Selasa, 17 Mei 2022

Teh Telor Gula Aren

Alhamdulillah sedari siang tadi ke pengen banget minum Teh telor. Sudah diniatkan saat buka puasa nanti rencananya. Tetapi rencana tinggal rencana, karena ada pesanan Ufia customer juga yang mesti diantarkan. Jadilah waktu berbuka mepet banget, tak bisa apa apa. 



Bada isya 'dilapeh an bana taragak ko lai'. Kebetulan telor bebek yang dibeli empat butir minggu lalu masih ada. Dipecahkan sebutir, dipisah kuning dan putih telornya. Putihnya disimpan dulu, buat esok entah buat Bundo ataupun Dhifa. Putih telor banyak manfaatnya, banyak yang bisa diolah dengannya. 


Kuning telur tadi saya masukan ke dalam gelas dan ditambah sesendok gula pasir. Sekedarnya saja, sebagai syarat buat kuning telor bisa mengembang. Selanjutnya ditambahkan gula aren seperlunya, diaduk dengan hand mixer beberapa saat sehingga kuning telor tadi mengembang. Air yang telah dididihkan sebelumnya, kemudian saya tambahkan teh bendera sehingga pekat warnanya. Biarkan mendidih lagi beberapa saat. 


Adukan telor yang sudah selesai, kemudian ditambahkan teh mendidih tadi ke dalam gelas, secukupnya. Kemudian saya tambahkan "bumbu teh telor" seujung sendok ke dalam gelas, lalu diaduk dengan sendok. Setelah cukup larut, kemudian ditambahkan lagi teh pekat yang mendidih lagi hingga hampir memenuhi gelas. 


Dibiarkan beberapa saat, hingga tampak beberapa layer. Jika ingin mantap lagi bisa ditambahkan susu kental manis. Tetapi yang ini, tidak saya lakukan, karena saya tak butuh layer yang lebih dari teh telor ini. Yang saya butuhkan adalah original tastenya. Dan sedari awal saya yakin, bahwa ini akan saya dapatkan. 


Setelah sesi pengambilan photo yang berdampingan Ufia botol yang selalu tersedia di rumah, saya nikmati teh telor gula aren ini. Saya aduk sambil menikmati aroma yang menyeruak perlahan memasuki rongga hidung saya. Aromanya khas. Rasanya pun sangat mantap. Seteguk demi seteguk saya nikmati. Dan alhamdulillah ini sesuai dengan ekspektasi yang saya harapkan. 


Aroma dan rasanya yang selalu saya dapatkan di "de Lapau Minangnese" Graha Raya. Resep ini alhamdulillah, saya dapatkan karena kedekatan dengan sang owner. Kami berbagi cerita tentang olahan Teh Telor  yang berkembang dengan banyak varian saat itu. Baik di ranah ataupun yang di rantau. Namun bagi Om Willy ini, 'original taste' selalu jadi andalan di de Lapau


Kuncinya di resep 'bumbu teh telor' nya ini. Kebetulan saya sempat membelinya di pasar Lereng Bukittinggi saat mudik Desember tahun lalu, sementara om Willy mendapatkannya di pasar Ibuah Payakumbuh. Untuk urusan de Lapau Om Willy ini, umumnya bumbu yang digunakannya dari ranah minang, untuk semua racikan utama masakannya. 


Meskipun kini de Lapau ini dia hanya "lihat lihat dari jauh saja", karena ada orang kepercayaannya yang sudah bisa meng-handle semuanya. Dia kembali lagi menggeluti usaha konveksinya yang sempat vakum selama pandemi Covid. Sesekali ikut mengantarkan mobil yang dibeli orang ke Sumatra dan Bali. 


Anak muda yang lebih suka berwiraswasta ketimbang menjadi karyawan. Mengobrol dengan Om Willy ini selalu nyambung. Anaknya sopan dan halus budi bahasanya. Anak gaul juga, pernah nge-band juga. Tetapi aslinya dia itu juga pernah nyantri, lanjut di STM di kampung halaman sebelum kuliah di tanah betawi ini. 


Jadi ngobrol dengan dia itu masuk ke segala lini. Asyiiiik kan? 

Dan dari dia saya dapatkan resep teh telor mantap ini. Thanks Om Willy. 


Parung Serab, 17 Mei 2022

21.10 WIB

Menulis sembari menikmati seteguk demi seteguk teh telor gula Aren.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pijar Park Kudus

Setelah sarapan dengan soto Semarang Mat Tjangkir porsi kecil kami lanjutkan balik ke penginapan sekitaran alun alun Kudus. Simpang Tujuh Re...