Batiah
Batiah yang umumnya dibuat di daerah Luhak 50 Koto adalah salah satu cemilan yang dahulunya sangat sering saya beli ataupun dijadikan oleh oleh dari sanak famili. Entah yang ada di payakumbuh maupun di batu sangkar.
Cemilan ini selalu ada di terminal bus, di pasar pasar, di pusat oleh-oleh di seantero sumbar. Tetapi entah mengapa saya, baru teringat kembali untuk membeli batiah ini di pakan Kapau jumat lalu ketika mengantar istri membeli kebutuhan dapur yang mama perlukan.
Sudah lama ternyata saya tak mencicipinya batiah ini. Mungkin sudah puluhan tahun. Entah mengapa kemarin itu mata saya tertuju pada batiah ini, di saat pedagangnya menyusun aneka kuliner kering di lapak yang dia kelola.
Belum semua barang dagangannya turun, masih dia bolak balik antara mobil box dan lapaknya, saya sudah bongkar bongkar apa yang ada di lapak tersebut. Minangkabau memang kaya akan kuliner, sangat beragam. Banyak pilihan.
Tetapi batiah ini sudah saya jadikan pilihan utama, buat konsumsi pribadi maupun sebagai oleh oleh dari ranah. "Palapeh taragak jo salero lamo", begitulah yang ada dalam ingatan saya.
Saya teringat dengan para etek dan nenek kami yang berjualan di terminal Dobok Batusangkar. Dulu ketika kecil kecil pulang kampung maupun ketika sudah SMA setiap ke sini, hampir selalu dibingkisin batiah ini buat ibu di Duri. Dan kenangan lama ini seperti berputar kembali ketika saya berkeinginan menulis batiah ini.
Batiah yang saya bawa untuk teman teman kantor sebagai oleh oleh, selain memperkenalkan bahwa ini adalah "rengginang" nya Sumatera Barat. Nusantara kaya akan kuliner khas dari masing masing daerah, tetapi yang dari Sumatera Barat takkan kalah dari cita rasa, tekstur maupun bahan dasarnya.
Mungkin masih perlu untuk pengembangan packing-nya serta promosinya. Perlu dukungan dari kita kita memanfaatkan media sosial sebagai media promosi baik berupa tulisan/blogger maupun youtuber.
Kembali ke batiah ini, ternyata kudapan pagi saya di kantor hari ini menunjukan bahwa cita rasanya batiah ini tetap sama. Lidah ini masih merasakan hal yang sama ketika masih kecil kecil hingga remaja dahulu. Cita rasa tak pernah bohong. Cita rasa itu jujur. Karena dalam setiap kudapannya akan membawa kita ke masa lalu. Andai ada perubahan, memori tidak akan merespon positif. Pasti akan ada protesnya.
Demikian tulisan saya pagi ini. Jujur, batiah tetap bisa jadi andalan kuliner yang bisa kita angkat bersama. Rasanya enak, harganya pun tak mahal. Mungkin perlu label expire dated di setiap kemasan sehingga bisa dipilih oleh para pelanggan dalam setiap pembelian, terlebih yang mau dijadikan oleh oleh buat para dunsanak di perantauan.
Ada tanggapan, saya persilakan. :) :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pijar Park Kudus
Setelah sarapan dengan soto Semarang Mat Tjangkir porsi kecil kami lanjutkan balik ke penginapan sekitaran alun alun Kudus. Simpang Tujuh Re...
-
Pagi ini kami menata semuanya dengan sangat baiknya. Management Waktu sangatlah terorganisir dengan baik. Berbenah di rumah sebelum berangka...
-
Mandi Pagi Setelah menempuh perjalanan lebih kurang 1300 an km dari Tangerang menuju Kapau Bukittinggi, pagi ini baru sempat mengantarkan T...
-
Alhamdulillah, pagi ini kami kembali ke rantau setelah dua Minggu berada di kampung halaman. Dua Minggu berkesan. Memberi kesempatan kepada ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar