Jumat, 27 Desember 2019

SUBUH



Alhamdulillah pagi ini untuk pertama kali saya sengaja melaksanakan sholat subuh di Masjid Jamie' Pandam Basasak Kapau. Biasanya subuh saya laksanakan bila pulang kampung di surau terdekat dengan rumah. Ada dua surau di dua sisi rumah mertua ini, yakni surau Sirah dan surau Luak Tunggang. Tetapi kali ini saya memilih ke mesjid, yang jaraknya memang agak jauh dari rumah. Selain karena waktu yang masih agak lama sebelum adzan masuk, juga karena ingin tahu bagaimana suasana subuh di sana.

Disebabkan jam biologis bangun tetaplah sama, sementara waktu subuh makin mundur di kampung ini, banyak hal yang bisa dilakukan sebelum subuh masuk. Selepas mandi, dinginnya hari membuat saya harus menggunakan jaket. Namun kesegaran membuat saya menjalani semuanya dengan semangat. Melalui aplikasi, saya cek cuaca pagi ini, ternyata suhunya 20 derajat celcius. Suhu yang sangat dingin bagi kami yang terbiasa di rantau, di pulau Jawa sana.

Setelah semuanya dirasakan oke, saya keluarkan motor dari dalam rumah dan buka pagar sembari memanaskan mesin motor, saya pamit sama istri dan mama.

Perlahan motor saya jalankan dengan menikmati lantunan ayat suci al quran yang terdengar dari dua surau. Alunan ayat suci ini makin menguatkan iman saya. Betapa nikmatnya hidup di kampung seperti ini. Betapa ruginya orang orang yang masih bergelumun dengan sarung dan selimut dalam suasana seperti ini. Dalam keheningan dan kesunyian subuh, hati akan ikut tenang mendengar ayat ayat suci yang begitu merdu diperdengarkan dari speaker surau. Iman akan makin mendalam, masuk ke relung kalbu memuji akan karunia yang Dia berikan pada kita.

Dunia bukan lagi tujuan hidup. Dunia hanyalah alat untuk menuju hidup yang hakiki di Jannah-Nya. Di sanalah kampung halaman kita sebenarnya. Di sanalah kelak kita akan dikumpulkan bersama para Nabi dan Rasul serta sahabatnya, orang orang sholeh dan tentunya dengan junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang kita harap bisa menatap wajahnya kelak, yang namanya selalu kita sebut dalam setiap sholat kita setelah nama Allah Swt.

Surau Sirah yang saya lewati sudah terang di dalamnya, namun belum ada motor yang terparkir di halamannya. Biasanya selalu ada motor babinsa yang parkir di sana. Seorang aparat TNI yang menjadi jamaah tetapnya, yang juga seorang sumando urang Kapau seperti saya.

Setengah jalan lagi masih tersisa menuju mesjid, saya pacu agak cepat motor Mio yang saya kendarai ini, mengingat jalan yang dilalui makin pekat karena ada rimbunan pohon bambu menjelang persimpangan di ujung jalan. Dingin makin menusuk tulang, menembus jaket yang saya gunakan. Di bawah rimbunan pohon bambu tersebut ada beberapa makam yang terawat baik. Dulu sih katanya angker daerah ini, bahkan kalo saya dan istri dulu melewati jalan ini, istri selalu memalingkan wajah untuk tidak melihat makam makam ini. Dulu, itu dulu ketika awal pernikahan kami.

Tak lama berselang motor pun sudah masuk ke halaman mesjid. Masih lenggang, belum ada motor yang terparkir namun ada satu mobil yang parkir inap sepertinya di dekat menara mesjid.

Mesjid yang terang benderang di dalam nya menyambut kehadiran saya. Suasana hangat di dalamnya terasa ketika kaki ini menapak. Ada empat atau lima orang jamaah perempuan di dalamnya. Sementara jamaah laki lakinya belum terlihat.

Masih ada waktu menjelang subuh, saya perbanyak melakukan sholat sunnah. Satu per satu terdengar langkah jamaah bertambah memasuki mesjid. Setelah selesai sholat sunnah, saya ambil duduk di pojok mengenang bahwa di sini, 18 tahun lalu aqad nikah yang saya lakukan. Saya ambil sudut gambar sembari membayangkan bahwa di sini dulu banyak sanak family yang menjadi saksi pernikahan yang kami jalani. Lintasan waktu begitu cepat berlalu. Ada yang tumbuh berkembang, ada juga diantara mereka sudah berpulang. Berpulang kehadiratNya, termasuk mertua laki laki saya dan seorang mamak yang mengantarkan dan membantu sejak proses lamaran saya dahulu.

Banyak hal terbayang, menyebabkan saya makin bersyukur atas apa yang terlewati. Yakin saya makin mantap, dengan bersyukur saya yakin Allah akan menambahkan segala nikmat yang ada. Ada anak anak sholeh dan sholehah yang akan mengikuti kelak di masa masa yang akan datang. Itulah harapan. Harapan saya dan istri tercinta. Harapan dari keluarga besar kami semuanya. Anak anak kami inilah tumpuan kami kelak.

Adzan berkumandang, jamaah makin rame datang. Sholat sunnah dua rakaat banyak dilakukan oleh para jamaah. Sholat sunnah yang lebih besar nilainya dari dunia dan seisinya. Begitulah Allah memberi pahalanya. Sholat sunnah saja sudah begitu bernilai, apalagi dengan sholat subuh yang Allah wajibkan hukumnya bagi setiap seorang muslim. Maka begitu ruginya orang orang yang meninggalkan saat saat subuh seperti ini. Rugi, rugi besar!!!

Iqomah dilantunkan oleh sang bilal menandakan jamaah bersiap siap untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah.

Subuh, waktu subuh yang sangat berharga. Waktu subuh yang sebenarnya sangat sehat dan menyehatkan bagi orang orang yang berfikir.

Selamat menunaikan dan membiasakan sholat subuh berjamaah ya.

Kapau, 27 Desember 2019
7.48 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pijar Park Kudus

Setelah sarapan dengan soto Semarang Mat Tjangkir porsi kecil kami lanjutkan balik ke penginapan sekitaran alun alun Kudus. Simpang Tujuh Re...