Minggu, 01 Januari 2023

Setahun Bersama Sembodo (Part 5)

Setelah selesai sholat jamak qashar maghrib dan isya di masjid Al Muhajirin di kabupaten Muaro Bungo, tak berapa lama kemudian Dhifa dan Bundo mulai tertidur. Saya menikmati kesendirian di bagian depan Sembodo dengan memandangi jalanan yang terang akibat sinaran lampu bus. Satu per satu kendaraan pribadi dilewati. Tak banyak truk yang tampak malam ini. 


Di pertigaan lintas tengah, bus berbelok ke kiri menuju lintas timur. Muaro Bungo Jambi jalurnya menuju Tempino. Lancar jaya selama dalam perjalanan, sesekali terlihat truk tapi tak banyak seperti biasanya. Sempat tertidur beberapa saat dan terbangun ketika mendekati jam 10 malam di Kota Muaro Tebo. Jalur lurus dan lebar dan di sebelah kanan jalan terlihat masjid Megah yang dulu pernah kita singgahi. Pernah rehat sejenak melepaskan kantuk waktu itu. Salah satu masjid yang nyaman bagi para pemudik untuk rehat malam karena besar, bersih dan terasnya nyaman buat dijadikan tidur bersama keluarga serta aman tentunya. Namanya Mesjid Agung Al Ittihad. 


Nyamannya perjalanan dengan Sembodo ini membuat saya tertidur lagi. Dhifa dan Bundo masih saja tidur. Air Suspension busnya mantap, tak berisik sehingga nyenyak tidur kita dibuatnya. Meskipun sesekali bus terombang ambing karena kontur jalan yang tak rata. 


Pergantian tahun dilewati di ibukota Batanghari, Muaro Bulian. Tak ada hal yang meriah dilakukan di kota ini. Tak ada sesuatu yang istimewa yang harus dirayakan. Mungkin karena suasana malam minggu saja, agak rame anak muda berkendara. Tak ada yang konvoi konvoi an. 


Selepas kota ini, ada sedikit kerusakan jalan menuju Tempino. Tetapi tak ada truk batubara yang terlihat. Hal ini persis sama dengan yang dilaporkan bang Rahmat Agen Sembodo di terminal Poris Tangerang di efbii saya. Dan hal ini yang menyebabkan truk yang dari rantau maupun dari ranah cepat sampai di tujuan. Bus bus sudah bisa masuk siang di terminal masing masing. Alhamdulillah, lancar jaya semoga semua nya nanti. 


Andil truk batubara dalam jalur Muaro Bungo hingga Tempino sebagai penyebab utama kemacetan menjadi bukti di akhir tahun ini. Berhenti operasinya truk ini menjelang pergantian tahun membuat membuat perjalanan bus menjadi lancar. Yang sering membuat kesel adalah konvoi mereka itu. Bisa sampai sepuluh bahkan dua puluh truk mereka beriringan, berjalan lambat dan rapat sehingga susah untuk mendahului. Alhamdulillah bersama Sembodo malam ini tak kami temui. 

Dan saya pun tertidur lagi. Terbangun lagi ketika buat sudah sampai di RM Minang Wisata Jambi, tak jauh selepas pertigaan Tempino. Sekitar Jam 01.30. Rehat di sini setengah jam saja, sesuai announcement dari pramugarinya, mbak Henny. 

Ada satu bus NPM yang telah duluan datang di sebelah kiri kami dan tak lama berselang Ar Rahiim pun mengikuti. Ada enam bus NPM yang telah duluan rehat di sini sebelumnya. Tinggal tiga atau empat bus lagi yang dari ranah. Yang dari rantau belum ada yang masuk. 


Dan bagi para penumpang, kalo dah sampai di rumah makan, urusan ke belakang adalah yang menjadi prioritas. Begitu juga bagi kami sekeluarga. Dan setelah itu baru pesan makan. Sebenarnya tak perlu makan juga di sini karena tak biasa makan selarut ini. Bahkan untuk kategori sahur pun tak pas pula. Terlalu dini. 

Namun karena tak makan tadi di RM Umega, saya paksakan juga makan. Kami pesan tiga mangkok soto padang, tanpa nasi. Masih ada nasi dari kapau yang dibungkus dengan daun. Hanya meminjam tiga piring dan tambahan minum 3 gelas teh manis. Total makan dan minum kami disini Rp. 90.000,-. Harga segitu dibayar dengan voucher makan Sembodo Executive Plus. Satu Vouchernya senilai Rp 30.000. Pas banget. 

Dan untuk "paumbuak" Dhifa yang sebenarnya minta indomie rebus, kami belikan juga satu cup popmie, buat diseduh nanti di bus. Alhamdulillah di bus Sembodo ini ada air panasnya. Harga pop mie lumayan mahal di sini, Rp. 15.000.

Jam 2.05 dua Sembodo pun melanjutkan perjalanannya. Lanjut setelah itu kami pun tertidur lagi. Bangun bangun sudah ada di SPBU Sungai Lilin. Bus nyolar lagi pas ketika adzan akan masuk beberapa saat lagi. 


Dan kru mempersilakan kami untuk istirahat melaksanakan sholat subuh di sini sambil menunggu giliran ngisi solar. Ada NPM di depan dan Sembodo yang berjulukan Ar Rahiim di belakang. Antrian yang ngisi solar pun tak banyak pagi ini. 

Setelah selesai sholat, bus menunggu para penumpang nya. Tinggal dua Sembodo saja, NPM sudah duluan jalan. Dan pagi ini, bus sudah sampai Betung menuju Palembang. Alhamdulillah so far semuanya lancar. 


Betung, 06.10


https://dandidinda.blogspot.com/2023/01/setahun-bersama-sembodo-part-6.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pijar Park Kudus

Setelah sarapan dengan soto Semarang Mat Tjangkir porsi kecil kami lanjutkan balik ke penginapan sekitaran alun alun Kudus. Simpang Tujuh Re...