Minggu, 01 Januari 2023

Setahun Bersama Sembodo (Part 7)

Alhamdulillah, Sembodo 905 yang berjulukan As Salam ini lancar sekali dalam perjalanan. Di tol pun demikian. Bablas sejak masuk tol di Keamanan hingga masuk di Pelabuhan Bakauheni. 


Lebih kurang waktu tempuh 4 selama di tol. Masuk Pelabuhan Bakauheni tadi sekitar jam 12.30. Berhenti sejenak, transaksi tiket dan langsung menuju dermaga kapal Executive. Seharusnya As Salam ini menunggu kapal berikutnya, antrian pertama, tetapi oleh petugas penghalang jalan yang ada di depan bus diangkat dan dipersilakan langsung masuk ke lambung kapal. 

Alhamdulillah, masih ada kesempatan untuk langsung berangkat menuju Merak sebagai bus terakhir yang masuk ke KMP Batu Mandi. Dan di dalam telah duluan masuk MPM dan ANS yang beriringan di terminal Solok kemarin. Alhamdulillah, bisa satu kapal, meskipun mereka duluan masuk. 


Kami langsung mencari tempat duduk. Tak berharap lagi dapat tempat yang bagus, karena penumpang yang duluan datang dengan kondisi kapal yang penuh, jelas sesak di dalam nya. Agak lama kami memilih tiga bangku yang berdekatan. 


Setelah duduk, saya tinggalkan Dhifa dan Bundanya. Saya buang air dan langsung aholat jamak qashar zuhur dan ashar. Sementara sang Bundo sudah paham, bahwa kami harus bergantian. Menunggu tempat jangan sampai diisi oleh orang lain. Memang rame sekali KMP Batu Mandi siang itu. Penumpang bahkan ada yang rela duduk di lantai, di dek luar yang berangin dan di lorong. 

Ruang sholat ada dilantai atas, sementara toilet ada di ruangan yang kami tempati. Tangganya saja yang agak curam di KMP ini. Harus berhati-hati supaya tidak tergelincir. Alhamdulillah ruang sholat nya nyaman, walau tak seluas Port Link III yang kami naiki bersama PO Palala kemarin. Namun AC nya cukup dingin. 


Alhamdulillah bisa sholat jamak qashar berjama'ah di sini. Namun tak bisa berlama-lama untuk zikirnya karena harus memaklumi bahwa masih banyak orang lain yang akan melaksana sholat juga.


Selesai sholat saya turun, bergantian dengan Dhifa dan Bundanya. Sementara mereka sholat saya makan dengan nasi bungkus dan lauk dari Kapau. Asam padeh daging buatan Ama memang enak. Tak ada lawannya. Lamak bana ko a. Dengan nasi dingin, yang sedikit basah, makan tetap lamak. Lumayan awet nasi bungkus daun pisang ini. Andai nasinyo angek, makin manjadi jadi awak makan dek nyo mah. 

Tak lama kemudian, saya selesai makan semuanya saya bersihkan. Sampah daun dan lain sebagainya saya masukan ke dalam kantong kresek. Sendok yang dipake pun dilap dengan tissue basah, begitu juga dengan tangan. Segala sampah dikumpul jadi satu. Semuanya rapi Bundo dan Dhifa datang. Kami ngobrol ringan. Dan saya sempatkan juga berkeliling kapal sejenak. Meluruskan badan, "malapehan rangkik rangkik" dengan berjalan. 


Alhamdulillah juga saat di Bakauheni tadi ombak tenang. Begitu juga ketika turun di Merak. Hanya di tengah selatan Sunda saja ombak yng agak besar. Agak terasa kapal terayun ayun. Bisa jadi karena KMP Batu Mandi ini yang tak terlalu besar seperti Port Link III. Namun kapal ini melaju agak cepat. Satu jam-an ada di jalan, di atas selat Sunda hingga ke Merak. Menunggu nyandar juga agak lama. 


Tepat jam 14.40 Sembodo As Salam ini sudah menjajalkan ban nya di Pulau Jawa. Keluar perlahan dari lambung kapal dan langsung tancap gas menuju Tangerang, terminal Poris tujuan pertamanya. 


InsyaAllah di sana nanti saya akan turun. Oh ya tadi dari mbak Henny, saya mendapatkan Salam agent Sembodo di Terminal Poris, bang Rahmad. Bang Rahmat mengenal saya karena membaca tulisan saya, liputan saya Setahun Bersama Sembodo ini. Beliau ada berkomentar di status yang saya tulis. Salam disampaikan mbak Henny ketika saya mau turun dari bus di Bakauheni mau naik ke kapal. 

Dan sepanjang tol terlihat pelebaran jalan baik di kiri dan kanan jalan. Tol Jakarta Merak ini memang sudah terasa sempit dan bersyukur juga bahwa masih ada lahan yang bisa digunakan untuk pelebaran tersebut. Lari sore Sembodo ini ternyata dibarengi oleh ANS yang sama saat di terminal bareh Solok. Masih setia seiring sejalan, bersama MPM yang ada di belakang kami. 


Dan jam 16.30 Sembodo yang berjulukan As Salam ini akhirnya "landing" di Terminal Poris. Harapan saya untuk bertemu langsung dengan bang Rahmad akhirnya kesampaian juga. 


Turunnya kami dari bus dibantu oleh para kru, bang Andri dan mbak Henny. Apalagi bang Rahmad yang rajin dan senang membaca tulisan saya sepanjang perjalanan Setahun Bersama Sembodo, sejak tulisan pertama. Beliau bantu saya hingga mengantarkan kami ke GrabCar yang saya pesan. 

Luar biasa keramahan beliau, sebagai agen Sembodo di Terminal Poris ini. Dan tentu tak sempurna kebersamaan bersama Sembodo ini jika tak ditutup dengan photo bersama. 

Satu rahasia yang bang Rahmat sampaikan juga adalah akan ada sleeper bus dari Sembodo menjelang Ramadhan nanti. Ada 5 unit tambahan armadanya. Semoga saya diperkenankan meliput unit baru tersebut. Sleeper bus buat ranah Minang, keren kan? 


Alhamdulillah, sebentar lagi kami sampai di rumah. Penutup tulisan ini grab yang kami tumpangi sudah keluar tol menuju Puri Bintaro Hijau. 


Bintaro, 17.05 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Car Free Day 15/09/2024

 Car Free Day  Minggu 15 September 2024 Sabtu siang Akbar, sepupunya Imam datang ke rumah. Dari kampus Untirta Sindang Sari Serang Banten be...