Ada hal lainnya yang unik yang ingin saya sampaikan di sini, sebagai pembuka part 4. Yakni yang pertama: transisi dari Ar Rahiim ke As Salaam. Dari Yang Maha Pengasih kepada Yang Maha Pemberi Keselamatan. Dua nama Allah yang sangat Agung yang memberkati perjalanan kami ke rantau kali ini. InsyaAllah selamat selama dalam perjalanan dan penuh kasih dari Allah SWT, sesuai harapan.
Yang kedua, saya ditakdirkan beli satu tiket dapat merasakan dua perbedaan kelas bus Sembodo. Di Executive Plus-nya Sembodo, yang harga tiketnya Rp 785.000,- ada sisi kenyamanan yang bisa kita nikmati. Kursi nya lebih lebar, lebih lega. Leg rest nya bisa membuat kita "MaUNJUA". Komposisi seatnya berjumlah 26 buah, membuat kita lega di dalamnya. Hanya beda harga seratus ribu rupiah dengan Executive Class yang berisikan 30 seat. Namun ke dua class Sembodo ini sama sama memberikan free sekali makan dan mempunyai cool box di setiap armadanya, sehingga penumpang yang membawa makanan beku atau dingin aman disimpan di sini, selama dalam perjalanan.
Jam 17.20 As Salam ini masuk rumah makan Umega. "Rehat setengah jam", kata supirnya. Bagi penumpang ini kesempatan untuk makan malam. Namun kami di sini hanya turun untuk buang air saja dan meluruskan badan. Sekedar melakukan peregangan. Masih terasa kenyang. Cemilan lainnya masih ada buat mengisi perut hingga rehat berikutnya di Wisata Minang Jambi.
RM Umega ini adalah titik pemberhentian yang sama dengan PO Palala. Hanya di sini saja yang sama, dua lainnya akan berbeda. Di RM berikutnya di Minang Wisata Sembodo ini akan sama rehatnya dengan PO. NPM. Semoga sampai nanti sesuai waktunya. Tengah malam.
Di sekitar jam 18.00 Sembodo As Salaam dan Ar Rahiim sama sama melanjutkan perjalanan. Setengah jam kemudian, rehat sholat di Masjid Al. Muhajirin di Kab. Muaro Bungo, jalan lintas tengah Sumatra.
Alhamdulillah, masjid dan kamar mandinya bagus. Sepertinya baru selesai dibangun. Airnya pun bening. Sholat di awal waktu itu jauh lebih baik, apalagi ketika kita dalam perjalanan seperti kami ini. Alhamdulillah hampir seluruh armada ranah minang selalu mengutamakan sholat bagi para penumpang nya.
Dan ketika selesai kami segera naik ke dalam bis. Ada kelegaan juga bagi Dhifa. Dia bisa duduk sendirian di bangku no 3 dan 4. Bisa selonjoran sambil menikmati cemilannya. Sang Bundo pindah ke samping saya di no 1, karena si bapaknya pindah ke bangku no 7, sejajar istri dan anaknya juga. Ada dua seat yang kosong di bus ini.
Dan dari atas bis, dibagian depan saya menyaksikan bagaimana terangnya jalan oleh sorotan lampu Sembodo ini. Drivernya telah berganti sejak di RM. Umega tadi. Supirnya fresh. Ditemani oleh satu orang kernet, bernama Andri dan satu orang pramugarinya yang bernama Henny.
Menjelang jam delapan malam, bis memasuki terminal Lintas Muaro Bungo beriringan dengan satu bus ANS dan di belakangnya menyusul Sembodo Ar Rahiim.
02.19
Lepas makan di RM Wisata Minang.
https://dandidinda.blogspot.com/2023/01/setahun-bersama-sembodo-part-5.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar