SAAT DI GONTOR GAK NAIK KELAS..! KINI JADI DOSEN BERPRESTASI
Untuk bapak dan ibu wali santri yg saya hormati....
Jangan khawatir jika nilai anak bapak ibu kecil sebab Gontor memang lembaga dg keseriusan tingkat tinggi dalam memberi nilai, Gontor tidak kenal dg istilah "nilai bantuan" jika ujian anak dapat 1 maka benar-anak murni tetap ditulis 1, yg penting terus dimotivasi... tunjukkan bahwa mereka bisa. Saya adalah salah satu alumni yg waktu di Gontor nilai kecil terus, bahkan pernah gak naik kelas saat kelas 5.
Almarhum ayah saya heran sebab dulu sejak SD saya juara tapi kenapa saya "tumbang" di Gontor, saat saya gak naik kelas saya takut luar biasa ayah saya marah. Sejak di kendaraan saya hanya sedih, kakak saya merangkul saya erat-erat berusaha menenangkan. Tiba di rumah saya tidak berani melihat wajah ayah saya, hingga besok harinya beliau memanggil saya melalui ibu. "Le...dipanggil ayah diruang tamu". Bilang ibu.
Saya berjalan setengah takut tidak berani angkat kepala, saya pun duduk di sofa dekat ayah. Beberapa menit berlalu saya dan ayah diam. Mencoba mencari kepastian saya memberanikan diri membuka percakapan. "Ayah....maaf saya gagal, maaf akhirnya biaya ayah akan jadi dobel habisnya". Setengah takut tapi saya sedikit lega saat beliau menjawab "Gak apa-apa justru ayah akan sedih jika kamu belum menguasai pelajaran tapi dinaikkan, berarti nanti ilmumu akan lebih matang, lebih menguasai kalo mengulang lagi. Jawab ayah. Hati saya langsung plong luar biasa... dan mencoba jawab dg lirih "iya ayah nanti Agung berusaha lagi".
Ayahpun mempersilahkan saya pegi. Saya kembali tersenyum dan semangat.
Sebenarnya saya heran, apakah saya gagal karena saya bodoh ? Itu yg selalu terdetik dipikiran saya, singkat cerita saya akhirnya melanjutkan kuliah dan Alhamdulillah saya kembali unggul di kelas, walaupun akhirnya harus D.O dari salah satu kampus karena gak mampu bayar SPP (ekonomi keluarga saya jatuh saat ayah wafat), terus semangat berbagai tes beasiswa saya coba Alhamdulillah S1 dan s2 saya full beasiswa dan terakhir ini saat lulus S2 Alhamdulillah IPK saya 3,86 di Salah satu kampus Negeri. (lumayan lah untuk orang yg pernah gak naik di Gontor):D
Dan kini anak yg pernah gak naik di Gontor, pernah D.O dari kampus kini jadi dosen. Alhamdulillah.... Semua karena ilmu yg didapat dari Gontor dan ridho Allah SWT.
Saat itulah saya menemukan jawaban, kecilnya nilai anak bukan karena anak tidak pintar tapi karena memang persaingan di Gontor luar biasa sulit dan ketatnya..... diiringi dg anak dalam keadaan kondisi baik atau tidak, betah atau tidak, ada masalah atau tidak.
🔰 Tiga tingkatan yg harus diwaspadai Wali murid terhadap psikologi anak yg lagi di Gontor
- Saat anak kelas 1 (Psikologinya masih kaget dg disiplin yg super ketat, makan antri, minum antri, belanja antri, wajib bangun pagi, teman2 baru yg blm terlalu dikenal dan akrab, hingga hidup tanpa gadget yg biasax dirumah gak mau lepas gadget. Mereka hanya butuh adaptasi...
- Saat anak kelas 3 (masa puber, bapak ibu pasti lebih paham dari saya tentang rentannya gejolak usia2 ini).
- Saat anak kelas 5 (banyak tanggung jawab, mudabbir, panitia konsul,dan lain2 dg tanggung jawab berat)
Maaf jika ada kata yg kurang berkenan, maaf jika ada kata yg terkesan menggurui. Hanya sekedar mencoba berbagi walau masih banyak kekurangan.
Saya, Agung Wijaksono, Alumni Gontor 2009
#####
Semoga bermanfaat... 🙏🏿
Tidak ada komentar:
Posting Komentar