Sabtu pagi anak anak mengajak untuk memanfaatkan waktu jalan jalan bersama. Mumpung kota belum sesak, masih lega buat jalan jalan kemana saja. Andai nanti lebaran tiba tentu pusat kota Bukittinggi ini akan padat. Padat sekali.
Mengapa kota yang satu ini selalu padat setiap lebaran dan liburan?
Yang Pertama:
Semua objek wisata yang ada di Kota ini berpusat di tengah kota. Dan jaraknya pun berdekatan semuanya. Bisa ditempuh berjalan kaki dari satu tempat ke tempat lainnya. Semua objek wisatanya terkelola dengan baik dengan harga yang sangat terjangkau untuk ukuran para perantau. Ada Kebon Bintang yang terhubung dengan Benteng Ford De Cocknya melalui Jembatan Limpapehnya. Ada Panoroma Ngarai Sianok yang terintegrasi dengan Lubang Japangnya. Ada Ngarai Sianok nya juga.
Yang Kedua:
Selain objek wisata, pusat kulineran dan oleh olehnya juga ada di sini. Semuanya ada di "Pasa Ateh Bukittinggi" dan "Los Lambuang" yang terkenal dengan pusat masakan Nasi Kapau nya. Semuanya tetap bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Belum lagi ada Mall Ramayana dan Fast Food Resto lainnya. Semua gampang ditemui, semuanya uenak untuk dicicipi. Dan semuanya harganya sekarang ini sudah ada standartnya. Baik untuk makanan ataupun belanja oleh olehnya. Sudah tak ada lagi harga "main pakuak" nya. Image belanja dengan harga yang terjangkau sesuai kualitas barangnya sudah terjaga dengan turut sertanya pemerintah dalam membina para pedagang yang ada. InsyaAllah dengan begini Bukittinggi bisa menjadi kota perdagangan yang layak bagi semuanya pendatangnya. Belanja nyaman dan aman, pembeli dan penjual sama sama senang.
Yang Ketiga:
Ada kerinduan akan Jam Gadang. Seolah olah kalo belum berkodak di Jam Gadang, belum sah artinya pulang ke ranah minang. Berphoto di Jam Gadang menjadi bukti sejarah buat masa depan. Bahkan yang sudah sering pulang pun masih tetap saja mau datang ke sana. Memang dari tahun ke tahun, Jam Gadang selalu berbenah. Alhamdulillah sekarang ini sudah jauh berubah, sudah tertata dengan baik. Suasana di sini selalu rame dikunjungi dari pagi hingga malam hari. Jika siang, keindahan alamnya bisa dinikmati dengan latar belakang gunung Merapi dan Gunung Singgalang. Jika malam hari dengan taman dan lampu LED yang menyala terang menjadikan Jam Gadang bak Bintang Gemintang, bercahaya terang. Ada taman dengan air mancur nya yang bisa bergoyang.
Tiga point di atas sudah mewakili kerinduan para perantau untuk selalu datang saat liburan, termasuk kami yang berkumpul. Arab yang dari Padang, Pekanbaru, Batam dan Jakarta. Nggak pernah bosan bosannya ke sini. Suasana seperti ini kami rasakan empat tahun yang silam. Saat Anak Minantu dan Cucu (Amincu) ama Asma Yati pulang kampung semuanya.
Mumpung masih lengang, kami bisa leluasa duduk duduk di pelataran Taman Jam Gadang. Anak anak masih bisa berlarian, masih bisa terjangkau dalam pantauan. Dan sebagai penutup agenda di sini, tak lupa photo photo sebagai bukti.
Akhirnya perjalanan dilanjutkan ke Banto Royo yang jaraknya sekitar 20 menit dari pusat kota Bukittinggi. Tulisan kami di Bonto Royo sudah tayang kemarin.
Masjid Raya Bukittinggi, 1 Mei 2022
Jam 9.30, sambil menunggu anak anak main di BonBin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar