Selasa, 05 Januari 2021

From Padang With Love

Sore ini menikmati sang mentari pulang ke peraduan bersama sang Bundo. Banyak yang telah berubah sepanjang pantai Padang ini. Di sekitaran pantai Purus banyak orang yang menikmati suasana sore. Banyak warung yang tertata apik baik di pinggir pantai beralas pasir maupun di pinggir trotoar jalan. Jalan sepanjang pantai ini pun yang mulus dan bersih.

Sengaja kami menunggu mentari balik ke peraduan di sini, di mesjid Al Hakim yang baru saja menjadi salah satu icon baru kota Padang. Kabarnya mesjid ini dibangun oleh pendiri dan pemilik Wardah Kosmetik, urang awak yang juga alumni ITB Bandung.

Padang Kota Tercinta tahun ini memiliki satu lagi mesjid terindah di pinggir laut setelah Masjid Raya Sumatra Barat yang berada di jalan Khatib Sulaiman. Dua mesjid ini melambangkan bahwa masyarakat Sumatera Barat adalah masyarakat yang agamis. Masyarakat yang memegang teguh falsafah "Adat basandi syarak, syara' basandi kitabullah" dan "Syara' mangato, adat mamakai".


Menunggu waktu mentari turun di ufuk barat, sembari menunggu waktu maghrib masuk, di mesjid nan indah ini adalah suatu keberuntungan bagi kami. Sebuah kesempatan yang harus dimanfaat bagi para perantau untuk menikmati indahnya pantai Padang, seperti kami ini. Rekreasi dapat, ibadah tetap terjaga. Subhanallah. 


#####

Padang, April 2001 yang mempertemukan kami secara pisik. Mempertemukan saya secara personal dengan keluarga besar Nova pada saat wisuda apotekernya di Aula Fakultas Ekonomi Kampus Unand Jati. Dari sinilah semuanya bermula. 

14 Mai sang buah hati sudah diantarkan mamanya ke Jakarta. Pas sebulan setelah wisuda itu. Di Jakarta ini mulai serius membicarakan kapan waktu terbaik bagi kami untuk menikah. Entah keberanian darimana, saya pun tak paham. Yang jelas hati ini tentu sudah ada yang menggerakkannya. Tetapi niat untuk pacaran setelah menikah memang kami tekadkan. 

Hanya seminggu mama di jakarta saat itu dan dapat kesimpulan bersama bahwa dalam liburan Summer School nanti, saya akan pulang kampung. Dan pada tanggal 1 Agustus 2001, duduak niniak mamak di kedua belah pihak di Kapau. Dan disepakati bahwa kami akan menikah pada 20 Desember 2001. Pas pulang dari Kapau saat itu saya mendapatkan kado dari mama. Kado ultah ternyata, kemeja lengan panjang warna biru muda, kesukaaan saya.

Alhamdulillah, kami nikah pada hari Kamis, 20 Desember dan resepsinya dua hari, yakni Jumat 21 Desember "alek urang kampuang" dan Sabtu 22 Desember "undangan". 


#####

Sudah menjadi takdir ALLAH yang indah, bahwa hampir setiap Desember sejak 2013 kami bersengaja pulang kampung dengan mengendarai kendaraan. Selama dua kali pulang kampung tahun 2013, saya dibantu oleh pak Dadang sebagai supir kami. Namun sejak 2014 setiap pulang kampung saya seringnya sebagai solo driver. Pernah juga dibantu oleh Hafidz, adik sepupu Nova dan oleh Fatur ponakan saya.

Moment pulang kampung setiap Desember adalah momen momen mengenang kembali saat bertemu di Padang, saat Wisuda dan saat menikah di Kapau. 

Dari Padang semuanya bermula, karena sama sama alumni Universitas Andalas, sama aktifis di HMI Cabang Padang, baik dari tingkat komisariat hingga pernah menjadi staff Ketua Bidang di kepengurusan HMI Cabang Padang, berbeda periode. 

From Padang With Love akan selalu memaknai perjalanan cinta kasih kami yang hingga saat ini telah dikarunia dua pasang putra dan putri. Sayang si bungsu kami, M. Fatih Abdurrahman, hanya berusia seminggu. Kami yakin dan berharap semoga si bungsu ini adalah investasi akhirat bagi kami semuanya. InsyaAllah. 

Sementara si sulung kak Dhila sekarang sudah pengabdian di Gontor Putri 7 Pekanbaru, Imam kelas 3 di Gontor Dua Ponorogo dan Dhifa kelas 5 yang selalu ikut kemana mana bersama kami saat ini. 


Padang,  21 Desember 2020

18.15 WIB

disempurnakan di Bintaro 05/01/2021 

10.52 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pijar Park Kudus

Setelah sarapan dengan soto Semarang Mat Tjangkir porsi kecil kami lanjutkan balik ke penginapan sekitaran alun alun Kudus. Simpang Tujuh Re...