Jumat, 27 September 2019

Kisah Pilu Tragedi Wamena

Kisah Pilu Tragedi Wamena
"AYAM JANTAN ITU TELAH PERGI"

Mata Raulis basah dan sembab, wanita 65 tahun itu hanya duduk terpaku, suaminya, Kasdir juga membisu.

Sesekali menyeka air matanya yang terus meleleh, kabar duka yang diterimanya bak petir disiang bolong. Tiga anak laki-lakinya tewas saat tragedi kerusuhan di Wamena, Papua.

Safrianto, anak lelaki sulungnya, Jafriantoni dan Hendra Eka Putra. Dua adik Safrianto belakangan diajak merantau ke Wamena, karena Safrianto ekonominya mulai membaik.

Raulis tidak menyangka tulang punggung keluarga itu telah patah.

"Dialah yang saban bulan membantu keuangan saya, walau ia telah beristri dan memiliki anak, tapi pedulinya pada saya dan adik-adiknya, tak saya lupakan" ucap wanita baya itu terisak.

Kasdir terlihat berusaha tabah, namun tatapnya kosong menembus dinding, berharap jenazah ketiga buah hatinya segera sampai.

Raulis dengan terbata bercerita, sebelumnya ia bermimpi, 3 ekor ayam jantannya hilang tak kunjung pulang.

"Dimimpi itu, saya berusaha mencari, tapi tak jua bertemu, namun saya bersua dengan taman bunga yang begitu indah dan wangi" ujarnya.

23 September 2019 menjadi hari yang paling kelabu dalam hidupnya, karena berita kabar yang sampai kepadanya, bahwa tiga anak lelakinya tewas dengan tragis.

Rantau Wamena, Papua mengakhiri kisah heroik Safrianto beradik kakak. Mereka yang berjuang untuk kehidupan yang lebih baik, wafat dalam amarah anak bangsa.

Ya, semakna dengan mimpi Mak Raulis, ayam jantan itu telah pergi, membawa kenangan indah tentang perjuangan anak kampung melepas belenggu nestapa.

Tapi Tuhan menggariskan takdir lain, manusia berencana tapi keputusan-Nya berlaku sebagai ketentuan Ilahi.

Selamat jalan Pahlawan Keluarga, dedikasi kalian menjadi iktibar bagi kami semua, bahwa hidup adalah perjuangan, soal kematian, Tuhan punya urusan.

Mak Raulis, Ayam Jantan Itu Telah Pergi ke Taman Surga yang dihiasi bunga-bunga yang indah dan semerbak, Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, Husnul Khatimah.

(Terinspirasi berita covesia.com) dan sengaja saya simpan sebagai pengingat di suatu masa nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pijar Park Kudus

Setelah sarapan dengan soto Semarang Mat Tjangkir porsi kecil kami lanjutkan balik ke penginapan sekitaran alun alun Kudus. Simpang Tujuh Re...