Minggu, 29 Maret 2020

Hotel Untuk Kami


"Mbak, kamu kerja jadi perawat di rumah sakit A kan ya?" Tegur Bu Sumi, ibu kos ku, saat aku melewati lorong rumahnya menuju kamar kos.

Aku menghentikan langkah, kemudian berjalan  mendekat ke Bu Sumi. Hal itu tentu memperpendek jarak di antara kami, tapi Bu Sumi melangkah mundur.

"Iya bu. Kenapa ya?"

"Jangan mendekat. Di situ aja kamunya." Mata beliau mengintervensiku agar tak mendekatinya.

Aku menangkap suatu yang tidak baik akan menimpaku.

"Tolong pindah dari kosan saya malam ini juga ya!"

"Maksudnya?" Aku mendadak bingung dengan pernyataan Bu Sumi.

"Tapi bu, saya khan baru bayar kosan untuk enam bulan ke depan minggu lalu?" Aku berusaha mencoba tenang dan tidak panik.

"Saya sudah transfer balik ke rekeningmu tadi."

Jadi sms banking tadi siang itu transferan dari Bu Sumi.

"Ya Allah Bu.. Ini sudah malam. Saya harus tinggal dimana kalau saya harus pindah saat ini juga."

"Saya gak peduli, nginap saja di hotel. Yang jelas segera kemasi barang-barangmu dan pergi secepatnya."

"Kalau besok pagi bagaimana bu, saya sudah lelah sekali ini bu." Aku mencoba memelas, mengharap belas kasihan. Tubuhku sudah sangat lelah karena bekerja dari shift pagi dan lembur sampai malam. Sedang sebelumnya dapat shift malam. Tubuhku rasanya remuk redam. Membayangkan harus berkemas dan mencari tempat menginap lain. Oh tidak.

"Tidak boleh, harus malam ini juga. Lagipula barang-barangmu tak terlalu banyak." Bu Sumi tetap pada pendiriannya.

"Allah ya rabb ...." batinku.

"Saya tungguin kamu sampai selesai berkemas dan pergi dari sini."

Aku menatap netra Bu Sumi, mencoba mencari celah belas kasih untukku, tapi nihil.

***

Kubuka pintu  kamar dan menatap isinya. Memang benar barangku tidak begitu banyak. Setelah menghela nafas kasar, aku mulai mengemasi barangku.

[Re, bisa nginep di kosanmu gak malam ini. Aku diusir ibu kosku.] Ku kirim pesan melalui aplikasi warna hijau.

Lima menit kemudian.

[Maaf Sa, aku lagi gak di kosan. Pulang kampung. Kunci kamar aku bawa.]

Pupus sudah harapanku untuk sekedar menumpang tidur malam ini.

Mau tidak mau aku harus mencari penginapan murah untuk berteduh malam ini.

Selesai mengemasi barang, aku berpamitan dengan penghuni kos yang lain, meski dengan jarak yang agak jauh. Dan terakhir berpamitan pada Bu Sumi.

Aku mengerti mereka takut tertular virus karena aku bekerja sebagai perawat di salah satu  rumah sakit rujukan pasien Corona. Tapi aku tidak menyangka akan mendapatkan pengusiran seperti ini. Seperti nasib teman sejawatku yang belum lama ini juga diusir dari kosannya.

"Ya Allah, berilah jalan keluar untuk hamba." Batinku berdoa.

***

Sudah empat hari aku menginap di penginapan. Setiap mencari kamar kos selalu kudapatkan hasil yang sama setelah mereka tahu profesiku, penolakan dengan berbagai alasan. Hanya beberapa yang terang-terangan menolakku karena aku bekerja di rumah sakit rujukan pasien Corona.

"Heh kok ngelamun, dipakai dulu itu APD-nya." Kata Widya. Teman yang kugantikan shiftnya malam ini.

"Iya ini, aku belum dapat kosan. Uangku menipis jika terus-terusan tinggal di penginapan itu." Dengan berat hati aku menceritakan bebanku. Ah entah, mungkin saja nanti aku dapat solusinya.

"Astaghfirullah Sa, aku lupa ngasih tahu kamu. Tadi sore ada pengumuman, bagi yang kesulitan mengenai tempat tinggal bisa daftar buat tinggal di tempat yang disediakan oleh pemprov."

"Serius lu Wid?" Aku setengah tak percaya.

"Seriuslah. Dan kamu tahu tempat tinggalnya di mana coba?"

" Di mana?" Tanyaku penasaran.

"Hotel Grand Cempaka."

"Hotel yang bagus milik BUMD itu?" Aku terkejut mendengarnya.

"Iya. Sudah sama daftar dulu ke Pak Arif. Biar diurusin administrasinya sama beliau."

"Iya ..., iya Wid, sebentar ya, aku daftar dulu."

***

Tiga hari setelah mendaftar di Pak Arif, aku mendapatkan pemberitahuan bahwa aku masuk dalam tenaga kesehatan yang akan menempati tempat tinggal sementara, di Hotel Grand Cempaka.

Alhamdulillah. Alhamdulillah ya Allah. Aku segera sujud syukur.

Terharu.

Ternyata ada orang yang peduli pada nasib kami, para tenaga kesehatan yang terusir atau yang bertempat tinggal jauh dari rumah sakit tempat kami bekerja.

Masya Allah. Allah memberikan jalan keluar dari masalah yang aku hadapi saat ini. Tidak perlu lagi sakit hati karena mendapatkan penolakan.

***

Hari ini hari di mana kami diantarkan ke hotel. Pak Anis menyambut kehadiran kami di lobi hotel. Memberikan kata sambutan dan  semangat yang berdampak positif untuk kami.

Beliau menjelaskan pada kami mengenai fasilitas yang akan kami terima di hotel ini. Selain kamar tentunya. Fasilitas itu antara lain akan ada bis antar jemput dari hotel ke rumah sakit dan sebaliknya. Lalu kami juga akan mendapatkan asupan bergizi mulai dari makanan katering dan minuman seperti susu. Gratis! Tanpa sepeserpun kami bayar.

Masya Allah.

Kami pun akhirnya menempati kamar kami masing-masing. Satu kamar untuk berdua. Di dalam meja kamar, kami temukan surat berlogo keemasan di sampulnya.

Isi suratnya tertulis,

Jakarta, 26 Maret 2020

Terima kasih kami kepada pejuang kemanusiaan



Assalamualikum wr wb dan salam sejahtera

Ibu, bapak, dan rekan-rekan yang saya banggakan. Atas nama seluruh warga Jakarta ijinkanlah saya mengucapkan terimakasih yang tak terhingga untuk segala pengorbanan dan keikhlasan Ibu, bapak, dan rekan-rekan telah berjuang turun tangan melayani warga Jakarta menjalani masa yang sulit. Perjuangan yang sangat mulia yang penuh tantangan dan risiko

Perjuangan inilah yang menguatkan harapan bahwa Insya Allah kita akan dapat segera melewati masa penuh cobaan ini.

Pada ibu, bapak, dan rekan-rekan semua, kami di Pemprov DKI Jakarta dan atas nama seluruh warganya menyampaikan rasa hormat, mengirimkan dukungan penuh dan tetap terus mendoakan.

Mohon sampaikan salam hormat kami pada keluarga di rumah, katakan pada mereka Jakarta bangga pada ibu, bapak, dan rekan-rekan semua.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan serta tetap memberikan kesehatan, kekuatan, dan kesabaran pada ibu, bapak, dan rekan-rekan dalam menuntaskan misi mulia ini



Wassalam



Anis B.

Masya Allah, air mataku tak terasa mengalir di pipi. Surat sederhana ini mampu memberikan oase di dalam rasa lelah, takut dan stres.

Entah harus berkata apa lagi. Terima kasih pak, sudah memikirkan nasib kami, para tenaga kesehatan yang menjadi garda depan dalam melawan virus Corona.

Sekali lagi, terima kasih pak.

Note: isi surat diperoleh dari FB Bapak Anies Baswedan.

_Terimakasih atas ..  kepedulian beliau terhadap para nakes garda depan melawan virus Corona. Salut!_.

Jumat, 27 Maret 2020

Hikmah: You Are What You Think

_Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh_


Bismillah
APA YANG KITA PIKIRKAN ITULAH YANG AKAN TERJADI

Suatu hari, Rasululloh saw menjenguk seseorang yang sedang sakit demam. Beliau menghibur dan membesarkan hati orang tersebut.
Beliau bersabda,
"Semoga penyakitmu ini menjadi penghapus dosamu".
Orang itu menjawab,
"Tapi ini adalah demam yang mendidih, yang jika menimpa orangtua yang sudah renta, bisa menyeretnya ke lubang kubur".

Mendengar keluhan orang itu, Rasululloh saw bersabda :
‘Kalau demikian anggapanmu, maka akan begitulah jadinya’.
(HR. Ibnu Majah)

Sungguh indah apa yang disabdakan Rasululloh saw.

Perhatikan pesan-pesan Rasululloh berikut ini :
"Barangsiapa yang ridha, maka keridhaan itu untuknya. Barangsiapa mengeluh, maka keluhan itu akan menjadi miliknya"
(HR. at-Tirmidzi)

"Salah satu kebahagiaan seseorang adalah keridhaannya menerima keputusan ALLAH."
(HR. Ahmad)

🔹Jika kita memikirkan bahagia, maka kita akan bahagia.

🔹Jika kita berpikiran sedih, maka kita menjadi sedih.

🔹Jika kita berpikiran gagal, kita menjadi gagal

🔹Jika kita berpikiran sukses, maka kita niscaya sukses.

🔹Jika kita berpikiran sakit, kita juga menjadi sakit.

🔹Jika kita berpikiran sehat, maka kita pun akan sehat.

Inilah, The Law of Attraction Hukum Tarik Menarik,  merupakan Sunnatulloh yang berlaku di alam semesta

You are what you think
(Anda adalah apa yang Anda pikirkan)

Buat Pilihan Kata yg Baik.
Karena Kata- kata adalah juga Doa.

Selalulah berpikir yang positif dan jangan pernah biarkan pikiran negatif membelenggu otak dan kehidupan kita.

Jadi tetap semangat dan jangan pernah menyerah pada keadaan.

Tugas kita hanya 2, yaitu : Berusaha optimal dan berdoa.

Sedangkan selanjutnya itu kuasa ALLAH SWT.

Nabi SAW bersabda :
"Ketika seorang hamba berkata, Laa Haula Wa Laa Quwwata Ila Billah,  maka ALLAH berfirman, "Lihatlah (hai para malaikat), orang ini telah menyerahkan urusannya kepadaKu".
(HR. Ahmad).

Pikirkan Yg baik2, berkata yg baik, Bertindaklah yg Baik- Baik, dan Insyaa Allah yg datang juga Yg Baik- Baik!

Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.
Robbana Taqobbal Minna
Ya Allah terimalah dari kami (amalan kami), aamiin

😊❤👍

Sumber : MiracleRezeki

Selamat menunaikan ibadah shalat subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita. Aamiin

Senin, 23 Maret 2020

Egoisme Dalam Beragama

EGOISME DALAM BERAGAMA
Oleh Maulana M. Syuhada

80% dari total 8.652 kasus positif Covid-19 yang terjadi di Korea Selatan bersumber hanya dari satu orang, ibu-ibu (61 tahun) yang menunjukkan gejala Covid-19 namun ketika diminta memeriksakan dirinya ke dokter malah “ngeyel” dan pergi beribadah ke gereja. Jadilah gereja Shincheonenji di kota Daegu menjadi pusat penyebaran virus [1].

Kasus Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Korea Selatan pada 20 Januari 2020 ketika seorang warga China (35 tahun) yang baru terbang dari Wuhan diisolasi di bandara Incheon, Korea Selatan. Korsel mampu menangani penyebaran wabah ini dengan baik. Dalam 4 minggu hanya 30 orang yang terinfeksi. Tapi ini semua berubah drastis ketika ditemukan pasien No. 31, si ibu yang “ngeyel” tadi. Ibu tersebut bertanggung-jawab terhadap 6 ribu orang lebih yang terinfeksi di Korea Selatan alias 80% dari kasus di negara tersebut. Satu negara dibuat repot hanya karena perilaku “ngeyel” dari seorang warganya.

Di Malaysia, tabligh akbar yang diselenggarakan oleh Jamaah Tabligh di Masjid Sri Petaling Kuala Lumpur pada 28 Februari hingga 1 Maret menjadi sumber penularan virus Corona. Hampir 2/3 dari total 673 kasus Covid-19 di Malaysia terkoneksi dengan acara tabligh akbar tersebut [2] . Celakanya, dari total 16 ribu jamaah yang hadir dalam tabligh akbar tersebut, 1.500 diantaranya berasal dari luar Malaysia, termasuk 700 orang dari Indonesia, 200 orang dari Filipina dan 95 orang dari Singapura [3] . Malaysia pun menjadi hot spot penyebaran virus Corona di Asia tenggara.

Perlu waktu lebih dari satu minggu hingga gejala infeksi virus mulai terlihat. Tanggal 9 Maret, Brunei mengumumkan kasus Covid-19 pertama di negara tersebut, seorang jamaah (53 tahun) yang ternyata mengikuti tabligh akbar di Malaysia. Satu minggu kemudian kasus Covid-19 di Brunei melonjak menjadi 50 orang, dimana 45 orang di antaranya adalah peserta tabligh akbar di Malaysia [4] . Ada 12 orang WNI yang terinfeksi Covid-19 di Malaysia, dan semuanya adalah peserta tabligh akbar [5] . Pada 17 Maret 2020, warga Malaysia (34 tahun) peserta tabligh akbar meninggal dunia [6] , satu dari hanya dua kasus kematian di Malaysia, pemerintah Malaysia pun mengumumkan lockdown. Per hari ini, sudah 1.030 penduduk Malaysia yang positif Covid-19, tertinggi di Asia Tenggara [7] .

Tidak sampai tiga minggu kemudian, jamaah tabligh yang sama kembali melakukan acara, Ijtima Dunia Zona Asia 2020, di kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Rabu, 18 Maret 2020, panitia mengkonfirmasi sudah 8.694 jamaah yang hadir, termasuk 411 orang Warga Negara Asing (WNA) dari 9 negara [8][9] . Setelah koordinasi yang alot antara pemerintah dan panitia, akhirnya acara dibatalkan [10] . Pemprov Sulawesi Selatan mengisolasi 411 WNA, sementara 8 ribu peserta lainnya secara bertahap pulang ke daerahnya masing-masing [11] .

Di Kabupaten Manggarai, NTT, pentasbihan Uskup Ruteng Mgr Siprianus Hormat tetap digelar walaupun sudah dihimbau untuk ditunda [12] . Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo melalui Kepala BNPB menyampaikan permintaan ini kepada Keuskupan Ruteng dan Bupati Ruteng. Namun acara tetap digelar dengan alasan sudah terjadwal beberapa bulan lalu [13] . Kamis, 19 Maret 2020, sekitar 6.000 umat Katolik menghadiri misa besar ini termasuk 37 uskup dari seluruh Indonesia dan pejabat Kongres Wali Gereja Indonesia (KWI) [14] .

Tadinya saya berpikir, se-level uskup yang sangat paham agama, akan berbesar hati dan menunda acara pentasbihan ini. Ia akan tampil ke muka dan berkata, “Walaupun sudah berbulan-bulan kami persiapkan semuanya, namun demi kemanusiaan kami akan tunda acara ini!” Bukankan kita beragama agar dapat memanusiakan manusia. Namun saya salah. Acara ritual ternyata lebih penting daripada kemanusiaan. Ajaran cinta kasih pada sesama manusia yang selama ini didengung-dengungkan hanya sebatas retorika di atas mimbar.

Di halaman Masjid Agung Bandung, sekelompok orang mencopot dan menurunkan baligo yang berisi maklumat bahwa untuk sementara waktu DKM tidak menyelenggarakan sholat Jumat dan sholat wajib berjamaah. "Turunkan saja, DKM jangan takut enggak digaji, jangan takut sama Ridwan Kamil. Takut ke Gusti Allah," tutur salah seorang peserta aksi [15] . Padahal Majelis Ulama Indonesia (MUI), NU dan Muhammadiyah, sudah mengeluarkan fatwa agar sholat jamaah diadakan di rumah, dan sholat Jumat diganti dengan sholat zhuhur [16] [17] [18] .

Tidaklah mengherankan jika sebagian masyarakat masih ngeyel dan tetap datang ke masjid, karena sekelas mantan Pangab, Jenderal (pur) Gatot Nurmantyo, justeru menggaungkan gerakan memakmurkan masjid dan salat berjemaah di tengah wabah virus Corona.

"Sepertinya ada yang keliru..?? Di negeri asalnya covid-19-cina, yg penganut paham komunis dan sebagian besar tdk beragama beramai-ramai mendatangi Masjid dan Belajar Berwudhu hingga mengikuti Sholat Berjamaah,” tulis Gatot [19] . Namun, lanjutnya, di negeri mayoritas muslim justru sebaliknya, malah ramai-ramai menggaungkan fobia terhadap masjid. Ini seakan-akan masjid sebagai sumber penularan COVID-19. Lantas, menurutnya, apakah mal, gereja, vihara, kelenteng, hingga lift sarana umum 'lebih aman' daripada masjid?" [19]

Hal senada juga diungkapkan oleh Pendeta Dr. Yakub Nahuway dalam sebuah kebaktian, “Sekarang gereja melarikan diri dari kenyataan dan tidak menjadi sahabat. Beberapa gereja besar di Jakarta meliburkan jemaah hanya karena virus Corona. Mereka menampakkan diri bahwa Tuhan kalah dengan virus … Hidup kita bukan di tangan virus. Virus punya mata. Sasaran dia hanyalah orang-orang yang jauh dari Tuhan. Orang yang dekat dengan Tuhan dilindungi di bawah kepak-Nya!” [20]

Ustad Abdul Somad (UAS) dalam salah satu ceramahnya, berkata bahwa Corona adalah tentara Allah, dan orang Uyghur tidak terkena virus ini karena mereka berwudhu.

“Macam-macam tentara Allah datang. Adapula tentara yang terakhir ini bernama Corona. Orang yang berada di Uyghur, tak terkena virus ini. Banyak orang terheran-heran. Apa sebab? Salah satu sebabnya karena mereka berwudhu. Setiap hari mereka membasuh tangan. Virus tidak akan terkena kepada orang yang selalu menjaga kesucian," ujar UAS [21].

Padahal kita semua tahu bahwa banyak saudara kita yang muslim di berbagai negara, termasuk suku Uyghur di Xinjiang, dan mereka yang suka berwudhu, menjadi korban keganasan virus Corona. Inilah yang terjadi jika pemuka agama, baik ustad maupun pendeta, berceramah namun tanpa ilmu pengetahuan.

Dalam salah satu video, di hadapan puluhan jamaah tabligh, seorang penceramah berkata, "Baru satu macam virus Corona datang, seluruh dunia geger. Gampang itu selesaikan Corona, kirim jamaah ke tempat Corona. Virus Corona takut sama jamaah. Jamaah hanya takut kepada Allah SWT. Jamaah tidak takut dengan Corona!" [22]

Semua pun tahu, dua kematian pertama di Malaysia, salah satunya adalah jamaah yang menghadiri tabligh akbar (Ijtima Jamaah Tabligh) yang telah menginfeksi 2/3 dari negara tersebut.

Mungkin inilah yang disebut dengan egoisme dalam beragama, melakukan ibadah tanpa peduli dengan keselamatan manusia lainnya. Sama halnya dengan ibu-ibu di kota Daego Korsel di awal artikel, ia datang ke gereja untuk beribadah. Ia merasa sedang berbuat kebaikan, namun nyatanya ia sedang menciptakan madharat untuk 6 ribu orang, menjadi malapetaka untuk negaranya. Begitu pula halnya dengan para peserta tabligh akbar di Malaysia, peserta ijtima di Gowa, Sulsel, ataupun para uskup yang menggelar pentasbihan di NTT. Mereka tidak peduli dengan kepentingan masyarakat banyak. Sangat ironis memang, jika beragama malah jadi menjauhkan kita dari kemanusiaan.

Masa inkubasi virus adalah 14 hari. Dan selama itu orang yang membawa virus (carrier) bisa tampak sehat, normal seperti orang sehat pada umumnya. Supaya orang-orang sehat yang membawa virus ini tidak menularkan lebih jauh ke orang lain, maka pemerintah mengambil kebijakan “social distancing” agar kita tidak berkumpul di kerumunan, di sekolah, di kampus, di cafe, di mal, dan termasuk di masjid, karena ia bisa jadi pusat penularan. Itulah mengapa sekolah dan kampus diliburkan, para pekerja dihimbau untuk bekerja di rumah, dan pergerakan di luar rumah diminimalisir sekecil mungkin.

Bayangkan jika ada satu orang saja jamaah yang tampak sehat tapi pembawa virus (carrier) kemudian dia sholat di masjid. Kemudian dia menularkan kepada 10 orang di masjid tersebut. Sepuluh orang yang tertular tidak akan tahu dia tertular sampai dua minggu ke depan (karena perlu 14 hari untuk inkubasi virus).

Kesepuluh orang ini pulang ke rumahnya masing-masing, dan mereka akan menularkannya kepada keluarganya, kepada isteri dan anak-anaknya, kepada setiap rekan kerja di kantornya. Rekan kerjanya di kantor akan membawa pulang kepada keluarganya, isteri dan anak-anaknya, juga kepada setiap orang yang ia temui dari tempat kerja ke rumahnya, di setiap tombol lift yang ia pencet, di handel pintu yang ia buka, di tiang KRL yang ia pegang, dsb. Begitulah efek berantai dari penyebaran virus tadi. Dari 1 orang, dapat menyebar ke 10 orang, kemudian ke 100 orang, kemudian ke 1.000 orang, dan seterusnya.

Itulah mengapa setelah tabligh akbar di Malaysia semua orang merasa sehat. Baru 2 minggu kemudian terkuak bahwa ratusan dari mereka terinfeksi Covid-19.

Bupati Bogor mengkonfirmasi bahwa seorang ibu (67 tahun) yang meninggal hari Rabu kemarin tertular dari anaknya yang masih muda (35 tahun). Anaknya ini tertular dari pasien no.1 asal kota Depok [23] . Keberadaan Covid-19 ini tidak diketahui sampai 3 minggu kemudian. Kontak pertama sang anak dengan pasien no. 1 tanggal 25 Februari. Ia sempat demam, namun tiga hari kemudian sembuh. Tanggal 28 Februari ia tetap masuk kerja dengan menggunakan transportasi umum, ojol, KRL, MRT dan Transjakarta. Pada 7 Maret 2020 yang bersangkutan mulai merasakan napas berat lalu diperiksa darah oleh RS Persahabatan. Selanjutnya, pada 14 Maret 2020 dilakukan pemeriksaan kembali, lalu pada 16 Maret 2020 yang bersangkutan mengeluh sakit sendi.

Adapun ibunya, pada 27 Februari mengikuti sebuah seminar di Jakarta. Esoknya ia terkena diare dan tanggal 29 Februari, yang bersangkutan periksa ke dokter di Jakarta. Kemudian minum obat selama 4 hari tapi belum sembuh. Kontrol lagi, minta dirawat ke rumah sakit, saat itu didiagnosa typhoid. Lalu pada 10 Maret 2020, yang bersangkutan dirawat di rumah sakit. Setelah diuji lab dan rontgen paru, ada infeksi baru dengan diagnosa pneumonia. Tanggal 14 Maret sang ibu dites, dan tanggal 16 Maret keluar hasilnya positif Covid-19. Dua hari kemudian sang Ibu meninggal dunia [23].

Kita yang muda dan sehat, bisa jadi sembuh setelah terinfeksi Corona. Namun mereka yang sudah lanjut usia dan memiliki riwayat sakit beragam akan sangat rentan terhadap virus ini. Menghindari kerumunan bukan berarti hanya menjaga diri kita dari virus, tapi menjaga orang tua kita, menjaga orang tua-orang tua dari teman-teman kita, tetangga-tetangga kita, dan seterusnya.

Di Iran setiap 10 menit satu orang meninggal dunia karena virus Corona. Total yang meninggal di Iran sudah mencapai 1.556 dari 20.610 yang terfinfeksi [24] . Di Italia, dalam 24 jam terakhir 627 orang meninggal dunia karena Corona, menaikkan jumlah yang meninggal di Italia ke angka 4.032 orang dari total 47.021 orang yang positif [25] .

Sebaliknya di China, sedikit demi sedikit kehidupan berangsur normal. Selama tiga hari berturut-turut tidak ada penambahan kasus baru Covid-19 di China secara internal [26] . 41 kasus yang terjadi dalam 24 jam berasal dari mereka yang kembali bepergian dari luar China. China mulai mengalihkan fokus bantuannya ke luar negaranya. Dalam beberapa minggu terakhir China sudah mendonasikan testing kit kepada Kamboja, mengirimkan berkapal-kapal ventilator, masker dan tenaga medis ke Italia dan Perancis, dan berjanji akan membantu Filipina, Spanyol dan negara-negara lainnya, juga memberangkatkan tenaga medisnya ke Iran dan Iraq [27] . Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, dalam siaran TV-nya ketika mengumumkan keadaan darurat di negerinya berkata, “European solidarity does not exist. That was a fairy tale on paper. I believe in my brother and friend Xi Jinping, and I believe in Chinese help.” [28]

Di Indonesia, per-hari ini sudah 450 kasus terkonfirmasi dengan jumlah kematian sebesar 38 orang. Hasil studi teman-teman di jurusan Matematika FMIPA ITB [29] , menunjukkan bahwa profil epidemi di Korea Selatan adalah yang paling mirip dengan Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain. Hasil simulasi berdasarkan kurva Richard, puncak epidemi di Indonesia diproyeksikan akan terjadi pada akhir Maret dan berakhir pada pertengahan April, dengan jumlah kasus lebih dari 8.000. Yang perlu digaris bawahi dari hasil ini adalah, profil hasil diatas diperoleh dengan menggunakan parameter model hasil estimasi dari Korea Selatan. Hasil di atas harus dibaca dengan memahami parameter dan asumsi yang digunakan di paper tersebut.

Korea Selatan menerapkan strategi tes massal [30] dengan jumlah tes mencapai 20 ribu orang per-hari [31] Dengan dilakukannya tes masal, otoritas kesehatan Korsel bisa mendapatkan informasi yang cepat dan melakukan pelacakan secara agresif terhadap orang yang diduga terpapar [32] . Korsel berhasil mengatasi epidemi virus Corona dengan angka kematian hanya 1%, 102 meninggal dari total 8.799 kasus per 21 Maret 2020 [33] .

Pemerintah Indonesia sudah memutuskan menerapkan “social distancing” dan tes masal. Tugas kita adalah bersatu, bersama-sama mensukseskan penerapan kebijakan ini. Para tenaga medis tanpa lelah berjuang di garda terdepan, mempertaruhkan jiwa mereka, menangani para pasien. Hingga kemarin sudah 25 tenaga medis terinfeksi Covid-19 dan satu orang meninggal dunia. Hal paling sederhana yang bisa kita lakukan untuk membantu perjuangan mereka adalah dengan belajar, bekerja dan beribadah di rumah, menghindari kerumunan dan menjaga jarak, menjaga kesehatan dan kebersihan, serta mebiasakan diri mencuci tangan.

Mereka yang tetap berkumpul di tempat publik seperti berkumpul di masjid, di gereja, di wihara, di pura, nongkrong di warung, di cafe, di mal, dsb., sungguh mereka sangatlah egois, mereka tidak peduli dengan keselamatan orang lain. Yang kita perlukan sekarang adalah kebersamaan dan solidaritas. Mari kita maksimalkan ikhtiyar seraya terus menyelipkan doa-doa di antara sholat-sholat dan ibadah kita, dan bertawakkal kepada-Nya. Jika kita disiplin dan kompak, bersatu, bersama-sama mencegah meluasnya penyebaran virus ini, insya Allah kita akan bisa berhasil mengatasi epidemi ini.

Wallahu’alam.
mms.

PS: Terima kasih kepada sahabatku, Sofyana Ali Bindiar, yang sudah memberikan inspirasi ide terhadap judul artikel.

Foto: Alberto Saiz (AP)

External link: https://pepnews.com/…/p-31585483787…/egoisme-dalam-beragamal

REFERENSI

[1] The Korean clusters: How coronavirus cases exploded in South Korean churches and hospitals
https://graphics.reuters.com/CHINA-HEALTH-SOUT…/…/index.html
[2] How Sri Petaling tabligh became Southeast Asia's Covid-19 hotspot
https://www.nst.com.my/…/how-sri-petaling-tabligh-became-so…
[3] MOH identifying 95 Singaporeans at mass religious event in Malaysia after COVID-19 cases confirmed: Masagos
https://www.channelnewsasia.com/…/moh-95-singaporeans-relig…
[4] Coronavirus COVID-19 cases spiked across Asia after a mass gathering in Malaysia. This is how it caught the countries by surprise
https://www.abc.net.au/…/coronavirus-spread-from-m…/12066092
[5] Kemlu koreksi jumlah WNI positif COVID-19 di Malaysia
https://www.antaranews.com/…/kemlu-koreksi-jumlah-wni-posit…
[6] How a 16,000-Strong Religious Gathering Led Malaysia to Lockdown
https://www.bloomberg.com/…/how-a-16-000-strong-religious-g…
[7] Portal Resmi Kementerian Kesihatan Malaysia
http://www.moh.gov.my/index.php/pages/view/2019-ncov-wuhan
[8] Ijtima Dunia 2020 Zona Asia Dibatalkan, Panitia: Kami Ikuti Arahan Pemerintah
https://nasional.kompas.com/…/ijtima-dunia-2020-zona-asia-d…
[9] BNPB Konfirmasi 8.000 Peserta Ijtima Dunia Sudah Tiba di Gowa
https://www.cnnindonesia.com/…/bnpb-konfirmasi-8000-peserta…
[10] 6 Hal Terkait Ijtima Dunia Zona Asia 2020 di Gowa yang Ditunda
https://www.liputan6.com/…/6-hal-terkait-ijtima-dunia-zona-…
[11] Pemprov Sulsel Pulangkan 8.223 Peserta Ijtima Dunia, 411 WNA Diisolasi
https://news.detik.com/…/pemprov-sulsel-pulangkan-8223-pese…
[12] Diimbau Ditunda, Pentahbisan Uskup Ruteng Tetap Digelar
https://www.cnnindonesia.com/…/diimbau-ditunda-pentahbisan-…
[13] Ini Alasan Misa Penahbisan Uskup Ruteng Tak Bisa Ditunda
https://regional.kompas.com/…/ini-alasan-misa-penahbisan-us…
[14] Misa Uskup Ruteng Tetap Digelar, Rohaniawan dan Tamu Diukur Suhu Tubuh
https://www.vivanews.com/…/41222-misa-uskup-ruteng-tetap-di…
[15] Viral Massa Teriak Jihad Copot Spanduk Tak Gelar Jumatan di Masjid Raya Bandung
https://kumparan.com/…/viral-massa-teriak-jihad-copot-spand…
[16] MUI Sarankan Shalat Jumat Sementara Diganti Shalat Zhuhur
https://republika.co.id/…/mui-sarankan-shalat-jumat-sementa…
[17] NU dan Muhammmadiyah Imbau Umat tidak Shalat Jumat di Masjid
https://republika.co.id/…/nu-dan-muhammmadiyah-imbau-umat-t…
[18] Fatwa NU: Tak Patuh Larangan Jumatan Cegah Corona adalah Maksiat
https://www.vivanews.com/…/41444-fatwa-nu-tak-patuh-laranga…
[19] Eks Panglima TNI Gaungkan Makmurkan Masjid dan Salat Berjemaah Lawan Corona
https://news.detik.com/…/eks-panglima-tni-gaungkan-makmurka…
[20] Pdt.Dr.Yakub Nahuway | Gereja Sahabat Orang Beriman
https://youtu.be/xcQ2RYuAaFc
[21] Ustadz Abdul Somad Virus Corona Adalah Tentara Allah
https://youtu.be/C6cixYXh4RM
[22] Jama'ah TABLIGH SIAP HADAPI CORONA
https://youtu.be/iV1N1G_oUuE
[23] Bupati Bogor Beberkan Riwayat Pasien Meninggal karena Corona di Bojonggede
https://bogor.pojoksatu.id/…/bupati-bogor-beberkan-riwayat-…
[24] 123 new coronavirus deaths in Iran; toll rises to 1,556
https://www.gulftoday.ae/…/123-new-coronavirus-deaths-in-ir…
[25] Coronavirus: Italy and Spain record highest single-day death tolls
https://www.theguardian.com/…/behave-or-face-strict-coronav…
[26] No new virus cases for 3rd straight day in Wuhan (Associated Press)
https://www.nbcnews.com/…/coronavirus-updates-…/ncrd1165441…
[27] China sends doctors and masks overseas as domestic coronavirus infections drop
https://www.theguardian.com/…/china-positions-itself-as-a-l…
[28] Its Coronavirus Cases Dwindling, China Turns Focus Outward
https://www.nytimes.com/…/w…/asia/coronavirus-china-aid.html
[29] Data dan Simulasi COVID-19 dipandang dari Pendekatan Model Matematika
http://eprints.itb.ac.id/119/
[30] South Korea took rapid, intrusive measures against Covid-19 – and they worked
https://www.theguardian.com/…/south-korea-rapid-intrusive-m…
[31] COVID-19 hit South Korea and the U.S. on the same day. Here's what Korea did right.
https://theweek.com/…/covid19-hit-south-korea-same-day-here…
[32] Special Report: How Korea trounced U.S. in race to test people for coronavirus
https://www.reuters.com/…/special-report-how-korea-trounced…
[33] Coronavirus COVID-19 Global Cases by the Center for Systems Science and Engineering (CSSE) at Johns Hopkins University
https://gisanddata.maps.arcgis.com/…/opsdashboa…/index.html…

Sabtu, 21 Maret 2020

Tetap Jaga Stamina


Alhamdulillah selasa dan kamis kemarin sudah kembali beraktifitas olah raga jalan kaki, ORJAKA. Namun data yang ada di Max Buzz yang tersimpan hanya hari kamis sebagai perbandingannya dengan hari ini, Sabtu 21-03-20.

Memulai kembali aktifitas untuk menjaga stamina yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi wabah "Virus China" ini, Covid 19. Virus ini harus dilawan dengan stamina yang kuat, istirahat yang cukup dan makanan yang berkualitas serta hati yang senantiasa bahagia. Hindari kecemasan dan ketegangan dengan memperbanyak berzikir dan bersyukur atas nikmat yang Allah karuniakan.

Begitu juga dengan stamina. Dalam kondisi seperti sekarang ini tetaplah berolahraga, tetapi harus dihindari dahulu olahraga yang berkelompok. Demikian yang saya lakukan seminggu ini.

Sengaja memilih jalan kaki di saat matahari sudah mulai meninggi. Biasanya ba'da sholat subuh, namun karena suasana saat ini yang harus "stand by" di rumah, waktu luang pun banyak sehingga olahraga pun bisa dilakukan agak siang-an. Ketika hangatnya mentari mulai menyehatkan kulit dengan vitamin D-nya yang kaya, saat itulah kaki ini diayunkan melangkah.

Kamis kemarin langkah kaki yang tersimpan hanya 10.784 "step" dengan durasi waktu lebih kurang 1 jam 40 menit. Menempuh langkah yang lebih jauh banyak dibandingkan hari selasa sebelumnya, dengan sedikit menambah rute yang ditempuh.

Begitu juga yang saya lakukan hari ini, diperjauh lagi. Alhamdulillah dengan melakukan "self challenge" akhirnya didapatkan angka 13.403 "step". Capaian yang luar biasa. Tertinggi buat ORJAKA selama ini.

Biasanya di hari hari kerja saya hanya memanfaatkan waktu satu jam untuk ORJAKA. Rerata satu jam itu range-nya antara 5.000 - 6.000 "step", tergantung kecepatan langkah dan mampirnya, jika ada keperluan.

Alhamdulillah hari ini bisa dua jam lebih berjalan dengan capaian angka diatas 13.000 tsb. Agak bersemangat saya pagi ini. Mungkin karena sepanjang jalan banyak saya lihat para orang orang yang berjemur dan yang berolahraga, sembari bermandikan cahaya matahari.

Kondisi wabah ini banyak menyadarkan orang akan pentingnya menjaga kesehatan.

Bagi saya setiap ada tambahan rute membuat saya tertantang untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. Bergerak lebih cepat dengan jarak lebih jauh, namun capaian waktu yang relatif sama adalah suatu kebahagiaan. Bisa menantang diri sendiri itu jauh lebih sehat, lebih bersemangat daripada tak ada sama sekali.

Jadi tidak ada alasan untuk tidak olahraga, apapun alasannya. Yang penting stamina tetap terjaga.

Saat ini fokus pada olah raga saja. Sejak melangkah dari rumah hingga sampai ke rumah lagi, berusaha tidak mampir mampir lagi. Biasanya jika hari sabtu, minggu atau libur ada saja persinggahannya walau sekedar buat sarapan, lontong padang, soto atau teh telurnya. Saat ini tidak ada lagi.

Wabah ini mengingatkan saya untuk harus tetap makan di rumah, menghindari kontak dengan banyak orang ataupun singgah di tempat sembarangan walau hanya untuk rehat sejenak.

Menghindari lap wajah langsung dengan tangan, sudah terbiasa. Saat ini andai ada keringat atau pun yang gatal di wajah, selalu menggunakan baju sebagai alasnya. Tak ada lagi tangan langsung yang "bermain" di sekitaran wajah. Berusaha menghindari kontak langsung tangan dengn wajah kecuali setelah tangan bersih dicuci ataupun ketika berwudhu.

Begitu juga selepas sampai di rumah, tidak menyentuh anggota keluarga sebelum benar benar badan ini bersih. Habis ORJAKA, berusaha langsung mandi dan baru sarapan ataupun makan menjelang siang sesudahnya. :) :)

Demikian catatan saya siang ini.

Saya mengajak semuanya untuk tetap menjaga stamina dengan selalu menyediakan waktu untuk rutin berolahraga.

Parung Serab, 21-03-2020.
13.15 WIB

#miladnyaanakbujang
#14thusianya
#kangenanakbujang

Jumat, 20 Maret 2020

Buah Silaturrahim

Buah Silaturrahim

Setelah beberes hari ini ternyata ada beberapa "buah tangan" yang terselip di dalam lemari baju anak bujang. Mungkin sengaja istri menyimpan buat yang akan pulang april nanti, andai tak ada aral melintang. Bisa jadi buat si bujang akan diberi pilihan mana yang dia sukai dari empat buah baju yang ada ini. Sisanya baru buat saya, atau bisa jadi saya tak mendapatkannya sama sekali. :)

Sebenarnya empat helai baju ini adalah buah silaturrahim yang saya jalani bulan Februari lalu. Dua asli dari negeri Paman Sam dan dua lagi dari negerinya Pangeran Charles. Sungguh sesuatu banget dapat hadiah seperti ini. Namun demi menjaga etika jurnalistik, sengaja saya tak sebutkan dari siapa yang memberikannya, namun mereka adalah senior saya juga di Unand.

Kadang kadang kita tak tahu apa yang kita dapatkan dari setiap silaturrahim yang kita jalani. Asalkan dengan niat baik, sejatinya ada saja yang Allah tetapkan sebagai gantinya. Dan bagi yang memberikan tentu ini sebagai kenangan buat saya pribadi dan saya doakan bagi mereka semoga ini penyambung ukhuwah dan menjadi ladang amal setiap kali baju ini kami gunakan.

Yang jelas baju ini sangat berkualitas, baik bahan maupun designednya yang saya suka. Soal harga, sudah pasti di luar jangkauan saya membeli baju. Karena dari ongkos ke sana nya yang nggak nahan. Dan baju ini bawaan asli dari negara asalnya. Hehehe :)

Tetapi pesan yang ingin kami sampaikan kepada anak bujang kami nanti adalah bahwa baju ini mengalami perjalanan yang jauh untuk sampai ke kami. Andai saya tak mampu "bermain" nanti ke negara asal tersebut, saya tanamkan buat si Buyung kami ini, biarlah dia yang akan melangkahkan kaki nya ke sana. Entah ke sana untuk melanjutkan studynya, bekerja ataupun berdakwah berjuang demi tegaknya agama Allah ini.

Allah Maha Kuasa, siapa tahu kelak Allah kuasakan kaki anak anak kami melangkah ke sana. Allah Maha Mendengar, insyaAllah Allah akan mendengar apa yang kami harapkan dari setiap detak jantung kami untuk anak anak ini nantinya. Bumi Allah luas, semoga kelak anak anak ini bisa melangkahkan kakinya menelusuri bumi ini untuk menebarkan kebaikan dan manfaat serta kebijakan bagi umat manusia.

Itulah mengapa baju baju begini lebih ditujukan buat si Buyung kami lagi yang berjuang saat ini menjalani ujian selama sebulan penuh di bumi Reog Ponorogo Jawa Timur.

Setidaknya saat dia pulang nanti ada bahan cerita dan souvenir sebagai motivasi dalam menuntaskan pendidikan dengan hasil terbaiknya kelak. Semoga tetap bertahan tahun depan di kelas B lagi, insyaAllah.

Terakhir saya hanya menutup dengan kalimat: "Inilah yang disebut rezeki anak sholeh yang Allah titipkan kepada saya selaku orangtuanya."

Parung Serab, 20 Maret 2020
17.25
#kangenanakbujang

Rabu, 18 Maret 2020

Corona: Saatnya Masjid Ambil Peran

Oleh : Ustadz Rendy Saputra

Selasa, 17 Maret 2020

********

Dalam situasi yang akan sangat cukup berat ini, solusi sebenarnya ada di bagaimana kita mengatur sumber daya. Manusia dan asset.

Kita sebagai bangsa adalah ibarat satu keluarga besar. Ketika harus menghadapi kesulitan, kuncinya adalah pada manajemen sumber daya. Agar kemudian sumber daya itu dapat bertahan lama.

Jika sebuah keluarga terdiri dari 6 anggota keluarga, Ayah, Ibu, 2 Anak dan 2 Kakek Nenek, lalu terjadi musibah banjir yang menyebabkan 1 keluarga harus mengungsi ke lantai 2, maka kuncinya ada di manajemen sumber daya.

Berapa pasokan pangan, kapan bantuan datang dan bagaimana menjatah makanan ke masing-masing anggota keluarga akan menjadi hal penting.

Masing-masing anggota keluarga harus saling perhatian dan jangan mau menang sendiri. Dengan begitu sebuah keluarga baru bisa bertahan dari kepungan banjir.

*****

Apa yang akan terjadi kedepan alangkah baiknya di antisipasi dari sejak saat ini. Karena mengantisipasi itu baik, ketimbang gak ada rencana sama sekali.

Masyarakat membutuhkan titik koordinasi. Titik komando. Titik hubung untuk saling bahu membahu.

Jika titik ini dibebankan pada pemerintah kota dan kabupaten, bebannya akan sangat besar.

Kabupaten Bogor itu 5 juta populasi. Sebesar Singapura. Lebih besar dari Qatar. 1 Bupati ngurus warga sebanyak 1 negara.

Balikpapan sekitar 700rb populasi. Itu juga kebesaran.

Kota Jakarta 9 juta, kota Bogor 1 juta. Titik koordinasi per kota kabupaten itu berat.

*****

Negeri ini punya infrastruktur pertahanan yang tidur dan dapat dibangunkan segera. Tim nya bahkan siap. Tinggal ada niat atau nggak.

Negeri ini punya 1 juta titik masjid yang tersebar di seluruh wilayah negeri.

Jika 30% dari total masjid tersebut adalah tergolong masjid sehat kepengurusannya, berarti ada 300 ribu titik koordinasi warga.

1 titik koordinasi bisa handle 1000 jamaah, atau 250 KK. Artinya 300 juta populasi sudah tercover.

Dari sejak hari ini, Masjid harus ambil peran sebagai kepemimpinan arus bawah. Artinya melayani masyarakat, memastikan kelangsungan hidup, memastikan kelangsungan pasokan pangan dari jamaah.

*****

Langkah konkret masjid bisa ambil peran :

1. Segera bentuk tim Satgas Penanganan Covid di setiap masjid. Bikin kepanitiaan kecil. Yang melibatkan orang-orang yang mau kerja dan melayani ummat.

2. Setelah terbentuk tim, tim satgas langsung mendata jamaah sekitar masjid, bahkan muslim dan non muslim, untuk kemudian didata secara lengkap. Nama, jumlah anak, jumlah lansia, sumber penghasilan darimana.

Ini untuk antisipasi lockdown. Jadi kita bisa ngerti dan faham mana jamaah yang bisa survive atau gak bisa survive.

Di Korea Selatan sudah banyak yang mati dalam senyap. Mati di apartemen sendirian. Makanya data ini penting bagi jamaah yang ingin diperhatikan dan diurusi masjid. Bagi yang mau, silakan data dirinya ke masjid.

Jangan sampai ada jamaah yang gak bisa makan, atau mati sendirian, lalu masjid gak tahu.

3. Secara perlahan bangun pusat logistik bantuan sederhana di masjid. Yang nimbun sembako jangan pribadi dan personal, tetapi masjid.

Masjid harus bersiap jadi titik supply ketahanan pangan bagi jamaah yang sudah mendatakan dirinya ke masjid. Intinya, siapa yang mau diurusi oleh masjid, dirinya didata. Data ini jadi pegangan masjid untuk prioritas distribusi.

4. Tim satgas lakukan edukasi ttg covid ke jamaah. Karena gak semua jamaah warga lokal teredukasi baik dengan sosmed.

Edukasi bahwa sehat saja bisa jadi carrier, gejala bisa saja ringan, tapi jangan sampai menulari ke orang banyakm terutama elder. Orang manula.

Edukasi tentang fiqh penanganan wabah. Jadi ummat bisa faham dan legowo atas beberapa keputusan. Misalnya MUI bahkan sudah melarang shalat jumat di beberapa area pendemi.

Edukasi tentang bagaimana warga yang kemudian muncul symptoms gejala. Kalo takut lapor negara, minimal suruh lapor ke tim satgas masjid, biar kemudian masjid mediasi ke petugas kesehatan.

Ummat segini banyak gak bisa dikelola 1 posko skala kota kabupaten. Pengelolaannya harus diserahkan ke cluster kecil pembinaan.

5. Masjid mendorong aliran asset muhsinin donatur yang berniat menanggulangi beberapa masalah kedepan.

Siapkan wakaf manfaat kendaraan yang bisa digunakan oleh ummat sebagai ambulance darurat. 1 masjid, 1 kendaraan medis. Mobil APV biasa bisa diubah jadi mobil ambulance. Asal niat.

Mulai juga bangun saling peduli. Yang berlebihan harta mulai bangun sistem supply sembako pekanan ke dhuafa sekitaran masjid. Mulai dari sekarang. Agar saat memang masalah besarnya datang, infrastruktur masjid sudah siap.

Bahkan kalo mau lebih jauh lagi, siapkan 1 rumah wakaf manfaat sebagai fasilitas isolasi klinis. Karena negeri ini gak bisa bangun rumah sakit 100 ribu kamar dalam sepekan.

Kita siapkan saja. 1 masjid. 1 rumah klinis isolasi. Kemenkes dan rumah sakit terdekat bisa koordinasi dengan satgas masjid.

Jangan sampai kayak Italy, kehabisan bed, akhirnya baru skrg mau ngubah hotel jadi rumah sakit. Telat.

6. Pemerintah bersama Dewan Masjid Indonesia alangkah baiknya segera koordinasi termasuk melibatkan MUI. Karena harapan penanggulangan bencana seperti Italy hanya bisa dilangsungkan jika negeri ini membagi penduduk menjadi cluster se-area masjid.

7. Ide dan gagasan sederhana ini alangkah baiknya di copaste ke grup-grup WA masjid di masing-masing masjid. Untuk kemudian perlahan dibicarakan, mumpung lagi work for home. Ada waktu banyak diskusi via WA grup. Bahkan voice notes. Untuk membangun soliditas.

*****

Hari ini entah benar atau nggak, TKA masih bisa akses kedalam Indonesia. Padahal setahu yang saya baca sudah dilarang Menlu. Tapi masih masuk juga.

Inilah negeri ini, areanya luas, sangat luas, 271 juta jiwa.

Italy hanya 60 juta jiwa. Korsel juga populasinya se-Jawa Barat. Singapura hanya seluas kabupaten Bogor. Gak termasuk kota Bogor ya... Hanya kabupatennya saja.

Alangkah baiknya kita mengurangi beban Pak Jokowi, BPJS saja kemarin banyak belum bayar ke rumah sakit, apalagi Rumah Sakit diminta tanggung operasional Corona. Mohon pengertian. Mari jangan tuntut pemerintah terus. Kita sudah banyak bebanin pemimpin negeri.

Alangkah baiknya kita kurangi beban kepala daerah. Walikota, Bupati, gak akan sanggup merhatikan ratusan ribu bahkan jutaan warganya.

Pada dasarnya bencananya sudah jalan. Sektor ekonomi down. Walau virus belum terlihat gejala membunuh masifnya, tapi disekitar kita sudah banyak yang susah.

Saatnya aktivis masjid membuktikan kepemimpinannya.

Apa itu kepemimpinan dalam Islam?

"Khodimul Ummah"

Saatnya antum ambil peran di masyarakat. Peduli. Turun. Bergerak.

Saatnya para aktivis dakwah mempersiapkan diri, untuk melayani ummat, mengimplementasikan narasi rahmatan lil 'alamien pada penduduk negeri ini.

Baik ke saudara seiman kita yang muslim, maupun yang non muslim.

Bismillah...

Saatnya ambil peran...
Saatnya buktikan kapasitas kepemimpinan ummat...
Saatnya Masjid hadir menjadi pengayom masyarakat...

Semoga Allah azza wa jalla menolong kita semua... Dan menjadikan amaliyah saling tolong menolong ini menjadi asbab hadirnya pertolongan...

Shollu 'alan Nabiy...

Allahumma sholli'ala sayyidina Muhammad, wa 'ala alihi sayyidina Muhammad

Ttd,
URS (IG : @ustadzrendy)


Selasa, 17 Maret 2020

Hikmah: Tidak Panik, Tidak Pula Meremehkan

*TIDAK PANIK, TIDAK  PULA MEREMEHKAN*

Oleh: *Mohammad Fauzil Adhim*
(Penulis buku 'Berdoalah untuk urusan apapun' dan guru Motivasi Pesantren Masyarakat Merapi Merbabu)

Masih adakah ruang bagi kita untuk menepuk dada? Jalanan lengang, suara menghilang. Bandara sepi, bagai kota tua yang ringkih. Antrean panjang yang biasanya bergemuruh di pagi hari, melatih penumpang untuk sabar menunggu giliran dilayani, pagi itu aku merasakan suasana yang amat berbeda. Hanya satu dua yang bermunculan sehingga jalur khusus bagi frequent flyer seperti tak lagi bermakna.
.
Aku memasuki ruang tunggu. Ada beberapa orang di situ. Tetapi suasananya sepi, sunyi dan hening. Beberapa penumpang hanya terduduk diam, seakan menghitung helaan nafas, berapa yang telah hilang. Sebuah perubahan yang sangat cepat, tiba-tiba saja membuat orang tercekat. Bertemu orang lain pun sebagian tak berani mendekat. Sedangkan saat tangan disodorkan, banyak yang tak berani berjabat, meskipun ia seorang pejabat.
.
Oh, manusia.... Alangkah lemah kita ini. Menghadapi virus yang tak tampak mata saja kita tak berdaya, maka masihkah kita sibuk menepuk dada? Masihkah kita bersikeras menganggapnya tak ada hanya agar kita tampak gagah?
.
Wabah *tha'un* (penyakit menular yang bersifat epidemik atau endemik) bukan sekali ini. Berulang terjadi di muka bumi, di masa sahabat dan tabi'in pun ada. Jadi bukan di akhir zaman saja.
.
Tetapi aku termangu saat membaca tulisan ringkas Ustadz Marwan Hadidi, menukil kitab yang ditulis oleh Al-Muwaffaq Baghdadi rahimahuLlah. Delapan ratus tahun yang lalu ditulis dalam _Thaba'iul Buldan,_ bunyinya begini:
.
والصِّيْنُ أوبأ الأرض، وهي محلُّ الطواعين والأمراض القتالة، وأهلها يتحرزون من ذلك غاية التحرز
.
" *China adalah negara yang paling banyak wabah. Ia menjadi tempat wabah tha'un dan penyakit-penyakit mematikan lainnya. Penduduknya berusaha sekali menjaga diri daripadanya*."
.
Aku tak tahu apa sebabnya, tetapi ini menunjukkan bahwa wabah yang mematikan bukanlah hal yang baru. Telah ada sejak dulu. Tuntunan bagaimana menghadapi wabah pun sudah ada, sebagaimana kita dapati dalam hadis shahih.
.
Aku termenung di ujung senja sembari berjalan menyusuri bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Di gerbang 15 tempat para penumpang biasa menunggu golf car mengantarkan ke gerbang keberangkatan sesuai tujuan masing-masing, hanya tampak dua orang. Duduk berjauhan. Padahal biasanya harus sabar menunggu sehingga perlu menggunakan nomor antrean. Sejenak aku berhenti, lalu memutuskan masuk deretan kursi tunggu. Suasana pun berubah sesaat. Mungkin karena dirasa ada yang mendekat.
.
Tak perlu waktu lama untuk menunggu. Dua golf car datang untuk mengangkut tiga orang yang sedang antre. Tentu saja hanya satu golf car yang bergerak membawa kami. Sedangkan golf car yang satunya menunggu penumpang, bukan ditunggu sebagaimana biasa.

Aku pun segera memasuki pesawat yang juga tak sepadat biasanya. Banyak orang memilih menunda atau membatalkan perjalanan. Di antara mereka ada yang membatalkan perjalanan untuk menghindari kematian, padahal kematian itu sangat dekat dengan kita tanpa harus ada wabah.
.
Di atas awan, di pesawat yang hening aku belajar mengambil pelajaran. Tentang banyak hal. Termasuk pelajaran sederhana agar tidak pongah karena virus Corona atau apa pun namanya tidak takut kepada orang yang jumawa. Ia menimpa siapa saja dengan izin Allah, sebagaimana virus itu menjauhi siapa saja atas kehendak Allah Jalla wa 'Ala.
.
Ingatlah firman Allah 'Azza wa Jalla:
.
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
.
" *Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." *(QS. At-Taghabun, 64: 11).*
.
Lalu apakah yang Allah Ta'ala perintahkan kepada kita? Taat. Kalimat sederhana, tetapi sangat berat untuk menjalani sepenuhnya, kecuali bagi orang-orang yang beriman.
.
Renungi sejenak seruan Allah Ta'ala:
.
وَأَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ ۚ فَإِن تَوَلَّيْتُمْ فَإِنَّمَا عَلَىٰ رَسُولِنَا ٱلْبَلَٰغُ ٱلْمُبِينُ
.
"Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya, jika kamu berpaling sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang." *(QS. At-Taghabun, 64: 12).*
.
Kita murnikan tauhid dan kuatkan kepasrahan. Tawakkal. Ia bukan bermakna berhenti dan bersikap pasif, tetapi bersungguh-sungguh dalam berupaya seraya berserah diri kepada Allah Jalla wa 'Ala. Kita bersungguh-sungguh terhadap segala hal yang bermanfaat. Bukan berhenti melakukan amal shalih. Jika pun terhalang mengerjakan suatu 'amal, maka perbuatlah 'amal shalih lainnya. Peralihan kepada amal lainnya inilah istirahat bagi seorang mukmin karena istirahat adalah transisi dari satu amal ke amal yang lain (الانتقال من العمل إلى العمل).
.
Perhatikanlah:
.
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ
.
"(Dialah) Allah tidak ada Tuhan selain Dia. Dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakkal kepada Allah saja." *(QS. At-Taghabun, 64:13).*
.
Selebihnya, kepada Allah Ta'ala kita memohon:
.
اللهم إن هذا المرض جندٌ من جنودك تصيب به من تشاء وتصرفه عن من تشاء ، اللهم فاصرفه عنّا وعن بيوتنا وعن أهلينا وأزواجنا و ذرارينا وبلادنا ، وبلاد المسلمين ، واحفظنا مما نخاف ونحذر فأنت خيرٌ حافظا و انت ارحم الراحمين

 _*Allahumma inna hadzal maradha jundun min junuudi-Ka, tushiibu bihii man tasyaa-u wa tashrifuhuu 'an man tasayaa-u*,_

_*Allahumma fashrifhu' annaa wa 'an buyutina wa' an ahliina wa azwaajina wa dzararina wa biladina wa biladil muslimin, wahfazhna mimma nakhafu wa nahdzar, fa Anta khairun haafizha wa Anta Arhamur rahimin*._

" *Ya Allah, penyakit ini adalah tentara di antara tentara-Mu. Engkau palingkan penyakit ini kepada siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau tempatkan kepada siapa yang Engkau kehendaki* ."

" *Ya Allah, jauhkanlah (penyakit) ini dari kami, dari rumah-rumah kami, dari keluarga kami, dari pasangan-pasangan kami, dari anak cucu kami, dari negara kami, dan dari negeri-negeri kaum muslimin*."

" *Dan jagalah kami dari yang kami takuti dan dari apa yang kami waspadai. Engkaulah sebaik-baik Penjaga dan Engkaulah yang paling Maha Penyayang dari semua yang Penyayang*."

*TERLALU PANJANG & SUSAH DIHAFALKAN?*😇

*Berdo'alah dengan do'a yang diajarkan oleh Nabi shallaLlahu 'alaihi wa sallam. Do'a yang sangat ringkas*:
.
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
.
Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyaLlahu ‘anhu berkata, “Khaulah binti Hakim As-Sulaimiyyah radhiyaLlahu ‘anha berkata, ‘Aku telah mendengar Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa yang singgah di sebuah tempat lalu ia mengucapkan:

*أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ*
.
" *Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari keburukan yang tercipta." Maka tidak ada sesuatu apapun yang membahayakannya sampai ia pergi dari tempat itu’.” *(HR. Muslim).*
.
Atau berdo'alah do'a yang khusus memohon dijauhkan dari penyakit yang mengerikan:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ

“Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila, lepra, dan keburukan segala macam penyakit mengerikan lainnya.” *(HR. Abu Dawud dan Ahmad).*
.
Kita berdo'a memohon pertolongan. Kita berdo'a meminta dijauhkan dari segala penyakit yang membahayakan dan mengerikan. Dan kita berdo'a agar terhindar dari sombong kepada Allah Ta'ala. Siapakah orang yang menyombongkan diri kepada Allah? Mereka yang tidak mau berdo'a. Dan ini merupakan salah satu dari berbagai penyakit hati.
.
Teringatlah kita dengan nasehat Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam _Miftah Daris Sa'adah,_
" *Penyakit hati* sebenarnya lebih berat daripada *penyakit badan*, karena akhir dari penyakit badan adalah membawanya kepada kematian, sedangkan *penyakit hati membawa kepada kesengsaraan abadi*, dan obatnya hanya dengan ilmu (belajar)."
.
Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat dan barakah.
🕌📖

🙏🏻🙏🏻...copas dr fb beliau


Jumat, 13 Maret 2020

Hikmah: Islam Mundurkah???

Kisah menarik saya dapatkan sore ini. Menarik untuk disimak hingga akhir.

Suatu ketika, sesorang bertanya kepada Dr Muhammad Imaroh dengan pertanyaan yang sedikit mengejek dan mengolok: "Saya dengar, anda ingin sekali syari‘at Islâm ini diterapkan, apakah anda ingin membawa kami mundur ke belakang, Pak?"

Mendapatkan pertanyaan bernada merendahkan itu, beliau pun menjawab dengan balik bertanya:

"Ke belakang yang mana maksud anda?

Apakah belakang yang anda maksud adalah 100 tahun yang lalu, saat Islâm menguasai separuh Dunia selama 500 tahun?

Atau maksud anda lebih jauh lagi ke belakang saat dimana Dinasti Mamalik (Mamluk) menyelamatkan Dunia dari ganasnya serbuan Mongol dan Tatar?

Atau lebih jauh lagi ke belakang saat Dinasti Abbasiyyah menguasai separuh Dunia?

Atau ke belakang sebelumnya, di masa Dinasti Umayyah, atau sebelumnya lagi saat ‘Umar ibn al-Khoththôb menguasai banyak kawasan di Dunia ini?

Atau di masa Kholîfah Harun ar-Rosyid, saat beliau mengirim surat ke penguasa Imperium Romawi kala itu, Naqfur, beliau menulis: "Dari Harun ar-Rosyid, Amirul Mu’minîn, kepada Naqfur, anjing Romawi (كلب الروم)"?

Atau ke belakang saat ‘Abdurrohmân ad-Dakhil bersama pasukannya berhasil menaklukkan Prancis?

Itu jika dalam bidang politik…

Atau maksudmu ke belakang adalah dalam bidang ke‘ilmuan, ketika ‘ulamâ’ ‘Arab seperti al-Farabi, al-Khowarizmi, Ibnu Jabir, Ibnu Rusyd, Ibnu Kholdun, dll, mengajarkan Dunia ‘Arab dan Dunia Barat tentang ‘ilmu Kedokteran, Farmasi, Arsitektur, Falak, dan Sastra?

Atau ke belakang maksudmu dalam hal kehormatan? Ketika seorang Yahûdi kâfir mengerjai seorang muslimah hingga terlepas baju abayanya sampai ia berteriak histeris, maka Kholîfah al-Mu’tashim mengirim pasukan untuk membalas apa yang dia lakukan dan mengusir orang Yahûdi dari Negaranya? Sementara hari ini, para muslimah diperkosa sedangkan pemimpin Negeri Muslim hanya diam tak bisa berbuat apa-apa?

Atau ke belakang maksudmu saat kaum Muslimîn membangun universitas pertama di Spanyol yang menggemparkan Eropa kala itu? Sehingga sejak itu, pakaian jubah longgar besar dari ‘Arab itu menjadi pakaian wisuda hampir semua universitas Dunia? Dan di bagian atasnya ada topi yang datar di mana dahulu dijadikan tempat meletakkan al-Qur-ân saat acara wisuda?

Atau maksudmu ke belakang, saat Kairo menjadi kota paling indah di Dunia?

Atau ketika 1 Dinar Iraq setara dengan 483 US Dollar?

Atau maksudmu ke belakang, saat orang-orang melarikan diri dari Eropa yang dilanda kemiskinan dan pergi menyelamatkan diri menuju Alexandria (Mesir), atau ketika Amerika meminta bantuan Mesir untuk menyelamatkan Eropa dari kelaparan?

Tolong beritahukan padaku, mundur ke belakang mana yang kamu maksudkan?”

Dan si penanya hanya bisa diam, membisu tak tau apa yang mau diucapkan…

»»•««

Hikmah: Monyet dan Angin

Alkisah seekor monyet sedang nangkring di pucuk pohon yang tinggi. Dia nggak  sadar sedang diintip oleh tiga angin besar.

  • Angin Topan.
  • Angin Tornado 
  • Angin Bahorok
Tiga angin itu rupanya pada ngomongin, siapa yg bisa paling cepet jatuhin si monyet dari pohon yang tinggi.

Angin Topan bilang, "Cuma perlu waktu 45 detik".

Angin Tornado nggak mau kalah. "30 detik", katanya.

Angin Bahorok senyum ngeledek dan bilang, "15 detik juga jatuh tuh monyet".

Akhirnya satu persatu ketiga angin itu maju.

Angin TOPAN duluan, dia tiup sekencang-kencangnya, Wuuusss.
Merasa ada angin gede datang, si monyet langsung pegang batang pohon kelapa, Dia pegang sekuat-kuatnya. Beberapa menit lewat, nggak jatuh-jatuh si monyet. Angin Topan pun nyerah.

Giliran Angin TORNADO. Wuuusss… Wuuusss…
Dia tiup sekencang-kencangnya. Nggak jatuh juga tuh monyet. Angin Tornado juga nyerah.

Terakhir, Angin BAHOROK. Lebih kencang lagi dia tiup. Wuuuss… Wuuuss… Wuuuss… Si monyet malah makin kencang pegangannya. Nggak jatuh-jatuh.

Ketiga angin gede itu akhirnya ngakuin, si monyet memang jagoan. Tangguh. Daya tahannya luar biasa.

Nggak lama, datang si Angin SEPOI-SEPOI.

Dia bilang mau ikutan jatuhin si monyet. Keinginan itu diketawain sama tiga angin lainnya. Yang gede aja nggak bisa, apalagi yang kecil.

Nggak banyak omong, si Angin SEPOI-SEPOI langsung meniup ubun-ubun si monyet. Psssss…

Enak banget. Adem, seger, riyep-riyep. Matanya si monyet mulai mengantuk. Nggak lama kemudian ketiduran, dan akhirnya dia terus lepas dari pegangannya.

Alhasil, akhirnya si Monyet pun terjatuh dalam nikmatnya Angin Sepoi-Sepoi.

*****

PESAN MORAL

Boleh jadi ketika kita diuji dengan KESUSAHAN. Dicoba dengan PENDERITAAN. Didera MALAPETAKA. Kita akankuat bahkan lebih kuat dari sebelumnya…

Tapi jika kita diuji dengan KENIKMATAN, KESENANGAN, KELIMPAHAN, KEKAYAAN, KEKUASAAN, dan Kejayaan. Disinilah ”KEJATUHAN” itu sering terjadi.
Jangan sampai kita terlena, terbuai.

So, tetaplah: 

  • Rendah Hati
  • Mawas Diri
  • Sederhana
  • Berbuat Amal
  • Hati hati dalam tindakan, perbuatan dan perkataan.

Karena bukan KRITIKAN yang membuat kita "JATUH" tapi sanjungan & pujian.

Semoga bermanfaat
🙏🙏🙏

Kamis, 12 Maret 2020

Kriminal: Gen Maling Dan Kriminal di Keluarga Tansil

Gen maling dan kriminal di keluarga Tansil - Herry Tanzil, Edy Tanzil, Hendra Rajarja, Rudi Kurniawan

===================

Kisah Rudy Kurniawan mungkin cuma sepenggal kisah keluarga Tansil. Kasus kriminalnya memang tak menghasilkan kerugian sebesar pamannya, Eddy Tansil, yang menggasak Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) di akhir era Soeharto.

Namun, penipuan yang ia lakukan sempat menggegerkan dunia hingga dibuat film dokumenternya. Film tersebut berjudul Sour Grapes.

Film karya Jerry Rothwell dan Reuben Atlas itu sebenarnya sudah dirilis sejak 2016 silam. Film ini diluncurkan pertama kali di sebuah festival film pada Oktober 2016 dan masuk ke platform Netflix satu bulan kemudian. Film ini hingga kini menjadi film yang direkomendasikan oleh para pecinta film dokumenter.

Rudy semakin dikenal karena membeli nyaris semua wine yang ditawarkan di pelelangan milik John Kapon. Dalam satu bulan saja, ia mampu menghabiskan uang jutaan dolar. Pun demikian, asal usul uang itu dan keluarga Rudy tak pernah jelas.

“Dia mengaku tinggal bersama ibunya di Arcadia, California. Orang-orang di sekitar dia akan bilang, keluarganya menjadi distributor utama Heineken untuk seluruh daratan China. Tapi aku tanya soal itu, dia bilang, ‘jangan bicara soal keluargaku’,” kata Cone Brown, seorang jurnalis yang sempat mewawancarai Rudy, dalam film tersebut.

Hanya butuh waktu 18 bulan bagi Rudy untuk ‘menguasai’ pasar wine dengan membeli nyaris semua wine yang ditawarkan. Setelah merasa cukup, ia lalu menawarkan wine-wine koleksinya kepada John Kapon untuk dilelang dengan harga lebih tinggi.

Semuanya berjalan dengan lancar. Sejak 2003 hingga 2006, John Kapon sudah berhasil menghasilkan lebih dari 35 juta dolar AS dari wine-wine koleksi Rudy. Bahkan, di tahun 2006, pelelangan John Kapon dinobatkan sebagai yang tersukses dengan pendapatan lebih dari 100 juta dolar AS.

Kedoknya mulai terungkap saat kolektor wine, Bill Koch, merasa curiga dengan beberapa botol wine yang ia beli di pelelangan John Kapon. Pasalnya, beberapa botol wine itu sesungguhnya tidak pernah eksis di dunia karena tidak pernah diproduksi.

Sekadar informasi, harga jual wine biasanya akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia wine tersebut. Tak hanya merek dan nama pabrik, tahun yang tertera di label juga menjadi penentu harga.

Kelebihan ini pula yang membuat perbuatan Rudy akhirnya terbongkar. Misalnya, Rudy pernah menjual wine Domaine Ponsot 1929. Padahal, Domaine Ponsot baru mulai dibotolkan pada 1939.

Di kesempatan lain, Rudy juga menjual wine yang konon dibotolkan pada rentang 1945-1971 dari kebun anggur Clos St Denis oleh Domaine Ponsot. Padahal, wine dari kebun anggur itu baru diproduksi sejak 1982.

Bill Koch yang penasaran lalu mencari tahu asal usul wine yang ia miliki. Apalagi, ada sekitar 400 botol wine palsu yang ia beli dan John Kapon dan pelelangan lainnya. Namun, semuanya memiliki benang merah: wine-wine ini berasal dari koleksi Rudy.

Ia lalu menyewa detektif untuk menyelidiki sosok Rudy dan mencari tahu asal-usul wine-wine palsu ini. Dari hasil penyelidikan, rupanya Rudy sudah tinggal di AS sejak 2003 dengan surat perintah penangkapan karena visa pelajarnya sudah kedaluwarsa.

Rudy dan kakaknya, Dar Saputra, masuk ke AS dengan sponsor PT MAJU (Mujur Artha Jaya Usaha). Saat dicek ke alamat PT MAJU di Jalan Gajah Mada, Jakarta Barat, para detektif sewaan Bill Koch tak menemukan apa-apa selain toko bangunan kecil.

Saat didesak untuk menjelaskan asal-usul botol wine palsu itu, Rudy akhirnya mengeluarkan satu nama: “Pak Hendra” dan dua nomor telepon. Nomor telepon pertama, ternyata merupakan fax Lion Air dan telepon lainnya merujuk pada sebuah coworking space di Gajah Mada.

Penyelidik FBI pun turun tangan. Dari hasil penelusuran mereka, diketahui, Rudy memiliki dua orang saudara: Dar Saputra dan Teddy Tan. Pada 2007, Rudy mengirimkan total 17 juta dolar AS kepada Dar Saputra di Hong Kong dan Teddy Tan di Indonesia.

Rudy merupakan anak pasangan Makmur Widjojo dan Lenywati Tan. Lenywati merupakan saudara kandung Hendra Rahardja dan Eddy Tansil. Bagian ini lebih menarik.

Eddy Tansil dikenal sebagai sosok yang menggasak uang negara hingga Rp 1,3 triliun di dekade terakhir Soeharto.

‘Kehebatan’ Eddy ini tak kalah dengan kakaknya, Hendra Rahardja. Hendra merupakan tersangka korupsi uang bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Ia dituding menyalurkan uang sebesar RP 1,95 triliun ke bank miliknya, Bank Harapan Sentosa (BHS).

Meski dalam film ‘Sour Grapes’ hanya nama Eddy Tansil dan Hendra Rahardja saja yang disinggung, tapi sesungguhnya jejak kriminil keluarga ini sudah diturunkan dari kakek Rudy --atau ayah Eddy dan Hendra--, Herry Tansil.

Di era 1963-1964, Herry Tansil sempat membuat kacau politik dan ekonomi Indonesia dengan mengedarkan cek kosong palsu. Pemerintahan Sukarno yang tengah menghadapi krisis moneter, harus dihadapkan dengan hiperinflasi yang menyebabkan defisit anggaran negara lebih dari 50 persen.

Setelah dicek, rupanya sebab musababnya ada pada cek kosong palsu yang bermuara pada Bank Benteng Republik Indonesia milik Harry Tansil. Harry ditangkap pada 16 Agustus 1966 dan dihukum 9 bulan penjara. Namun, belum tuntas masa tahanannya, Harry kabur ke Hong Kong.

===================

Sumber lainnya:


https://en.wikipedia.org/wiki/Sour_Grapes_(2016_film)

Dendam ALUMNI

Sebuah tulisan yang sangat menarik dari pak Dahlan Iskan, sengaja saya simpan di blog ini sebagai bacaan saya dan anak anak kelak serta bagi siapa saja yang berminat mengambil hikmah atasnya. Sebuah tulisan tentang pengalaman alumni Gontor yang membangun pondok sedemikian rupa, yang diliput oleh pak Dahlan ini, semoga bisa menginspirasi buat para alumni pondok Darussalam Gontor lainnya, termasuk ananda saya kelak, Fadhilah Azzahra, Muhammad Imam Abdurrahm dan Nadhifah Azzahra, insya ALLAH.

*****

Dendam Alumni
Kamis 12 March 2020
Oleh : Dahlan Iskan

 Mana yang lebih besar: Al Amien Prenduan, Sumenep atau Daar el Qolam Gintung, Tangerang?

Dua-duanya dibangun oleh alumni Pondok Modern Gontor, Ponorogo. Dua-duanya fastabikul khairat --sampai saya tidak bisa menilai mana yang lebih besar.

Begitu banyak pesantren yang dibangun oleh alumni Gontor. Mengapa bisa begitu?

Itu lantaran kebijakan pimpinan Gontor sejak dulu: ijazah tidak segera diberikan. Biar pun mereka sudah lulus sekolah 6 tahun di Gontor.

Ada syarat untuk bisa mengambil ijazah itu: mereka harus sudah melakukan pengabdian di masyarakat selama dua tahun.

Ilmu itu harus diamalkan. Pengetahuan yang tidak dipraktekkan ibarat pohon yang meski berdaun tapi tidak berbuah.

Dengan kebijakan itu alumni yang mendirikan pesantren tidak akan sulit mendapatkan guru. Mereka bisa minta ke Gontor. Untuk dikirimi guru-guru pengabdi. Sampai sekolah itu bisa mandiri.

Itu pula yang membuat Ahmad Rifai Arif, alumni Gontor, berani mendirikan madrasah di kampungnya. Yakni kampung Gintung, Tangerang. Dekat perbatasan Banten.

Nama pesantren baru itu Daar el Qolam (artinya: Kampung Pena). Lebih dikenal sebagai Pondok Gintung daripada nama Arabnya.

Ayah Ahmad Rifai memiliki tanah sawah 2 hektare di Gintung. Sang ayah memang petani --yang kalau malam menjadi guru ngaji Alquran.

Sang ayah merasa bangga ketika anaknya lulus dari Gontor. Apalagi ingin membangun sekolah di sawahnya.

Ahmad Rifai memiliki adik bernama Ahmad Sahiduddin.

Si adik tidak ingin ikut jejak kakaknya sekolah di Gontor. Sahiduddin lebih ingin jadi insinyur. Tapi ayahnya minta Sahiduddin sekolah di Gintung saja. Di sekolah yang didirikan kakaknya itu.

Jadilah Sahiduddin murid pertama sekolah kakaknya. Yang kurikulum dan sistem asramanya dibuat persis seperti di Gontor. Termasuk keharusan menguasai bahasa Arab dan Inggris.

Calon insinyur gagal itu pun akhirnya menguasai bahasa Arab dan Inggris. Sang adik rela tidak jadi insinyur untuk memenuhi keinginan ayahnya: ikut jadi kiai seperti kakaknya.

"Akhirnya saya ikhlas tidak jadi insinyur. Ikhlas itu perlu dipaksa. Inilah ikhlas dalam keterpaksaan," katanya.

Sang ayah seperti sudah tahu kalau anaknya yang sekolah di Gontor itu tidak akan berumur panjang. Maka ketika sang kakak meninggal di usia 50 tahun, sang adik sudah bisa meneruskan kepemimpinan di Gintung.

Termasuk meneruskan kebijakan sang kakak: santri perempuan dan laki-laki dalam satu kelas yang sama. Inilah satu-satunya pondok alumni Gontor yang begitu.

Apakah Gontor membolehkan?

“Kakak saya dulu minta izin ke Gontor. Diizinkan," ujar Sahiduddin. "Syaratnya kakak saya harus lebih dulu menikah. Agar dalam memperlakukan siswa perempuan bisa adil," tambahnya.

Pertimbangan sang kakak, di seluruh Banten, sejak zaman dulu, santri perempuan dan laki-laki sudah di satu kelas.

Sahiduddin adalah contoh "sukses juga bisa diraih di bidang yang bukan impiannya".

Sejak kecil hati Sahiduddin sudah terpaku di bidang teknik. Waktu kelas 3 SD Sahiduddin sudah mampu membuat mobil. Dalam hatinya itulah mobil terbaik di dunia. Terbuat dari kayu gabus.

Setiap berangkat sekolah buku-bukunya dinaikkan mobil itu. Sebuah tali diikatkan di bagian depannya. Untuk ditarik sejauh 1 Km. Menuju sekolah. Teman-temannya pun menitipkan buku mereka di mobilnya. Menambah kebanggaan hatinya.

"Mobil saya itu truk. Ada bak di belakangnya. Buku ditaruh di bak itu," kata Sahiduddin mengenang masa kecilnya.

Di tangan sang adik Pondok Gintung terus maju. Sekarang ini luasnya mencapai 40 hektare.

Saya mampir ke Pondok Gintung Rabu lalu. Saya ingin tahu seperti apa wujudnya di siang hari.

Tujuh tahun lalu saya sudah ke sana. Tapi menjelang subuh. Setelah salat subuh saya meneruskan perjalanan. Jadi, kalau ditanya Pondok Gintung seperti apa, jawaban saya: gelap sekali.

Ternyata siang harinya sangat indah --untuk ukuran pondok. Luas sekali. Besar sekali. Deretan bangunan bertingkatnya begitu banyak. Ditata secara apik. Ruang terbukanya luas-luas. Pepohonannya begitu rindang.

Sosok sang Kiai Sahiduddin ini sama sekali seperti bukan kiai. Lebih mirip seorang petani umumnya di Gintung. Bajunya, celananya, sandalnya sangat pedesaan.

Sang kiai juga tidak mengenakan kopiah atau surban. Rambutnya dipotong pendek dengan uban di sana-sini.

Saya pun minta diantar keliling pondok. Tidak mungkin berjalan kaki. Luas sekali.

"Kita pakai mobil," ujarnya.

Ia panggil pak sopir supaya mengambil mobil.

Setelah mobilnya datang si sopir diminta turun. Kiai sendiri yang akan mengemudikan mobil itu: sedan Audi warna hitam yang relatif masih baru.

Semua bangunan bertingkat di Gintung itu Kiai sendiri yang menggambar. Tepatnya: yang merancang. "Saya menggambarnya di tanah," katanya sambil tertawa.

Tata letak gedung-gedung itu juga ia sendiri yang menentukan.

Bahkan ia sendiri yang mengemudikan alat-alat berat untuk menggali tanah. Kalau ia lagi di atas bego sama sekali tidak terlihat kekiaiannya.

Rupanya keinginan menjadi insinyur tidak pernah padam. Diam-diam ia mendalami sendiri ilmu teknik di luar bangku kuliah.

"Awalnya karena senang saja. Lalu karena marah," ujar Kiai Sahiduddin.

Kenapa?

Tahun 1976 lalu pemerintah menjanjikan membangun Balai Latihan Kerja (BLK) di Pondok Gintung. Alat-alat las akan didatangkan. Demikian juga mesin bubut. Letak bangunan BLK pun sudah ditentukan.

"Tapi bantuan BLK itu dibatalkan. Penyebabnya satu: Golkar kalah Pemilu 1977 di sini," ujar Kiai Sahiduddin.

Sejak itu Kiai Sahiduddin membangun sendiri gedung BLK. Membeli sendiri peralatan las dan pemotong besi. Ia pun belajar pekerjaan bengkel.

Ternyata bisa.

Karya pertamanya adalah tempat tidur bertingkat dari besi. Itulah tempat tidur made in kiai. Untuk tidur para santri. Mungkin bisa lebih barokah.

Akhirnya seluruh tempat tidur santri tidak ada yang beli. Tiap kamar berisi 5 tempat tidur bertingkat.

Berarti satu kamar berisi 10 santri. Di pondok ini kamar mandi dan toilet santri sudah di dalam masing-masing kamar.

Begitu luas pesantren ini. Sampai dibagi dalam tiga zona: Daar el Qalam 1,2 dan 3.

Belum lagi pondok lainnya yang didirikan adik-adik Sahiduddin. Yakni Pondok Laa Tansa 1 dan 2. Yang sampai tingkat perguruan tinggi.

Gitaris Band Wali, Apoy (Aan Kurnia) adalah lulusan Laa Tansa.

Saya ikut saja ke mana kiai mengemudikan Audi di komplek Pondok Gintung ini. Semua bangunan bertingkat terhubung dengan jalan yang dibeton.

"Kalau yang zona 3 ini ditangani insinyur beneran," ujar Kiai Sahiduddin. "Gerbangnya agak berbeda," tambahnya.

Yang dimaksud insinyur beneran adalah anak pertamanya. Sang anak memang insinyur mesin dari STTN. Ialah yang menjadi kiai di Daar el Qalam 3.

Dendam jadi insinyur rupanya ia wujudkan ke anaknya. Dendam turunan.
(Dahlan Iskan)

https://www.disway.id/r/865/dendam-alumni

Selasa, 10 Maret 2020

Hikmah: Memandikan Jenazah Ibu

UNTUK KITA RENUNGKAN
( dr :  Sang Ustazah )
Petang tadi saya YG BIASA MENOLONG MEMANDIKAN JENAZAH menerima panggilan telepon, pemanggil tersebut  meminta saya untuk mengurus jenazah ibunya yang baru meninggal dunia.
Dengan adanya amanah, maka segera saya bergegas ke rumah duka,  yang letaknya tidak jauh dari kediaman saya.

Setiba saya disana hari sudah lewat petang. Banyak peziarah, yang terdiri daripada sanak saudara, tetangga dan handai tolan yg sudah memenuhi rumah duka.

Saya melangkah masuk, bertemu dengan suami dan anak-anak Almarhumah.
Setelah rapat Keluarga, kami mendapat keputusan, bahwa pengurusan jenazah akan dilaksanakan esok hari karena  hari sudah terlalu malam.
Malam itu jenazah hanya dibersihkan dengan  mengelap tubuhnya menggunakan kain sambil dibantu  anak-anaknya seramai empat org, 2 lelaki.. 2 orang perempuan. Kesemuanya sudah besar dan beberapa diantaranya sudah menikah.

Kesokan harinya pagi sekali saya sudah tiba dirumah tersebut. Pada saat akan memandikan jenazah, salah seorang anak datang kepada kepada saya, dan berkata ;

*_"Bolehkah kami memandikan sendiri jenazah ibu kami?"_* tanya si anak tadi.

*_"Boleh"_* jawab saya, dengan senang hati mendengar permintaan si anak.
Memang itulah sebaik-baiknya. Lebih afdhal anak sendiri yang uruskan jenazah ibu bapa mereka.

*_"Tapi Ustazah, kami tidak pernah melakukan nya, kami tak tahu apa². Ustazah ajarkanlah kami",_* kata seorang lagi anak perempuan.

*_"Tidak  masalah, saya akan mendampingi dan memberi petunjuk_* jawab saya.

Saya mengingatkan anak perempuan saja, rupanya 2 orang anak lelaki & suami Almarhumah juga ingin turut serta memandikan jenazah.

Atas permintaan mereka, saya menyetujuinya, karena Islam tidak melarang, memang seorang suami boleh memandikan jenazah isterinya dan begitulah sebaliknya.

Namun dikarenakan anak2 lelaki juga ingin memandikan, maka saya terpaksa  membagi tugas.
Si suami, saya minta bersihkan bahagian kepala, anak lelaki di bahagian kaki & anak perempuan dari bahagian badan dan ke bagian paha.

*_"Gunakan sarung tangan masing"._* Ujar saya sambil menghulurkan sarung tangan karet untuk digunakan bagi memandikan jenazah. Tapi, suami & anak² menolak seraya berkata...

*_"Semasa kecil, ibu mandikan kami  tidak pernah pakai sarung tangan. Kami  tak mau memakainya",_*

tolak si anak lembut.

Saya sedikit tersentak mendengar kata² itu. Kagum dengan  jawaban si anak. Terharu saya mendengarnya...

Dimulai saya hendak membersihkan bahagian dubur. Tapi si suami menolak karena dia ingin melakukannya sendiri.

*_"ini isteri saya, biar saya yang lakukan Ustazah tolong ajarkan saya",_* tutur si suami.

Saya menyetujui dengan kehendaknya. Saya arahkan si suami supaya menekan perut secara perlahan-lahan untuk mengeluarkan najis di dubur.

Semasa si suami melakukannya, jiwa saya bagai dirobek². Jiwa saya tersentuh mendengar lafaz ikhlas suaminya. Sambil menekan lembut perut isterinya, si suami bersuara lagi.

*_"Sayang, ini rahim yang melahirkan anak² kita, menghasilkan zuriat kita, terima kasih Sayang",_* tutur si suami lembut dengan matanya brkaca².

Air mata saya tertumpah....😭😭

Kemudian, saya pegang ciduk dan guyurkan air ke muka jenazah. Si Suami lalu bersihkan wajah isterinya. ketika Si suami membersihkan wajah isterinya, satu drama yang menyayat hati & penuh emosi berlaku kembali

Sambil menggosok lembut wajah jenazah isterinya, si suami tadi mengungkap kembali satu persatu segala kenangan nya ketika mereka hidup bersama.

*_"Sayang...inilah wajah manis yang abang tatap masa hidup. Inilah wajah yang abang pernah sayang. Wajah yang pernah jadi isteri Abang",_* tutur suami sambil tangan lembut membersihkan  wajah jenazah isteri tercinta.

Selesai muka, suami tadi beralih pula ke mulut, sekali lagi ungkapan manis terpancul dari mulut si suami

*_"Sayang...inilah mulut yang selalu  senyum pada abang. Inilah mulut yang selalu bersenda gurau dengan abang, menghibur abang selama ini, mulut yang berikan  abang semangat ketika menghadapi masalah",_* ungkapnya dengan linangan air mata.

Saya yang menyaksikan tindakan spontan suami itu turut menjadi terharu. Terharu mendengar kata² ikhlas dari  suaminya. Saya tahu ini suami yang benar-benar sayang pada isterinya.

Selesai bagian si ayah, 2 anak perempuannya pula mengambil tempat. Sekali lagi hati saya tersentuh hingga jadi tersedan. Sambil membersihkan tangan si ibu, anaknya menyampaikan segala jasa ibu mereka.

*_"Ibu, inilah tangan yang besarkan kami, didik kami, tangan inilah yang suapkan makanan ke mulut kami. Inilah tangan yang mendoakan kami, jari jemari ini yang kesatkan airmata kami saat kami bersedih dan menangis, Tangan ini juga yg dukung kami sewaktu kecil. Ibu.. jasa ibu amat besar",_* tutur seorang anak perempuannya. Air matanya masih mengalir.

Pabila sampai ke bagian perut, seorang lg anak perempuannya bersuara, *_"Ibu, inilah perut yang mngandungkan kami, terima kasih ibu, lahirkan kami, didik & besarkan kami"_* ungkap si anak tersebut. Air mata mereka terus bercucuran...😭😭😭

Bukan hanya mereka, saudara yang menyaksikan turut menangis, apalagi saya yg berada di sisi mereka.
Sungguh, waktu itu terasa begitu hening. Suasana sangat pilu. Menyaksikan semua kata² ikhlas ini dari suami dan anak2 si mayit...😭😭😭

Setelah selesai tugas anak perempuan, anak lelaki pula menyelesai kan tugas bagian mereka. Sambil membersihkan kaki, mereka meluapkan segala jasa² wanita yang melahirkan mereka itu.

*_"Ibu, inilah kaki yang berjalan mengantarkan kami untuk ke sekolah. Kaki inilah yang besar kan kami. Kaki inilah yang bawa kami bersiar-siar², hiburkan kami, jasa ibu tak terbalas. Terima kasih ibu",_* ujar anak lelaki dengan suara tersekat-sekat...

Menyaksikan semua itu, air mata saya tak dapat dibendung lagi. Sesekali saya berpaling ke arah lain, menghapus air mata yang kian laju mengalir...😭😭😭

Di luar pula, air mata saudara- mereka yang menyaksikan drama itu semakin ikut larut dalam duka.
Saya tahu semua yang menyaksikan terharu. Saya sendiri turut tersentuh dengan sikap keluarga ini. Sungguh, suaminya memang seorang yang baik dan sangat menghormati jasa seorang wanita yg menjadi isterinya, begitupun dengan anak2nya yang sangat berbakti baik semasa hidupnya hingga ajal menjemput ibunda mereka.....

Sudah banyak jenazah yang saya mandikan, tapi inilah pertama kali saya menyaksikan adegan yang sangat menyentuh jiwa. Hati saya tersentuh sedih sekali

Selesai dimandikan dengan drama² yang menyentuh jiwa, jenazah dibawa ke ruang tamu untuk dikafankan.

Disinipun kerjasama dilakukan dgn baik oleh anak² & suami  dengan petunjuk dari saya. Walaupun mengambil waktu yang agak lama, semuanya selesai dengan mudah sebelum jenazah dibawa ke tanah perkuburan.

Selesai tugas ini, maka saya serahkan pula kepada suami saya. Selepas kubur & suami saya hendak memulakan bacaan talqin, suami Almarhumah datang  meminta izin.

*_"Ustaz, boleh ke saya nak  bacakan talqin untuk isteri saya?"..._* tanya dia kepada suami saya.

Suami saya mengangguk dan si suami tadi mengambil tempat di sebelahnya. Dalam keadaan suara yang serak kerana masih bersedih, si suami tadi  memulakan bacaan. Bacaan kali ini memang lain sekali dari kebiasaannya.

*_"Sayang, hari ini adalah hari terakhir kamu di muka bumi ini. Kamu berpisah dengan anak², Ayang berpisah dengan Abang.*

*Sayang..  malam ini Abang akan berteman hanya dengan anak-anak di sisi Abang"._*

*_"Sayang, nanti akan datang malaikat mungkar dan nakir bertanya.. Siapa Tuhan kamu? Siapa Nabi kamu? Apakah agama kamu? Apakah kiblat kamu? Apakah pegangan iktikad kamu? Siapakah saudara² kamu?_*

*_"Abang minta tolong dari Sayang, jawab dengan tenang, dengan lidah lancar, Bahwasanya Allah Tuhanku, Muhammad Nabiku, Islam Agamaku, Al-Quran Petunjukku, Org Islam adalah saudara²ku,"_* tutur si suami dgn sedih.

*_"insyaAllah nanti kita akan berjumpa lagi di Syurga. Sayang tunggu Abang di sana. Abang akan tetap merindui adinda Sayang hingga akhir hayat Abang."_*

Sungguh, waktu itu sekali lagi air mata saya berderai, bukan hanya saya saja, hampir semua hadirin lain pun menangis. Saya tahu mereka menangis & bersedih bukan kerana kepergian Almarhumah, tapi tersentuh melihat kejadian tersebut.

Satu drama yang benar-benar nyata, memperlihatkan kasih sayang, kejujuran, kesetiaan dan cinta yang tulus ikhlas dari seorang suami kepada isteri. Kisah kasih sayang antara anak² dan ibu dalam keluarga ini.

Saya benar² kagum dan terharu dengan keluarga tersebut. Si anak bukanlah berpendidikan tinggi atau berlatar belakang agama bergelar ustaz atau ustazah, tapi mereka semua mempunyai budi pekerti dan akhlak yang tinggi.

Lihat bagaimana mereka menghargai jasa seorang ibu sehingga ke akhir hayat. Bagi saya, mereka jadi begitu adalah hasil didikan seorang ibu yg berhasil memberikan kasih sayang & didikan dengan sempurna.

*Semoga Bermanfaat dan dapat diambil hikmahnya*

Sumber: WA Grup

#reminder
#inspiratif
#copas
#reshare
#syakiraku

_Saudaraku semoga kisah diatas menjadi pelajaran buat kita semua UNTUK MENJADI IMAM YG BAIK BUAT KELUAR
GA_

Sabtu, 07 Maret 2020

Corona dan Cara Mengantisipasinya

Info bagus dari seorang scientist lab biologi

1. Apa sih Virus Corona itu?
2. Kenapa orang2 jd pada ketakutan sama Corona?
3. Apakah ini varian baru dari virus pneumonia?
4  Bagaimana antisipasinya?

+++++++++++++++++++

Menyambung tulisan saya sebelumnya, saya sebagai scientist yg berkecimpung dalam hal biochemistry & biotechnology, paham betul apa itu yg disebut virus.

Saya bikin tulisan ini dengan penuh tanggung jawab, berdasarkan pengetahuan & pengalaman saya berkecimpung dalam laboratorium biologi.
Dan karena banyaknya informasi simpang siur yg beredar di kalangan masyarakat, serta berita2 tak bertanggung jawab yg disebarkan secara sengaja, akhirnya membuat kegaduhan kehidupan masyarakat kita yg tak paham banyak hal.

+++++++++++++++++++
1. Apa sih Virus Corona itu?

Corona Virus tak lain & tak bukan adalah sejenis *JAMUR/MOULD* yg sangat mudah dikembangbiakan dalam skala laboratorium, dengan temperatur/suhu tertentu.
Hanya dengan menggunakan peralatan lab sederhana (cawan petri & medium agar2 sbg sarana pengembang biak), maka JAMUR/MOULD akan beranak pinak dengan sendirinya.

*Orang awam sebut MOULD ini sebagai virus* 😁
Tapi....apapun sebutannya, "mereka" adalah mikro organisme yg sejenis, alias sama.

Masa inkubasi mikro organisme tsb, ada yg 1 minggu, 2 minggu, bisa juga 1 bulan...
Semua tergantung pada medium yg disediakan.

Apa itu medium?
Sarana sbg pengembang biak mikro organisme.
(Anggap lah sebagai rahim, tempat beranak pinak si mikro organisme)

Semakin bagus mediumnya, makin cepat beranaknya & pengembangbiakannya.

Spt rahim para wanita yg hamil, ada yg kelahiran cacat, tak sempurna, bahkan lahir mati.
Mikro organisme juga spt itu. Tergantung mediumnya.
Medium bagus pun, bs jd mikro organisme yg beranak pinak cacat, tak sempurna, dan mati sebelum tumbuh.

Spt apa medium yg bagus?
Mengandung protein & asam amino tinggi.
*Protein & asam amino = syarat dasar atau rumus pembentuk kehidupan.*

Tubuh manusia untuk beregenerasi sel, syaratnya butuh protein & asam amino.

Sampai disini, semoga bs dipahami yah 😉

+++++++++++++++++++

2. Kenapa orang2 jd pada ketakutan sama Corona?

Karena tak paham, makanya ketakutan.

Belum lagi, pemberitaan yg dibombardir terus menerus.
Masalahnya, pemberitaan pendek2 sebaris saja, yg tak lengkap, hanya menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat.

Apalagi "kebiasaan" menelan pil pahit sosmed mentah2 tanpa dicerna pakai nalar/logika.

+++++++++++++++++++

3. Apakah ini varian baru dari virus pneumonia?

Tidak !!
Bukan !!

Hampir semua mikro organisme tsb bentuknya memang Corona alias dari kata "CROWN" (MAHKOTA).

Bulat + ada kayak antena TV nya 😁

Teman2 pasti sering lihat dalam versi CGI-nya (Computer Generated Images) di iklan2 jualan AC, humidifier & bahan2 desinfektan.

Saya sertakan screen shot iklan pembersihan AC di Inf*rm*, yg sy foto sendiri, spy bisa dipahami bentuk rupa si Corona.

Jadi, ini bukan mikro organisme baru.
Kita dah sering ketemu si Corona sjk bertahun2 silam 😁

Koq baru pada ketakutannya sekarang sih?
>>>> nah...media nih yg mesti tanggung jawab gorengan pisang & risolnya 😁

+++++++++++++++++++

4. Bagaimana antisipasinya?
(Menyambung statement dari Menkes dr. Terawan)

Saya akan jabarkan secara lengkap, semoga bermanfaat & meredam gonjang ganjing risol sosmed, yg digoreng tak sampai matang ini 😁
Saya tak akan bahas lagi soal hygiene, pasti sudah pada paham.
Yg akan sy jabarkan adalah soal pengendalian & solusinya yg murah meriah.

A. Sediakan cuka makan.
B. Sediakan humidifier (yg murah saja, bs beli online 290 rb yg kapasitas 5 liter).
C. *Pengasapan menggunakan asap tembakau.*
D. Kuras rumah menggunakan cuka atau bayclin.
E. Masker tak diperlukan bagi yg sehat.
Kalau lagi sakit, baru pakai masker.
(Jangan terbalik !!)

F. Hindari menumpuk barang di rumah (baju bekas, sepatu, kardus, sofa, apalagi nyetok makanan) 😁😁

G. Hindari FLU SHOT !

Ulasan :
+++++++++++++++++++
A. Cuka makan + air = 1 : 4 (1 banding 4 ; cukanya 1 bagian, airnya 4 bagian).

B. Masukan ke alat humidifier atau kalau punya kipas angin di rumah, taruh cuka + air dlm mangkok depan kipas angin.
Biarkan seluruh ruangan, sampai ke teras rumah & kamar mandi kesemprot cuka.

Mikro organisme mau itu bentuknya Crown kek...Cincin kek...Gelang kek....Kalung kek... >>> *bakal mati & gak sempat inkubasi* 😁

Simple toh?
Tolong dijalankan 😉
Demi kesehatan bersama 🙏

Percuma baca doang & broadcast, tapi diri sendiri gak jalankan protokol ini.

C. Beli tembakau murah meriah 1 kilo 90 ribu sudah dapat seabreg2.
Itu pun yg grade A.
Cari di pasar, banyak yg jual tembakau.
Bakar sampai asapnya kehirup & memenuhi ruangan.

 *Gak usah takut sama asap tembakau.
Itu bagus.*

Mikro organisme itu super duper kecil cil cil, pakai kacamata pembesar pun gak bakal kelihatan.
Makanya disebut mikro organisme >>> cuman bs dilihat penampakannya pakai mikroskop.

Asap paling ampuh "mengikat" mikro organisme.

Nano lawan nano.
Asap = nano = molekulnya kecil.
Bisa masuk ke sela2 terkecil.
Takut sama tembakau?
Itu ngaco 😅

 _Yg salah adalah chemicals yg ditambahkan pd rokok/tembakau._
*Bukan tembakaunya yg salah* 😁
Tembakau itu sangat super bagusnya, sangat berkhasiat membantu kesehatan kita.

D. Lap meja, lemari, wall paper, dapur, kloset, washtafel pakai cuka atau bayclin buat steril dr mikro organisme.

E. Banyak orang tak paham, bahwa masker itu punya pori2 besar (dari sisi pandang ukuran mikro organisme). *Mau pakai masker 10 lapis pun, mikro organisme tetap tembus* 😁

Jadi kalau yg sehat pakai masker, malahan dia akan kena sakit >>> sesak nafas & kekurangan oksigen 😁

Kekurangan oksigen ke otak, nanti jd tekanan darah tinggi & gula darah naik.  Masalah lagi kan?

Selama Anda rutin berdahak, itu sehat 👍🏼👍🏼
Dahak & ingus = mekanisme alami tubuh dari sel darah putih menyaring/menangkap/mengurung mikro organisme jahat yg masuk ke tubuh.
Masuk bisa melalui saluran pernafasan & saluran pencernaan. Setelah mikro organisme jahat tersebut "ditangkap" oleh dahak/ingus, tinggal dibuang. Beres. Makanya jgn sampai dahak tertelan ya 😅

Jadi... *stop borong masker !!!*
Biarkan saja para penimbun masker & yang mau ambil untung gila2an, nanti juga harganya jatuh.

Lagipula, masker yg ditimbun pun *rentan ditumbuhi mikro organisme* kalau penyimpanannya asal2an 😁 Alias nanti rusak sendiri !

Pilih tanpa masker & mekanisme tubuh alami didongkrak?
Atau pilih pakai masker yg dah ditumbuhi bibit penyakit?
Pikir ulang deh 🤔

F. Barang2 bekas bisa jd medium si Corona beranak pinak.
Lebih baik disingkirkan, cuci bersih pakai cuka/bayclin, baru sumbangkan.
Atau bakar sekalian.

Gak ada manfaatnya ditimbun. Mati juga kita gak bawa masuk barang2 itu ke liang kubur toh? 😉

Hiduplah leluasa, bernafaslah dengan lega...ruang yg sempit pun jadi ebih indah tanpa tumpukan barang yg gak guna.

G. Hindari FLU SHOT ! Bukannya dapat antibodi tubuh, malah sistem imun kita jadi lemah akibat merkuri (Thimerosal) dan aluminium pada flu shot tsb.
+++++++++++++++++++
*Sonia/Nia*
*Biochemistry & biotechnology scientist*

You can reach me anytime to ask something about your health 🤗

Sy luangkan waktu 1 jam bikin tulisan ini.
Tolong bantu sy menyebarkannya bagi seluruh masyarakat Indonesia menjadi sehat, tanpa ketakutan yg sia2.

Demi NKRI 😉
Stop sampai di diri kita sendiri hoax ataupun paranoid hysteria yang ada. Apa lagi tulisan2 yg mendompleng isu Corona. Virus kalau mau masuk tubuh seseorang tidak tanya SARA lho 😅

Mari sama2 kita jadi dewasa & bernalar sehat.
+++++++++++++++++++
*PENYAKIT PALING MENAKUTKAN ADALAH SAAT NALAR 🧠 KITA TAK LAGI BERFUNGSI OPTIMAL*🙏🏻

Hikmah: Antara Benar dan Merasa Benar

Menjadi benar itu penting, namun merasa benar itu tidak baik.

Kearifan akan membuat seorang menjadi benar, bukan merasa benar.

Perbedaan orang benar dan orang yang merasa benar:

Orang benar, tidak akan berpikiran bahwa ia adalah yang paling benar.
Sebaliknya orang yang merasa benar, didalam pikirannya hanya dirinyalah yang paling benar.


Orang benar, bisa menyadari kesalahannya.
Sedangkan orang yang merasa benar, merasa tidak perlu untuk mengaku salah.


Orang benar, setiap saat akan introspeksi diri dan bersikap rendah hati.

Tetapi orang yang merasa benar, merasa tidak perlu introspeksi.
Karena merasa sudah benar, mereka cenderung tinggi hati.


Orang benar memiliki kelembutan hati. Ia dapat menerima masukan dan kritikan dari siapa saja, sekalipun itu dari anak kecil.
Orang yang merasa benar, hatinya Keras, ia sulit untuk menerima nasihat dan masukan apalagi kritikan.


Orang benar akan selalu menjaga perkataan dan perilakunya, serta berucap penuh kehati-hatian.
Orang yang merasa benar: berpikir, berkata, dan berbuat sekehendak hatinya, tanpa pertimbangan/pedulikan perasaan orang lain.


Pada akhirnya, orang benar akan dihormati, dicintai dan disegani oleh hampir semua orang.
Sedangkan orang yang merasa benar sendiri hanya akan disanjung oleh mereka yang berpikiran sempit, dan yang sepemikiran dengannya, atau mereka yang hanya sekedar ingin memanfaatkan dirinya.


Mari terus memperbaiki diri untuk bisa menjadi benar, agar tidak selalu merasa benar.

Bila kita sudah termasuk tipe orang benar, bertahanlah dan tetaplah dalam kebenaran dan rendah hati serta berupaya untuk memberi keberkahan.

🙏🙏🙏

Jumat, 06 Maret 2020

Surat Cinta ntuk Dhila (editted)

Surat Cinta tuk Dhila

Assalammu’alaikum wrwb, Dhila anak Ayah yg hebat luar biasa…

Alhamdulillah, dalam kondisi yang rada flu, Ayah tetap merasa bangga Dhila akhirnya bisa melanjutkan pendidikannya di Gontor Putri. Banyak hal yang Ayah dan Bunda tak pernah ketahui sebelumnya akan penting dan berharganya kesempatan tuk bisa sekolah di Gontor ini.

Maklum Ayah dan Bunda ini, saat kecil dulu jauh berada di sumatera, saat informasi tidak seperti saat ini. Ketika Ayah seusia Kakak, jangankan HP, tivi pun harus nonton di rumah tetangga. Apalagi, papa Ayah, sudah tiada saat kelas 1 SD. Jadi, Ayahpun tak tahu sama sekali tentang Gontor ini. Hal yang sama mungkin juga dirasakan oleh Bundamu Nak…

Makanya, ketika Kakak berminat masuk Gontor, Ayah dan Bunda pun mengikhlaskannya. ALLAH SWT sudah berkenan mewujudkan keinginan kita bersama ini. Yakinlah, nak , semuanya atas izin ALLAH.

Begitu banyaknya peminat yang ingin masuk Gontor ini, Kakak termasuk hamba-NYA yang terpilih. Bersyukurlah, nak… in sya ALLAH dengan bersyukur ALLAH akan tambahkan nikmatnya iman, nikmatnya mengalami pendidikan di “kampus karakter” terbaik dalam dunia pendidikan di negeri yang bernama Republik Indonesia ini.  Bersyukurlah, nak, in sya ALLAH nikmat lainnya akan Dhila rasakan di kemudian hari.

Bukankah pilihan ini adalah kumpulan doa doanya yang Ayah Bunda panjatkan sepanjang ramadhan yang lalu? ALLAH lebih tahu kita, lebih dari yang kita ketahui tentang diri kita sendiri. ALLAH lebih tahu akan kekuatan dan kelemahan hamba-NYA, dan yakinlah ALLAH akan beri jalan keluar setiap persoalan yang kita hadapi.

Kakak, anak Ayah yang Ayah banggakan selalu.
Sedikit Ayah ceritakan bahwa dalam memilih sekolah untuk Kakak, selalu ada kemudahan bagi Kakak dan bagi Ayah Bunda juga. Saat kita pindah dari Kreo, AMALINA adalah pilihan utama dari Ayah dan Bunda untuk Kakak. Sayang waktu itu, pendaftaran sudah tutup. Kakak kami daftarkan bulan Mei, sementara pendaftaran sudah ditutup bulan Fabruari sebelumnya. Kami ikhlaskan Kakak tuk masuk dalam “daftar tunggu” no urut 11 kalo Ayah tak salah. Sebagai alternative kami juga daftarkan Kakak di SD Muhammadyah, dengan alasan supaya dapat juga pendidikan agama Islam nya lebih baik.

Pendidikan yang terbaik buat Kakak, semampu Ayah dan Bunda selalu kami utamakan. Namun saat itu, pilihan mutlak semuanya dari Ayah Bunda. Kakak hanya menerima saja. Namun Kakak, kan yakin bahwa Ayah Bunda akan memberi yg terbaik buat anaknya.

Ternyata ALLAH memberi kesempatan Kakak tuk masuk SD AMALINA, setelah ada yang mengundurkan diri. Ayah Bunda dipanggil pihak AMALINA, dan Kakak diperkenankan tuk mengikuti test seleksi, bersama anak anak lainnya yang masuk dalam “daftar tunggu”. Alhamdulillah, Kakak mendapatkan nilai terbaik di antara peserta dan akhirnya Kakak bisa diterima di AMALINA.

Ini artinya Kakak punya skill yang diatas rata rata. Kakak sedari kecil sudah punya kemandirian. Bukankah saat Kakak kelas 1 SD, saat baru masuk, ada teman Kakak yang masih ditemani ortunya di dalam kelas. Ada juga yang ngompol di kelas. Sementara Kakak, sudah bisa ditinggalkan, tanpa didampingi Ayah Bunda.

Ini yang Ayah banggakan dari Kakak. Hingga Kakak lulus SD, banyak hal yang Kakak miliki dibandingkan teman2 seusia Kakak. Kakak bisa menganyomi adek2 saat Ayah dan Bunda ndak ada di rumah. Apalagi saat Ayah dan Bunda umroh, Kakak bisa membantu nenek juga, menjaga adek2 dengan aman. Kakak sudah bisa masak, bikin kue kalo lagi iseng.
Subhanallah, nak Ayah bangga sekali.

Nah, saat mau melanjutkan pendidikan selepas SD. Ayah dan Bunda berikan pilihan bagi Kakak. Kita pernah ke Gontor Putri 7 Pekanbaru. Kakak setuju dan berminat ke sana. Kakak mulai browsing internet. Kakak dengan bangga menyatakan pada guru dan teman2 Amalina Kakak, bahwa Kakak mau ke Gontor. Alhamdulillah, kak. Ini bukan semata karena pilihan Kakak semata, tapi ALLAH jua yang menuntun ‘mata hati’ Kakak ke sana.

Ayah dan Bunda pun mulai mencari informasi, mencari relasi bagaimana caranya Kakak bisa diterima di Gontor ini. Kakak tahu bagaimana Ayah dan Bunda berkomunikasi dengan Om Hendra di Semarang, dengan kak Vail. Begitu juga dengan pak Kirno, bu Mimim dan Teteh yang saat ini kelas V di GP1.

Segalanya sudah kita lewati Nak, semuanya sudah ALLAH gariskan, sudah ALLAH tetapkan bahwa Kakak akhirnya bisa masuk Gontor Putri. Ditempat inilah tempat yang pas bagi Kakak tumbuh dan berkembang dengan semaksimal mungkin. Sudah banyak orang2 besar di republic ini dilahirkan dari Gontor. Sudah banyak menteri, pejabat, pengusaha yang merupakan alumni Gontor ini. Silakan Kakak tanyakan siapa siapa aja mereka dengan kakak2 kelas Kakak, dengan wali kelas Kakak.

Alhamdulillah, nak… Ayah yakin Kakak akan maksimal mengembangkan segala potensi yang Kakak miliki dan potensi yang Kakak inginkan, disini, di Gontor Putri ini.

Yakinlah kak, ALLAH  SWT senantiasa bersama kita.

Bukankah Kakak ke sini, selalu diantar sama Ayah, Bunda dan adik2 semuanya. Bukankah Imam yang dulu tak mau masuk pasantren, sekarang malah ingin masuk GONTOR. Apalagi Dhifa yang dengan bangga mengatakan Kakaknya sekolah di Gontor. Di Gontor Putri 3.
Semuanya bangga dengan Kakak…

Namun, segala yang baru memang sulit. Sama sulitnya saat Imam masuk SD Amalina. Saat Dhifa masuk TK. Saat Imam bilang sulit, saat Dhifa maunya ditemani di kelas. Tapi sekarang mereka sudah bisa semuanya. Sudah bisa ditinggal Dhifa di TKnya. Sudah bisa Imam dengan riang megerjakan matematikanya.

Kakak ingat, saat Imam mau Ayah masukan ke Klub Badminton yang baru? Bersama dengan Awi dan kak Lidya…. Aduuuh kak, mulutnya cemberut kalo diajak latihan,  alasannya banyak tuk ndak mau ikut latihan. Ada yang pura pura tidur menjelang magrib…. Hehehe, Imam ini emang pintar cari alasan.

Tapi Kakak tahu sekarang? Dia malah rajin, makin senang dalam latihan. Walau badanya pegal, capek, tetap semangat… Ndak mau absen, malah.

SEGALA SESUATU YANG BARU, BIASANYA SULIT.

Nah ini yang saat ini Kakak alami, semua orang alami, termasuk Imam kemarin. Sama halnya juga dengan Ayah, saat baru belajar nyetir mobil. Mobilnya ber-AC, keringat dingin mengalir dijidat Ayah. Hehehe, begitu juga saat kita ke Mantingan, bersama Kakak kemarin. Hal pertama bagi Ayah, jangan dikira Ayah ndak grogi nak… Tapi Alhamdulillah, sekarang sudah bisa. SUDAH BISA KARENA TERBIASA. In Sya ALLAH Kakak juga akan mengalami hal yang sama di GP3 ini.

Semoga Kakak juga bisa memberi semangat bagi teman2 Kakak lainnya.
Ayah berharap Kakak bisa menjadi motivator, memberi motivasi bagi teman2 Kakak semuanya. Lebih khusus yang masih galau… Ayah yakin, KAKAK BISA. Kalo Ayah YAKIN, Kakak harus LEBIH YAKIN LAGI ya nak… 

LANGKAH PERTAMA Kakak sudah tercapai di GP 3 ini. Lanjutkan nak, lanjutkan sampai Kakak lulus kelak.
In sya ALLAH, lepas dari Gontor nanti, sepenuhnya pilihan pendidikan yang Kakak inginkan, ada ditangan Kakak. Ayah dan Bunda hanya bisa memberi pertimbangan saja. Ayah yakin, anak Ayah sudah matang dalam menentukan pilihan dimana ingin melanjutkan pendidikan TERTINGGI nya. In Sya ALLAH Ayah Bunda akan mendukung sepenuhnya, nak.

Kalo Kakak ingin jadi DOKTER, Ayah bangga. Karena dulu Ayah juga pengen jadi dokter. Semoga Kakak bisa mewujudkannya. Kalo Kakak punya pilihan lain, Ayah juga akan tetap bangga. Ayah bangga krn punya anak yang SHOLEHAH, selamanya, in sya ALLAH.

Ayah bangga karena bisa memberi pendidikan terbaik untuk anak anaknya. Terlebih bagi Kakak sebagai pembuka langkah buat IMAM dan DHIFA kelak. Ayah bangga karena Kakak sudah di Gontor, doakan saja Ayah dan Bunda selalu dibukakan pintu rezeki oleh ALLAH SWT, kesehatan yang maksimal, sehingga bisa hadir disaat Kakak inginkan kelak.

Ayah bangga nak, anak Ayah bisa di gontor ini.
Bukan sembarangan orang yang bisa masuk ke sini. Yang masuk Gontor adalah orang orang PILIHAN, BUKAN orang BUANGAN. Hanya yang TERPILIH yang bisa bertahan hingga akhir, nak. Yang TERPILIH DAN BERTAHAN HINGGA AKHIR adalah cikal bakal ORANG ORANG BESAR DI REPUBLIK TERCINTA INI. In Sya ALLAH Kakak salah satu-nya kelak nak.

Demikian dulu ya nak, surat pertama Ayah tuk anak gadis tercintanya. Salam sayang Ayah, selamanya tuk Kakak.

SEKALI LAYAR TERKEMBANG, PANTANG SURUT KE BELAKANG.

Selalu semangat dalam BERJUANG. Perjuangan Kakak baru saja di mulai. Maju terus, pantang mundur. ALLAH selalu bersama hambanya yang bersyukur. Jangan lupa doakan Ayah dan Bunda.

Bintaro, 26 August 2014
Wassalammu’alaikum wrwb

Salam sayang selalu tuk Kakak.

Pijar Park Kudus

Setelah sarapan dengan soto Semarang Mat Tjangkir porsi kecil kami lanjutkan balik ke penginapan sekitaran alun alun Kudus. Simpang Tujuh Re...