Keseruan siang ini kami manfaatkan dengan membawa seluruh cucu ama Asma Yati, kecuali si sulung kakak Fadhilah Azzahra yang absent karena sedang study di Islamabad Pakistan. Kami menikmati kebersamaan anak anak ini di salah satu lokasi wisata terdekat dari rumah, yakni Banto Royo.
Dengan berdesakan di mobil Terios suasana menjadi ceria. Tak ada kesempitan, karena seluruh rongga yang ada adalah kebahagiaan. Kebahagiaan yang baru terulang lagi setelah empat tahun berlalu. Efek Covid yang membatasi kami berkumpul. Terakhir itu lebaran 2018.
Sejatinya lokasi wisata ini sudah tutup sejak awal Ramadhan dan akan dibuka lagi lebaran hari ke dua nanti. Saat ini para crew sedang bertugas memperbaiki semua wahana agar layak dan aman dinikmati oleh para wisatawan domestik. Kami yakin saat dibuka pada hari Selasa, tanggal 3 Mei akan dibanjiri oleh para pengunjung hingga akhir masa liburan lebaran nanti.
Lokasi yang tak jauh dari pusat kota Bukittinggi sangat asyik untuk dinikmati. Alam perbukitan yang membentang sepanjang mata memandang. Suasana hijau asri ini dilingkupi oleh birunya langit terpampang serta perpaduan kuning dan hijaunya sawah di sepanjang jalan menuju lokasi sangat memanjakan mata bagi anak rantau yang ingin mengisi hari-hari dalam liburan lebaran tahun ini. Keramaian para perantau yang tertahan rindu selama dua tahun ini, membludak lebaran tahun 2022 ini. Perkiraan pemda Propinsi ada sekitar 1,8 juta yang mudik ke ranah minang saat ini.
InsyaAllah lokasi wisata ini dan juga tempat tempat lainnya sudah siap memanjakan selera anak rantau. Seperti yang kami amati kemarin hari Jumat, sepanjang lembah Anai, tempat pemandian alami sedang berbenah diri. Sudah terbayang akan terjadi kemacetan sepanjang jalur ini setelah lebaran hari pertama nanti. Lokasi ini juga menjadi tempat favorit untuk kumpul bersama sanak famili. Tempat rekreasi yang sangat terjangkau. Selain menikmati alam yang indah, udara yang sangat bersih dan bisa mandi-mandi tanpa ada batasan waktu. Pemandian alam ini sangat dinanti-nanti. Murah meriah so pasti.
Begitu juga dengan Banto Royo dan Tarusan Kamang yang sangat berdekatan. Ada lokasi kulineran Teh Talua Tapai dengan aneka jajanan khas lainnya di antara ke dua tempat lokasi wisata ini.
Nah kami ke sini tadi, terpaksa sedikit memaksa. Area Banto Royo ini memang belum buka. Tetapi dengan alasan bahwa kami akan balik ke rantau lebih awal, yakni tanggal DUA Syawal sesuai rencana, si bapak yang jaga akhirnya luluh juga.
Apalagi ketika beliau bertanya, "Anak anak darimana?". Spontan saja saya menjawab bahwa kami semua dari kota yang berbeda. Ada yang dari Batam, Pekanbaru, Padang dan Jakarta. Jawaban ini membuat si bapak makin tersentuh dan akhirnya kami diizinkan untuk masuk. Tanpa tiket, tanpa ada petugas yang menemani, tanpa bisa menikmati keseluruhan wahana. Tapi bagi kami tak mengapa, karena anak anak butuh kebersamaan saja.
Bahagia mereka semua tak tertahankan. Ketika diizinkan masuk mereka langsung mencari tempat main yang mereka suka. Anda Yolanda yang sedang menuju ke tempat kami dengan ojeknya, terpaksa kami telepon untuk membeli makanan ikan. Sejatinya di Banto Royo ini paka ikan pun dijual di tempat, namun karena petugas tak ada, penjualan makanan ikan pun tak ada.
Alhamdulillah Yolanda datang dengan membawa satu kilo pakan ikan, anak anak jadi rebutan. Rebutan mengambil ikan dan memberi ikan makan. Ikan ikan yang banyak ini, selama ramadhan ikut berpuasa karena tak ada pengunjung yang datang. Ikan mencari makannya sendiri sendiri dengan menu standar alami yang ada di rawa ini.
Teriakan dan celotehan anak anak memberi makan menjadi hiburan tersendiri bagi kami. Saya sempat berkomentar, "Memberik makan ikan ini saja alangkah bahagianya. Apalagi jika kelak mereka mereka ini bisa memberi makan banyak orang". Sang Bundo yang disamping saya, tersenyum dan mengaminkan. Pada Imam, Akbar dan Aira yang mendengar, semoga apa yang saya sampaikan tertanam di alam bawah sadarnya masing masing.
Bahagia mereka adalah kebahagiaan kami. Ada di antara mereka yang bisa membelai kepala dan punggung ikan, ada juga yang mencoba menyuapkan ikan makan dan ada yang mencoba memasukan telunjuk nya ke dalam mulut ikan. Tentu ini menjadi keseruan bagi mereka. Menjadi teriakan bahagia mereka. Alhamdulillah ada kepuasan.
Lebih sekitar satu jam-an kami di sini, mentari makin meninggi, panas pun sudah menyapu kulit dan muka kami, dan akhirnya kami pun pamit meninggalkan lokasi. Takut kelamaan di sini, anak anak jadi dehidrasi. Jangan sampai puasanya batal di tengah hari. Selain itu tentu kami tak ingin pula menggangu petugas yang sedang renovasi.
Kami pamit dan mengucapkan terimakasih serta memberi tips sekedar basa-basi. Kami senang, petugas yang mendampingi pun puas. Dan semoga tulisan saya ini, menjadi media promosi crew Banto Royo dan bagi sanak saudara yang akan menikmati suasana lebaran nanti.
Semoga tempat wisata ini bisa menjadi alternatif untuk disinggahi dan dinikmati bersama sanak famili.
Kapau, 30 April 2022
14.41 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar