Sabtu, 12 Desember 2020

Baso Cryspi di Batusangkar

Tadi ketika mau ke V Kaum selepas pertigaan pincuran tujuah Batusangkar mampir sejenak di sini karena tertarik dengan dagangannya. 

Awalnya pengen lihat bentuknya ajah. Dan karena peminat mulai datang sata titip pesan enam buah saja sebagai tester, sekedar pelepas rasa penasaran saya saja. 

Jujur saya teringat dengan Om Susilo Amell Nurulfajri yang juga sahabat saya di walsantor Tangerang Raya. Usahanya juga baso. Baso dua saya pesan selain buat sop, juga untuk dijual lagi ke beberapa customer #DapurBundoNova dalam bentuk baso balado ataupun rendang baso. Nah ini apalagi inspirasi yang saya temui sian tadi di kampung halaman saya. 

Tanya punya tanya ternyata si mas yang menjual ini aslinya dari Wonogiri. Datang merantau ke ranah Minang ikut saudaranya yang dagang baso juga, di belakang outlet dia ini. 

 


Dari wonogiri banyak bis ke Jakarta dan dari Jakarta dia lebih suka memilih bus NPM ke Batusangkar ini. Ata kalo tak dapat bus NPM pilihannya SAN.

Inilah realita hidup, bagi orang orang yang memiliki jiwa pedagang, pejuang dan petarung. Kuncinya adalah kemauan hijrah, atau merantau. Orang minang banyak yg ke Jawa dan ternyata yang dari Jawa tak sedikit pula yang ka Minang. Dan keturunan anak anak PUJAKUSUMA ini adalah bentuk keindonesiaan kelak di negeri ini, selain yang juga melakukan perkawinan dengan orang minang di ranah minang itu sendiri.

Pujakusuma adalah singkatan dari Putra Jawa Kelahiran Sumatra seperti sahabat saya Om Susilo tadi yang kelahiran Palembang, yang kedua ortu berasal dari Jawa, dan dia sendiri tetap memilih istrinya juga orang jawa. Dan kami dipersatukan oleh anak anak kami yang juga bersekolah di tanah Jawa, di pondok Gontor Darussalam. 

Demikian sekelumit cacatan perdana saya setelah trip perdana ke sumatra tahun ini, tahun 2020.

Kapau, 12 Desember 2020

Jam 20.56

4 komentar:

  1. Ya begitulah realita kehidupan,ada orang jawa ketika menjemput rezeki ketemunya di ramah minang, begitu pula tidak sedikit Urang awak ketemu rezeki di jawa dwipa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul uda. Saling mengisi dan inilah rupa Indonesia ke depan. Berbaur antara sesama anak bangsa, saling menghargai satu sama lainnya

      Hapus
  2. Percaya nggak, kalau di Surian, Alahan Panjang kesananya itu, ada perkebunan Apel. Ternyata yg punya kebun orang Malang yg kawin dgn perempuan Surian, dan mereka ketemunya di Pakanbaru.

    BalasHapus
  3. MasyaAllah,indahnya.
    Begitu juga dengan suasana di kapau uda. Ada juga yg bersuami atau beristri orang jawa yang akhirnya betah menetap dan berusaha bersama pasangannya di sini. Alhamdulillah, akur akur saja dan diterima oleh masyarakat yang ada.

    BalasHapus

Pijar Park Kudus

Setelah sarapan dengan soto Semarang Mat Tjangkir porsi kecil kami lanjutkan balik ke penginapan sekitaran alun alun Kudus. Simpang Tujuh Re...