Kamis, 17 Desember 2020

Trip To Bukittinggi (Part 3)

 Trip to Bukittinggi: Via Tempino

(Part 3)



Selepas mengisi BBM, jalanan masih sama seperti ketika keluar dari exit tol Jakabaring, tersendat sendat karena banyaknya truk yang jalan malam ini. Ini kesempatan bagi mesin mobil untuk kerja agak ringan dibandingkan ketika di tol tadi. Alhamdulillah jarak tempuh 362 km tertempuh dalam waktu 4 jam, sudah termasuk rehat hampir setengah jam di rest area KM 277.


Lumayan harus bersabar jalan malam ini, tetapi semuanya terhibur dengan tertibnya lalu lintas di Palembang malam itu. Hampir tak ada yang zig zag ataupun nyalib mendadak seperti di Jawa umumnya, entah di tol ataupun di jalan arteri ketika jalan tersendat. Kecepatan antara 30-40 km per jam. 


Melintasi jalan raya palembang betung sudah bisa agak bernafas sedikit, kadang bisa agak dalam juga menekan gas nya, tetapi tetap harus hati hati. Truk truk yang berjalan malam ini lumayan banyak, harus hati hati dalam menyalibnya. Kadang antrian mereka berjalan bisa tiga truk, membuat kita harus hati hati dalam mengambil timing kapan akan mendahului mereka. 


Jalan malam itu sangat ramai. Tiada keraguan akan ada gangguan ketika jalan malam sepanjang jalintim ini. Tadinya ingin beristirahat di daerah Betung, menginap semalam esok pagi gabis subuh langsung jalan lagi. Tetapi melihat ramenya jalanan, dan stamina pun masih oke, kami akhirnya tetap jalan saja. Yang penting terios sudah full tank, karena memang banyak SPBU yang tutup jika jalan malam di daerah Sumsel Jambi ini. 


Setelah Dhifa terjaga, kami akhirnya mulai mencari rumah makan yang aman dan nyaman serta bisa buat rehat serta sholat. Pilihan akhirnya jatuh pada RM Pagi Sore yang berada di Sungai Lilin, sebelah kiri jalan. 


Sudah ada referensi sebelumnya melalui bisser mania yang saya tonton dari youtube. Menjelang pulang kampung saya selalu update info jalan yang akan ditempuh melalui Youtube dan ini sangat bermanfaat karena banyak hal yang bisa kita dapatkan ketika menempuh jalan tersebut. 


Di RM Pagi Sore ini biasanya tempat singgahan bus NPM baik yang dari ranah maupun dari rantau. Sementara di bayung Lencir, RM Simpang Raya adalah tempat singgahan bus ANS dan MPM. 


Kami sholat jamak qashar di sini, berjamaah. Alhamdulillah kondisi masih sepi, belum ada bus yang masuk. Suasana yang bersih, air nya bening, serta masakannya juga uenak. 


Buat Dhifa bundanya pesankan sop Iga, karena butuh makanan hangat. Dan saya tertarik dengan gulai ikan mas yang masyaAllah ukurannya lumayan besar dan warna gulainya kuning, sangat menarik. Sementara sang bundo memilih asam padeh ikan gabus, atau ikan rutiang bahasa minangnya. Seporsi ikan tadi dengan nasinya 36.000 sementara sop Iganya dengan nasi harganya 61.000. Sop Iganya dua potong dengan ukuran yang lumayan besar. Dhifa hanya sanggup makan sepotong daging iga tersebut dengan nasi tambah. Yang sepotong sisanya buat kami berdua. Dan memang uenak. 


Dengan harga segitu memang agak mahal terasa, tetapi dengan kualitas rasa dan tempatnya ala restoran seperti ini menurut saya masih wajarlah. Bertiga kami makan dengan tambahan tambahan reg telor dan teh manis, totalnya 170.500 rupiah. 


Ada lebih satu jam kami rehat disini. Saya mendapatkan info dari kasirnya bahwa bus NPM dari Jawa biasanya masuk jam 12 malam, sementara yang dari ranah masuk sekitar jam 2 dini hari. 


Menurut saya ada baiknya kita berjalan lebih dahulu dari bis bis ini, karena speed mereka kalo jalan malam jauh lebih dari kita. Jadi ketika nanti di jalan bisa bertemu sebagai teman dalam perjalanan. 


Jam 11an kami melanjutkan perjalanan, meskipun masih banyak kendaraan pribadi yang bertahan istirahat di RM ini.


Lebih kurang satu jam jalan akhirnya mata ini rehat sejenak di SPBU yang tutup, tetapi banyak truk dan kendaraan yang istirahat di sini. Hampir seluruh area di sini penuh oleh kendaraan. Saya kebagian di bagian luar, tempat yang tersisa dan juga biar gampang keluar karena memamg niatnya hanya tidur selayang saja. 


Ada setengah jam rasanya tertidur di sini dan ketika mata terbuka melintas dengan kecepatan tinggi bus ANS.  Semangat saya kembali menyala, saya yakin di belakangnya masih ada vus ANS lainnya. Lagian, RM Simpang Raya tempat mereka ngumpul nanti sudah tak jauh lagi. Mereka akan konvoi menuju Terminal Solok dari sana. 


Satu jam lebih berjalan, rasa penasaran saya muncul, pengen tahu suasana RM ini. Saya putar kemudi ke sebelah kanan dan benar ternyata sudah ada empat bus ANS yang ada di sana. Tetapi nggak tahu apakah ini dari jawa atau da rantau karena memang biasanya mereka ngumpul di sini semuanya dalam waktu yang hampir bersamaan. Dan waktu sudah jam dua an lewat. Akhirnya sang bundo memaksa saya untuk istirahat di sini, habis subuh nanti jalan lagi katanya. Permintaan ini saya turuti, karena tak enak hati untuk menolaknya. 


Jam 3.45 alarm Hp saya berbunyi, lelap tidur buyar sudah berganti bugar. Tidur lebih dari satu jam suda lebih dari cukup. Satu butir Vitalong C saya minum sebelum mobil bergerak meninggalkan rumah makan ini. Alhamdulillah sekali jalan malam ini, dua rumah makan fenomenal bagi bisser mania saya jajali. Setidaknya saya sudah tahu kondisinya. Berbeda dengan RM Pagi Sore, RM Simpang Raya ini selain oleh bus juga banyak "dihuni" oleh truk truk yang rehat malam. Dan saya diarahkan oleh petugas parkir tadi malam di area truk truk ini. 


Belok kiri di simpang tempino kami adzan subuh mulai terdengar. Sahut bersahut di lagi ini. Tadi kami sempat di dahului oleh satu bus NPM dan saya berusaha mengejar dengan harapan bisa sholat subuh bersama penumpangnya sekalian saling sapa. Namun ternyata, akhirnya kami memilih di salah satu rumah makan truk, yang musholanya ada di ketinggian dan nampak jelas di sisi kiri jalan. 


Kami mampir di sini karena kebutuhan hajat pagi yang tak bisa ditolak. Sudah saatnya harus berhenti. Bertiga kami sholat berjamaah di sini.

Selepas sholat subuh perjalanan dilanjutkan lagi. 


Jalan sedikit rusak namun tak terlalu parah kami tempuh, namun secara keseluruhan sudah merupakan jalan cor yang baru jadi. Tak lama berjarak kami lewati NPM di sisi kanan jalan yang rehat dan penumpangnya menunaikan  subuh.


Secara keseluruhan jalannya bagus. Saya menikmati jalanan ini, jalanan yang pertama kalinya saya tempuh. Kalo tak salah di Muaro Tebo, jalanannya sudah sangat bagus. Jalannya lebar sekali, tanpa pembatas. Kami masuk daerah ini sekitar jam 8 an lewat. Satu jam lagi akan masuk di lintas tengah sumatra. 


Alhamdulillah menjelang jam 10 kami sudah sampai di pertigaan Muaro Bungo lintas tengah sumatra. Dan jalan lurus itu sudah tampak di depan mata. 


Agak berpacu dengan waktu, menjelang jumatan, gas agak dalam sata tekan. Sudah lelah juga kaki dengan kecepatan 50/60 km per jam, dan saatnya agak diluruskan sedikit kaki kanan ini dengan kaki kiri rehat tanpa terlalu sering menginjak kopling. 


Alhamdulillah, semakin lama semakin terasa aroma kampung halaman. Perbatasan makin terlihat dan nikmatnya soto padang yang kami inginkan menjelang siang ini makin terbayang. Rumah makan Umega adalah tempat istirahat yang kami inginkan.


Jam 11.25 wib akhinya terios sudah perkir di halaman rumah makan ini, tepat di pintu masuknya. Sengaja saya memilih disini, karena wikayah ini adalah wilayah kekuasaan oara bus sumatra. Karena mereka belum ada yang datang, saya kasih isyarat bahwa menjelang siang ini saya bisa datang lebih awal dari mereka. Hehehee


Ada dua kendaraan pribadi lainnya yang berada bersama kami saat itu. Suasana di dalam RM ini masih sepi tetapi makannya sudah tersedia. 


Pelayanan sangat ramah, kami disambut dengan senyuman. Ditawarkan makanan yang prasmanan atau hidangan. Tetapi karena kami pengen sekali makan soto Padang nya yang terkenal, kami lupakan prasmanan yang ditawarkan. 


Tiga porsi nasi soto kami pesan, habis tuntas dan akhirnya sang bundo minta tambahan semangkok lagi sotonya saja. Kalo dah begini, apabila sang bundo minta lagi,  saya akui memang ssotonya luar biasa. 


Dan pelayan yang melayani kami sangat senang, sambik berkata dengan senyuman, "Kami sanang pak, jika makanan kami bersih seperti ini. Kami senang karena makanan kami disenangi oleh pelanggan." 

Nah, ini sama konsepnya dengan #DapurBundoNova yang kami tawarkan ke pelanggan. Awak suko, urang pun suko. 


Alhamdulillah juga, saya bisa melaksanakan sholat jumat di sini. Masjid tetap menjalankan prokes pada bagian dalam masjid, namun pada bagian terasnya sudah rapat karena banyaknya jamaah.

2 komentar:

  1. Balasan
    1. Maaf baru bs balas, dan trip empat sdh ada. Mungkin sdh dibaca juga ya? :)

      Hapus

Car Free Day 15/09/2024

 Car Free Day  Minggu 15 September 2024 Sabtu siang Akbar, sepupunya Imam datang ke rumah. Dari kampus Untirta Sindang Sari Serang Banten be...