Lubuak Bangku
Rehat sejenak disini setelah bada zuhur tadi meninggalkan Harapan Raya Pekanbaru dan mampir silaturahmi di rumah sahabat saya sedari SD-SMA hingga sama sama kuliah di Padang, Ratna Dewi . Sampai di sini menjelang maghrib dan cuaca sehabis hujan, bersyukur masih dapat moment bagus dengan alam yang indah.
Di sini sudah lama sekali tidak mampir. Padahal dahulu sejak kecil tempat ini adakah transit terakhir bagi "pasisia" ketika akan masuk ke kota kota besar di sumatra Barat, menjelang subuh. Setelah sholat subuh baru bis bis ini berangkat sehingga ketika masuk di kota kota tujuan pagi hari atau menjelang siang.
Dinginnya udara di sini jangan ditanyakan di saat berwudhuk. Bagaikan menggunakan air es. Penumpang umumnya menggunakan jaket tebal dan ada dipan besar sebagai tempat tidur yang disediakan oleh pemilik rumah makan bagi yang mau rebahan. Tang mau mendengarkan "rabab" di tengah malam ini pun ada sebagai hiburan. Rabab adalah alat musik tradisional ranah minang yang sekarang sudah mulai jarang dimainkan.
#####
Back to laptop.
Di RM Ranah Minang ada dua tempat makannya. Satu menyediakan masakan padang dengan lauk pauknya dan satu lagi khusus menyediakan sop, soto dan mie rebus, khusus masakan panas. Nah pilihan kami pada tempat yang kedua ini. Tempat nya terpisah memang.
Ada mushola dan kamar mandinya di bagian belakang. Dan saya mendahulukan sholat di sini, sementara istri dhifa dan Ama sudah dahulu memesan sop, soto dan mie rebus.
Dengan makan tiga porsi soto, satu porsi sop dan mie rebus, plus satu bungkus kerupuk kulit, tanpa nasi karena nasi kami bawa dari rumah, total semuanya yang dibayarkan Rp. 78.000. Harga yang sangat murah di kantong. Sang Bundi kaget, ternyata memang makan di sini nggak mahal. Padahal sop dan sotonya uenak, daging soto dan sop nya banyak. Kami rekomendasi buat sahabat sahabat yang menempuh jalur ini, makan lah di Lubuk Bangku ini. Suasananya sangat nyaman, sejuk, udaranya dingin dan kulinernya mantap.
Selesai makan kami lanjutkan perjalanan ke Kapau yang tertempuh sekitar satu setengah jam. Jalan santai saja. Menikmati suasana malam di kota payakumbuh yang rame. Sate danguang danguang sementara kita abaikan dahulu ya...
Ada momennya nanti. :)
Sabtu, 19 Desember 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar