Rabu, 27 April 2022

 Menjalin Silaturahmi


Alhamdulillah, siang ini saya dan Bundo menemani anak bujang kami, Muhammad Imam Abdurrahman untuk bersilaturahmi dengan ustadz Marfendi. Sang ustadz yang sangat rendah hati ini menerima kami di ruang dinasnya di Kantor Pemkot Bukittinggi. 


Banyak cerita dan hikmah yang mengalir selama kami berdiskusi selama hampir dua jam di sana. Sang ustadz yang juga alumni Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo marhalah 84, yang ternyata sudah menjadi aktifis partai PKS dan mengabdikan diri sebagai seorang yang peduli dengan dunia pendidikan di Sumatera Barat. Pernah berkecimpung dalam membangun dan membesar pendidikan Adzkia, pondok pesantren Ar-Risalah dsb. Kepedulian itu masih berlanjut hingga saat ini. 


Saat menjadi anggota DPRD propinsi Sumatra Barat periode 1999 - 2004, ternyata juga menjadi teman satu komisi dengan om Sandal Bahauddin. Ada benang merah diskusi kami dalam hal ini. Kedekatan beliau dengan almarhum Bang Saidal terceritakan kepada saya. Mereka sama sama care dengan dunia pendidikan Sumatra Barat. 

Dan sang ustadz ini, juga termasuk salah seorang yang mendorong agar Bang Saidal untuk menuliskan buku berisi pengalaman hidupnya. Sayang ketika Biography almarhum bang Saidal sudah ada, sudah terbit, beliau belum tahu sama sekali hingga saat ini. InsyaAllah saya telah berjanji akan memberikan sebuah buku Biography Bang Saidal ini buat beliau suatu saat nanti. Semoga juga dinda Fajar Rusvan masih ada stok. :) 


Menarik menyimak uraian beliau tentang dunia pendidikan di ranah minang sejak zaman dahulu. Banyak hal yang mesti dituliskan kembali. Direkatkan lagi. Dunia pendidikan di ranah minang sudah dari dulu maju. Bahkan Gontor pun mengakui bahwa ada benang merah yang didapat dari sini, dari ranah minang sebelum Gontor jauh berkembang. Salah seorang Trimurti pernah nyantri di Padang Panjang. 


Siang bada zuhur itu, udara yang tak begitu terik, ruangan yang adem dan luas untuk berdiskusi, kami diterima dengan sangat baik sekali. Pertemuan perdana ini begitu berkesan bagi anak kami, Imam. Dia banyak menyimak, sesekali tertawa dan paham meskipun kami bertutur dalam bahasa Minang. Banyak hikmah bagi Imam dalam melihat sosok sang ustadz yang rendah hati ini. 



Imam itu adalah pemimpin, semoga dengan banyak bertemu dengan para alumni Gontor yang seperti ini, kelak akan terbentuk jiwa pemimpin yang penuh kasih sayang sesuai nama yang melekat di dirinya. Di saat saat seperti ini saya dan sang Bundo mulai melatih Imam kami ini untuk bisa menatap masa depannya kelak. Banyak melihat dan mengenal, bersilaturahmi dan berinteraksi dengan banyak tokoh. Dan salah satunya hari ini dengan ustadz Marfendi yang juga menjabat sebagai Wakil Walikota Kota Bukittinggi. 



Terimakasih kepada ustadz Edy Santoso yang telah membantu kami menjalin silaturahmi ini. Imam dan sang Bundo berkesan dengan sambutan yang penuh kekeluargaan dari sang ustadz.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pijar Park Kudus

Setelah sarapan dengan soto Semarang Mat Tjangkir porsi kecil kami lanjutkan balik ke penginapan sekitaran alun alun Kudus. Simpang Tujuh Re...