Minggu, 14 Februari 2021

Terjebak Dalam Lukah

By Dr. Henmaidi Alfian 


**

“Salam, kawan. Bagaimana kabar beliau sekarang?”

“Entahlah, tak terdengar lagi suaranya.”

“Masuk lukah ndak?”

“Entahlah!”


***

Ini hanya percakapan imajiner. Di situ ada istilah: masuk Lukah.

Lukah ini, adalah alat untuk menangkap ikan atau belut. Pintu masuknya berbentuk corong, melebar ke luar. Sehingga ikan atau belut dengan mudah masuk lukah tanpa kesulitan. Hanya saja pada bagian dalam lubang masuk ini, terdapat duri-duri sehingga ikan yang masuk tidak dapat lagi keluar. Jika memaksa diri, bisa-bisa badannya tertusuk dan luka-luka.


Di dalam lukah, biasanya disediakan umpan, seperti cacing yang dibungkus daun. Aroma cacing itu mungkin menggoda ikan, sehingga ikan mencari-cari jalan agar bisa menikmati cacing itu. Ikan yang “beruntung” bisa masuk ke dalam lukah, sehingga dia bisa menikmati umpan. Namun tanpa disadarinya, dia telah terpenjara. Dia tidak dapat keluar lagi.


Selagi masih di dalam air, ikan mungkin tetap tak sadar. Dia bermain-main saja. Namun dia tidak dapat leluasa bertemu dengan teman-temannya. Paling bisanya melalui sela-sela jeruji bambu. Tidak bisa lebih dari itu. 


Saatnya nanti, si pemilik lukah akan mengangkat perangkap itu. Barulah si ikan menggelapar-gelepar. Sang ikan akan diambil. Silakan saja meronta-ronta. Ujung-ujungnya, kepalanya dipukul si pemilik lukah, sehingga dia pingsan atau mati. Nasibnya nanti akan berakhir di penggorengan.


Begitulah, jika ikan masuk lukah.


***

Kondisi terjebak di dalam lukah ini dapat pula menimpa manusia. 


Contohnya: 


- orang yang coba-coba memakai narkoba, tanpa dia sadari akhirnya kecanduan dan sulit keluar dari jebakan itu.

- Orang-orang yang salah bergaul, ternyata bergaul dengan mafia

- Tak hati-hati, akhirnya terjebak dalam pusaran korupsi

- Orang awalnya baik, akhirnya terjebak dalam pusaran politik kotor

- Terjerembab kasus hukum, lalu mencoba cari jalan belakang untuk menyelesaikan kasusnya.


- Apa ada contoh lain?


Kalau sudah masuk lukah itu, semua jadi serba salah. Mau bicara benar, mulut terkunci. Ingin keluar, badan terkurung. Memaksa diri…? Nanti luka-luka, aib dibongkar orang, Banyak yang dikorbankan. Keluarga bisa hancur, reputasi… segalanya.



Makanya, mari hati-hati agar tidak masuk lukah.


Na’uudzubillahi min dzalik!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pijar Park Kudus

Setelah sarapan dengan soto Semarang Mat Tjangkir porsi kecil kami lanjutkan balik ke penginapan sekitaran alun alun Kudus. Simpang Tujuh Re...