Minggu, 13 Desember 2020

Inspiring Bisnis: Pondok Teh Talua Tapai

Bermula ketika beberapa waktu yang lalu viral Teh Talua Tapai ini di media sosial. Sebagai pecandu Teh Talua, sudah tentu ada keinginan untuk dapat mencoba mampir ke sana. Rasa penasaran akan rasa, view yang katanya indah di tengah ladang serta awal memulai bisnis ini sudah membuncah ketika ada rencana mudik akhir tahun ini. Kebetulan dekat dari Kapau. 

Alhamdulillah sore ini, setelah dirasa badan sudah bugar, setelah isolasi di hari ke tiga di kampung, iseng aja saya mengajak Bundo Nova untuk menemani jalan jalan sore ini keliling kampung. 

Menggunakan motor kami nekad aja jalan, meski di awalnya gerimis mulai turun sesaat. Berbekal google map, lokasi ini kami susuri dari Giriang Giriang Kapau ke beringin, tampuniak hingga meluncur terus sesuai arahan si Mbah "Google". 

Enjoy dalam jalan jalan sore ini, kami sempat melihat dari kejauhan di sebelah kiri Kawasan Wisata Bonto Royo yang rame pengunjung. Terlihat banyak mobil parkir dari kejauhan. InsyaAllah nanti kami rencanakan akan ajak Dhifa ke sana. Bersama dia lebih seru. Biar dia tahu bahwa di kampung halaman banyak lokasi wisata menarik, di dekat rumah neneknya. 

Lurus terus lebih kurang 15 menit kami sampai di Pondok Teh Talua Tapai ini. Keindahan alam yang terpampang selama perjalanan sangat memanjakan mata. Tak terasa  waktu setengah jam dari rumah berkendaraan begitu cepat. 

Setelah parkir, yang saya kagumi adalah lokasinya. Dari pondok yang ada jelas terpampang indahnya alam sejauh mata memandang. Hamparan sawah yang dikelilingi oleh hijaunya bukit serta nun di ujung sana terlihat jelas genangan air yang banyak, yang tak lain tak bukan adalah Terusan Kamang yang juga sudah terkenal sebelumnya. Kami sudah pernah mampir ke sana beberapa tahun yang lalu bersama anak anak, Full Team.

Ketika masuk lokasi pondok ini, hampir semua tempat yang ada penuh. Tak lama berpikir, kami langsung pesan satu teh telor dan semangkok mie rebus, sebagai penghangat suasana sore. Cemilan "jadul" siap santap ada di toples, pisang pun tersedia. 

Saya sempat videokan suasana sore itu sambil menunggu pesanan datang. 

Ide mengelola kuliner seperti ini sangat berarti dalam suasana ekonomi yang susah saat ini. Butuh keberanian untuk memulai usaha setelah banyaknya PHK akibat Covid 19 ini. Peluang untuk bekerja sangatlah tipis, kecuali bagi mereka yang punya akses "menggarong" uang rakyat. Entah itu benur, apalagi dana sosial Covid yang sangat menarik. Duitnya jangan dikira sedikit. Banyak, man. M M an, bahkan trilyunan. Amazing banget itu. 

Pengunjung silih berganti, hingga sedikit bersabar menunggu pesanan datang. Ada yang datang dengan mobil, ada juga yang datang rombongan kendaraan roda dua. 

Alhamdulillah akhirnya dapat juga bergeser ke ujung di meja yang ada bangkunya. Tempat semula saya incar. Itupun setelah menunggu sekitar 5 menit pengunjung tersebut beranjak pulang. 

Sebagai pemain baru di bisnis kuliner, #DapurBundoNova, Allah takdirkan di meja depan kami seorang ibu dengan anak bujangnya. Yang ternyata beliau adalah owner kedai nasi di depan pasar Baso. Yang juga menyediakan teh telor di samping nasi soto, nasi goreng, mie rebus/goreng juga. Beliau ke sini karena anak bujang nya yang ngajak. 

Sengaja dari Baso. Dan anak bujangnya, yang bernama Dayat, adalah spesialis pembuat Teh Telor di kedai nasi mereka ini. Nah?? Ketahuan kan bahwa banyak yang penasaran tentang kualitas teh talua yang viral ini, termasuk da Dayat ini. 

Jadi kami yang datang dari Tangerang tak salah tempat datang ke sini. 


Dalam obrolan kami betempat, beberapa menit kemudian baru datang teh telor dan mie rebus pesanan saya, baru kemudian ibu dan anak bujangnya ini. 


Saya akui bahwa teh talua tapai ini tidak mengecewakan. "Lai manggigik" sesuai tanya mas Triyogo Priyohadi ketika saya share di WAG kami. 


Porsi nya besar, sesuai ukuran gelasnya yang lumayan jumbo. Menggunakan telor bebek dan tapai ubi yang sangat terasa. Bagi yang tak suka gula berlebihan, menurut istri saya ini sangat cocok. Rasanya ok. 


Selain rasa dan kualitasnya, keberanian untuk memilih dan menata tempat di lokasi seperti ini, saya harus akui owner Pondok Teh Talua Tapai ini sangat berani. Nun di ujung desa, di pelosok negeri beliau sangat berani membuka usaha ini. Akses ke sini dari kota Bukittinggi lebih kurang satu jam, tetapi banyak orang yang datang. Datang untuk menikmati Teh Talua Tapainya dan menikmati suasana alam desa yang asri. 

Sayang tak sempat "maota" dengan owner yang sibuk tanpa henti membuat teh telor ini, saya akhirnya bertanya dengan yang melayani saja. 

Usaha ini baru dimulai sejak lebaran idul Fitri lalu. Dan itu dikelola sendiri oleh sang Bapak pemilik usaha. Beliau yang bikin langsung untuk customer nya. Andai berhalangan baru diserahkan ke yang lain. Selagi dia ada, dia yang membuatnya. Semuanya demi cita rasa buat pelanggan yang sudah datang dari jauh. Jangan sampai ada yang kecewa. Saya saluuut. Saya akui beginilah seharusnya pemilik usaha kuliner. Harus totalitas, seperti juga usaha Masakan Kapau Online #DapurBundoNova yang kami rintis sejak Agustus 2020 ini. Harus totalitas, harus cooking with passion and love.

Makanya saya tak heran hingga kami pulang, pelanggannya datang silih berganti. Luar biasa. Semoga ini bisa menginspirasi sahabat ataupun saudara saudara kita yang lain yang berminat memulai bisnis kuliner seperti ini. Setidaknya harus berani dalam memilih menu utamanya, lokasi dan setting-an tempat. Kalo semuanya oke, pelanggan akan datang. Bak semut mendatangi gula. 

Oh ya harga segelas teh telor tapai ini hanya 8.000 rupiah saja. Sangat murah dan terjangkau. 


Lepas dari Pondok Teh Talua Tapai ini kami pamit kepada ibu dan uda Dayat ini, membayar apa yang dimakan, kami susuri alam yang indah sepanjang jalan yang ditempuh oleh motor kami. Alamnya memang sangat indah. 



Kami menempuh jalan yang berbeda, dan sempat mampir di dekat Tarusan Kamang menuju pakan Sinayan, terus ke Kamang Magek menuju rumah di Kapau. 

Sangat berkesan sekali. Semoga suatu waktu bisa ke sana lagi dan "maota lamak" dengan si pemilik usaha. Semoga!!!

Kapau, Bukittinggi 13/12/2020

20.40

2 komentar:

  1. Mantap jeje...pingin juo mancubo kalau pulang kampung..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan lupa testimoni nanti kalo mampir ke sini ya... :)

      Hapus

Car Free Day 15/09/2024

 Car Free Day  Minggu 15 September 2024 Sabtu siang Akbar, sepupunya Imam datang ke rumah. Dari kampus Untirta Sindang Sari Serang Banten be...