Raun Raun Bertiga Beranak.
Selepas mengantarkan pesanan Ufia pelanggan, jam delapan lewat Nova sudah stand by menanti saya. Dhifa yang awalnya mau ditinggal di rumah, ternyata bergegas mengganti baju dan memasang jilbabnya mendengar saya akan mengantarkan bundanya pagi ini.
Dalam hitungan beberapa menit kami sudah siap. Dan ini adalah jalan jalan perdana kami bertiga sejak hari minggu lalu, yang berkutat dan bertahap membersihkan rumah. Banyak pakaian dan buku yang terendam yang mesti disortir ulang. Selain urusan ke sekolah, aktifitas kami hanya seputaran rumah saja.
Bertiga kami menggunakan revo membawa qurma sukari pesanan teman Nova di salah satu rumah sakit di dekat Fresh Market Graha Raya Bintaro. Melaju kami di jalanan utama beberapa ruas jalan utama, namun kadang memintas lewat "jalan tikus" agar bisa sampai lebih cepat.
Sampai di depan gerbang rumah sakit tersebut, saya tak masuk ke halamannya. Selain menghindari biaya parkir, toh kami tak berlama lama juga di sana. Hal ini disebabkan bertemu dengan teman Nova juga di waktu kerjanya, bukan di saat istirahat.
Saya dan Dhifa parkir di sisi jalan, Nova ke dalam mengantarkan qurma. Motor saya matikan dan parkir menepi agar tak menghalangi orang yang lewat di jalan yang tak begitu lebar, karena melihat di seberang jalan ada jajajan pagi. Saya beli beberapa potong kue buat kudapan Dhifa nanti.
Buku buku dalam satu tas kecil, selalu disiapkan Dhifa bila dia ikut dengan bundanya. Gerakan cepat dalam hal ini. Tinggal copot sana sini sesuai seleranya, pluk masuk semuanya ke dalam tas tenteng yang ada.
Hobi membaca ini selalu ditemani dengan makanan ringan. Ini semua agar dia tidak rewel saat kami bertemu dan berdiskusi dengan teman sejawat. Bagi dia ini sudah sangat nyaman. Dan kita pun aman.
Tak lama berselang kami lanjutkan perjalanan menuju SMK Farmasi Tangerang 1 yang tak berapa jauh lagi. Melewati pasar Bengkok dan diujungnya bertemu dengan jalan Raya Ciledug - Cipondoh. Belok ke kanan arah Ciledug, hanya puluhan meter persis di samping rumah Makan Ayam Kampung Pinang motor masuk ke jalan yang seukuran mobil saja dan di ujungnya akan bertemu sekolah Farmasi tersebut.
Di sini, di setiap sabtu tak ada lagi proses mengajar. Murid murid hanya melalukan aktifitas ekstra kulikuler saja. Banyak pilihannya bagi para murid. Termasuk latihan bagi para pelaksana upacara buat hari senin pagi. Tak ada proses mengajar umumnya di setiap sabtu, tetapi para guru hadir meskipun sebentar.
Setelah selesai urusan di sini, masih ada dua lagi agenda yang ingin kami tuntaskan menjelang siang.
Kami menuju Perumahan Pinang Griya yang tak jauh dr sekolah Farmasi ini. Tak sampai lima menit kami sudah berada di gerbang perumahan yang berada pada di kiri jalan.
Jalan yang menurun kami susuri perlahan sambil memperhatikan rumah rumah yang terdampak banjir kemarin. Banyak perabotan yang masih menumpuk di garasi rumah di kiri dan kanan jalan.
Panas yang tak begitu terik ini dimanfaatkan sebagian warga untuk menjemur "spring bed" mereka. Pada bagian depan rumah terlihat batas air yang mengenangi kawasan ini. Hampir setinggi motor yang saya kendarai.
Tak terbayang oleh kami betapa paniknya warga ketika banjir yang datang menjelang subuh waktu itu. Ditengah pulas tidur, air datang dan mengenangi daerah ini tanpa permisi, hampir dua hari. Betapa susahnya membersihkan rumah pasca banjir yang hampir sebahu orang dewasa tingginya di beberapa tempat. Ini salah satu alasan kami ke sini. Ada sahabat karib kami yang mengalaminya, di sini.
Sayang, ketika kami sampai di rumah yang dituju, hanya terlihat beberapa ember dan baskom terlihat di garasi rumah. Komunikasi yang dijalin sedari tadi tak berbalas. Kami perhatikan ternyata pagar digembok dari dalam, tak berpenghuni.
Kami pun balik arah. Satu lagi rumah senior yang ada tak jauh dari sini pun, tak terlihat orangnya. Namun dari fesbuknya kemarin, rumah beliau sudah dibersihkan. Sudah mulai terlihat kinclong dinding dinding yang sempat terendam air kemarin. Beliau tidak mengungsi karena rumahnya bertingkat dua.
Keluar sari perumahan ini, kami belok kiri menuju rumah sakit Bhakti Asih Ciledug. Lurus menuju perempatan Ciledug yang mulai terasa macet hingga pertigaan perumahan Ciledug Indah, yang juga termasuk kawasan rawan banjir. Selepas pertigaan tersebut jalanan lancar jaya.
Lampu merah perempatan Ciledug kami belok kiri. Dari kejauhan terlihat bagunan rumah sakit yang sedang berkembang pesat. Ada bagunan baru yang jauh lebih besar dari bagunan awal rumah sakit ini, menandakan bahwa rumah sakit ini mempunyai layanan yang baik sehingga banyak pasiennya meningkat signifikan.
Kadang terfikir juga oleh saya, "Negara ini tambah sehat, atau tambah sakit?". Hehehe.
Setelah mengambil tiket masuk, saya langsung menuju parkiran. Nova dan Dhifa yang tadi menunggu di selasar ruang rawat inap, saya samperin. Tujuan kami ke ruang Sakura 2, tempat anak sahabat saya di rawat. Azzam, anak almarhum pak Safrudin dirawat di sini sejak kemarin pagi akibat sakit Thypus yang dialaminya. Dina kakaknya yang mengabari saya tadi pagi ketika kami bertemu.
Jam masih menunjukan 10.30 tetapi kami seolah mendapat kemudahan masuk sebelum jam bezuk berlaku. Saya pun tak tahu, entah mengapa ketika kami masuk tadi, pintu terbuka dan tanpa ada penjaganya. Ruangan sakura yang berada di lantai dua, dengan mudah kami temui. Ada bu Sri yang menemani Azzam saat kami datang. Alhamdulillah sudah mulai baikan kondisinya menjelang siang ini. Melalui mamanya Azzam bilang malu karena sudah beberapa hari ini belum mandi. Malu, katanya.
Tak lama berselang, Dina dan suaminya pun datang. Sekalian gantian jaga, Dina pun membawa makan siang buat keluarga. Setelah ngobrol panjang lebar, kamipun pamit. Tak lupa Nova menyelipkan sesuatu buat mbak Sri, mamanya Azzam. Menjelang jam bezuk mulai, kami pun meninggalkan ruangan ini.
Parkiran yang penuh, baik untuk motor maupun mobil membuat saya agak bersabar mengeluarkan motor yang terselib. Namun petugas parkir yang banyak dari biasanya sangat membantu memudahkan motor saya untuk keluar.
Keluar dari rumah sakit, kami berniat langsung pulang ke rumah. Namun karena sudah menjelang siang, dan Nova yang tadi belum sempat masak seperti biasanya, kami pun mampir di RM Nasi Kapau Salero Uda. Rumah makan yang tak begitu mahal, ada tarif menu yang jelas dan yang penting masakannya uenak tenan. Kami mampir dahulu di sini. Posisi nya tepat di pertigaan lampu merah portal Ciledug Mencong.
Setelah makan, rehat dan sholat zuhur kami di masjid Al Barkah, sebelum pulang ke rumah.
Ciledug Tangerang
11 Januari 2020