Senin, 23 Januari 2023

Sehari Banyak Nuansa

Sabtu kemarin melalang buana ke beberapa tempat di seputaran Tangerang Kota bertemu dan merangkai agenda, ternyata ada banyak hikmahnya. Ada yang terencana, ada tidak. 


Menjelang jam 10 bertolak dari rumah menuju terminal Poris Tangerang dengan motor. Hendak bertemu dengan Om Adi Adam Rangkuti, sahabat JLo yang berangkat dari Jember hendak pulang kampung ke Solok bersama istrinya. Beberapa hari sebelumnya sudah ada diskusi dan ngobrol by phine di antara kami. Beliau naik Rosalia Indah dari Jember sampai di terminal Pulogebang sabtu dini hari. Dan atas rekomendasi dan juga didasarkan catatan perjalanan saya pulang kampung akhir tahun kemarin beliau tertarik untuk mengikuti. Akhirnya no telpon agen yang di Pulogebang didapat dari Bang Indra Tan Sati agen Kreo yang saya miliki. 


Sabtu pagi om Adi ini sudah di bus Palala. Dan info sebelumnya bahwa bus yang dari Pulogebang tak mampir di Kreo karena tak ada penumpangnya. Dari terminal pondok pinang, langsung ke terminal Poris. Tadinya saya mau cegat di Kreo, ternyata harus ke Poris. Bagi syaa sendiri tak mengapa karena ada agenda lainnya arah sana. 


Dan WA terakhir yang saya baca sebelum berangkat, posisi bus sudah di tol lebak bulus. Sesuai prediksi antara jam 10.30-11.00 sudah sampai di terminal Poris. Sesampai di terminal, saya lihat ada satu Palala yang stand by. Saya tanya agennya ternyata belibis sudah berangkat sekitar tujuh menit yang lalu. Palala E05 yang berjulukan Alwis ini sudah siap untuk jalan, dan akhirnya titipan saya bawa buat Om Adi dan bang Ronny saya titip ke driver Palala E05 ini. Biasanya mereka akan bertemu juga nantinya di Merak. Saya yakin karena biasanya begitu. 

Setelah itu saya bertemu juga dengan da Amry Syaawalz dan ni Titi yang akan berangkat ke Padang. Da Am ini adalah senior saya di alumni Kimia Unang. Beliau angkatan 65, angkatan pertama ketika jurusan kimia baru di buka di Universitas Andalas. Selain sesama alumni, beliau dan ni Titi adalah best customer kami, kuliner kapau online #dapurbundonova. Terkhusus untuk dendeng lambok dan sambalado tanaknya, sebagai pilihan favoritnya. 


Minum teh talua kami, da Am dan saya, menunggu NPM Sutan Class yang berangkat dari Bogor yang menurut agenda datang sekitar jam 11 siang. Ngobrol ringan bertiga tentang banyak hal sambil membahas kulineran dan janji ketemu meraka senin nanti dengan pak Katik. Pak Katik ini adalah dosen saya dan juga dekan FMIPA ketika saya wisuda dulu. Pak Katik yang akan terbang dari Australia pada hari yang sama dengan keberangkatan da Am ke Padang. Tertitip salam saya buat Prof Hazli Noerdin sama da Am ini. 

Tak lama berselang, saya melihat bang Ridwan Nurman . Saya pikir hanya sekedar meliput, ternyata libur tiga hari ini beliau trip report lagi bersama Transport Express keluaran terbaru. Rute lintas tengah Sumatra. Padahal minggu lalu saya lihat liputan nya di youtube sebanyak 8 seri bersama NPM Sutan Class juga namun dengan livery terbaru, yang mengingatkan kita pada livery NPM tahun 1993, edisi gergaji. Livery edisi khusus di ultah PO NPM. 


Saya juga bertemu dengan bang Rahmat agen Sembodo. Dan dari beliau saya dapatkan juga no agen Sembodo yang di Kota Padang, siapa tahu nanti ada yang membutuhkan, saya bisa bantu berikan no tersebut. 


Selesai da Am berangkat, saya pun tak lama kemudian lanjutkan perjalanan ke rumahnya pak Rusman Wijaya . Ada rencana mau silaturahmi lagi. Namun teh telor dua gelas ini, saya bayar dahulu ke pak Dasril, urang awak yang buka lapak di terminal ini. Rp. 20.000 buat minum pagi dengan teh telor di sini bersama da Am. 


Lanjut balik ke Pinang, ke rumahnya pak Jaya. Di sana dapat konfirmasi bahwa ustadz Hussein berkenan bertemu dengan kami di sekitaran Trade Centre Cimone. Beliau stand by di sana. Tak lama berselang saya bersama pak Jaya naik mobil ke sana. Sholat zuhur kami di masjid sekitaran Banjar Wijaya. 


Selepas sholat dalam perjalanan ke Cimone saya telponan dengan om Adi, yang ternyata masih di Merak menunggu kapal yang akan membawa mereka menyeberang ke Bakauheni. Dan dapat kabar bahwa bus Palala yang berjulukan Belibia sudah duluan. Sudah nenyeberang. Saya tersentak. Astaghfirullah... Ternyata om Adi di bus yang saya temui di terminal Poris tadi. 


Saya yang salah baca. Saya menyangka dia naik bus Belibis dengan awak bang Ronny ApRinando Maniacreceh dan bang Fadli Kumarang. Akhirnya banyak cerita, banyak tertawa. Ternyata paket titipan saya sudah diserahkan oleh driver Alwis ke bang Ronny di Merak tadi, saat om Adi ketiduran. Dan sudah dinikmati oleh bang Ronny satunya. Ternyata belum rezekinya om Adi. Andaikata, andaikata akhirnya keluar juga dari saya..... Hikmahnya bagi saya, harus hati hati dalam membaca. Membaca saja harus hati hati, apalagi dalam menulis, apalagi dalam mengeluarkan lisan. Ya kan? #hikmah

Tak lama kemudian kami bertemu dengan ustadz Hussein di tempat yang membuat saya takjub. Tempat dimana dia membina dan mengadakan pengajian bagi mereka mereka yang terpinggirkan. Termarjinalkan. Tetapi alhamdulillah dakwah masuk di komunitas ini. Sesuatu yang luar biasa. 


Diskusi kami membahas rencana Silaturahmi Akbar walisantri Gontor Tangerang Raya bersama pengurus IKPM. Sesuatu yang hilang selama Covid melanda. Alhamdulillah kami siap bekerjasama dan menyukseskan agenda pada tanggal 5 Februari ini, termasuk untuk mendapatkan narasumber satu lagi melalui beliau ini. Melalui beliau selalu Ketua IKPM Tangerang Raya. Semoga apa yang kita rencanakan, Allah mudahkan untuk merealisasikan nya. 

Menjelang jam 3 sore kami pamit. Saya dan Jaya masih lanjut silaturahmi di dua tempat lagi. Yang pertama ingin bertemu dengan pak Suwito di Masjid Kuba Taman Royal 2 dan satu lagi ke kediamannya pak Bambang di Poris Jaya. Semuanya searah. 


Alhamdulillah, di masjid Quba kami melaksanakan sholat ashar dan langsung bertemu dengan pak Wito. Saya menyampaikan permohonan maaf karena tak bisa hadir saat pengajian Majlis Taklim Subulussalam tanggal 8 Januari yang lalu di masjid Kuba ini dimana pak Wito selalu tuan rumahnya. MasyaAllah mesjidnya indah dan tertata dengan baik. Selain itu kami juga menyampaikan rencana Kopdar tanggal 5 Februari nanti dan mengajak seliau untk ikut membantu di kepanitiaan. Setelah itu kami pun pamit. 


Perjalanan selanjutnya ke Poris Jaya, kediaman pak Bambang. Bagi saya ke sini adalah yang kedua kalinya, namun bagi pak Jaya pertama kali. Pak Jaya memang suka banget silaturahmi, dan itu yang saya suka. Saya hanya mendampingi saja. Dan di sini, kami disuguhi siomay yang enak made in Nyonya Rumah dan martabak sebagai kudapan sore. 

Sekitar jam 5 lewat kamipun pamit pulang. Malam minggu sudah menanti pak Jaya. Ada agenda rutinnya bersama sangat istri, yakni kulineran. Sebagai pelaku usaha di bidang kuliner, mereka berdua suka kulineran juga. Usaha mereka ada di kantin Balai Kota Jakarta Barat. Namun kulineran berduaan saja di malam minggu, biasanya yang dicari. Hehehee


Menjelang adzan maghrib, kami sampai di Jalan H. Kup. Mobil pak Jaya diparkirkan di luar karena mau jalan lagi. Saya tak berlama di sini. Pamit dan sholat di masjid Biru di seberang jalan H. Kup. Selepas itu saya langsung pulang ke rumah. 


Perjalanan seharian, di banyak tempat, alhamdulillah berakhir dengan bahagia. Meskipun masih banyak PR yang harus dilakukan. 


Minggu, 22 Januari 2023

08.50

3 komentar:


  1. MasyaAllah om Jeje semoga di lain waktu kita bertemu kembali...
    Barokaallahu Fiikum Jazakumullah Khairan...

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum, sy dari rumah pak Faisal di Japos Blok D2 No. 1. Maaf, no tlp bapak hilang. Saya cari-cari, ketemu di blog ini. Sy mau pesan air galon. Klo sempat, tlg ke rumah ya pak. Terima kasih.

    BalasHapus

Pijar Park Kudus

Setelah sarapan dengan soto Semarang Mat Tjangkir porsi kecil kami lanjutkan balik ke penginapan sekitaran alun alun Kudus. Simpang Tujuh Re...