Kamis, 28 Desember 2023

Sekoteng Padang

Malam yang kebetulan cerah hari ini. Ada banyak bintang yang menemani sang rembulan yang sangat kontras dengan malam malam sebelumnya. Hujan yang berkepanjangan di saat malam digantikan dengan pesona langit yang selalu dirindukan. 


Dan malam ini sekoteng menemani di simpang Tanjung Alam setelah sholat isya berjamaah di Masjid Nurul Huda. Sengaja judul ditegaskan dengan Sekoteng Padang, karena memang berbeda dengan sekoteng yang ada di perantauan. Umumnya dalam sekoteng itu adalah kacang hijau, kacang tanah, pacar cina, dan potongan roti tawar. Namun di ranah minang biasanya ditambahkan dengan susu kental manis dan/atau kuning telor. Sehingga beda dalam pembuatan, beda dari cita rasa dan beda dalam penyajian. Dan ini adalah salah satu favorit minuman saya bila pulang ke kampung halaman. 

Saya mengenal minuman ini sejak tahun 1992 ketika mulai kuliah di Kimia FMIPA Unand. Sampai sekarang minuman ini selalu jadi pilihan diantara banyaknya kulineran yang ada. 


Dan malam ini bukan saya saja menikmati sekoteng di simpang Tanjung Alam ini. Banyak pembeli yang minum di tempat ataupun yang bawa pulang. 


Selain sekoteng ada pilihan lainnya di sini, yakni teh telor, tomat top dan bandrek. Pilihan saya biasanya teh telor atau sekoteng. Segelas sekoteng telor malam ini harganya Rp. 12.000,-.


Selamat menikmati malam. Selamat menikmati liburan akhir tahun. Dan selamat menikmati malam yang penuh bintang gemintang, yang beberapa hari ini hilang dari peredaran di Kota Rang Agam ini. Selamat merenungi perjalanan hingga tutup tahun 2023.

Rabu, 27 Desember 2023

Durian

Saat ini, di musim liburan akhir tahun ini, Sumatra bagian tengah lagi dimanjakan oleh durian. Durian ada dimana-mana, di sepanjang jalan yang kami tempuh minggu lalu dari Bukittinggi, Payakumbuh, Pekanbaru hingga ke Duri.

Namun pagi ini ketika mau mengantarkan si bungsu kami "ba-uruik" di Jalikua Patanangan, ada pokok Durian yang lagi berbuah. Ini bukan durian sembarangan. Ini adalah durian montong. Batangnya besar, begitu juga dengan dahannya. Di dahannya ada beberapa durian bergelantungan. Menunggu matang dan jatuh. 

Sayangnya setiap bulan Desember kami hanya bisa menikmati buahnya dari jauh saja. Buah dengan ukuran jumbo itu belum matang. Biasanya baru bisa dinikmati ketika bulan Februari atau Maret. Buah dengan isinya yang tebal dan manisnya yang kebangetan banget. :) 


Semoga saja sebelum pulang nanti ada rezeki kami untuk menikmatinya. Tadi sebelum pulang, setelah selesai Dhifa "ba-uruik" Bundo Nova Yanti sengaja mampir ke rumah yang punya pohon durian ini. Dan titip pesan jika ada yang jatuh barang sebuah, bolehlah itu buat kami. Dan dijawab si Om, "InsyaAllah".

Batu Lado

Senin, 25 Desember kami sudah jalan jalan ke pasar Bukittinggi. Ada yang bundo beli untuk dibawa ke rantau, buat keperluan Dapur Bundo Nova. Salah satunya ya ini, Batu Lado. Saya kurang paham kalo di-Indonesia-kan. Ulekan, katanya, tapi menurut saya kurang pas. 


Nah pagi ini ternyata ada proses membersihkan sebelum digunakan. Ini anjuran dari master chef kami, Ama Asma Yati. Batu lado ini asli dari batu kali. Harganya pun variatif. Dan yang Bundo beli ini, lumayan lebar dan harganya 150.000,-.


Membersihkannya pun menggunakan "sampureh". Anda tahu apa itu sampureh? Sampureh itu bagian kelapa sisa perasan santan. Dengan ini diberikan dahulu beberapa kali, hingga sisa-sisa Batu halus yang menempel di Batu lado ini terangkat sempurna. Sampureh yang tadinya putih menjadi kehitam-hitaman. 


Setelah itu, Batu lado itu pun diletakan di air cucuran atap. Air hujan yang akan membantu membersihkannya. Tidak dicuci langsung dengan air yang tergenang.


Mungkin ada yang bisa bantu jawab kenapa? Ini scientific jawaban nya. Silakan komen dibawah ya.

Rabu, 13 Desember 2023

Healing ke Dua Ponpes di Pandeglang

Sesuai dengan rencana minggu yang lalu, selepas pengajian MT. Subulussalam akhirnya sabtu 9 Desember menjelang sore Om Roso Suprayogi sampai di rumah. Datang dengan motor sendirian dengan bawaan alquran yang siap beliau wakaf-kan. Beliau memang penggagas "Wakaf Quran Mu" selama ini. Sudah banyak beliau salurkan ke pondok pondok Tahfiz yang baru merintis, tersebar di banyak wilayah berdasarkan informasi yang sampai kepada beliau.


Saat beliau sampai di rumah, saya belum siap seratus persen untuk berangkat. Hal ini disebabkan masih ada tukang yang memperbaiki mesin pompa air yang bocor. Namun koordinasi saya dengan pak Tolhah insyaallah kami berdua bisa hadir tepat waktu. Sesuai waktu yang disepakati nanti kami berangkat ke Pondok Tahfiz Nurul Quran di Pandeglang jam 16.00.


Alhamdulillah, sang tukang dapat menyelesaikan tugasnya menjelang jam tiga sore. Om Roso masih sempat "ngaso" sejenak. Tukang selesai, saya langsung berberes merapikan yang pokok pokoknya saja. Kemudian kami pamit kepada Bundo. Sejatinya Bundo mau ikut dengan saya, dengan Terios kami, tetapi karena ada kesibukan lainnya, terpaksa saya dan pak Roso nebeng dengan mobil Innova nya pak Tolhah, yang hanya terisi bertiga saja. 


Jam tiga lewat sedikit kami berangkat dari rumah. Saya berboncengan dengan om Roso. Om Roso ini sedikit dibawah Valentino Rossi kalo membawa kendaraan. Kelihaian dan perhitungan nya berkendaraan luar biasa. Makanya kalo bersama saya menggunakan Terios kami, beliau seringnya pegang setir sehingga saya cukup pegang HP saja. Ada banyak yang bisa saya jepret dan saya tulis biasanya. 


Sampai di Mushola di dekat kediaman pak Tolhah, Innova nya sudah ready. Kami menurunkan bawaan dan memasukkan ke dalam mobil kemudian om Roso memarkirkan motor di rumah pak Haji di samping Mushola tersebut. Setelah itu saya dan Om Roso melaksanakan sholat ashar berjamaah. Sedikit terlambat karena kami fokus untuk segera sampai di Cipondoh. 


Alhamdulillah jam 16.00 kami meninggalkan Mushola dan menyinggahi dua lagi temannya pak Tolhah tak jauh dari Mushola. Berlima kami menuju Pandeglang via tol Karang Tengah menuju pintu keluarnya nanti di Exit Tol Rangkasbitung. Prediksi perjalanan sekitar satu setengah jam. InsyaAllah sebelum maghrib kami sudah sampai di sana. 


Alhamdulillah prediksi itu tepat. Menjelang adzan kami sampai di sana. Dan disusul kemudian oleh ustadz Husein, ketua IKPM Tangerang Raya yang ternyata sudah ada di Pandeglang juga, mengantarkan Ibunya yang rumah beliau memang di pandeglang. 


Kami melaksanakan sholat maghrib di Mushola yang berada di atas kolam. Suasana di sini memang luar biasa indahnya. Pohonnya banyak dan rindang. Rumah dan saung di sini bak villa. Berundak undak dan semuanya di atas kolam. Kolamnya selaku dialiri  air dari selokan kecil. Ikannya besar besar. 


Jujur sangat nyaman disini. Saya rasa begitu juga yang dialami para santrinya. Adem banget suasananya. 


Selepas sholat kami disuguhi makanan pembukan, kopi dan gorengan serta makan malamnya. Alhamdulillah ustadz Surdin dan anaknya ustadz Irwan mendampingi kami. Malam itu juga diserahkan 50 mushaf Alquran dari pak Roso dan beras serta telor dari pak Tolhah buat santri pondok Nurul Quran ini. Sebuah Safar yang penuh hikmah


Malam itu kami ngobrol penuh kehangatan. Ada juga di antara kami yang mancing ikan. Lumayan juga dapatnya. 


Menjelang jam 11 malam, satu per satu mulai ada yang tertidur termasuk saya. Saya tertidur di saung namun sekitar jam 2 saya pindah ke kamar, karena dingin mulai terasa di punggung. Jam empat saya bangun dan ke kamar mandi, buang air dan berwuduk siap siap menyambut subuh berjamaah bersama santri santri Tahfiz. Ustadz Surdin sudah duluan jalan karena ada kajian subuh di Karawaci Tangerang, namun ada anaknya yang menjadi Imam subuh kami. 


Menjelang sinar mentari membasuh lembah di pondok ini, kami bergeser ke Pondok Pesantren Kun Karima atau La Tansah 3 yang tak jauh jaraknya dari Nurul Quran ini. Pondok Alumni Gontor, yang dipimpin oleh KH Soleh, dimana beliau juga memegang amanah sebagai Ketua IKPM Banten. 


Alhamdulillah kehadiran kami disini juga diinisiasi oleh ustadz Husein. Sehingga sebagai wali santri Gontor dari Tangerang punya kesempatan bertemu dengan tokoh dan alumni Gontor di Banten ini, Sesuatu yang perlu disyukuri tentunya. 


Alhamdulillah, semuanya tentu tak lepas atas izin Allah semata. Allah SWT dekatkan kami dengan  orang orang sholeh, para ustadz pimpinan pondok. Tentu tak banyak orang yang punya kesempatan seperti kami di pagi ini. Silaturahmi terjalin dengan baik. Dan rasa untuk hadir kembali ke sini, InsyaAllah selalu terjaga.


Sambutan dan harapan pagi di kediaman Kyai Soleh ini luar biasa. Banyak suguhannya, banyak pilihannya. Banyak cerita, banyak hikmah, ilmu dan harapan untuk Indonesia tercinta juga. 


Pondok Kun Karima ini luas, adem dan banyak santrinya. Kami hanya melihat dari sisi halaman depannya saja, tak sempat untuk berkeliling ke dalamnya. Banyak alumni Gontor juga yang mengabdi disini, bahkan ada juga yang mendapat jodoh orang sini. Orang Pandeglang asli.


Disebabkan karena agenda Kyai yang padat dipagi ini, menjelang jam 9 kami pamit. Balik ke Nurul Quran mengambil barang dan melanjutkan perjalanan ke Kolam Air Panas Cisolong. Kami mandi di sini. Luar biasa hangatnya air pagi itu menjelang jam 11 siang. Lumayan banyak pengunjungnya. Dan bagi kami yang semalam boleh dikatakan kurang tidur, mandi dengan air panas yang sama sekali tak tercium bau belerang nya sangat menyegarkan. Menyehatkan. Hilang penat semalam. 


Dan sebelum pulang saya sempat membeli alkisa satu kg dengan harga 10.000 rupiah. Buah yang pertama kalinya saya icip ini sangat luar biasa. Saya yakin Bundo Nova di rumah suka dengan buah ini. Seukuran mangga, mirip dengan pepaya, rasanya manis perpaduan antara ubi dengan rasa nangka dan pisang juga. Unik buahnya. 


Perjalanan selanjutnya kami singgah ke rumah orangtuanya ustadz Husein, yang jalurnya searah menuju pintu TOL Serang Timur. Di Mushola yang ada di seberang rumah ustadz, kami laksanakan sholat zuhur berjamaah. 


Ada sekitar satu jam kami disini rehat sejenak karena ada yang tertidur juga. Sehabis mandi air panas itu memang bawaan mau tidur aja, termasuk saya. Tetapi saya tidurnya di mobil tadi. Tidur sejenak namun lumayan pulas membuat saya segar kembali. 


Tak lama disini kami lanjutkan perjalanan pulang. Mampir makan siang sebentar di warteg dengan kelas resto, namun harganya sekitar Rp 165.000,- untuk berlima. Makanannya berkelas. 


Setelah itu sebelum masuk pintu TOL serang timur, kami sholat ashar dulu di masjid besar, di depan rumahnya bu Atut, mantan Gubernur Banten. Selesai sholat kami bablas masuk tol dan keluar di gerbang tol karang tengah dan menjelang jam 5 sore kami sampai dimana kami berangkat sore kemarin. 


Sebuah pengalaman rohani yang berkesan dan bermanfaat. Berkenalan dan bersahabat akhirnya dengan jamaahnya pak Tolhah setelah pengajian Majlis Taklim Subulussalam Tangerang Raya, minggu sebelumnya. Ada pak Mul, pak Niko, pak Marto yang membersamai kami Safar ke dua Pondok di Pandeglang. 


Subhanallah, suatu nikmat yang tak tergantikan oleh apapun. InsyaAllah Januari ada keinginan untuk kembali ke sana. Semoga Allah mudahkan. Aamiin


BSJ, Bintaro Jaya TangSel

Senin, 11/12/2023 15.36

Senin, 04 Desember 2023

Trip Report: Ponorogo - Pondok Pinang Bersama Narendra

 Narendra lagi aja

Alhamdulillah, selesai sudah asa untuk menengok si Bujang kami. Dua hari berkesan, sarat makna serta bisa mengajak anak anak makan bersama seadanya. Lauk sengaja dibawa dari rumah, olahan Dapur Bundo Nova buat mereka dengan skala terbatas. Makan bersama dengan teman teman Integrated Generation-nya Imam. Yang satu Konsulat, yakni Konsulat Banten, sabtu malam dan teman teman satu kamar, Palestina 102, minggu siang. 


InsyaAllah semoga ini menjadi sesuatu yang akan mereka ingat ketika mereka dewasa kelak, ketika mereka sudah bertebaran nanti dimana-mana. Begitu juga hanyan bisa sedikit membantu walsan yg kangen dengan anak-anaknya, melalui VC melalui HP saya dan HP si Bundo. Kalo sudah bersama mereka, seutuhnya HP ini milik mereka. Hahahaa


Dan sore ini kami juga mengembalikan pinjaman motor dari sahabat kami. Motor yang mengantarkan kami kemana-mana sejak kemarin hingga hari ini. Dengan motor kami ke desa Penthung, pasar Wage Jetis, Latansa Book Store, kulineran degan, pesan nasi hingga makan soto nasi yg seharga 3.000 seporsi nya. 


Dan sore ini sekitaran jam 5 lewat kami di lepas bu Mita dan suaminya serta ponakan mereka dari pawon Dengok ke terminal Seloaji. Kami meninggalkan mereka dengan penuh kesyukuran. Sahabat sejati, InsyaAllah. 


Menjelang jam 6 ketika adzan selesai berkumandang kami sampai di terminal. Ada tiga unit Narendra yang berangkat malam ini. Dua double decker no 001 dan 003, satu SHD 014. Selesai sholat jamak di musholah terminal satu per satu unit bergerak. Dan bus kami yang terakhir meninggal kan terminal, yakni unit dengan no pintu 001.


Alhamdulillah selama perjalanan saya menikmati satu film IP Man, suasana bus selama di perjalanan tak banyak yg diperhatikan. Saya lebih fokus dengan fasilitas yang benar-benar sangat memuaskan bersama Bundo di seat 3C dan 3D. Fasilitas nya lebih baik dibandingkan unit 002 yang kemarin kami naiki dari terminal Poris. Mungkin karena posisi kami ditengah, jadi tak bisa menikmati indahnya perjalanan. Usb charge nya ada, AVOD nya ada, AC nya lebih terasa, dan yang terpenting, penumpangnya rame. 


Dari Ponorogo hingga Ngawi beberapa kali bus menaikan penumpangnya di terminal yang dilewati. Memasuki tol Ngawi sudah full seat semuanya. 


Dan tak terasa saya tertidur sejak bus masuk tol, lumayan pulas dan bangun bangun ketika mau rehat di rest area. Rehat makan malam tentunya. Bunda yang pulas sedari Madiun akhirnya asaya bangunkan. 


Bersama kami turun dari bus, menuju toilet dan baru masuk antrian makan malam di RM RBT. Servis makannya luar biasa. Banyak pilihan menunya, sayurnya bebas diambil sepuasnya. Pokoknya makanannya tak terkalahkan dari PO lainnya. Bener bener memanjakan selera. Ada tawaran teh manis atau jus jeruk serta satu piring kecil buah potong, nenas dan semangkanya. 



Selesai makan kami segera ke bus. Rehat tentunya buat jaga stamina esok hari. Saya baru mulai libur, sementara Bundo esok sudah mulai mengajar seperti biasanya. 


Dan perjalanan kami berakhir di terminal Pondok Pinang, jam 4.30. Disini kami melaksanakan sholat subuh, di sebuah mushola kecil yang terletak di pojok kiri terminal. Siap siap back to puri bintaro hijau, sebentar lagi. Tidur kami pulas sejak meninggalkan Rumah makan RBT Km 518, Sragen. InsyaAllah stamina fit untuk aktifitas hari ini. 


17/10/2023

05.08 terminal Pondok Pinang

Trip Report: Tangerang - Ponorogo Bersama Narendra (2)

Akhirnya Bus ini sampai juga di peristirahatan Rest Area KM 379, setelah menempuh perjalanan panjang selama enam jam lebih dari terminal Poris. Turun dari Bus disambut hujan yang lumayan deras. Hari sudah berganti. 


Dari area parkir kami jalan kaki ke rumah makan Ibu Haji Cihanjuang. Sedikit hujan hujanan. Alhamdulillah, makan malam nya oke. Menu yang ditawarkan ayam goreng, sayur asem, lalapan, tempe goreng, sambel dan kerupuk. Ayam gorengnya empuk, tempenya enak, sayur asem mantap. Penggugah selera makan malam yang tertunda. Ini adalah rumah makan terjauh dari sekian banyak Bus menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tentu ada alasan tersendiri dari PO ini. 


Selepas makan, kami sholat jamak maghrib dan isya di masjid Sabiilul Istiqomah. Hujan memgguyur kawasan Batang ini. InsyaAllah hujan yang penuh berkah. Hujan yang dinanti-nantikan. Dan ketika sujud di masjid yang sebenarnya sering kami singgahi ini, lantainya masih terasa hangat. Padahal sudah tengah malam. Jadi teringat ketika umroh 10 tahun yang lalu, ketika malam malam ramadhan di masjid Nabawi, lantai dan pelataran masjidnya hangat. Saking panasnya cuaca di bulan Juli tahun itu. Suhu waktu itu di siang harinya sekitar 45-47 derajat celcius. 


Selesai sholat kami balik lagi ke rumah makan IHC tadi, dan berdua berjalan menuju Bus yang telah menanti. Agak lama rehat di sini dibandingkan waktu normal Bus ini istirahat. Umumnya hanya sekitar setengah jam saja. Ini lebih. Maklum hujan. 


Oh ya selepas tulisan pertama tadi saya sempat tertidur pulas. Sempat terbangun di KM 200an, lalu tertidur lagi. Sempat sejenak menikmati bagaimana bis ini lari dengan kecepatan normal, tak terlalu ngebut juga. Tidak juga memakai bahu jalan untuk mendahului, seperti umumnya Bus lainnya. Nggak tahu juga kenapa, mungkinkah karena penumpangnya full? Wallahu a'lam


Dan saat ini hujan  sudah reda, Bus sudah memasuki kota semarang. Jembatan Iconik Jateng sudah lama terlewati begitu juga dengan GT Kali kangkung nya. Tak sempat diphoto karena hujan yang masih turun. 


Jam berapa nanti sampai di Ponorogo, kita tunggu saja ya. Yang pasti bis ini akan keluar di GT Ngawi untuk menurunkan penumpang pertamanya nanti. Ngawi Madiun Ponorogo, sepertinya akan dilewati tanpa lagi menggunakan jalur tol. 


01.37 Tol Semarang

14/10/2023

Trip Report: Tangerang - Ponorogo Bersama Narendra (1)

Alhamdulillah, sore ini saya dan Bundo sampai juga di terminal Poris Plawad. Kami ingin healing ke Ponorogo sekalian melihat si bujang. Agenda ini sudah kami rencanakan sejak senin lalu, setelah dihitung hitung segalanya. InsyaAllah ini awal liburan bagi saya dari kantor. Half-term break selama semingu setelah awal term yang lumayan berat pasca Covid. British School Jakarta memberikan break semingu bagi seluruh murid dan tim edukasi nya. 


Di awal break ini sang Bundo kangen dengan anak bujangnya. Ada yang ingin di lepas ataupun pesan yang ingin disampaikan langsung sebelum anak kami ini memasuki masa karantina nya di Gontor. InsyaAllah karantina selama sebulan sebagai bagian persiapan menjelang ujian akhir di kelas 6. Selama karantina ini, tak bisa dikunjungi, karena anak anak ini fokus belajar dan belajar, dengan materi sejak kelas satu hingga kelas enam. 


Semua buku pelajaran musti lengkap, begitu juga dengan catatan pelajaran. Mereka dikumpulkan dalam satu ruangan. Belajar bersama. Lepas dari segala aktifitas pondok. 


Masa akhir yang lumayan berat. Namun berat nya ini mesti dilalui. Dilalui bersama sama sekitar ratusan santri kelas enam. Hanya Gontor yang memberikan pendidikan begini dan itu sudah hampir seabad lamanya. Kebersamaan, senasib sepenanggungan ini yang kelak akan mengikat mereka dimana pun nanti mereka berada. Bonding mereka sangat kuat satu sama lainnya. 


Nah momen menjelang karantina ini yang ingin kami manfaatkan bersama sang Bundo. Di liburan Desember sepertinya tak sempat lagi ke Gontor. InsyaAllah Desember saya bertugas sendirian menjemput yang Bontot di Kudus, Bundo bertugas membagikan rapor anak didiknya kelas 12 dan lanjut meeting bersama wali muridnya bersama pimpinan Sekolah Menengah Farmasi Tangerang 1.


Diskusi yang matang ini, berakhir dengan pemilihan armada yang akan mengantarkan kami ke Ponorogo. Armada berangkat sore atau malam sehabis jam kantor. Pilihan akhir jatuh kepada PO Narendra ini. 


Bus double decker, busnya orang Ponorogo asli. Temasuk Armada baru dengan kelas tronton. Bagi saya ini adalah pertama kalinya naik bus dua tingkat dengan jarak jauh, antar kota antar propinsi. Dengan harga seat Rp. 320.000,- dan dapat di bagian atas dengan nomor urut 1C dan 1D, sesuai permintaan Bundo yang selalu ingin di depan. Alhamdulillah. 


Ini termasuk Bus mewah di kelas nya. Yang biayanya mungkin masih terjangkau dengan fasilitas yang diberikan. Saya pribadi memang ingin memberikan yang terbaik, yang ternyaman bagi belahan jiwa saya ini. Dan jujur dengan mengunakan Bus biaya perjalanan lebih ringan dibandingkan membawa kendaraan sendiri. Kami bisa lebih enjoy. Stamina tak terlalu terkuras, termasuk isi kantong tentunya. Harga yang dibayarkan sesuai dengan fasilitas yang kami nikmati saat ini. 


Jam empat Bus meninggalkan terminal sesuai janji agennya kepada saya kemarin. Sore menyusuri jalan menuju Grogol di beberapa tempat sepanjang Daan Mogot supir dan kru bis menaikkan penumpang nya. Hampir penuh Bus ketika masuk pintu tol Grogol, sisa nanti diambil di Bekasi Timur dan Cikarang Barat. Menurut kru bis, saat saya tanya di terminal Poris, Bus ini full seat. 


Macet Jakarta sore ini sangat terasa, terutama menjelang Cawang. Selepas itu sudah mulai agak longgar Bus mulai bisa berlari, meskipun kadang agak tersendat juga sesekali, terutama menjelang Bekasi. 


Dan sekarang, disamping saya Bundo sudah tertidur dengan pulas, dan saya pun akhiri tulisan ini setelah Bus baru keluar dari Cikarang Barat. Bus akan laju terus hingga ke tempat peristirahatan pertama kami nantinya. 


Rehatnya nanti di rest Area. Kita lihat saja restoran apa dan menu apa yang akan diberikan sebagai servis makan dari Bus berkelas ini nantinya. Habis ini saya akan siap siap tidur dulu, membersamai si Bundo. 


19.45 di Tol Jakarta-Cikampek. 

13 Oktober 2023

Memenuhi Tantangan DBN

 Pagi tadi kami memenuhi pesanan dari 4 customer Dapur Bundo Nova. Ada yang pesan dendeng 1kg dengan dipisah sambelnya, ada yang pesan gulai Tambunsu, sambalado tanak dan gulai kepala Kakap, ada yang pesan sambalado tanak dan kacang Tojin dan terakhir ada yang pesan gulai Tambunsu dan tambunsu goreng lado hijau. 


Alhamdulillah semuanya bisa terkirim dengan ojol dan satu diantar karena dekat dengan kantor saya. Yang dekat kantor saya rumahnya di Puri Bintaro Sektor 9 Bintaro Jaya. 


Dari sekian pesanan ada dua yang kami merasa mendapatkan challenge. Sesuatu yang baru yang belum pernah kami jual sebelumnya kepada customer kami. Yakni Kacang Tojin alias Kacang Bawang dan tambunsu goreng lado hijau. 


Alhamdulillah tantangan ini kami maksimalkan dengan senantiasa konsultasi dengan ahlinya, yakni Ama di Kapau. Hasilnya? Alhamdulillah, memuaskan. Kuncinya ya, jangan sungkan belajar dan bertanya dengan ahlinya dan kalo belum puas jangan pernah menyerah untuk mencoba. 


Dan ketika dapat kata "Lamak apalagi Lamak Bana" ada kepuasan tersendiri dan ada rasa kesyukuran tentunya. Semuanya tetap atas izin Allah SWT semata. Allah yang menuntun kita semuanya. 

Setuju?


Bintaro, 27 November 2023

15.56 WIB

Tambunsu Goreng Lado Hijau


Alhamdulillah hari ini kita tayangkan apa yang menjadi tanda tanya beberapa orang sahabat kami kemarin. Rasa penasaran terhadap "Baa bana bantuaknyo tambunsu goreng lado hijau ko?".



Soalnya di postingan sebelumnya kami tak sempat ambil gambar varian baru dari tambunsu ini. Hal ini disebabkan karena terlalu fokus untuk menyelesaikan pesanan 4 orang customer di Senin pagi kemarin. Kami berburu dengan waktu dengan jadwal ke kantor masing-masing. Bundo harus berangkat jam 6 lewat karena akan jadi pembina upacara pagi itu dan saya biasa berangkat dari rumah jam 7.00. Alhamdulillah semuanya bisa terselesaikan sesuai target waktu yang kami perkirakan. Alhamdulillah. 


Nah kebetulan senin sore ada repeat order untuk tambunsu goreng lado hijau ini, maka kesempatan pagi tadi sang Bundo buat 1kg. Setengah kg dikirim dan setengahnya untuk saya. Alhamdulillah, taste nya luar biasa, menurut saya. Rasa penasaran saya terhadap apa yang terkirim kemarin terpuaskan. 


Sejatinya ini menjadi menu utama makan siang, tetapi di status WA saya menjadi cemilan pagi. Tambunsu nya padek, ususnya empuk, digigit tidak alot, rasonyo dapek dan padehnyo lakek. Nggak cukup sepotong untuk dijadikan cemilan. Hehehe. 


Sengaja tayang di sini sebagai inspirasi bagi bagi wankawan untuk bisa menikmati juga varian Tambunsu. So ada alternatif selain gulai tambunsu yang sudah familiar selama ini. Semoga banyak yang suka. 

Aamiin.


Parung Serab, 28 November 2023

19.19 WIB

Pijar Park Kudus

Setelah sarapan dengan soto Semarang Mat Tjangkir porsi kecil kami lanjutkan balik ke penginapan sekitaran alun alun Kudus. Simpang Tujuh Re...