Sabbtu pagi, 16 Juli 2022, setelah sarapan soto mat Tjangkir, kami kembali ke penginapan. Segera berberes dan mandi agar bisa sampai di pondok lebih awal. Datang lebih awal bagi kami adalah suatu kenikmatan
Nikmat bisa lebih awal bersilaturahmi dengan pimpinan dan pengelola pondok. Menyapa wali santri yang baru hadir juga suatu kenikmatan tersendiri. Selain itu tentu menunjukan keseriusan kita dalam menitipkan anak di pondok. Hmmm
Jam delapan lewat kami berangkat dari Oyo Residence, menikmati suasana pagi yang asri. Masih lenggang di jalanan. Kiri kanan jalan yang penuh dengan pepohonan yang rindang menambah kesejukan pagi.
Google map menunjukkan arah menuju jalan Menara Iman, hanya memakan waktu sekitar kurang dari 20 menit dari alun alun kota Kudus ini. Menjelang jam 8.30 kami sudah sampai di Ma'had Riyadhul Quran ini. Mencari tempat parkir yang agak teduh dan kemudian mengeluarkan bawaan Dhifa. Satu tas koper, satu tas tenteng dan satu dus berisi buku, makanan dan kebutuhan lainnya. Atas izin ustadzah nya semua barang barang bawaan buat Dhifa ini langsung diantar ke bagian penitipan di bagian putri, tanpa boleh saya antar lagi. Hanya bunda dan Dhifa saja yang masuk. Ikhwan dilarang sama sekali.
Alhamdulillah setelah itu kami berkenalan dengan wali santri dari Pati, Semarang dan Demak yang menyusul belakangan. Dan ada juga wali santri dari Bekasi yang anak putri nya sudah menginjak tahun ke dua di pondok ini.
Setelah selesai semuanya, kami berkumpul di Mesjid Menara Iman. Ikhwan dan akhwat terpisah. Siap siap memulai acara serah terima santri, dari orangtua ke pihak pondok.
Selain itu ada juga kajian, berupa materi "Mauidhoh Hasanah" yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Musyaffa' Ad Dariny, M.A حَفِظَهُ اللهُ تَعَالَى selalu Dewan Pembina Ma'had Riyadhul Qur'an Kudus. Beliau seorang doktor lulusan Madinah, yang masih mengabdi setahun lagi di Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafii di kota Jember. STDI ini dibawah pimpinan ustadz Dr Syafiq Riza Basalamah.
Dalam Mauidhoh Hasanah, atau nasehat kebaikan yang disampaikan, saya catat dan rangkum sebagai berikut:
1. Anak itu pemberian Allah
Allah juga menyebutkan anak itu adalah perhiasan kehidupan dunia. Allah memberikan kepada siapapun yang dia kehendaki. Ada yang anak laki laki saja, ada yang perempuan saja dan ada yang anak laki laki dan perempuan. Dan ada yang tidak Allah berikan anak sama sekali. Semuanya itu adalah karena ilmu Allah. Kebijaksanaan Allah SWT.
Bagi yang punya anak, itu adalah suatu kenikmatan. Kenikmatan dari Allah.
Namun apa yang Allah berikan itu, akan Allah mintai pertanggungjawaban kelak. So kita harus menjaga amanah tersebut dengan baik. Salah satu hal penting dalam menjaga amanah tersebut adalah memberikan tempat pendidikan terbaik bagi anak anak kita ini.
Anak pun bisa menjadi ladang pahala. Sejak menikah, mengandung, melahirkan, membesarkan dan memberi pendidikan terbaik adalah ladang pahala bagi orangtuanya. Bahkan ketika orangtua itu wafat, anak tetap menjadi ladang pahala, apabila anak itu adalah anak yang sholeh dan sholehah.
Begitu pula sebaliknya.
So tugas orangtua adalah memilih pendidikan terbaik bagi anak anaknya. Salah satunya ya di Ma'had Riyadhul Quran ini.
2. Doakan Anak
Ketika anak anak sudah dititipkan di pondok, doakan anak anak kita. Ketika sudah sampai di rumah tetap doakan anak anak kita. Doa adalah kekuatan yang sangat besar. Doa adalah senjatanta orang orang mukmin. Dengan doa itulah anak anak kita akan berhasil. Denga doa itulah anak anak kita akan dibimbing oleh Allah SWT.
Selain itu juga kita mintakan anak anak kita untuk mendoakan orang tuanya. Ketika orangtuanya kesulitan secara finansial, minta dia jugalah melalui anak. Sehingga antara anak dan orangtua saling mendoakan.
3. Titipkan pada Allah
Setelah kita menitipkan anak pada Allah, baru kita titipkan anak pada pengelola pondok. Katakan pada anak kita, "Aku titipkan engkau kepada Allah, yang titipan titipannya tak pernah sia sia". Setelah itu bertawakal pada Allah dan husnuzon lah pada pondok. Jangan ada kekhawatiran yang berlebihan di dalam hati kita, selalu orangtua.
Rasa khawatir itu harus ada sisa, jangan berlebihan. Karena dengan khawatir itu kita akan senantiasa berdoa untuk anak anak kita.
4. Berikan Motivasi Kebaikan pada anak
Mendidik anak bukan hanya tanggungjawab pondok saja. Harus ada kerjasama antara pondok, anak yang belajar dan wali santri. Pondok harus memberikan pendidikan yang terbaik. Anak pun harus demikian, harus semangat belajar. Orangtua pun harus menguatkan anaknya. Harus memberi motivasi untuk anak anaknya. Untuk tujuan MULIA, menghafal Al-Qur'an, selagi usia mereka masih muda. Dengan menghafal Al-Qur'an orangtua akan bahagia dunia dan akhirat.
5. Arahkan anak untuk selalu kembali pada Allah SWT
Karakter selalu kembali pada Allah dalam masalah apapun harus kita tanamkan pada anak anak kita. Segala persoalan yang ada harus dikembalikan pada Allah. Andai anak lemah dalam menghafal, sampaikan kepada anak untuk meminta kepada Allah untuk memudahkannya. Andai anak sering lupa atas apa yang telah dihafalkan, sampaikan kepada anak untuk meminta kepada Allah untuk menguatkan hafalan hafalannya. Mintalah kepada Allah dalam sujud sujudnya. Karakter selalu kembali pada Allah ini akan terbentuk dengan sendirinya dan akan besar manfaatnya kelak, meskipun anak tidak lagi berada di pondok. InsyaAllah masalah masalah dalam kehidupannya nanti akan mudah diselesaikan.
6. Tidak ada gading yang tak retak.
Tak ada kesempurnaan tentunya. Mari saling mengisi. Pondok ada kekurangannya. Sehebat apapun anak, pasti ada kekurangannya. Wali santri pun demikian. Disini lah penting nya saling mengisi, saling membantu dan saling membangun untuk tujuan yang mulia. Yakni Generasi Rabbani, Generasi yang menghafal alqur'an, generasi yang berakhlak mulia. Semoga Allah SWT memberi kemudahan bagi kita mewujudkannya.
Semoga anak anak kita kelak bisa menghafalkan Al-Qur'an 30 juz, memahami dan mengamalkan serta menyebarkannya ditengah tengah masyarakat kelak. Aamiin ya Rabbal 'alamin.
#####
Setelah selesai acara serah terima santri ini, kami disuguhkan makan siang bersama dan lanjut sholat zuhur berjamaah. Terakhir sebelum meninggalkan pondok ini, ada satu acara khusus bagi santriwati dan ibunya yang hadir yakni wisuda hafalan 10juz bagi santriwati yang baru saja naik ke kelas dua. Hanya bundo dan Dhifa saja yang ikut, saya standby di luar.
Sekitar jam dua siang, kami kumpul sebentar bersama Dhifa dan pamit untuk kembali ke Tangerang. Alhamdulillah Dhifa sendiri senang, karena punya teman barunya. Ada yang kembar dari Pati, Nadin dan Nadia, yang namanya agak mirip dengan si bungsu kami Nadhifah.
Dari kejauhan di lepas kami dengan senyuman terbaiknya. Dan tak lupa salam komando, salam semangat dengan tangan kanan dari sang Ayah sebagai bentuk motivasi bagi calon hafidzah cantik kami ini.
Jam 14.15 kami meninggalkan Ma'had ini.
Dituliskan kembali pada:
Parung Serab, Senin 25 Juli 2022
17.22 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar