Jumat, 28 Juni 2019

TITIP: Pesan sang Kyai buat Wali Santri

Alhamdulillah, banyak hal yang sudah dijalani selama ananda masuk pasantren. Banyak suka dan duka yang sudah dilalui, tetapi sangat indah untuk dikenang. Boleh dikatakan enam bulan pertama adalah masa masa yang sulit kami jalani. Hanya bermunajat pada ALLAH semata, bersimbahkan airmata di setiap sujud dan doa buat ananda adalah salah satu cara "membunuh rindu". 

Sebagai orang tua, kita juga harus kuat. Kuat menahan rindu. Kuat dalam berdoa. Kuat dalam memotivasi ananda. Pokoknya harus kuatlah dalam segala galanya. Jangan sampai kegundahan kita, akan beresonansi buat mereka yang sedang berproses di pondok sana. Ikatan bathin kita dengan mereka sangatlah kuat. Apa yang kita rasakan, akan memberi respon signifikan buat mereka. So, kitalah yang dahulu harus KUAT.

Sejatinya mereka belajar di sana, kita pun belajar di rumah. Mereka puasa sunnah di sana, kita pun harus rajin puasa sunnah di rumah. Mereka tahajjud di sana, kita pun tahajjud di rumah. Mereka disiplin di sana, kita pun harus belajar disiplin di rumah dan dimana mana. Mereka "menatahati" di sana, kita pun "menatahati" di rumah.

Inilah yang sesungguhnya yang terjadi antara orangtua dan anaknya yang ada di pondok sana.

Belajar dari itu semuanya, alhamdulillah untuk si buyung IMAM anak kedua kami yang sejak tahun lalu diterima di GONTOR Ponorogo, sangat enjoy melalui tahun perdananya. Semuanya tentu belajar terhadap kakaknya yg lebih dahulu masuk di GONTOR Putri 3 Widodaren Ngawi Jatim. Dimana setiap ka mudifah, Imam dan Dhifa selalu diajak serta. 

Semuanya tentu belajar. Belajar dari komunitas walisantri yang ada, baik ketika mudifah maupun dalam WAG Walsantor yang ada. Selalu ada tips dan nasehatnya, serta yang terpenting adanya semangat saling menguatkan terhadap mujahid/mujahiddah yang tengah berjuang di pondok pasantren.

Tentu pesan KH. HASAN ABDULLAH SAHAL, pimpinan pondok gontor untuk para orangtua yang melepas putra-putrinya untuk menuntut ilmu perlu kita simak, sbb:“Kalau mau punya anak bermental kuat, orangtua-nya harus lebih kuat, punya anak itu jangan hanya sekedar sholeh tapi juga bermanfaat untuk umat, orangtua harus berjuang lebih ikhlas.. ikhlas.. ikhlas”.
Anak-anak mu di pondok pesantren gak akan mati karena kelaparan, gak akan bodoh karena gak ikut les ini dan itu, gak akan terbelakang karena gak pegang “gadget”. Insya Allah Anakmu akan dijaga langsung oleh Allah karena sebagaimana janji Allah yang akan menjaga Alqur’an..yakin.. yakin..dan harus yakin.
Lebih baik kamu menangis karena berpisah SEMENTARA dengan anakmu untuk menuntut ilmu agama, dari pada kamu nanti “yen wes tuwo nangis karena anak-anak mu lalai urusan akhirat.. kakean mikir ndunyo, rebutan bondo, pamer rupo..lali surgo..” (kalau sudah tua menangis karean anak2 kamu lalai thdp urusan akhirat….kebanyakan memikirkan urusan dunia, berebut harta, pamer rupa wajah…lupa surga)
“Jadi wali santri itu harus punya 5 sifat dan sikap, yaitu T I T I P.”
1.    Tega
Harus tega… harus tega… harus tega… harus percaya kalau di pesantren anakmu itu dididik bukan dibuang. Harus tega, karena pesantren adalah medan pendidikan dan perjuangan…
2.    Ikhlas
Harus ikhlas…harus sadar kalau anakmu itu tidak akan dibiarkan terlantar… harus ikhlas anakmu dididik, dilatih, ditempa, diurus, ditugaskan, disuruh hafalan, dan sebagainya… kalau merasa anakmu dibuat nda senyaman hidup dirumah… ambil anakmu serkarang juga..!
3.    Tawakkal
Setelah itu serahkan sama Allah. Berdoalah! Karena pesantren bukan tukang sulap, yang bisa merubah begitu saja santri-santrinya… maka berdoalah…
4.    Ikhtiar
Dana dan do’a. Ini adalah kewajiban. Amanat.
5.    Percaya
Percayalah bahwa anak kalian ini dibina, betul-betul DIBINA. Apa yang mereka dapatkan disini adalah bentuk pembinaan. Jadi kalau melihat anak-anakmu diperlakukan bagaimanapun, percayalah itu adalah bentuk pembinaan. Itu adalah pendidikan.
Jadi,
Jangan SALAH PAHAM!
Jangan SALAH SIKAP!
Jangan SALAH PERSEPSI!
Mereka itu beribadah dengan menuntut ilmu
Mereka selalu diajarkan untuk mendoakan ibu-bapaknya.
Mereka pergi untuk kembali.
Bertemulah jarang-jarang agar cinta makin berkembang.
(Abu Dawud, Ibnu Hibban)
http://www.embunhati.com/nasehat-kh-hasan-abdullah-sahal-gontor/
Photo dari profil FB uni Ambo Revi mailis

3 komentar:

  1. Kalau anakmu sakit samapi 10 hari demam panasnya naik turun hanya dikasih obat klinik..apakah dengan tawakal ,ikhlas dan tega..bisa sembuh..?..apakah kesembuhan yang Alloh turunkan hanya melalui pesantren dengan ikhtiar seadanya..? Apakah kita biarkan seperti itu tetap demam naik turun ..melebihi 10 hari kita diamkan?

    BalasHapus

Car Free Day 15/09/2024

 Car Free Day  Minggu 15 September 2024 Sabtu siang Akbar, sepupunya Imam datang ke rumah. Dari kampus Untirta Sindang Sari Serang Banten be...