istri : "Baguslah, mami lg ada di mall ga jauh dr situ, barusan mami liat ada satu tas kulit impor, keren bgt lho pi. Boleh ga mami beli?"
Suami :"Berapa duit?"
Istri : "Murah pi, cuman 20 juta n krn mami sdh langganan di-kasih diskon 25%"
Suami :"Hmm, ya udah kl mami emang suka bgt beli aja"
Istri :"Ahh, sebelumnya mami sempet mampir ke dealer mercy dan kepincut ama model gresnya.
Itu lho pi yg pernah mami tunjukin brosurnya ke papi, mami sempet ngobrol ama sales nya trus di kasih harga spesial gara2 mami cerita kalo papi ga pernah naek mobil selain mercy. Lagian kan BMW mami yg papi beli taon kmrn udah banyak yg punya."
Suami :"Emang tuh sales kasih harga brp?"
Istri :"1,5m"
Suami :"Ok, tapi dengan harga segitu papi maunya udah komplit dengan semua asesorisnya, udah dulu ya"
Istri :"Siiip! Sebenarnya msh ada lagi sih..."
Suami :"Apa?"
Istri :"Yg ini mgkn agak berlebihan, pagi tadi mami ga sengaja liat rekening bank papi lalu mami jalan ke rumah yg pernah kita liat thn lalu. Eh ternyata dijual!!! Mami sempat liat2 dalemnya, wuih keren bgt japanese garden-nya lengkap dengan bungalow cantik di atas kolam koi."
Suami :"Buka harga brp?"
Istri :"Kayaknya mereka lagi kepepet pi, masak rumah di jln utama gitu cuman minta 20 M yg penting rekening papi masih cukup kok."
Suami :"Ya udah ambil gih, tapi coba tawar dulu siapa tau 17 M dikasih"
Istri :"Ok, honey sweety Thank u Cpt pulang ya pi! I love u!"
Suami :"Bye I love u too!"
(Semua orang di sana memandangnya dgn tatapan kagum).
Pria tadi menutup HP tsb sambil membereskan barang2nya lalu bertanya:
"Ada yang tau ga ini HP siapa?"

https://www.facebook.com/aryandi.ilyas/posts/10152848799674174

Rabu, 27 November 2019

Saya pikir,.....

" Saya Pikir..."
                                       
¤ Saya pikir, hidup itu harus banyak meminta,  ternyata harus banyak memberi.

¤ Saya pikir, sayalah orang yang paling hebat, ternyata ada langit di atas langit.

¤ Saya pikir, kegagalan itu final, ternyata hanya sukses yang tertunda. 

¤ Saya pikir, sukses itu harus kerja keras, ternyata kerja cerdas

¤  Saya pikir, kunci surga ada di langit, ternyata ada di hatiku.
                         
¤ Saya pikir, makhluk yang paling bisa bertahan hidup adalah yang paling pintar, atau yang paling kuat, ternyata yang paling cepat merespon perubahan.

¤ Saya pikir, keberhasilan itu karena turunan, ternyata karena ketekunan.

¤  Saya pikir, kecantikan luar yang paling menarik, ternyata inner beauty yang lebih menawan.

¤ Saya pikir, kebahagian itu ketika menengok ke atas, ternyata ketika melihat ke bawah.

¤  Saya pikir, usia manusia itu di ukur dari bulan & tahun, ternyata di hitung dari apa yang telah dilakukannya kepada orang lain.

¤  Saya pikir, yang paling berharga itu uang & Kekuasaan -emas- permata, Ternyata BUKAN, yang paling Penting dan Paling mahal itu "Kesehatan, Persahabatan, Nama Baik, Bersyukur, Menerima yg terjadi, Memberi & Memperbaiki diri".

"Ya Alloh hamba yg faqir ini, mhn ampunanMu, ampunilah hambaMu ini, mhn bimbinganMu, beri kekuatan kami utk menjalankan perintahMu & RasulMu, beri kekuatan kami utk menjauhi laranganMu & RasulMu, perlindungan, petunjuk, barokah & ridhoMu, aamiin"

Semoga Bermanfaat.


https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10157660622764174&id=750344173

Senin, 25 November 2019

Lintas Sumatra: Mudik Baralek akhir Juni (Part 2)

Setelah pulas tertidur, menjelang jam 04 kami dibangunkan oleh alarm. Bergesas mandi dan siap siap ke mesjid yang ada di seberang jalan wisma Anggeli ini. Mesjid yang agak ke dalam, berada di belakang deretan ruko.

Masih sempat melaksanakan sholat tahajud sebelum adzan subuh berkumandang. Mesjid yang baru selesai renovasi, sangat syantik dengan granit yang terpasang pada lantai dan bagian depannya. Jamaahnya lumayan banyak. Ada dua setengah shaf jamaah laki lakinya. Namun yang lebih bagus lagi adalah bacaan Imamnya. Indah nian. Serasa mendengar bacaannya Muzamil, alumni ITB yang ngetop belakangan ini.

Lepas subuh ternyata sudah menjelang jam 6 saja kami sampai di penginapan. Pengisi waktu menjelang jam 9 nanti, saya minta Nova untuk menelpon sahabat lamanya yang ada di Kota Lubuk Linggau ini. Sudah lama beliau minta kita singgah jika lewat kota ini, tetapi selalu saja belum ada kesempatan. Desember yang lalu kita lewat, beliau lagi jalan jalan ke Medan.

Alhamdulillah pagi ini, Allah pertemukan kami dengan Desi dan suaminya. Kami janjian di mesjid Agung Lubuk Linggau di pusat kota ini. Kebetulan saat ditelpon tadi mereka sedang jogging dari rumahnya ke arah mesjid ini.

Saya sangat senang sekali, karena selain bisa bertemu, saya berkesempatan jeprat jepret kamera di area mesjid ini. Mesjid yang sangat menawan. Nuansa birunya sangat indah, serasi dengan warna biru kaos Jalinsum yang saya gunakan.

Dari mesjid ini, Desi ikut mobil kami ke rumahnya, sementara suaminya masih melanjutkan berjalan kaki. Ternyata rumah mereka tak jauh, tak lebih 5 menit kami sudah sampai di rumah Desi ini.

Rumah yang bertingkat, tetapi tak bakalan kelihatan dr halaman depan. Hal ini disebabkan bagian belakang ada "Jurang Kecil" yang dimanfaatkan sebagai lantai dasar untuk tempat pengolahan mpek mpek Desi yang terkenal. Bahkan sudah dikirim ke tanah Jawa sesuai pesanan langganannya dan "marketting" dari saudara mereka sendiri. Ikan segar untuk pembuatan mpek mpeknya didatangkan dari Bengkulu. Disimpan di dalam freezer yang siap olah. Begitu juga dengan mpek mpek yang sudah jadi. Semuanya di dalam lemari dingin.

Alhamdulillah tak lama kami sampai, si Abang Desi pun sudah kembali. Naik Ojek dengan membawa aneka sarapan khas Lubuk Linggau buat kami santap pagi itu. Luar biasa juga ya koordinasi mereka berdua. Banyak cerita kami selama di meja makan ini. Seolah olah kami sudah sering bertemu, seperti saudara. Padahal baru pagi ini saya bertatap muka dengan suami Desi ini, dengan Desi sendiri mungkin ketika masih di kampus. Itupun saya sudah lupa dengan wajahnya. Mereka, angakatan Farmasi 94 ini adalah mantan praktikan saya dahulunya di Lab. Fisika Dasar.

Kami sarapan di sini. Saya memilih nasi goreng ala Lubuk Linggau ini. Uenak tenan, komplit nasi gorengnya. Ada telor, sayur, kacang plus dendengnya juga. Tentu tak lupa pula mpek mpek olahan tuan rumah dan kerupuk janggeknya. Dhifa hanya makan dengan mpek mpek nya saja sebagai sarapan pagi itu. Nggak bosan bosannya dia. Entah berapa buah yang telah pindah ke lambungnya. Memang uenak, mpek mpek UNI GITA, brand dagangnya seorang pejabat di dinas kesehatan kota Lubuk Linggau ini. Luar biasa, PNS yang tetap menjaga marwahnya sebagai orang Padang asli. Padang : PAndai DAgaNG.

Ada satu jam kami di sini, menjelang jam 8 pagi kami pun pamit pada tuan rumah. Alhamdulillah dibekali mpek mpek dan juga titipan buat tante Desi yang ada di Bukittinggi.

Dalam perjalanan balik ke penginapan iseng saja kita telpon pesanan mpek mpek kita semalam. Alhamdulillah ternyata sudah selesai, tinggal dibaluri tepung kanji supaya awet dan tidak lengket selama dalam perjalanan nanti. Segera kami sampai di penginapan, kami berberes secepatnya dan langsung ke resepsionis yang menerima kami tadi malam.

Iseng bertanya tentang keluarga si mas ini, saya tawari mau nggak menerima pakaian layak pakai. Kondisi masih bagus, sayang sudah tak terpakai lagi oleh anak anak. Alhamdulillah dengan senang hati dia menerimanya. Dan mengucapkan syukur atas pemberian ini. Semuanya untuk ponakan, adiknya yang masih dan emaknya baju gamis dari nova. Luar biasa.

Sempat berphoto bersama dengan beliau dan sempat cium tangan saya saking senangnya dengan pemberian kami ini. Semuanya terbungkus rapi dalam dua paket plastik loundry. Dia masih muda, baru lulus namun sudah kerja di sini sebelum tamat dr MTsN Lubuk Linggau ini. Dan yang sangat disayangkan, katanya kalo dinas malam agak berat melawan kantuk di saat subuh menjelang. Sholat kadang terlupakan, seperti pagi ini saat kami ke mesjid maupun balik, dia masih tertidur. Semoga kelak bs istiqomah ya mas, sholat subuhnya, bathin saya mendoakannya.

Selepas beres semuanya, kami pamit dan roda mobil perlahan bergerak ke warung makan tempat kami memesan mpek mpek buat buah tangan di kampung. Di sana sudah ditunggu sama pemiliknya. Masih ada empat paket pakaian layak pakai kami yang akhirnya kami serahkan ke bapak dan ibu pemilik warung ini. Karena masih banyak sanak keluarga mereka yang bisa memanfaatkannya. Kebetulan masih banyak anak kecilnya.

Alhamdulillah, ada kelegaan di hati bahwa apa yang kami bawa ini akhirnya tuntas diberikan di kota Lubuk Linggai ini.  Di pagi hari, sebagai pembuka pintu rezeki bagi kami dan bagi yang menerima tentu akan bermanfaat. Sebenarnya hal ini telah kami niatkan waktu mudik lebaran kemarin, tetapi berhubung mobil sudah terlalu penuh, akhirnya paket ini kami tinggalkan. Ternyata Allah punya cara lain bagaimana kami harus berbagi.

Mudik BERBAGI bagi sesama. Sebuah harapan yg terpenuhi.

Setelah Dhifa sarapan lagi dengan soto di tempat ibu ini, menjelang jam 09 kami pun melanjutkan perjalanan. Tentu tak lupa membayar pesanab oleh oleh kami, 200.000,- kepada mereka.

Ohya selain dagang di sini, ternyata suaminya dagang soto di terminal. Orang Jawa, Pujakesuma yang ulet, dibantu oleh anak anak mereka dalam menjalankan usaha ini. Sebuah potret keluarga yang gigih dalam berusaha. Anak anaknya tetap sekolah, namun tetap bisa membantu ekonomi keluarga.

Pagi yang cerah, udara yang tak terlalu panas kami jalan sepanjang lintasan lurus dari Lubuk Linggau ini. Saya senang di trek ini karena bisa memacu laju kendaraan bagaikan di jalur toll.

Seharusnya jalur seperti ini yang dikembangkan oleh pemerintah, apalagi kalo bisa dijadikan dua jalur seperti jalan Pantura di pulau Jawa. Selain akan memberi keamanan dalam berkendaraan karena searah, juga akan membangkitkan ekonomi masyarakat sepanjang jalan nasional ini. Pembangunan akan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakan di sepanjang jalan. Pemukiman masyarakat, rumah makan, bengkel, dan ruko ruko perlahan lahan akan berdiri di sepanjang jalan ini. Multiplier effectnya akan jauh lebih terasa bagi masyarakat dibandingkan jalan toll yang hanya untuk segelintir orang saja.

Memacu kendaraan di trek lurus ini adalah suatu tantangan tersendiri bagi saya. Jujur saya lebih menyenangi jalan siang di trek ini, meskipun agak panas dan butuh AC yg lebih dibgin buat kenyamanan. Jalanan sepi, dan pagi itu tak banyak bus ataupun truk yang kami temui. Berbeda bila kita melintasinya di malam hari. Tetapi tetap kewaspadaan dijaga, karena silap sedikit saja bisa fatal akibatnya. Dan biasanya, beberapa kali melintasi trek ini dari Lubuk Linggau saya selalu sempatkan mandi buat jaga kesegaran diri, menghindari kantuk, dan rata rata kecepatan bisa dipacu di sekitaran 80-100 km/jam, bahkan sesekali diatas itu.

Setelah lebih 4.5 jam berkendaraan di siang yg terik itu kami istirahat di kota Bangko, menjelang jam setengah dua. Rehat disini sebentar menemani si bungsu Dhifa untuk makan nasi karena pagi tadi dia sarapan hanya dengan mpek mpek saja dan Nova pesan soto. Saya makan nasi goreng yg tadi sengaja dibeliin oleh Desi. Nasi goreng khas Lubuk Linggau memang beda. Ada potongan kecil dendeng, telur mata sapi, sayurannya, tempe dan kacang baladonya. Plus pesanan buat saya segelas teh telur, tak lupa tentunya.

Tak lama disini, perjalanan pun kami lanjutkan. Siang di hari Senin, 1 Juli ini kami nikmati dengan santai. Tak lagi mau memacu kendaraan di kisaran 100 km/jam karena matahari sudah mulai menyilaukan mata.

Rehat berikut nya kami lakukan di SPBU baru masuk kab sijunjung, masih di jalan lintas sumatra. Di sini kami melaksanakan sholat jamak zuhur dan ashar serta membeli "minyak" mobil. Ada kudapan sore itu yang dijojokan pedagang. Kami membeli onde onde dan kerupuk jengkol balado kesukaan saya. Kudapan ini menemani perjalanan sore ini hingga menjelang malam memasuki Lintau Kabupaten Tanah Datar.

Udara mulai terasa dingin sepanjang perjalanan malam itu di kota Batusangkar yang kami lewati. Adzan isya terdengar selepas pusat kota menuju Bukittinggi. Jalan mulai menanjak, lurus dan dingin makin terasa. Berbelok ke arah baso, perjalanan mulai berkelok kelok. Tanjakan,turunan, dan tikungan tajam menbuat mata makin awas. Sepinya jalan kian terasa. Hanya lampu mobil jadi penerang.  Tak banyak lagi kendaraan yang lewat.

Simpang Baso terlihat dari kejauahan membuat hati makin tak sabar sampai ditujuan. Berbelok ke kiri, jalanan terasa ramai dari kedua arah. Simpang Tanjuang Alam serasa dekat. Hhhmmmm, kuliner yang ada di sini terbayang sudah. Tempat alternatif selain down town Bukittinggi buat kuliner ada di sini. Semuanya ada, hargapun wajar, kalo tak mau dibilang lebih murah. Heheee

Akhirnya menjelang lampu merah tanjuang Alam, mobil parkir indah sejenak di sebelah kiri jalan. Sengaja menahan selera selama perjalanan tadi. Suasana dingin di kota ini tentu sangat nikmat bila perut diisi dengan yang hangat hangat. Dua porsi soto kami pesan, plus sate dan teh telur buat sang driver.

Setelah pesanan datang, takjub kami akan porsi sotonyo yang luar biasa besar. Tak seperti yang kami bayangkan. Ini seporsi bisa buat makan berdua sebenarnya. Alhamdulillah ternyata semuanya habis tanpa tersisa karena suasana dingin dan lapar yg tertunda.

Nova pun mengabari mama bahwa kami sudah sampai di Bukittinggi dan memesan seporsi soto buat mama. Sengaja mengabari di sini, agar mama tak perlu repot repot menyiapkan hidangan makan malam. Walau sebenarnya kami tahu bahwa mama sudah pasti punya stok makanan buat anak cucunya. Tetapi menghidangkan di malam seperti tentu bukan waktunya.

Lebih kurang jam 9 malam kami sudah sampai di rumah, di Kapau. Dingin malam makin terasa menusuk tulang. Tetapi bertemu dengan mama dan selamat dalam perjalanan hingga sampai di tujuan seperti ini, dingin tak lagi dirasa. Kehangatan seolah olah menjalar.

Dhifa sangatlah girangnya. Bertemu lagi dengan nenek yang didambakannya, di hari ulang tahun Mama yang ke 66.

#Kapau, 1 Juli 2019.

















Pijar Park Kudus

Setelah sarapan dengan soto Semarang Mat Tjangkir porsi kecil kami lanjutkan balik ke penginapan sekitaran alun alun Kudus. Simpang Tujuh Re...