Bersama sebagian tim dansos kemarin sore kami hadir lagi di Ciputat Tangerang Selatan. Bersilaturahim dan berbagi demi santri kami, santri Gontor Tangerang Raya.
Kami dijamu oleh keluarga bu Lisnawati, anak dan minantunya. Ada nuansa keakraban yang terjalin di antara kami. Gontor tak hanya mempersaudarakan santri santrinya, tetapi juga mempersaudarakan kami para walisantrinya. Gontor mendidik santri tanpa memandang status dan jabatan orangtua atau walisantri nya, begitu juga dengan kami. Kebersamaan kami apa adanya, saling membantu sebisanya, tak pandang status.
Ada boss yang bisa santuy saja memanggul air mineral ataupun apa saja. Ada "bussiness women" yang juga santuy saja dibonceng naik motor, padahal dia kemana mana selalu dengan kendaraan roda empatnya. Bagi kami semuanya sama saja, yang penting bisa berbuat bagi sesama.
Selepas dari Ciputat menjelang maghrib kami sengaja ke Warung Borowali, milik almarhum pak de Kohar. Beliau adalah salah satu inisiator terbentuknya TIM DANSOS Tangerang Raya ini. Usaha beliau dilanjutkan oleh mbak Rifa, istri beliau. Selain lepas kangen dengan masakan di warung ini, tempat kami sering nongkrong sebelum Covid para walisantri Tangerang Raya, kami juga ingin memberi kekuatan bagi bu Rifa dan anaknya Rara yang akan menjadi capel Gontor tahun ini.
InsyaALLAH siang ini Rara dan seluruh calon pelajar Gontor dari Tangerang Raya akan berangkat dari mesjid Al Azhom di bawah bimbingan ustad/ustadzah IKPM Tangerang Raya. Semoga dalam perjalanan nanti mereka bisa sampai di tujuan Ngawi dan Ponorogo dengan selamat, sehat dan penuh semangat dalam memperjuangkan kesempatan untuk menjadi santri dan alumni Gontor kelak.
Lepas kangen dan makan malam dari sini kami masih berlanjut ke rumahnya Om Susilo sesuai dengan janji bu Rahayu sebelumnya. Belum lepas rasa kenyang yang ada, sudah harus menikmati lagi seporsi baso khasnya Om Susilo ini. Om Susilo juga punya anak di Gontor Putri 1 kelas 4 saat ini.
Sebuah perjalanan yang sebenarnya capek juga, tetapi makna akan kebersamaan dan silaturahim yang terjalin di antara kami sangat sangat meminimalisir segala capek yang ada. InsyaALLAH lelah kami Lillah.
Jam sembilan malam akhirnya semua bubar, kembali ke rumahnya masing masing. InsyaALLAH hal hal begini akan indah untuk dikenang ketika anak anak sudah dewasa kelak, ketika mereka menjadi alumni Gontor ataupun ketika mereka bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi kelak, di suatu waktu kelak.
Gontor mempersaudarakan, itu terbukti bagi kami.
Tangerang, 23 May 2021
Serba serbi wali santri Gontor, tulisan tulisan yang ini kami tunggu2 dirangkai apik, banyak yang merasakan seperti itu pak bisa diungkapkan oleh pak Aryandi, mereka merasa bangga putra putrinya bisa menuntut ilmu di Gontor dan orang tuanya merasa senasib seperberjuang bersama sama untuk mewujudkan cita cita putra putrinya yang banyak suka dukanya yang akan selalu di kenang dalam perjalan hidupnya.baik untuk putra putrinya maupun seperti kita sebagai wali santri, lanjut ya pak tulisan tulisanya kita tunggu..
BalasHapusTerimakasih atas tanggapan nya di blog ini. Semoga saya bisa belajar banyak lagi menulis. Maaf kalo agak lama replay nya karena beberapa bulan ini, ada masalah dengan blog saya ini. Alhamdulillah hari ini sudah mulai aktif lagi
Hapus