Rabu, 29 April 2020

Prominent Generation: Hikmah Yudisium Tanpa Walisantri

By pak Joneez

Mari kita ambil hikmahnya yudisium kali ini tanpa walisantri. Bagaimana syahdunya suasana tanpa walisantri yg biasanya sangat ramai dan umumnya menyisakan sampah yg ditinggal begitu saja.

Begitu sakralnya yudisium kali ino tanpa barisan mobil yg menumpuk dr GP1 sampai GP2 bahkan sampai masjid Annur.

Dan saat ini semua sama, tidak ada tangisan santri yatim ataupun piatu, yang tak dihadiri lengkap oleh kedua orang tuanya, ketika mereka menyaksikan temannya yang dihadiri orangtua nya masing masing bahkan ada yang nenek dan kakeknya datang.

Sekarang kondisi mereka sama. Tidak ada yang melihat mobil mewah di parkiran, sedangkan mereka pulang dengan bus umum.
Sekarang semua sama, sesuai ajaran agama kita.
Semua sama hanya iman yg membedakan. Juga para santri, mereka semua sama. Hanya hasil kerja keras mereka yang membedakan.

Sedih saya saat yudisium tahun lalu melihat sedihnya Miska dan bundanya ketika berkata, "Saat inilah yang ditunggu papanya, melihat buah hatinya yg terakhir yudisium".

Tapi bahagianya saya saat itu karena ikut menemani para walisantri penerima beasiswa menunggu nama putrinya dipanggil saat yudisium guardian generation. Terlihat rasa haru dan bahagia ada yg membantu putrinya lulus sampai pengabdian. Mereka berdua menjatuhkan air mata yang beda arti.

Selasa, 28 April 2020

In memoriam Pak De Kohar - Tokoh Pemersatu Walsantor Tangerang Raya

Beliau bukan pejabat, apalagi selebriti. Beliau hanyalah orang biasa saja. Biasa dan bersahaja. Bisa bersahabat dengan siapa saja. Bersahaja dalam keseharian, dalam setiap acara kumpul yang kami adakan, bahkan tetap bersahaja dalam acara resmi yang kami adakan.

Padahal dalam acara acara resmi yang kami adakan itu, bersama kawan kawan walisantri dan IKPM Tangerang bisa menghadirkan pejabat dan tokoh nasional, seperti bapak DR Hidayat Nur Wahid yang kala itu menjabat sebagai Ketua MPR RI, Dubes Azerbaijan saat itu bapak DR.  Husnan Bey Fanani dan terakhir pimpinan pondok GONTOR KH Hasan Sahal serta beberapa pimpinan pondok pesantren yang ada di Banten. Hadir dan duduk berdampingan bahkan photo bersama dengan para tokoh undangan tersebut tak membuat beliau angkuh, sombong dan jumawa. Beliau tetaplah apa adanya, bertutur dan bersikap seperti apa adanya.

Sama sekali tak pernah terdengar ke"aku"an beliau terhadap kesuksesan setiap acara. Selalu saja ini beliau sampaikan ini adalah kerja kita bersama. Walaupun kadang kala kita melihat dan merasakan bagaimana beliau mati-matian bekerja. Bersitungkin, bahasa Minangnya. Tak kenal lelah, tak kenal waktu. Kaki kadang jadi tangan, tangan kadang jadi kaki.

Semangat beliau tak tertandingi. Semangat beliau luar biasa dalam menebar dan merekat silaturahmi. Semangat beliau membantu para walisantri dan santri setiap generasi hingga kini tak pernah mati. Terhadap IKPM Tangerang beliau membantu dan tidak pernah setengah hati. Apa yang terbaik beliau siap menjalani.

Di tangan beliau yang tak mungkin menjadi mungkin. Di tangan beliau yang susah menjadi mudah. Mengapa?? Karena beliau dekat para ustadz. Beliau mendengar dengan hati apa yang diputuskan ustadz. Beliau gampang bergaul dengan para ustadz maupun ustadzah. Meskipun beda usia.

Beliau hanya menjabat, karena diamanahi semata sebagai KETUA Walisantri Tangerang Raya. Beliau melayani dan bekerja dengan hati. Beliau ada di hati kami, para walisantri Gontor se Tangerang Raya.

Beliau bukan pejabat, tetapi hadir beliau selama ini bak selebriti. Melayani walisantri dengan senyuman dan kadang candaan yang menghibur hati.

####

Tetapi pagi menjelang siang kemarin, Senin 26 April 2020 berita duka itu kami terima. Beliau telah pergi untuk selamanya. Meninggalkan kami dalam kegamangan yang luar biasa. Antara sadar atau sedang bermimpi.

Kami dapat kabar beliau masuk rumah sakit hari minggu dalam kondisi lemah. Leukemia yang beliau derita tak terberita. Tetapi karena wabah Covit 19 ini harus menjalani sesuai protap yang berlaku saat masuk rumah sakit. 

Malam itu hasil test beliau dinyatakan negatif dan sedang menunggu untuk masuk ruang perawatan lebih lanjut, penanganan leukemianya. Itu kabar yang kami terima.

Bagaikan petir di siang hari, senin pagi itu menyentakkan kami. Rasa tak percaya  bertebaran di antara kami.

Padahal dua minggu sebelum beliau masih bersama kami. Masih bersemangat. Masih saling sapa. Masih beliau tanya walisantri yang ada, baik sudah kenal maupun yang belum. Yang belum kenal beliau minta nomor HPnya, beliau simpan.

Tiga hari beliau hadir di Giant Bintaro dalam menunggu kedatangan para santri dan bersilaturahim dengan para walisantri, 12-14 April.  Padahal anak beliau sudah tak ada lagi yang ditunggu. Anak beliau sudah menjadi alumni GONTOR. Sudah menjadi ustadzah dan sedang melanjutkan study-nya di Maroko, nun jauh di sana,  beda benua.

Tetapi semangat beliau sangat luar biasa. Masih hadir dan masih melibatkan diri dalam Tim Satgas Perpulangan Santri yang tahun ini sangat beda sekali. Apalagi menjadikan Bintaro sebagai tuan rumah perpulangan santri untuk pertama kalinya.

Candaan saya dengan beliau sangatlah cair. Banyak senyum dan tawa bersama, hingga tak terlihat sama sekali sakit yang saya dengar sebelumnya dari ust. Komara. Saya sangat yakin beliau telah sembuh. Bahkan di hari ketiga penjemputan santri kami masih sempat sarapan bersama. Beliau masih lincah jepret sana jepret sini. Beliau rajin "memaksa" semuanya harus makan sebelum pulang ke rumah masing masing. Itulah pertemuan terakhir saya dengan beliau.

####

Sejak berita duka itu beredar di tiga WAG yang saya punya. Hampir semua anggota mengatakan beliau adalah pribadi yang baik, bahkan sangat baik. Semuanya mendoakan kepergian beliau menghadap sang Illahi. Semuanya yakin bahwa beliau husnul khotimah.

Beliau berpulang di Ramadhan hari ke empat dan dimakamkan di TPU Jombang Ciputat. Tetapi karena adanya protap, tak banyak yang bisa menatap, memandikan, mengkafani, dan menyolatkan serta mengantar beliau hingga ke tempat peristirahatan terakhir. Tetapi kami yang pernah dekat dan mengenal beliau sangat yakin beliau, insyaAllah termasuk orang yang sholeh. Orang yang baik.

Semuanya merasakan kehilangan beliau.

Kehilangan senyuman beliau yang sangat bersahabat. Kehilangan tokoh yang sangat rajin menjalin dan merekat tali ukhuwah. Kehilangan orang yang sangat cepat kaki, ringan tangan.

Kehilangan orang yang tanpa pikir panjang ketika ada walisantri yang ditimpa kemalangan. Entah sakit ataupun meninggal dunia. Waktu beliau selalu ada. Selalu disediakan.  Beliau sangat peduli pada anak yatim, piatu dan dhuafa.

Kehilangan orang yang sangat dermawan. Yang selalu ada dalam setiap kesempatan makan bersama, karena beliau juga seorang Chef yang handal. Warung Seafood Borowali yang ada di Bintaro Plaza adalah saksinya.   Terakhir mencicipi masakan beliau di rumah bu Rahayu Tyo Sukowati ketika habis melayat di Puri Beta. Hampir semua berdecak karena enaknya makan siang kami waktu itu, walau dari bahan yang sederhana. Emak emak yang menemani di dapur mendapatkan ilmu dan tips memasak dari beliau langsung.

####

Ah, pak De.
Kenangan bersamamu terlalu banyak. Bukan buat saya saja, istri dan anak anak pun mengakuinya. Apalagi para walisantri se Tangerang Raya.

Engkau hadir dalam di tiap acara kopdar kita, baik Tangerang Kabupaten, Tangerang Kota apalagi Tangerang Selatan dimana engkau adalah motor utamanya.

Engkau datang di tiap perpulangan santri. Engkau hadir penuh keceriaan. Menyapa dan memberi senyuman pada siapa saja.

Engkau mendengar keluhan walisantri dan selalu memberi solusi. Bahkan engkau menularkan semangat bagi santri yang galau. Engkau menjadi motivator bagi yang butuh.

Engkau dikenal se Tangerang Raya dan Banten oleh para walisantri.

####

Ah, pak De
Dalam dirimu ada jiwa seni. Karya tulismu dalam bentuk puisi pernah mengisi ada kopdar yang kita lakukan. Pengaman di GONTOR saat mengantarkan santri kau tuangkan dalam tulisan sarat makna yang berjudul: Pelangi di Bumi Gontor (kalo tak lupa, red)

#####

Ah, pak De
Kiriman bu Siti Habsa di photo yang saya sertakan ini, mengingatkan kembali awal kita bersama ust. Saiful Ahmad, pak Joneez, bu Rahayu dkk memulai penggalangan Dana Beasiswa buat Santri Gontor yang yatim dan piatu. Secara bertahap kegiatan mulia ini terus berkembang dari tahun ke tahun, yang kita kelola bersama dan kita namakan Tim Dansos. Tahun ini sesuai rencana akan kita tingkatkan. Tak lagi sekedar SPP bulanan, tetapi kota coba bantu untuk Daftar Ulang-nya.

Banyak sudah santri yang terbantu oleh gagasan kita ini. Bahkan ada yg sudah menjadi alumni Gontor. Engkau adalah salah satu inisiator.

Namun, menuliskan kembali perjalanan ini, terceritakan pada mu sudah, tertuliskan belum. Engkau telah tiada, semoga kami yang tinggal bisa kembali merajut dan melanjutkan perjalanan Tim Dansos ini. Semoga semuanya menjadi ladang amal bagimu. Menjadi warisan kelak bagi kita semuanya.

Selamat jalan pak De Abdul Kohar Syarief. Banyak sudah doa yang tertumpah di bulan yang suci ini untukmu. Semoga Allah Swt mengabulkan segala doa ini. Perjalananmu sudah tuntas, istirahatlah.

Semoga kelak kita berkumpul kembali di Jannah-Nya. Andaikan kau tak bertemu kami di Jannah-Nya, tanyakan keberadaan kami pada Rabb-mu yang Maha Agung. Mohonkan ampunan bagi kami.

####

Beberapa testimoni dr WAg saya sertakan sebagai pengingat diri kita yang ditinggalkan.

Dari:
==
Om Roso Suprayogi:
Iya om Tri beliau sangat rendah hati, selalu mengajak junior2nya, "ayo silaturrohmi", "ayo takziah", "ayo nengok orang sakit".
Jiwa raga dan materi dicurahkan untuk sosial, jarak yg jauh tidak jadi penghalang 🚙.
Satu yg belum kesampean dg almarhum pengin ziarah orang tua lalu ziarah walisongo bersama, keburu dipanggil duluan Beliau🙏🏻😭

==
Pak Anto Prinz:
D sinilah saya merasa tidak sendiri, dimana saya masih baru dan belum mengenal sistem pendidikan seperti apa dan bagaimana Gontor.
Nama besar gontor menyatukan kami seperti keluarga, saling menasehati, memberi masukan, memotivasi walaupun kami baru kenalan.

==
Abi Firna:
Yaa Alloh saya yg masih muda kalah semangatnya, yaa Alloh. Sungguh baik amal nya pak de Kohar 😭😭😭😭
Kita merasa kehilangan banget pak de kohar 😭😭😭
Saya tak kuasa berkat kata atau nulis nulis di wa td siang, saking kagetnya sebegitu cepatnya pak de Kohar meninggalkan kita.
Saya masih terngiang-ngiang suara beliau, "ayoo silaturrohim yaa".
Beliau mengamalkan doa penutup, dan belum terlaksanakan, yaa Alloh...😭😭😭😭

==
Pak Afendi Soedrajat:
Tak dapat  dilukiskan dgn kata kebaikan  beliau,
Kesetiannya,
Ketulusannya,
Keihlasannya,
Kesolehannya,
Semangatnya,
Tanggungjawabnya,
Integritasnya,
Komitmennya,
Kesederhanaannya,
Humornya,
Semoga Karena kasih sayangNya, Allah memanggilnya lebih awal  dari kita semua,
Pakde KOHAR,
sumpah
Demi Allah
Aku kehilangan,
Tapi aku ihklas, sebab aku yakin itu yg terbaik buat pakde,
Selamat kembali dalam keabadian,

Allah mencintaimu,
Sahabatku....

😭😭😭😭😭😭








Selasa, 21 April 2020

Posko Siaga Covit-19 - Lumbung Pangan: Berbagi Dengan Sesama

Alhamdulillah, dalam kesempatan kali ini izin berbagi pengalaman buat sahabat semuanya apa yang kami lakukan dalam membantu sesama menghadapi wabah Covit-19 ini. Meskipun berskala kecil, tetapi setidaknya dengan kepedulian kita bersama terhadap lingkungan terkecil, insyaAllah akan memperkuat ukhuwah/persaudaraan.

Semoga langkah kecil ini, bisa dilakukan meringankan beban sesama, terutama menjelang dan selama bulan Ramadhan ini.

Mari berbagi.
Mari peduli.

#####

"Posko Lumbung Pangan Satgas Covid-19 RW 07 Parung Serab Ciledug - Puri Bintaro Hijau Blok H: Tahap Pertama".

Total paket yang dibuat sebanyak 50 buah dengan rincian perpaketnya sbb:
1. Beras 10Kg
2. Minyak 1L
3. Gula 1Kg
4. Telur 1Kg
5. Frozen Food
6. Mie Instant

Total dana terkumpul: Rp 7.980.000,-

Sembako terkumpul:
1. Indomie.           6 Duz
2. Beras.           250 kilo
3. Sarden.      12 kaleng
4. Minyak Sayur. 37 lt.

Laporan penggunaan dana:

Pembelian:
Gula 50kg: 900.000,-
Beras 250kg: 2.875.000,-
Minyak 13L: 151.000,-
Frozen Food 100paket: 2.650.000,-
Telur 50kg: 1.250.000,-
Karung beras 25bh: 62.500,-
Kantong plastik 2pack: 18.000,-

Total pembelian: Rp 7.906.500,-

Sisa uang: Rp. 73.500,-

Serta sarden 12 kaleng yang didapat semuanya diberikan acak sehingga tetap bermanfaat bagi pemberi dan penerima bantuan.

Insya Allah pagi ini, Minggu 19 April 2020, semua paket akan kita distribusikan kepada yg berhak menerimanya.

Terima kasih kepada para donatur yang telah memberikan donasi terbaiknya.

InsyaAllah kita akan lanjut penggalangan dana untuk tahap berikutnya yang akan kita bagikan dalam pertengahan Ramadhan nanti.

Bagi yang ingin membantu lebih lanjut kegiatan ini silakan hubungi kami.

Ttd
Tim Satgas Lumbung Pangan Covid-19 RW 07 Parung Serab.

Ibnu Syarif
Aryandi
Dkk








Kamis, 16 April 2020

1 Bulan Lockdown Di Makkah

By Hendra Farma Johar

Awalnya diumumkan untuk 15 hari ke depan, antara senang dan sedih berkecamuk dalam hati. Senang karena merasa bisa istirahat dari segala tekanan yang mengharuskan saya kembali ke tanah air, sedih karena khawatir bisnis akan lesu dan performance akan anjlok lagi seperti tahun lalu. Tentu yang tak kalah sedihnya kebiasaan thawaf sebelum ke tempat kerja di pagi hari akan jedah sejenak.

Hari pertama dilalui tidaklah berasa, sumringah kaki menjelang subuh masih menyisakan kebahagiaan, karena ba'da syuruk bisa *naum suaiya*. Hari dilalui berasa jumat dan sabtu walau waktu itu kamis, namun saat selesai jamaah maghrib di Masjid, Imam dengan suara datar dalam bahasa Arab dialek Suadi yang mudah dipahami menyampaikan : _mulai sholat Isya nanti kita sholat di rumah masing-masing, sesuai perintah Raja untuk menghindari wabah Corona._

Bathin mulai meronta, jika tak ke kantor rasanya tak begitu masalah, jika dibatasi ke pasar dan atau supermarket juga tak berasa, atau _mamnuak_ main-main di taman selepas Isya juga tak ngaruh. Tapi jika ke masjid sudah dilarang, dan hari berikutnya Jumatan di Masjidil Haram juga dilarang, tawaf sama sekali tak dibolehkan, serta Umrah yang telah 3 hari ini dihentikan, rasanya ini berlebihan. Sontak mencari referensi tentang dilarangnya kegiatan ibadah yang menjadi kenikmatan kami sebagai penduduk Makkah Almukarrahma ini. Chatting demi chatting dilakukan, you tube demi you tube di pelototin, kiriman demi kiriman di medsos dibaca berkali-kali, pengajian mingguan kamipun ramai membahas keputusan Raja ini, sampailah si Fakir ini menyimpulkan bahwa Wabah itu taklah main-main. Kekhawatiran hari akhir makin menghantui, kelalaian selama ini makin menghimpit, dosa berasa dipertontonkan bak layar lebar, sementara kebaikan, ibadah, sedekah dan lainnya berasa angin lalu.

_Work From Home_ kami lakukan, dan sesekali sempat mengunjungi _warehouse_ dan outlet untuk memberikan dukungan ke mereka sebagai jantungnya perusahaan kami. Rapat mingguan kami ganti dengan _online meeting_. Saatnya kami menghitung hari dan bersiap bersenda gurau, karena 15 hari lockdown akan berakhir. Terbayang tawa kami, terbayang canda kami, terbayang diskusi kami yang sering _basitegang_ sebagai khasnya budaya Arab, tangan bergoyang-goyang, mata melotot, bahasa campuran inggris dan arab dengan logat Masri yang kental, seperti kata Maugud, absyer, bukro, mafimuskillah bak dirindukan. Namun itu hanyalah bayangan, selarsa jantung ini jedah berdenyut seketika melalu twitter, kerajaan mengabarkan bahwa kebijakan lockdown diperpanjang, bahkan beberapa hari berikutnya diberlakukan lockdown 24 jam. Dimana kami tidak boleh keluar rumah sama sekali, kecuali membeli keperluan harian, itupun hanya di warung atau supermarket terdekat, kira2 hanya pada radius 1 km dari tenpat tinggal, dan hanya pada jam 6 pagi sampai jam 3 sore. Lainnya itu jika perlu apapun harus dipesan melaluomi _delivery service._ Sungguh pola hidup telah berubah. Di sini, aturan ya aturan, apalagi bagi kami kaum migran, sekali melanggar maka hotel prodeo menanti sambil menyiapkan tebusan SR 10.000 atau bermalam 4 bulan gratis. Tinggal pilih... yang membuat saya lebih memilih berdiam tak berkutik, walaupun tasreh untuk keliling kota masih bisa didapat, karena profesi sebagai _Shodili_ dan bekerja di _Shodiliyah,_ tapi tetaplah tak senyaman biasanya.

Kini telah sebulan berlalu, sungguh kita tak tahu apa yang akan terjadi. Umrah Ramadhan telah diputuskan Kerajaan tidak ada, Haji tahun inipun besar kemungkinan tak terselenggara. Kekhawatiran itu makin memuncak. Awal April yang sedianya akan diadakan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) untuk memberhentikan saya, dan dalam hitungan kami sebelum Lebaran telah kembali ke tanah air, dapat berkumpul dengan keluarga kecilku, hanyalah sebuah perandaian dan terhenti oleh wabah yang bernama _Covid 19._

Dalam renungan senja, masih kutoleh para guru asyik memberikan tugas ke anak sekolah yang jumlahnya seabrek, masih saja ada yang melanggar perintah raja walaupun sangat minim, masih bertebaran canda di medsos tentang corona, masih saja peringatan Allah ini diabaikan hingga menjadi biasa. Tidakkah kita melihat ribuan orang telah meninggal di muka bumi disebabkan corona? Tidakkah kita prihatin puluhan tenaga kesehatan mengakhiri pengabdian mereka dalam kantung plastik dan proses pemakamannya tanpa dihadiri sanak saudara? Masih jugakah para guru memberikan tugas kepada siswanya hanyalah tugas dunia yang tidak mendekatkan mereka kepada sang Khalik? Masihkah kita anggap remeh wabah ini? Dan masihkan kita terbelah bahkan tak mengingat hari akhir?

Sungguh, hari akhir itu telah diambang pintu. Betapa dipertontonkan ke kita bahwa si kaya dan si miskin (pinjam istilahnya jubir Menkes) sama posisinya saat ini, tak bisa ke mana-mana, hidup terbatas hanya di rumah, sekedar memenuhi kebutuhan hidup. Kita disuruh kembalilah ke rumah, bentuklah akhlak kalian dari rumah, didiklah anak2 kalian dari rumah, berjamaahlah di rumah, tilawahlah di rumah, bekerjalah di rumah, muliakanlah keluargamu di rumah. Jika engkau keluar rumah biarlah para suami dan anak laki2 yang keluar rumah, jika terpaksa kaum hawa keluar rumah kalian semua harus pakai cadar (masker), harus menutup aurat (pakaian yang melundungi seluruh tubuh), keluar hanya untuk kepentingan dasar (tak bisa malala), jangan bersalaman dan berdekatan dengan orang (apalagi yang bukan mahram), saatnya para Istri bekerja di rumah, saatnya anak2 perempuan kita dididik di rumah, saatnya para suami full menjadi tiang keluarga dan saatnya mengajarkan anak laki2 menjadi jantan dan tak klemek2 lagi di depan layar bemain game online. Sungguh ini adalah berkah untuk kita, bagi ummat yang beriman, untuk menyiapkan hari akhir, yang pasti datang, walau kita tak tau entah kapan.

Sudah berapa juz tambahan hafalan kita, sudah berapa hadist yang telah tersimpan di memori kita, sudah kah kita laksanakan petunjuk itu dalam kehidupan rumah tangga kita. Dalam ratapan ini, kita tentu selalu berdoa lirih, semoga, bala, wabah dan kesusahan ini segera diangkat Allah SWT dan  Allah Ta'alah muliakan ummat Muslim di seluruh dunia.

امين يارب العالمين

*العزيزية مكة المكرمة*

Rabu, 15 April 2020

Hikmah: Kebahagiaan Yang Terselubung

Bismillahirrahmanirrahiim.                                                            _Kebanggaan Terselubung_

Beberapa orang memiliki  kemampuan untuk berpuasa Senin dan Kamis, sepanjang tahun, tapi yang lain mungkin tidak bisa.
Namun mereka memiliki kemampuan bangun di tengah malam untuk Sholat Tahajjud setiap malam, tetapi yang lain tidak dapat bangun meskipun sudah berusaha.

Yang lain tidak bisa melakukan kedua hal di atas, tetapi di mana pun mereka berjalan, mereka bersedekah dengan murah hati kepada fakir miskin atau dhuafa atau fii sabilillah.

Beberapa orang tidak memiliki kekuatan untuk melakukan ibadah tambahan, tetapi mampu menjaga hati yang bersih dan wajah yang tersenyum terhadap orang-orang sepanjang waktu.

Yang lain lagi tidak melakukan apa-apa selain hanya membuat anak-anak tertawa ketika bertemu dengan mereka.

Intinya?

Jangan pernah berpikir bahwa mereka yang tidak melakukan seperti apa yang kita lakukan lebih rendah daripada kita, atau tidak memiliki apa pun yang bisa dipersembahkan bagi orang lain.

Jangan pernah berpikir bahwa tindakan kita untuk beribadah lebih baik daripada tindakan orang lain.

Jangan biarkan kesalehan kita menumbuhkan kebanggaan terselubung dalam diri kita.

Jangan biarkan kesalehan kita mengisolasi diri kita dari keluarga dan teman. Jangan biarkan itu membuat kita merasa lebih suci dari orang lain.

Keturunan, kekayaan, kemampuan ilmiah, warna kulit kita, kekuatan di medan perang bukan kriteria untuk kesalehan kita.

Ada banyak di Afrika, Eropa, Asia, Cina dan seluruh dunia yang mungkin lebih dekat dengan Allah daripada kita karena fakta sederhana bahwa mereka dapat menanggung kesulitan dan mengatasi cobaan lebih baik daripada kita.

Penampilan dan pakaian kita bukanlah kriteria untuk kesalehan.

Ada banyak manusia di dunia ini yang lebih dekat dengan Allah SWT meskipun mereka tampak biasa-biasa saja.

Afiliasi kita dengan sebuah jamaah atau lembaga ilmiah mana pun, harus menjadi sarana untuk memusnahkan ego dan kebanggaan kita, tanpa memandang rendah orang lain.

Ada banyak yang hatinya murni meskipun tidak berafiliasi dengan salah satu di atas.

Hal ini bukan paspor otomatis ke Surga.

Ada orang yang masuk surga hanya dengan memuaskan dahaga seekor anjing, yang lain mendapatkannya dengan hanya memaafkan semua orang setiap hari sebelum tidur.

Mereka tidak memiliki banyak hal untuk ditampilkan, tetapi apa yang mereka lakukan,  begitu bernilai di sisi Allah.

Seseorang mungkin berjalan melalui gerbang surga dengan modal sangat sedikit dan kehadirannya ketika hidup di muka bumi tidak dianggap penting, sementara yang lain dengan perbuatan yang jauh lebih besar justru binasa karena kesombongan mereka.

Jangan terkejut jika orang itu menuntun Anda berjalan melewati gerbang Surga.

MARILAH SELALU MELIHAT HAL BAIK YANG ADA PADA DIRI ORANG LAIN.
Mohon maaf lahir bathin                                                         

#evaluasi_diri                               
                                                               Allohummaa bariklanaa  wa balighna fi Romadhon🤲🤲                                                                 

Semoga bermanfaat buat keluarga dan semua yang membacanya 🙏🙏🙏

Hikmah: Rezeki Saya Down???

RENUNGAN...

Jika tiba-tiba REZEKI "DOWN", ingatlah kembali akan Abdul Rahman bin Auf dengan kisah kurma busuknya.

Kata Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam, Abdul Rahman bin Auf R.A akan masuk surga terakhir karena terlalu KAYA.

Ini karena orang yang paling kaya akan dihisab paling lama.

Maka mendengar ini, Abdul Rahman bin Auf R.A pun memutar otak berfikir, bagaimana agar bisa kembali menjadi miskin lagi supaya dapat masuk syurga lebih awal.

Setelah Perang Tabuk, kurma di Madinah yang ditinggalkan sahabat menjadi busuk. Lalu harganya jatuh.
Abdul Rahman bin Auf R.A pun menjual semua hartanya, kemudian memborong semua kurma busuk milik sahabat tadi dengan harga kurma bagus dengan tujuan menolong sahabat2nya.

Semuanya bersyukur..
Alhamdulillah..kurma yang dikhawatirkan tidak laku, tiba-tiba laku keras! Diborong semuanya oleh Abdul Rahman bin Auf.

Sahabat gembira.
Abdul Rahman bin Auf R.A pun gembira.
Semua happy!

Sahabat lain gembira sebab semua dagangannya laku.
Abdul Rahman bin Auf r.a gembira juga sebab...
jatuh miskin!

MasyaAllah..hebat.
Jatuh miskin Beliau sangat gembira...
Coba kalau kita?
Usaha goyang dikit, udah teriak tak tentu arah.

Abdul Rahman bin Auf R.A merasa sangat lega, sebab tahu akan bisa masuk surga lebih awal, sebab sudah miskin.

Namun.. Subhanallah..Rencana Allah itu memang terbaik..

Tiba-tiba, datang utusan dari Yaman membawa berita, Raja Yaman mencari kurma busuk.

Rupa-rupanya, di Yaman sedang berjangkit wabah penyakit menular, dan obat yang bisa menyembuhkannya adalah KURMA BUSUK !

Utusan Raja Yaman berniat memborong semua kurma Abdul Rahman bin Auf r.a dengan harga 10 kali lipat harga kurma biasa.

Allahu Akbar..

Jadi..yang banyak memberi rezeki itu datangnya dari kurma yang bagus atau kurma yang busuk?

ALLAH Subhanahu Wataala lah yang Memberi Rezeki.

Ibroh dari kisah ini sangat special buat kita, sebab ini membuat kita harus YAKIN bahwa rezeki itu totally dari Allah,
Bukan hanya karna usaha kita itu sudah cukup bagus atau produk kita yang terbaik yang akan memberi kita omzet yang banyak.

Kadang-kadang, KEYAKINAN dalam hati kita itu yang belum cukup kuat dan bulat...

Semoga Allah meneguhkan hati kita untuk selalu yakin kepada Allah...aamiin

Seperti keyakinan kita akan diundang Allah ke Baitullah, kalau kita yakin pasti akan Allah undang.... Kuatkan keyakinan kita Sobat, kapan Baitullah dibuka semoga kita menjadi salah satu tamu-Nya....aamiin

#AllahMahakaya
#AllahPemberiRezeki

Selasa, 14 April 2020

Hikmah: Mental Miskin Berjiwa Pengemis


_MENTAL MISKIN BERJIWA PENGEMIS_
Yang mampu harus tau diri

_Seorang sahabat yang tinggal di Australia bercerita tentang pengalamannya:_

_Suatu sore, sesudah menikmati secangkir capucino di Gloria Jeans Café yang capucino-nya paling enak -menurut saya- kami mampir ke toko roti._

_Kami membeli sebatang roti kismis dan minta kepada si mbak penjaga toko untuk dipotongkan, sehingga nanti di rumah gampang, tinggal comot dan makan._

_Selesai dipotong dan dibungkus rapi, lalu diserahkan kepada saya. Langsung saya berikan uang lembaran 10 dollar. Tapi ditolak dengan senyum manis, sambil berucap:_

_”It's free nothing to pay.”_

_“Are you sure ?” kata saya._

_Gadis remaja yang tugas jualan disana, menjelaskan bahwa kalau sudah ditutup, roti tidak boleh lagi dijual. Boleh diberikan kepada siapa yang mau atau diantarkan ke Second Hand shop untuk orang yang membutuhkan._

_Agak tercengang juga saya dengar penjelasannya._

_Terbayang, kalau di Indonesia, wah bisa bangkrut ini, karena orang bakalan menunggu toko tutup supaya dapat yang gratis._

_Belum selesai ngobrol dengan si mbak, tiba-tiba ada suami istri, yang juga mau belanja roti. Rupanya mereka tanpa saya sadari sudah mendengar percakapan kami. Si pria adalah orang Australia, sedangkan istrinya adalah tipe orang Asia. Si wanita juga minta roti di mbak, tapi di cegah oleh suaminya, sambil berkata:_

_"No darling ~ please. We have enough money to buy. Why do we have to pick up a free one? Let’s another people who need it more than us take it."_

_Wah ... wah, merasa tersindir wajah saya panas...…dalam hati saya bergumam, ”Hmm saya ini jg pengusaha, bkn mau cari gratisan”._

_Tapi, syukur cepat sadar diri, gak sampai terucapkan. Karena toh mereka tidak omongin saya langsung._

_Hingga menjelang tidur, kata-kata si Suami kepada istrinya masih terngiang-ngiang rasanya._

_"We have enough money to buy........why do we have to pick up a free one."_

_Setelah saya renungkan, saya merasakan bahwa kata-kata ini benar. Kalau semua orang yang punyai duit, ikut antri dan dapatkan roti gratis, yang biasanya diantarkan ke Second Hand Shop untuk dibagi bagikan gratis, berarti orang yang sungguh-sungguh membutuhkan tidak bakalan kebagian lagi roti gratis._

_Pelajaran hidup ini tidak mungkin akan saya lupakan._

_Kalau kita sanggup beli. Jangan ambil yang gratis. Biarlah orang lain yang lebih membutuhkan mendapatkannya. Sungguh sebuah kepedulian akan sesama yang diterapkan dengan kesungguhan hati._

_Kini saya baru tahu, kenapa kalau di club ada kopi gratis, tapi jarang ada yang ambil. Mereka lebih suka membeli. Bukan karena gengsi2an._
_Tetapi terlebih karena rasa peduli mereka pada orang lain, yang mungkin lebih membutuhkan._

_Tuhan sudah memberikan berkah yang cukup untuk kita. Tidak perlu lagi kita mengambil bagian berkah yang diperuntukkan bagi orang lain._

_Ketika kita mendengar ada program pemerintah untuk membantu orang miskin, apa yang ada dalam benak kita?_

_Apa kita akan ikut bersiasat agar mendapat bagian?_

_Ataukah kita merekayasa data agar kerabat dan saudara kita dapat bagian juga?_

_Atau kita sok jadi pahlawan dengan mengajukan diri sebagai pendamping program, tapi dalam pikiran kita tersimpan niat busuk untuk memperkaya diri sendiri?_

_Sahabat, kemiskinan bukan untuk dipolitisir dan dieksploitasi._

_Orang miskin dan kemiskinan adalah ladang amal. Keberadaan orang miskin adalah cara Tuhan untuk menguji sejauh mana kepedulian dan keimanan kita._
_Sementara kemiskinan adalah mental yang mesti dirubah dan diberantas._

_Mental minta-minta, mental gratisan, mental potong kompas, termasuk mental jualan data orang miskin._

_Semua itu adalah Mental Pengemis yang membuat bangsa ini rendah dan terhina. Itulah kemiskinan KULTURAL._

_Sudah saatnya kita bangkit dan sadar, tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah._

_Menjaga harga diri lebih baik daripada menjatuhkan kehormatan hanya demi sesuap nasi._

_"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ?"_
.
by : No name

Minggu, 12 April 2020

Di Ujung Penantian by Prominent Girl GP3


Dear... Bapak, Ibu

Senja hadir dalam mega merahnya langit
menghadirkan suasana hati yang berdamai dengan kalam-Nya.
Desahan angin kali ini tak terasa
Mungkin saja ikut bernafas dalam ringkuhan tasbih kepada Pemilik Kerajaan
Dan langkah ini pun masih terus berjalan dengan teguhnya
Siap untuk menyongsong hari baru
dengan sejuta harapan yang ada

Lengkap sudah di tahun terakhir, di tahun ke-6 ini
Semuanya telah terekam dan akan menjadi saksi bisu perjalananku yang sulit untuk diceritakan oleh lisan
Beribu miliu peraturan kupelajari
Suatu keterpaksaan yang sudah seharusnya membuatku menjadi suatu kebiasaan normalitas pada umumnya
Sehingga kini bibit yang dulu ditanam
Kini menjadi tumbuhan yang sempurna
Sehingga ia dapat bermanfaat bagi orang di sekitarnya kelak

Bapak, Ibu.....
Anakmu yang sedari dulu kau antar
sampai dapat menginjakkan kaki di bumi Darussalam ini
Tahun 2014 yang ku ingat kala itu
hingga kini tahun 2020 tepatnya
Sampai sudah aku pada masanya
dan akan ada di mana hari itu pasti akan tiba
Tepat nantinya jatuh pada 7 Ramadhan
Saat di mana karpet merah yang terjulur panjang
Menyusuri langkah ini pada tujuannya
Lalu di sampingnya terdapat para malaikat-malaikat tak bersayap kami
Yang senantiasa menjadi tempat pelukan haru atas kesaksian dalam 7 Ramadhan nanti

Namun apa boleh buat?
Ketika hari-hari yang kita (Prominent Generation) tunggu selama 6 tahun lamanya
Akan berselimut duka
Mengapa?
Karena yang selayaknya ada dan hadir untuk kami kala itu
Terpaksa mereka tak dapat menyaksikan langsung proses para buah hati yang dinantinya itu sebentar lagi akan turun dengan membawa bingkisan kecil
Suatu memori serta medali yang terkalung pada leher kami

Apalah daya?
Berhubung dengan cobaan yang sedang menampar dahsyatnya dunia ini (covid-19)

Mungkin hanya ada kawan seperjuangan
Serta para guru
Dan sejumlah Kyai
Yang akan menemani proses kami
Dalam mencapai puncak tersebut
Namun tak apa
Itu semua akan menjadi saksi bisu perjuangan kami
Dan cukup Allah yang mengetahui setiap proses yang kita alami
Sama perihalnya pada motto kami " wa kaffa billaahi syahiida"
Kami adalah pemuda yang bercita-cita tinggi
Berkemauan kuat
Berkeras hati
Pantang surut walau setapak
Laut yang lebar pun ia renangi
Gunung yang tinggi ia daki
Seketika kata di hati telah terbetik
"kami mau ini" maka ia akan berjalan terus...
Dan terus maju menepati janji
Susah
Payah
Rintangan
Halangan
Itulah keyakinan dengan yang meyakinkan
Mewujudkan cita-cita kepada kenyataan Yang berwujud dan berujung pada kesuksesan

Dalam ringkuhan sujud aku mengadu
Atas perlakuan dunia semu
Tahun berlalu
Bulan berlalu
Bahkan hari demi hari pun akan berlalu dengan semestinya
Menempuh ribuan sulitnya proses dalam menuju jalan sukses
6 tahun lamanya akan menjadi saksi bisu
Sebagaimana diri ini menyempurnakan raganya
Menyelubung arti kemuliaan
Sampai pada akhirnya nanti
Masa akan mengantarkanku pada titik akhir perjuangan
Serta kisah ini 7 Ramadhan

Do'akan aku Bapak, Ibu
Di 7 Ramadhan nanti
Semoga aku pulang dengan membawa kabar
bahagia dan kesuksesanku
Aamiin

By: Asy-Syifa Vania P.
Gontor Putri 3
Karangbanyu, Widodaren, Ngawi, Indonesia.

Seizin pak Mulyono ayah Vania

Jumat, 10 April 2020

Gontor Itu Unik

Assalammualaikum wrwb

Ayah bunda semuanya,
Izinkan saya berbagi cerita tentang apa yang kami lakukan juga di Prominent GP3 terhitung sejak Rabu 8 April 2020.

Ada rasa bangga yang saya rasakan, selaku walsan, baik di Tangkot, Tangerang Raya maupun sesama walsan Prominent GP3.

Ada nuansa kebersamaan, nuansa senasib sepenanggungan, nuansa saling tolong menolong dalam membantu sesama santri yang terkendala secara materi. Yang bisa jadi disebabkan banyak faktor.

Nuansa-nuansa seperti ini takkan kita temukan rasanya, andai anak anak kita sekolah nya di jalur umum, baik jenjang lanjutan maupun hingga ke perguruan tinggi.

Padahal sesama walsan, kita belum tentu saling kenal. Andaipun pernah bertemu pun hanya sekali kali saja, selama mudifah. Bahkan kadang kita yang tinggal satu kota pun belum tentu bertemu.

Tetapi ketika mendengar ada santri Gontor yang terkendala akan dana pendidikan, otomatis ringan saja tangan ini membantu, hati ini langsung bergerak membantu seikhlasnya, sebisanya. Andaipun belum bisa membantu, tetapi setidaknya doa doa kita menembus langit meminta kemudahan bagi santri santri tersebut sabar dan tetap bisa melanjutkan pendidikannya hingga selesai, tuntas menjadi alumni di Gontor ini.

Berkaca pada yang kami lakukan di Prominent GP3 hari ini, yg kabarnya saya forward ini, penggalangan dana baru kemarin diumumkan dan hari ini, Kamis 9 April,  alhamdulillah sudah tuntas pembayaran satu santri yang tertunggak SPPnya selama 6 bulan, sebelum deadlinenya tgl 11 April nanti. Begitu juga akan berlanjut untuk santri ke dua, yang tertunggak 3 bulan.

Jadi beginilah jalur yang Allah tetapkan kepada kita semuanya. Kita bersama menikmati hidup dan kehidupan anak-anak kita di pondok, namun ukhuwah kita sesama walsan juga Allah perkuat dengan cara yang berbeda. Tetapi apapun jalannya, semuanya bernilai ibadah.

Jadi dalam suasana yang sulit saat ini, efek dr Covid-19, kita tetaplah bersemangat. Jangan lemah di tengah wabah. Insya Allah selalu terbukalah hendaknya rezeki anak-anak kita semuanya hingga tuntas menjadi alumni kelak.

Setiap kebaikan yang kita semai, suatu saat akan kita tuai.

Salam semangat, salam ukhuwah, tetaplah semangat, tetaplah dalam ukhuwah.

Sebuah renungan menjelang siang, memupuk rasa rindu yang membuncah, menanti perpulangan para pejuang.

Semoga mereka yang akan pulang, penuh kebugaran, sehat dan selamat dalam perjalanan. Aamiin

🙏🙏

Kamis, 9 April 2020, 11.35

###

Saya menanggapi ucapan terimakasih dr walsan yang anaknya kami bantu sbb:

Alhamdulillah, ini pula lah yang akan memperkuat ukhuwah kita semuanya Ummi R***. Saat nya kita bergandeng tangan, meringankan beban, menjadi sahabat-sahabat syurga kelak. Saatnya nanti anak-anak kita akan berpisah, tetapi yakinlah mereka akan saling ingat lagi ketika mereka dewasa dan berkeluarga, dan kita akan diingatkan lagi akan momen moment seperti ini. Terkhusus semenjak mereka kelas 5 hingga yudisium nanti di bulan Ramadhan, kita semuanya sudah bagaikan satu keluarga. Banyak yg sdh kita perbuat di bawah koordinasi pak Wawan dan emak emak hebat yang ada di grup ini semuanya.

Kita semuanya sama di hadapan Allah Swt, InsyaAllah tetap begini selamanya hingga sama sama bertemu di JannahNya. Aamiin ya Rab.

Apa yang kita semai, insyaAllah itu yang akan kita tuai kelak. Karena kebaikan itu akan kembali kepada pemiliknya.

Untuk itu kepada para donatur semoga Allah ganti dengan yg lebih baik, lebih banyak dan lebih barokah. Aamiin.

Kamis, 9 April 2020, 16.57

###

Ayah bunda semuanya yang baik hati, yang senantiasa Allah gerakan hatinya untuk selalu berbagi

Mari kita teruskan penggalangan dana ini untuk santri ketiga yang akan kita bantu saat ini.

Sesuai deadlinenya hingga 11 April nanti, masih ada satu santri Prominent GP3 yang belum lunas, yang perlu kita carikan solusinya. Masih belum bayar SPP-nya empat bulan.

Untuk itu saya mengajak ayah bunda yang punya keluangan rezeki agar bisa membantu meringankan beban ini. InsyaAllah saat nya nanti akan saya sampaikan lebih detail.

Ditunggu donasinya ya, semoga Allah ganti dengan yg lebih banyak, lebih baik dan lebih barokah setiap donasi yang ayah bunda berikan.

🙏🙏

Kamis 9 April 2020, 20.19

###

Ayah bunda yang baik hati

Izinkan saya menyampaikan bahwa santri ketiga yang akan kita bantu saat ini adalah Ch*****, anak pak ****n.

Saya mengetuk hati para ayah bunda semuanya semoga yang ketiga ini kita bisa bantu bersama sebagai bentuk apresiasi kita semuanya kepada pak ****n yang telah membantu kita selama ini, woro wiri ke sana kemari, sangat peduli dengan santri dan walisantri lainnya, tetapi sangat pandai menyimpan keresahan hatinya sendiri sehingga banyak diantara kita yang tak mengetahuinya.

Luar biasa dedikasi beliau ini sehingga kita tak mendengar "gemuruh dadanya" yang sesungguhnya berdetak sangat kencang menjelang tanggal 11 April ini. Untuk itu mari kita bantu bersama.

Tadi malam saya sudah berbicara dengan pak ****n, beliau masih menolak secara halus, tetapi saya dan salah satu emak militan yang juga saya anggap mewaliki emak emak lainnya berketetapan bhw pak ****n harus kita bantu. Mengingat jasa jasa beliau selama ini kepada kita semuanya. Beliau ibarat lilin yang menerangi kita di saat gelap.

Demikian yang dapat saya sampaikan, mohon maaf bila ada yg salah dalam penyampaian saya tetapi hal ini memang harus saya sampaikan.

Salam maaf saya kepada pak ****n, yang sdh saya anggap sbg salah satu motor di grup ini, yang harus mendapatkan apresiasi dr kita semuanya. �
�🙏

Jumat, 10 April 2020, 06.19

###

Tanggapan pak ****n sbb:

Alhamdulillah... Matur Suwun Ya Rabb...

Sy tidak bisa ngomong apa" atas niat baik Bpk ibu.
Sy haturkan terima kasih sebesar-besarnya atas ketulusan Bpk ibu.
Alhamdulillah.. Rejeki datang dari Allaah Ta'ala dari arah yg tdk terduga..
Alhamdulillah.. Sy sudah bisa bayar 1 bulan.. Hehehe
Masih banyak yg dibawah saya yg lebih membutuhkan..
😭😭

Wes ngono wae sek.. Aku ora iso ngempet..
Terharu... Seduluran Sak Selawase.. 😭

Jumat 10 April 2020, 07.36

###

Tanggapan saya terhadap pak ****n sbb:

Alhamdulillah semuanya atas izin Allah semata. Sepandai pandainya pak ****n menyimpan, Allah jua yang menggerakkan semuanya sehingga kami bisa dengan senang hati membantu pak ****n. Galaunya pak ****n saat ini bukan waktunya lagi untuk disimpan sendiri karena anak anak kita sudah di ujung jalan. Saatnya kami yang membantu pak ****n.

Andai ada dana yg masih tersimpan gunakan buat kepentingan pak ****n lainnya. Yang empat bulan ini kami semua yang bantu, tanpa keraguan.

Andai nanti ada lagi yg butuh, kita lanjut aja ke santri ke empat, sesuai survei dan rekomendasi pak ****n maupun walsan lainnya.

Jangan sampai ada di antara anak anak kita semuanya, Prominent GP3 terhenti di ujung jalan.

Kita hantarkan dan kita lihat mereka ke gerbang yudisium bersama sama.

Jumat 10 April 2020, 07.44

###

Tanggapan walsan lainnya, Ninik M, yang penting saya posting di sini sbb:

Assalamualaikum.

Saya selaku walsan prominent yg jarang sekali mengantarkan anak ke pondok, otomatis nggak pernah ketemu dgn bpk dan ibuk dan hanya ketemu lewat media WA di grup ini rasanya sdh kaya sering ketemu. Betapa indah rasa kekeluargaan kita digrup ini.

Dan mengingat anak2 sdh mau yudisium terasa kita juga akan yudisium jg. Semoga grup ini akan sll ada selamanya untuk menjaga silaturahmi, persaudaraan diantara kita. Dan saya banyak mengucapkan terimakasih kpd bapak ibu yg sdh membantu sy baik dalam pengiriman uang maupun hanya untuk sekedar memanggilkan anak sy supaya tlp. Apalagi waktu mujahid kita punya hajad besar yaitu waktu acara PG sy benar2 tidak bisa membantu bapak ibuk dalam ikut mempersiapkan segala sesuatu yg diperlukan mujahid kita dikarenakan sy yg jauh di pulau sebrang yaitu Kaltim.

Disini sy hanya bisa berdoa semoga bapak ibuk saudaraku semua selalu diberi kesehatan, panjang umur, lancar rezekinya sehingga kita semua bisa bisa dipertemukan oleh Allah di lain waktu. Sebetul ada moment yg pas untuk kita bisa bertemu bertatap muka yaitu saat mujahid kita yudisium. Karena adanya wabah virus corona ini kita jadi tidak bisa bertemu bertatap muka dan saling mengenal. Manusia punya rencana Alloh yang menentukan. Semoga ada hikmah dibalik semua itu. Aamiin.

Jumat 10 April 2020, 10.27

Penutup

Alhamdulillah hingga malam ini masih ada santri ke empat yang akan disantuni. Biasanya santri ini dibantu oleh seorang donatur setiap bulannya, namun donatur ini mengalami musibah, tempat usaha terbakar. Ludes.

Sisa dana yang ada hingga malam ini masih ada sekitar 2.78 juta, sementara biaya untuk menutupi enam bulan SPP santri ke empat ini Rp. 2.68 juta. Tetapi kami haqul yakin masih bisa menutupinya hingga esok hari.

Demikian sebagai penutup tulisan yang sangat panjang ini, terimakasih atas perhatian dan kesediaannya membaca. Semoga menginspirasi.

Ciledug Tangerang
Jumat, 10 April, 20.03


Rabu, 08 April 2020

Hikmah: Menyerah di Tengah Wabah?

MENYERAH DI TENGAH WABAH?

"Elo masih masuk kerja?" tanya saya ke seorang teman. Dia bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kuliner. Dua brand restorannya berada di dua mall elit Jakarta. Membawahi ratusan karyawan. Melayani konsumen menengah ke atas.

"Perusahaan tempat gue kerja tutup. Rugi sampe xx M. Karyawan dirumahkan sampai batas yang belum ditentukan. Sekarang lagi pusing cara bayar gaji karyawan." sahut teman saya pasrah.

Ada kisah lain..

Seorang karyawan baru saja keluar dari rumah sakit setelah pertarungan hidup dan mati karena penyakitnya. Fisiknya masih lemah dan masih harus memakai kursi roda. Kabar buruk diterima. Perusahaan tempat dia bekerja, berhenti operasional sementara. Semua karyawan dirumahkan tanpa gaji alias unpaid leave.

Seperti kata pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga. Sudah sakit, dapat tambahan kenyataan pahit.

Tidak kalah miris..

Di tengah imbauan #DiRumahAja, pengemudi ojol memberanikan diri keluar rumah, melawan ketakutan akan tertular virus. Demi sedikit rezeki yang bisa dibawa pulang. Sekadar membeli beras dan lauk untuk makan dia dan keluarga.

Ternyata penumpang yang diharap tak kunjung datang. Hening HP nya, tak berbunyi seperti biasa. Tanda tiada pesanan masuk. Terbayang wajah anak istri yang menunggunya di rumah. Dikuatkan hatinya menunggu lagi lebih lama di jalan hingga malam.

...

Saya yakin, beribu bahkan berjuta kisah sedih lainnya ada di sekitar kita.

Kelas privat yang dibatalkan
Dagangan yang tidak laku
Omset yang menurun drastis
Stok yang menumpuk

Belum lagi..

Pengeluaran yang tidak bisa ditekan dan tagihan yang harus dibayarkan.

Rasanya..

Kita ingin melambaikan tangan ke kamera.
Gak kuat ya Allah.. Saya nyerah.
Berat ya Allah.. Saya lelah.
Udahan ya Rabb.. Saya gak bisa.
...

Jangan menyerah teman!

Kamu tidak sendiri.
Seluruh manusia di bumi mengalami kepahitan yang sama. Mereka merasakan kegelisahan yang serupa.

Namun lihatlah!
Banyak di antara mereka tetap berjuang mesti tertatih.
Dengan jalan mereka masing-masing.

Ada produsen sprei yang beralih memproduksi masker. Memanfaatkan peluang untuk sedikit bertahan.

Ada pengusaha dan karyawan yang banting stir menjadi bakulan online. Mengumpulkan recehan agar tetap ada pemasukan.

Ada tukang sayur yang berikhtiar berdagang lewat WhatsApp. Menyiasati larangan berkumpul di perumahan tempat dia biasa mangkal.

Bahkan,

Ada yang berusaha menembus pintu-pintu langit dengan menggencarkan sedekah. Mengumpulkan donasi dari para dermawan budiman. Lalu menyalurkannya kepada mereka yang membutuhkan.

...

"Kamu sekarang usaha apa? Bisnis utama kamu kan gak jalan?" Kepo saya bertanya karena umrah ditutup hingga wabah berakhir. Haji pun terancam ditiadakan tahun ini.

"Gak ngapa-ngapain, Mba. Ngeringin ATM aja buat bantu adik-adik yatim." jawab dia santuy.

Jawaban yang membuat saya kaget.

Ikhtiar yang out of the box.

Di tengah banyak manusia menggenggam hartanya kuat-kuat di saat seperti ini. Dia justru membuka keran sedekah lebar-lebar. Itu karena dia yakin. Sumur yang mengering, pertanda akan terisi kembali. Dia mengosongkan tabungannya untuk bersiap menerima rezeki yang nanti datang menderas. Siklusnya selalu begitu. Sesudah terik, hujan pun turun.

...

Allah sedang melihat kita semua.
Dia sedang memperhatikan..

Mana hamba-Nya:
yang bersabar dalam ujian
yang tak putus merangkai doa
yang peduli sesama
yang menjalankan amanah

Atau mana hamba-Nya:
yang masih saja tetap bergumul kemaksiatan bahkan di tengah musibah
yang  kikir tak mau berbagi
yang sibuk mendengki pada saudaranya
yang menghamba pada selain-Nya

Kita semua sedang dilihat.
Dan pemenang dari ujian ini adalah mereka yang paling panjang kesabarannya.
Sabar dalam menerima ujian.
Sabar dalam menjaga diri.
Sabar dalam ketaatan.

Jangan menyerah! Sesungguhnya Allah bersama kita.

Semoga kita termasuk orang-orang yang diberikan kekuatan dan kesabaran oleh Allah. Aamiin.

Jakarta, 5 April 2020
Fitriah

Hikmah: Jangan Ada Dusta di Antara Kita

Jangan Ada Dusta Diantara Kita

"Apa? Jadi, pasien B positif?" Lunglai seluruh tubuhku, tak berdaya. Pasien B adalah pasien yang kutangani kemarin, kuperiksa dengan seksama segala cidera pada tubuhnya.

Tak kusangka ternyata dia positif Corona. Bisa dibayangkan kekacauan yang terjadi di ruang operasi saat ini.

Pasien B dilakukan operasi cito, artinya segera dikerjakan semua prosedur operasi untuk menyelamatkan nyawa. Namun, kebohongan keluarga membahayakan kami semua.

Sekuriti, perawat, dokter jaga, dokter spesialis, penata anestesi dan cleaning service semua menjadi ODP.

Mimpi buruk yang harus dihadapi, mengisolasi diri selama 14 hari. Segala ketakutan menjadi-jadi ketika teringat kondisi pasien waktu itu. Cidera kepala disertai patah tulang terbuka.

Pasien rujukan dari sebuah RS swasta itu datang disambut sekuriti dan perawat yang bertugas. Dengan sigap menahan tubuh pasien yang sedang gelisah akibat kecelakaan.

Darah berceceran walaupun sudah dihecting situasi akibat gerakan yang tidak terkontrol dari pasien.

Spalk yang terpasang tak tentu letaknya, bergeser dan turun dari posisi semula. Muntah dan meludah ke segala arah. Semua ikut membantu dengan APD standar yang biasa dikenakan, masker dan handscoon tanpa hazmat dan google.

Setelah difiksasi dan diberikan obat, pasien lebih terkontrol. Gangguan pada kepala sangat mempengaruhi tingkah laku, apalagi perdarahan di otak.

Pasien B termasuk pendiam, biasanya pasien dengan cidera kepala ada yang misuh-misuh dengan kata-kata kotor, ada juga yang mengaji. Pemandangan biasa disini, IGD.

Nyeri hebat pada kepala yang tidak tertahankan dan penurunan kesadaran sebuah perpaduan yang bisa membuat seseorang bertingkah laku diluar kendali.

Sebagai dokter jaga, kulakukan primary survey dan secondary survey agar tak terlewat kondisi pasien yang setengah sadar ini.

Dilakukan juga screening awal covid-19, hasilnya tidak ada kecurigaan ke arah sana.

Kupastikan lagi dengan memanggil istri pasien dan bertanya lagi: "Bapak kecelakaan dimana Bu? Naik apa? Dari luar kota tidak? Pekerjaan Bapak, apa? Ada keluarga yang baru pulang dari luar kota? Bapak batuk, demam sesak nafas tidak sebelum kecelakaan?" Daftar pertanyaan itu melintas kembali.

Semua disangkal, bukan ODP apalagi PDP.

Hasil lab dan rontgen dari RS rujukan kuterima. Tidak ada yang mencurigakan kecuali nilai limfosit yang turun drastis dan sedikit suram di kedua lapang paru.

Perdarahan dari patah tulang terbuka yang belum juga berhenti membuatku memutuskan konsultasi ke dr.spesialis orthopaedi.

"Debridement cito, segera hubungi tim IBS. Siapkan segera!" Advis yang kuterima sekaligus ku kerjakan secepatnya.

Alhamdulillah operasi berjalan lancar, kesadaran pasien mulai membaik. Semua senang namun kabar itu begitu mengejutkan. Hasil lab ulang dan Rontgen ulang menunjukkan pasien suspect PDP.

Keluarga kembali dipanggil dan dimohon kejujurannya. Istri pasien akhirnya mengaku bahwa adik pasien baru pulang dari Jakarta dan sempat bertemu dengan pasien beberapa kali sebelum kecelakaan terjadi.

Rapid test dilakukan, hasilnya membuat semua shock, positif! Inna lillahi wa inna ilaihi rooji'un. Kami berduka untuk pasien dan keluarganya, juga untuk kami petugas kesehatan dan tentu keluarga kami juga.

Karantina dilakukan bagi pasien dan petugas. Berpisah sementara pilihan terbaik saat ini. Disinilah kami saat ini berada, di sebuah guest house, lima belas orang, lima belas juga keluarga yang harus ditinggalkan.

Terpukul, stress, depresi, marah campur aduk jadi satu. Inilah jalan yang harus ditempuh. Mau tidak mau, Allah telah memilih kami menjadi salah satu dari pejuang melawan corona.

Di hari ke-5 karantina, seorang dokter anestesi mengeluh demam, batuk dan sesak nafas. Usianya memang yang paling tua diantara kami, 56th ditambah penyakit diabetes menjadikan beliau yang paling rentan.

Dokter A diperiksa dan diswab, dirawat di ruang isolasi. Keadaannya memburuk. Begitu yang ku dengar.

Keadaan ini tentu saja membuat kami bertambah stress, menangis bahkan ada yang tidak mau makan dan mengurung diri di kamar.

"Kita harus kuat, harus makan makanan bergizi, minum vitamin dan olahraga. Kita tingkatkan daya tahan tubuh kita. Kita lawan covid-19 bersama-sama. Sehat lahir dan bathin, itu yang kita perlukan." Semangat itu kukobarkan agar menular pada yang lain, tidak boleh pesimis. "Ada keluarga yang menanti di rumah," tambahku.

Optimis bisa melalui wabah ini dengan selamat dan berbahagia, kembali berkumpul bersama keluarga tercinta.

#Buat seluruh nakes diseluruh dunia, semoga lelahmu karena Allah mendapatkan balasan syurga.
#Buat yang gugur di medan juang ini, semoga husnul khotimah.
#Buat pasien dan keluarga, jangan ada dusta di antara kita.
#Buat masyarakat di luar sana, stay at home agar tak tertular atau menulari.
#Please jangan mudik

_kiriman dari seorang dokter_

Selasa, 07 April 2020

Orang Kaya Semarang


https://www.disway.id/r/890/kaya-semarang

Mari kita baca tulisan Pak Dahlan soal gelisahnya orang2 superkaya ( baca konglomerat) di Semarang.

Siapa duga dan sangka orang kaya  di Jawa Tengah yg rumahnya  ada di paling atas kota Semarang dan tdk mungkin orang seprti kita ini bisa bertamu, serta duitnya pun beratur -ratus milair bahkan triliun, sekarang gelisah luar biasa dan menjadi manusia menderita karena harus mengisolasikan diri.

Apa yg terjadi? Empat  diantara orang kaya itu yg tadinya ditutupi ternyata,  terkena  corona  dan meninggal dunia, dan ironisnya  mereka tdk meninggal  di ruang VVIP, tap di bangsal kelas 3 di RS di Semarang.

Dan dikuburkan tidak dengan pesta besar-besaran seperi layaknya para taipan meninggal, tapi dikubur dengan protap pemerintah, bahkan anak -anaknya pun gak hadir.

Btw kenapa yg meninggal 4 kok  orang super kaya yg lain mengisolasikan diri? Karena di antara yg meninggal  dan termasuk orang paling kaya di Jateng itu,  sebelum dinyatakan terkena Corona  mengadakan pesta ulang tahun dan mengundang kalangan para Taipan itu. Alhasil , mereka yg tadinya dalam pesta itu saling pamer kekayaan kini dicekam  takut akut.

Cerita  yg mirip dari orang kaya Semarang yg diceritakan pak Dahlan itu, semalam juga diceritakan oleh kawan saya , tapi soal gelisahnya para konglomerat Jakarta, yg saat ini  kabarnya sudah  pada lari semua ke Singapura. Dalam hati saya  oh pantesan Dolar Singapura menggila , karena pasti ada yg borong nih utk dibawa keluar.

Sementara  para konglo yg kelas menengah, dan dicurigai ODP sekarang memborong  ruang isolasi kelas -kelas mahal RS swasta terkemuka di Jakarta dengan biaya hingga 500 juta lebih.

Membaca tulisan Pak Dahlan  soalnya gelisahnya para konglomerat Semarang dan cerita kawan semalam soal konglomerat Jakarta yg lari ketakutan ke LN,  jadi saya berpikir apakah kali ini Allah mulai benar2 marah? Mereka ( para Taipan) yg sejak Indonesia Merdeka memainkan rakyat Indonesia dengan mengintervensi  dunia politik kita, hingga  melahirkan politik kotor, sekarang  pada KETAKUTAN dikejar Corona....Akankah mereka tobat? Entahlah ....

Perpulangan Santri April 2020

"Perpulangan Santri Gontor"

Sejatinya anak anak kita yg baru balik dr pondok insyaAllah bersih, namun yang perlu dijaga adalah stamina setelah sampai di rumah. Mereka baru selesai ujian, langsung koordinasi dengan konsulat, berbenah untuk pulang dan menjalani perjalanan jauh, yang tentu sangat melelahkan. 

Mereka bertemu dengan kita, para walisantri masing masing yang sebagian besar berada di daerah wabah, "Red Zone", hampir di sebagian kota kota besar. 

Untuk itu ada baiknya ketika anak anak kita datang nanti, selama 14 hari karantina mandiri mereka, perhatikanlah hal hal berikut ini:

1. Hindari makan dan minuman yang dingin, yang hangat atau panas jauh lebih baik. 
2. Jangan kurung di kamar ber AC, biarkan berjemur setiap paginya. Gunakan AC secukupnya saja. 
3. Nutrisi tambahan jangan lupa, spt vitamin C dosis tinggi, habbat, dll. 
4. Istirahat yang cukup. Biasakan tidur malam lebih awal sehingga qiyamul lailnya tetap terjaga dan juga biasakan tidur siang.

Demikian sekedar sumbang saran dalam menyambut perpulangan anak anak kita semuanya. Semoga berkenan. 

Aryandi 
Walsantor GP3 & Gorda
🙏🙏

Hikmah: Rollercoaster

_Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh_

_Semangat Subuh_

"Rollercoaster Kehidupan"

Suatu ketika ada sebuah percobaan yang melibatkan seorang juara balap formula satu.

Sang juara kemudian diminta menaiki sebuah roller coaster yang mampu melaju hingga kecepatan 125 km/jam. hasil yang terjadi sangat mencengangkan, setelah roller coaster dijalankan hingga hampir 10 menit melewati lintasan yang ada.
Setelah sampai dipemberhentian rollercoaster, sang juara balap turun dengan wajah pucat dan badan basah penuh keringat.

Ketika ditanya apa yang dirasakan, dgn menghela napas panjang sang juara balap berkata : " saya memang terbiasa memacu mobil balap saya diatas 180 km/jam bahkan pernah lebih dari 200km/jam dengan perasaan tenang dan sangat menikmatinya hingga saya menjadi langganan juara.
Akan tetapi ketika saya naik rollercoaster dgn kecepatan yang hanya 125km/jam saya merasa cemas dan takut sekali, itu semua karena saya tidak memegang kendali penuh atas kendaraan yang saya naiki"

Sahabatku.......
dalam hidup kita sering mengalami "rollercoaster" hidup yaitu perubahan yang sangat cepat dalam hidup. Yang saat ini diberikan anugerah harta melimpah, jabatan yang terhormat, ilmu yang tinggi dan ketenaran bisa jadi berubah hilang dalam sekejap. Sebaliknya bisa jadi saat ini kita tidak memiliki apa2 dan bukan siapa2, tapi bisa dengan sekejap kita bisa diberikan anugerah yang melimpah.

Tetaplah santai dan tenang menghadapi "rollercoaster" hidup dengan ambil kendali sepenuhnya perasan, pikiran dan tindakan kita dalam menghadapinya. selalulah berperasaan, berpikir dan bertindak positif. Percayalah dan yakinlah dibalik setiap episode kehidupan kita ada peranan Alloh Ta'ala "sang sutradara" yang sdh menyiapkan skenario terbaik.

Bersama Alloh Ta'ala Bisa & pasti ada solusi.
*La Tahzan, Innalloha ma'aana*
_Jangan bersedih, Alloh bersama kita_

_Semoga setiap langkah kita selalu dibimbing oleh Alloh Ta'ala hingga bahagia dunia akherat itu nyata buat kita_

Robbana Taqobbal Minna
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin. 🤲

_Selamat menunaikan ibadah shalat subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita. Aamiin_

Senin, 06 April 2020

Hikmah: Keikhlasan Yang Pudar

_Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh_

*_Semangat Subuh_*

💥 Keikhlasan Yang Pudar 💥

🍒 Ibnul Jauzi rahimahullah di dalam bukunya “Talbis Iblis” (perangkap iblis), pernah menukilkan dari Imam Hasan Al Bashri rahimahullah, sebuah kisah yang menarik untuk direnungi. Berikut kisahnya:

🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳🌳

“Dahulu kala, ada sebuah pohon yang sering disembah dan dikeramatkan. Melihat hal itu, muncullah keinginan pada diri seorang pemuda untuk menebangnya. Maka dia pun bergegas menuju pohon itu dalam keadaan marah karena Allah. Di tengah jalan, dia dihadang oleh iblis yang telah merubah wujudnya dalam bentuk manusia.

Iblis bertanya: ke manakah engkau hendak pergi? Si pemuda menjawab: aku hendak menebang pohon yang selama ini selalu disembah dan dikeramatkan dari selain Allah. Iblis berkata: maukah engkau menerima tawaran yang lebih baik untukmu? Janganlah engkau menebang pohon itu, sebagai gantinya engkau akan mendapatkan dua dinar, pada setiap pagi di balik bantalmu. Si pemuda balik bertanya: dari manakah aku bisa mendapatkan bayaran itu? Iblis menjawab: itu bukan urusanmu.

Maka si pemuda pun mengurungkan niatnya dan kembali pulang ke rumahnya. Keesokannya, di pagi hari, dia memeriksa di balik bantalnya dan dia mendapatkan dua dinar yang dijanjikan kepadanya. Dia merasa senang dan tak lagi melanjutkan niatnya sebelum bertemu dengan sang iblis.

Sampailah pada suatu pagi, dia tidak lagi mendapatkan dua dinar di balik bantalnya. Maka dia pun marah dan bergegas pergi untuk menebang pohon keramat itu kembali. Seperti sebelumnya, di tengah jalan, dia di hadang oleh sang iblis yang telah merubah wujudnya dalam bentuk manusia.

Iblis bertanya: ke manakah engkau hendak pergi? Si pemuda menjawab: aku hendak menebang pohon yang selama ini selalu disembah dan dikeramatkan dari selain Allah. Iblis pun berkata: engkau dusta, engkau tidak akan bisa menebangnya. Namun si pemuda tidak mempedulikan ucapan sang iblis. Maka iblis pun membantingnya ke tanah, lalu mencekiknya, sampai hampir saja iblis membunuhnya.

Dalam kondisi yang demikian, iblis bertanya kepada pemuda itu: tahukah engkau siapa aku? Aku adalah iblis. Saat pertama aku melihatmu pergi hendak menebang pohon itu, engkau memang melakukannya dalam keadaan marah karena Allah, sehingga aku tidak akan mampu menguasaimu. Namun sekarang sesudah aku menipumu dengan dua dinar, engkau pergi hendak menebang pohon itu kembali karena dua dinar bukan karena Allah, maka aku pun mampu menguasaimu.”

Alangkah hebatnya keikhlasan sampai Iblis pun tak akan mampu berbuat sekehendaknya. Allah berfirman:

قال رب بما أغويتني لأزينن لهم في الأرض ولأغوينهم أجمعين، إلا عبادك منهم المخلصين.

“Iblis berkata: wahai Robku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Mu yang diberi keikhlasan diantara mereka.” (Al Hijr: 39-40)

🍒 Marilah kita perbaiki keikhlasan kita, termasuk keikhlasan kita di grup ini, keikhlasan kita menjadi saudara dan keikhlasan kita dalam merespon apapun yang ada di grup kita ini. 🤔

بارك الله فيكم

_Selamat menunaikan ibadah shalat subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita. Aamiin_

Sabtu, 04 April 2020

Surat Cinta : SHOLAT

💖 Surat Cinta Tentang Sholat💖

Bila engkau anggap sholat itu hanya penggugur kewajiban, maka kau akan terburu-buru  mengerjakannya.

Bila kau anggap sholat hanya sebuah kewajiban, maka kau tak akan menikmati hadirnya Allah saat kau mengerjakannya.

💞Anggaplah sholat itu pertemuan yang kau nanti dengan Tuhanmu*""*
💞Anggaplah sholat itu sebagai cara terbaik kau bercerita dengan Tuhanmu*""*
💞Anggaplah sholat itu sebagai kondisi terbaik untuk kau berkeluh kesah dengan Tuhanmu*""*
💞Anggaplah sholat itu sebagai seriusnya kamu dalam bermimpi*"

💕Bayangkan ketika "adzan berkumandang", tangan Allah melambai ke depanmu untuk mengajak kau lebih dekat dengaNya.

💕Bayangkan ketika kau" takbir", Allah melihatmu, Allah senyum untukmu dan Allah bangga terhadapmu.

💕Bayangkanlah ketika "rukuk", Allah menopang badanmu hingga kau tak terjatuh, hingga kau rasakan damai dalam sentuhanNya.

💕Bayangkann ketika "sujud", Allah mengelus kepalamu. Lalu Dia berbisik lembut dikedua telingamu, "Aku Mencintaimu hambaKu"

💕Bayangkan ketika kau "duduk diantara dua sujud", Allah berdiri gagah didepanmu, lalu mengatakan, "Aku tak akan diam bila ada yang mengusikmu"

💕Bayangkan ketika kau "salam", Allah menjawabnya, lalu kau seperti manusia berhati bersih setelah itu.

Semoga bermanfaat buat kita semua.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10152308361799174&id=750344173

Pijar Park Kudus

Setelah sarapan dengan soto Semarang Mat Tjangkir porsi kecil kami lanjutkan balik ke penginapan sekitaran alun alun Kudus. Simpang Tujuh Re...