Selasa, 03 Maret 2020

Teladan Ibnu Sina Dan Diamnya Anies Baswedan

Ternyata AB mengambil teladan Ibnu Sina. Dalam sebuah kisah yang beredar di media sosial, AB percaya, bahwa untuk melawan bullian atau melawan orang bodoh adalah dengan tidak larut dalam debat dengannya. Justeru dengan diam. Kisah dibawah ini belum bisa dikonformasi kebenarannya. Namun dapatlah menjadi inspirasi bagi kita tentang bagaimana seharusnya bersikap di era saling bully di media sosial seperti saat ini.


#####

Sambil mencari hikmahnya, pak Anies Baswedan bercerita tentang perlunya diam di saat menghadapi orang-orang yang bodoh.

Sebelum memulai cerita, seperti biasanya, beliau menyeruput kopi susu kesukaannya. Lalu pak Anies Baswedan bertanya, tahukah kalian siapa Ibnu Sina?

Adalah tahun 980 sampai 1037 ada seorang mumpuni bernama Ibnu Sina. Seorang filsuf, penulis, ahli obat dan pengobatan, juga ilmuwan yang cukup handal. Adapun karyanya yang tersohor adalah al-Qanun fi at-Tibb tentang ilmu obat dan pengobatan.

Suatu hari Ibnu Sina melakukan perjalanan dengan kuda kesayangannya. Pada suatu tempat yang dianggap nyaman, ia berhenti beristirahat. Kuda diikat ditempat yang sedikit teduh. Diberi makan jerami dan dicampur rumput pilihan. Ibnu Sina tahu binatang itu tidak boleh dimusuhi bahkan disiksa. Harus disayang karena membantu manusia.

Ibnu Sina duduk di tempat lebih teduh tak jauh dari kuda, sambil menikmati bekal yang dibawanya.

Tiba-tiba datang seseorang menunggang keledai. Ia turun dan mengikat keledai berdekatan dengan kuda milik Ibnu Sina. Dengan maksud supaya keledainya bisa memakan jerami dan rumput pilihan. Dan orang tersebut pun duduk dengan Ibnu Sina berada.
Ketika ia duduk dan ikut makan, Ibnu Sina mengingatkan, "Keledaimu jauhkan dari Kudaku supaya tidak dislentak/ditendang." Orang yang diajak bicara itu tersenyum sambil menoleh ke kuda dan keledai.

Namun plak. Si keledai ditendang kuda hingga terluka cidera.
Pemilik keledai marah-marah kepada Ibnu Sina dan meminta tanggung jawabnya. Ibnu Sina diam saja. Sampai kemudian si pemilik keledai mendatangi hakim dan meminta agar Ibnu Sina membayar atas luka cidera keledainya.
Saat ditanya oleh hakim pun Ibnu Sina terdiam.

Hakim kemudian berkata kepada orang yang mengadu, "Apakah ia bisu.....?" Orang itu menjawab, "Tidak, tadi dia bicara padaku." Hakim bertanya lagi, "Apa yang ia katakan.....?" Orang itu kembali menjawab, "Jangan dekatkan Keledaimu nanti ditendang Kudaku." Setelah mendengar jawaban itu, sang Hakim tersenyum dan berkata kepada Ibnu Sina, "Anda ternyata pintar. Cukup diam dan kebenaran terungkap."

Sambil tersenyum Ibnu Sina berkata kepada Hakim, "Tidak ada cara lain untuk menghadapi orang bodoh adalah dengan diam." Dan kebenaran akan menunjukkan jalannya sendiri.
Itulah kenapa sebabnya kenapa saya memilih diam.

https://mysharing.co/cara-efektif-melawan-orang-bodoh-adalah-dengan-diam-ibnu-sina-dan-anies-baswedan/

2 komentar:

Pijar Park Kudus

Setelah sarapan dengan soto Semarang Mat Tjangkir porsi kecil kami lanjutkan balik ke penginapan sekitaran alun alun Kudus. Simpang Tujuh Re...