Sesuai dengan rencana minggu yang lalu, selepas pengajian MT. Subulussalam akhirnya sabtu 9 Desember menjelang sore Om Roso Suprayogi sampai di rumah. Datang dengan motor sendirian dengan bawaan alquran yang siap beliau wakaf-kan. Beliau memang penggagas "Wakaf Quran Mu" selama ini. Sudah banyak beliau salurkan ke pondok pondok Tahfiz yang baru merintis, tersebar di banyak wilayah berdasarkan informasi yang sampai kepada beliau.
Saat beliau sampai di rumah, saya belum siap seratus persen untuk berangkat. Hal ini disebabkan masih ada tukang yang memperbaiki mesin pompa air yang bocor. Namun koordinasi saya dengan pak Tolhah insyaallah kami berdua bisa hadir tepat waktu. Sesuai waktu yang disepakati nanti kami berangkat ke Pondok Tahfiz Nurul Quran di Pandeglang jam 16.00.
Alhamdulillah, sang tukang dapat menyelesaikan tugasnya menjelang jam tiga sore. Om Roso masih sempat "ngaso" sejenak. Tukang selesai, saya langsung berberes merapikan yang pokok pokoknya saja. Kemudian kami pamit kepada Bundo. Sejatinya Bundo mau ikut dengan saya, dengan Terios kami, tetapi karena ada kesibukan lainnya, terpaksa saya dan pak Roso nebeng dengan mobil Innova nya pak Tolhah, yang hanya terisi bertiga saja.
Jam tiga lewat sedikit kami berangkat dari rumah. Saya berboncengan dengan om Roso. Om Roso ini sedikit dibawah Valentino Rossi kalo membawa kendaraan. Kelihaian dan perhitungan nya berkendaraan luar biasa. Makanya kalo bersama saya menggunakan Terios kami, beliau seringnya pegang setir sehingga saya cukup pegang HP saja. Ada banyak yang bisa saya jepret dan saya tulis biasanya.
Sampai di Mushola di dekat kediaman pak Tolhah, Innova nya sudah ready. Kami menurunkan bawaan dan memasukkan ke dalam mobil kemudian om Roso memarkirkan motor di rumah pak Haji di samping Mushola tersebut. Setelah itu saya dan Om Roso melaksanakan sholat ashar berjamaah. Sedikit terlambat karena kami fokus untuk segera sampai di Cipondoh.
Alhamdulillah jam 16.00 kami meninggalkan Mushola dan menyinggahi dua lagi temannya pak Tolhah tak jauh dari Mushola. Berlima kami menuju Pandeglang via tol Karang Tengah menuju pintu keluarnya nanti di Exit Tol Rangkasbitung. Prediksi perjalanan sekitar satu setengah jam. InsyaAllah sebelum maghrib kami sudah sampai di sana.
Alhamdulillah prediksi itu tepat. Menjelang adzan kami sampai di sana. Dan disusul kemudian oleh ustadz Husein, ketua IKPM Tangerang Raya yang ternyata sudah ada di Pandeglang juga, mengantarkan Ibunya yang rumah beliau memang di pandeglang.
Kami melaksanakan sholat maghrib di Mushola yang berada di atas kolam. Suasana di sini memang luar biasa indahnya. Pohonnya banyak dan rindang. Rumah dan saung di sini bak villa. Berundak undak dan semuanya di atas kolam. Kolamnya selaku dialiri air dari selokan kecil. Ikannya besar besar.
Jujur sangat nyaman disini. Saya rasa begitu juga yang dialami para santrinya. Adem banget suasananya.
Selepas sholat kami disuguhi makanan pembukan, kopi dan gorengan serta makan malamnya. Alhamdulillah ustadz Surdin dan anaknya ustadz Irwan mendampingi kami. Malam itu juga diserahkan 50 mushaf Alquran dari pak Roso dan beras serta telor dari pak Tolhah buat santri pondok Nurul Quran ini. Sebuah Safar yang penuh hikmah
Malam itu kami ngobrol penuh kehangatan. Ada juga di antara kami yang mancing ikan. Lumayan juga dapatnya.
Menjelang jam 11 malam, satu per satu mulai ada yang tertidur termasuk saya. Saya tertidur di saung namun sekitar jam 2 saya pindah ke kamar, karena dingin mulai terasa di punggung. Jam empat saya bangun dan ke kamar mandi, buang air dan berwuduk siap siap menyambut subuh berjamaah bersama santri santri Tahfiz. Ustadz Surdin sudah duluan jalan karena ada kajian subuh di Karawaci Tangerang, namun ada anaknya yang menjadi Imam subuh kami.
Menjelang sinar mentari membasuh lembah di pondok ini, kami bergeser ke Pondok Pesantren Kun Karima atau La Tansah 3 yang tak jauh jaraknya dari Nurul Quran ini. Pondok Alumni Gontor, yang dipimpin oleh KH Soleh, dimana beliau juga memegang amanah sebagai Ketua IKPM Banten.
Alhamdulillah kehadiran kami disini juga diinisiasi oleh ustadz Husein. Sehingga sebagai wali santri Gontor dari Tangerang punya kesempatan bertemu dengan tokoh dan alumni Gontor di Banten ini, Sesuatu yang perlu disyukuri tentunya.
Alhamdulillah, semuanya tentu tak lepas atas izin Allah semata. Allah SWT dekatkan kami dengan orang orang sholeh, para ustadz pimpinan pondok. Tentu tak banyak orang yang punya kesempatan seperti kami di pagi ini. Silaturahmi terjalin dengan baik. Dan rasa untuk hadir kembali ke sini, InsyaAllah selalu terjaga.
Sambutan dan harapan pagi di kediaman Kyai Soleh ini luar biasa. Banyak suguhannya, banyak pilihannya. Banyak cerita, banyak hikmah, ilmu dan harapan untuk Indonesia tercinta juga.
Pondok Kun Karima ini luas, adem dan banyak santrinya. Kami hanya melihat dari sisi halaman depannya saja, tak sempat untuk berkeliling ke dalamnya. Banyak alumni Gontor juga yang mengabdi disini, bahkan ada juga yang mendapat jodoh orang sini. Orang Pandeglang asli.
Disebabkan karena agenda Kyai yang padat dipagi ini, menjelang jam 9 kami pamit. Balik ke Nurul Quran mengambil barang dan melanjutkan perjalanan ke Kolam Air Panas Cisolong. Kami mandi di sini. Luar biasa hangatnya air pagi itu menjelang jam 11 siang. Lumayan banyak pengunjungnya. Dan bagi kami yang semalam boleh dikatakan kurang tidur, mandi dengan air panas yang sama sekali tak tercium bau belerang nya sangat menyegarkan. Menyehatkan. Hilang penat semalam.
Dan sebelum pulang saya sempat membeli alkisa satu kg dengan harga 10.000 rupiah. Buah yang pertama kalinya saya icip ini sangat luar biasa. Saya yakin Bundo Nova di rumah suka dengan buah ini. Seukuran mangga, mirip dengan pepaya, rasanya manis perpaduan antara ubi dengan rasa nangka dan pisang juga. Unik buahnya.
Perjalanan selanjutnya kami singgah ke rumah orangtuanya ustadz Husein, yang jalurnya searah menuju pintu TOL Serang Timur. Di Mushola yang ada di seberang rumah ustadz, kami laksanakan sholat zuhur berjamaah.
Ada sekitar satu jam kami disini rehat sejenak karena ada yang tertidur juga. Sehabis mandi air panas itu memang bawaan mau tidur aja, termasuk saya. Tetapi saya tidurnya di mobil tadi. Tidur sejenak namun lumayan pulas membuat saya segar kembali.
Tak lama disini kami lanjutkan perjalanan pulang. Mampir makan siang sebentar di warteg dengan kelas resto, namun harganya sekitar Rp 165.000,- untuk berlima. Makanannya berkelas.
Setelah itu sebelum masuk pintu TOL serang timur, kami sholat ashar dulu di masjid besar, di depan rumahnya bu Atut, mantan Gubernur Banten. Selesai sholat kami bablas masuk tol dan keluar di gerbang tol karang tengah dan menjelang jam 5 sore kami sampai dimana kami berangkat sore kemarin.
Sebuah pengalaman rohani yang berkesan dan bermanfaat. Berkenalan dan bersahabat akhirnya dengan jamaahnya pak Tolhah setelah pengajian Majlis Taklim Subulussalam Tangerang Raya, minggu sebelumnya. Ada pak Mul, pak Niko, pak Marto yang membersamai kami Safar ke dua Pondok di Pandeglang.
Subhanallah, suatu nikmat yang tak tergantikan oleh apapun. InsyaAllah Januari ada keinginan untuk kembali ke sana. Semoga Allah mudahkan. Aamiin
BSJ, Bintaro Jaya TangSel
Senin, 11/12/2023 15.36
Next trip in syaa Allah wa bi idznillah TOSERBA "Touring Sebar Barokah'
BalasHapus