Seorang putra tidak suka tinggal di rumah, karena ayah ibunya selalu ‘ngomel’, ia tak suka bila ibunya mengomelinya untuk hal-hal kecil ini....
"Nak ! Kalau keluar kamar matikan kipas anginnya."
“Matikan TV, jangan biarkan hidup tapi tak ada yang menonton !
“Simpan pena yang jatuh ke kolong meja di tempatnya !”
Tiap hari dia harus ta'at pada hal-hal ini sejak kecil, saat bersama keluarga di rumah.
Maka tibalah hari ini, saat dia menerima panggilan untuk wawancara kerja...
“Dalam hati dia berkata : "Begitu mendapat pekerjaan, saya akan sewa rumah sendiri.
Tak akan ada lagi omelan ibu ayah," begitu pikirnya.
Ketika hendak pergi untuk interview, ibunya berpesan :
“Nak ! Jawablah pertanyaan yang diajukan tanpa ragu-ragu.
Bahkan jika engkau tidak tahu jawabannya, katakan sejujurnya dengan percaya diri....”
ibunya memberinya uang lebih banyak dari ongkos yang dibutuhkan untuk menghadiri wawancara....
Setiba di pusat wawancara, diperhatikannya bahwa tidak ada penjaga keamanan di gerbang.
Meskipun pintunya terbuka, gerendelnya menonjol keluar, dan bisa membuat yang lewat pintu itu menabrak atau bajunya tersangkut grendel.
Dia geser gerendel ke posisi yang benar, menutup pintu dan
masuk menuju kantor.
Di kedua sisi jalan dia lihat tanaman bunga yang indah.
Tapi ada air mengalir dari selang dan tak ada seorang pun disekitar situ.
Air meluap ke jalan setapak.
Diangkatnya selang dan diletakkannya di dekat salah satu tanaman dan melanjutkan kembali langkahnya.
Tak ada seorang pun di area resepsionis.
Namun, ada petunjuk bahwa wawancara di lantai dua. ...
Dia perlahan menaiki tangga.
Lampu yang dinyalakan semalam masih menyala, padahal sudah pukul 10 pagi.
Peringatan ibunya terngiang di telinganya :
"Mengapa kamu meninggalkan ruangan tanpa mematikan lampu ?"
Dia merasa agak jengkel oleh pikiran itu, namun dia tetap mencari saklar dan mematikan lampu.
Di lantai atas di aula besar dia lihat banyak calon duduk menunggu giliran.
Melihat banyaknya pelamar, dia bertanya-tanya, apakah masih ada peluang baginya untuk diterima ?
Diapun menuju aula dengan sedikit gentar dan menginjak karpet dekat pintu bertuliskan "Selamat Datang" ...
Diperhatikannya bahwa karpet itu terbalik. Spontan saja dia betulkan, walau dengan sedikit kesal.
Dilihatnya di beberapa baris di depan banyak yang menunggu giliran, sedangkan barisan belakang kosong.
Terdengar suara kipas angin, dimatikanya kipas yang tidak dimanfaatkan dan duduk di salah satu kursi yang kosong....
Banyak pria memasuki ruang wawancara dan segera pergi dari pintu lain.
Sehingga tak mungkin ada yang bisa menebak apa yang ditanyakan dalam wawancara.
Tibalah gilirannya, dia masuk dan berdiri di hadapan pewawancara dengan agak gemetar dan pesimis....
Sesampainya di depan meja, pewawancara langsung mengambil sertifikat, dan tanpa bertanya langsung berkata :
"Kapan Anda bisa mulai bekerja ?"
Dia terkejut dan berpikir, "apakah ini pertanyaan jebakan, atau tanda bahwa telah diterima untuk bekerja disitu ?"
Dia bingung.
Apa yang Anda pikirkan ?" tanya sang boss lalu melanjutkan :
"Kami tidak mengajukan pertanyaan kepada siapa pun di sini.
Sebab hanya dengan mengajukan beberapa pertanyaan, kami tak akan dapat menilai siapa pun.
Tes kami adalah untuk menilai sikap orang tersebut...
Kami melakukan tes tertentu berdasarkan sikap para calon...
Kami mengamati setiap orang melalui CCTV, apa saja yg dilakukannya ketika melihat gerendel di pintu, selang air yang mengalir, keset "selamat datang", kipas atau lampu yang tak perlu...
Anda satu-satunya yang melakukan.
Itu sebabnya kami memutuskan untuk memilih Anda !”
Hatinya terharu, dia ingat ibunya....
Dia yg selalu merasa jengkel terhadap disiplin dan omelan ibu ayahnya.
Kini dia menyadari bahwa justru omelan dan disiplin yg ditanamkan orang tuanyalah yang membuatnya diterima pada perusahaan yang diinginkannya...
Kekesalan dan kemarahannya pada ibunya seketika sirna...
.....Hanya Anda satu-satunya yang melakukan apa yang kami harapkan dari seorang manajer, maka kami putuskan menerima Anda bekerja disini.......
ibu ! Ma'afkan anakmu, bisiknya dalam hati penuh rasa haru dan bersyukur.
Dia akan minta maaf kepada ibunya, dia akan ajak ibunya melihat tempat kerjanya...
Dia pulang ke rumah dengan bahagia...
Apapun yang orang tua katakan pada anaknya, adalah demi kebaikan anak-anak itu sendiri, untuk menyiapkan masa depan yang baik !
"Batu karang tak akan menjadi patung yang indah bernilai tinggi, jika tak dapat menahan rasa sakit saat pahat bekerja memotongnya"...
Untuk menjadi pribadi yang indah, kita perlu menerima dan mematuhi nasehat yang baik.
Kebiasaan baik akan muncul dari perilaku buruk yang dipahat dan dibuang dari diri kita...
Ibu menggendong anak di pinggangnya untuk memeluk, memberi makan dan untuk membuatnya tidur..
Tetapi ayah mengangkat anak dan mendudukkan di pundaknya, untuk membuatnya melihat dunia yang tidak bisa dilihat anaknya...
Ayah dan ibu adalah pahlawan, yang kasih sayangnya layaknya guru yang mendampingi anak sepanjang kehidupan...
Perlakukanlah orangtua sebaik-baiknya, agar jadi contoh dan bimbingan dari generasi ke generasi, yang menerima estafet kehidupan...
Untuk dibagikan ke para orang tua dan anak-anak tercinta....
Jumat, 31 Januari 2020
Cerpen: Malaikat Bercadar by Irene Radjiman
Sepenggal kisah :
Inara baru saja pulang dari sharing di sebuah kajian di kota B. Seperti biasa ia selalu ditemani oleh suaminya. Dari kota B mereka akan pulang menuju kota S tempat mereka tinggal. Biasanya mereka melewati kota P, dimana Inara dan suami sering sekali melewati kota P dan mereka paham bila selepas maghrib akan ada banyak ukhti yang berpakaian mimimalis dengan bedak tebal dan bibir merah merekah bak kelopak mawar, berjejer dipinggir jalan atau diwarung kecil dengan cahaya lampu remang-remang. Mereka biasa melambaikan tangannya pada setiap mobil mewah yang melintas, atau motor yang mereka lihat hanya ditumpangi oleh seorang pria.
Yaaa kalian pasti tahu siapa para ukhti itu. Maaf jangan ada yang protes bila saya memilih menyebut mereka dengan sebutan "ukhti" sebab arti kata ukhti adalah "saudara perempuan" bukan ?
"Abi, bagaimana bila kali ini amplop dari kajian ini kita berikan pada salah satu ukhti yang biasa berdiri dipinggir jalan kota P nanti." Tanya Inara pada suaminya. Sang suami melambatkan laju mobilnya.
"Kenapa ummi memilih salah satu dari mereka ?" Suaminya balas bertanya.
"Entahlah bi, ummi tidak tahu kapan terakhir kali mereka memakan makanan halal. Jangan-jangan ada salah satu dari mereka yang sedang menafkahi anak yang sedang belajar agama."
"Bagaimana ummi bisa berpikir bahwa ada diantara mereka yang memberikan pendidikan agama untuk anak-anaknya ?"
"Sejahat-jahatnya mafia, dia akan pilihkan hal-hal baik untuk buah hatinya bi. Sebab mereka manusia bukan iblis."
Sejurus suami Inara terdiam. Ada amplop berwarna coklat yang tergeletak di jok belakang. Inara sering sekali diundang disebuah acara ataupun di sebuah kajian sebagai narasumber. Banyak yang memanggilnya ustadzah, namun Inara selalu klarifikasi "saya bukan ustadzah." Ia lebih nyaman dipanggil dengan sebutan "mbak" atau "bunda".
Inara tidak pernah tahu, berapa isi amplop yang selalu diselipkan oleh panitia disetiap bingkisan yang selalu dibawakan untuknya. Inara dan suami sudah sepakat, tidak mau tahu jumlah nominalnya. Uang dari ummat akan kembali untuk ummat. Amplop itu biasanya akan diberikan pada siapa saja dimana hati Inara tergerak untuk memberikannya. Bisa diberikan untuk tukang becak, kuli panggul, pemulung, gepeng, siapa saja lah. Namun entah kali ini hati Inara tergerak untuk memberikannya pada salah satu ukhti yang berdiri di pinggir jalan sepanjang jalan kota P.
"Abi, tolong berhenti disana, ditempat ukhti yang berdiri sendiri itu !" tunjuk Inara.
"Perempuan yang pakai baju merah itu ?"
"Iya."
Suami Inara menghentikan mobilnya tepat dihadapan wanita itu. Wanita itu reflek mendekat dan mengetuk kaca mobil. Kaca mobil dibuka. Wanita itu nampak terkejut melihat wanita bercadar berada disamping pria yang cukup terbilang tampan yang berekspresi lurus dibelakang stir kemudi. Wanita itu tersenyum kikuk sambil surut beberapa langkah kebelakang. Inara mengambil amplop coklat di jok belakang. Inara turun dari mobil sambil tersenyum. Namun wanita itu tak melihat senyuman bibir Inara dibalik cadar.
"Assalamualaikum mbak." sapa Inara
"Wa'alaikumusalam." wanita itu menjawab sambil menatap lekat Inara. Seolah bingung apa keperluan wanita bercadar itu pada dirinya.
"Maaf mbak, ini ada rejeki dari Allah. Saya tergerak untuk memberikannya pada mbak. Saya tidak tahu berapa nilai nominalnya, tapi saya berharap rizki ini akan membawa keberkahan bagi mbak sekeluarga. Mohon diterima ya mbak." Inara mengulurkan amplop coklat kearah wanita itu. Wanita itu tidak segera menerimanya.
"Apa ini mbak ?" Tanyanya pada Inara.
"Tadi saya baru mengisi kajian dikota B. Ini adalah amplop yang diberikan oleh panitia pada saya. Saya tidak pernah membuka ataupun menggunakan amplop ini, saya biasa memberikannya pada siapa saja melalui gerakan hati saya."
"Apakah mbak tahu siapa saya ?'
"Memangnya mbak siapa ?"
"Saya ini wanita jalang mbak. Begitulah sebutan yang disematkan orang-orang pada manusia seperti saya. Itu adalah uang dakwah, saya tidak pantas menerimanya. Bawa kembali saja uang itu." Bibir merah wanita itu bergetar saat menjawabnya.
"Saya juga bukan orang suci mbak. Apakah mbak pikir saya orang baik karena memberikan rizki ini pada mbak ? Saya ini sama dengan mbak. Dimana hati saya adalah milik pencipta kita dan berada didalam genggamanNYA. Saya juga tidak tahu, mengapa sang pemilik hati saya mengarahkan saya pada mbak untuk memberikan amplop ini."
Wanita berbedak tebal itu terjongkok, menangis tergugu. Eye liner yang ia gunakan sampai luntur. Inara mendekat, merengkuh pundaknya. Diraihnya tangan wanita itu, digenggamkannya pada amplop coklat yang ia bawa.
"Semoga yang ada didalam amplop ini bisa menjadi pintu rejeki yang barokah bagi mbak sekeluarga dan mengeluarkan mbak dari ke tidak halalan selama ini. Saya mohon pamit ya mbak. Assalamualaikum."
"Wa'alaikumusalam." Jawabnya masih dengan terisak.
Inara melangkah menuju mobilnya. Sekuat tenaga ia tahan tetesan embun hangat yang sudah menggenang pada telaga matanya.
***********
Namaku Amidah. Aku janda yang memiliki 4 orang anak. Aku terjebak sebagai kupu-kupu malam sebab dijual oleh suamiku yang sudah mabok judi dan miras. Namun akhirnya aku terbiasa dengan pekerjaan ini walau kini suamiku telah meninggal karena over dosis miras.
Walau aku pekerja haram, namun aku tak ingin anak-anakku kelak akan sebejat aku dan ayahnya. Walau banyak gunjingan tidak sedap dari tetangga sekitar, aku tetap ikut sertakan anak-anakku pada pengajian mushola didekat kontrakanku. Anakku yang paling besar sudah kelas 6 SD, sudah bisa mengurus adik-adiknya bila kutinggal.
Sudah seminggu ini aku tidak menjumpai pelanggan satupun. Yah aku bukan PSK kelas kakap yang biasa dibayar puluhan juta perjam. Aku hanyalah PSK kelas teri yang hanya dibayar 100 - 200rb permalam. Bahkan bisa banting harga lebih murah bila sedang sepi pelanggan. Yah... segitulah harga tubuhku. Seminggu ini kami hanya makan nasi dan rebusan daun pepaya yang tumbuh subur dibelakang kontrakanku.
Sore itu aku hanya memiliki selembar uang 20rb. Saat hendak berangkat mangkal seperti biasa kulihat ada seorang anak bertubuh kurus dan kumal berlarian dikejar oleh 2 orang laki-laki dan perempuan. Anak itu kulihat bersembunyi dibalik semak-semak. Tapi malang, bocah itu ketahuan. Si laki-laki yang mengejar, tanpa ampun menyeret bocah itu keluar dari semak-semak. Si wanita entah isteri laki-laki itu atau siapanya sudah siap hendak memukul bocah itu. Reflek aku berlari kearah mereka.
"Stop ! ada apa ini !"
"Dia maling !" kata si laki-laki
"Iyaa... setan kecil ini sudah maling dagangan kami !" si wanita tak kalah sengit.
"Memangnya dia sudah maling apa ?" tanyaku
"Heh setan maling keluarkan barang curianmu !" bentak si wanita. Dengan ketakutan bocah cilik itu mengeluarkan 2 bungkus makanan. Mungkin isinya nasi dan lauk.
"Nah ini ! saya lagi bungkusin nasi ini buat pesanan, baru ditinggal sebentar kedalam sudah dimaling sama setan ini !" si wanita itu kembali menimpali.
"Maaf bu, adik saya lagi sakit dirumah, sudah 3 hari nggak ada makanan, saya cuma minta 2 bungkus buat kedua adik saya." kuperhatikan bocah itu. Sepertinya seumuran dengan anakku yang nomor 3. Aku tiba-tiba teringat anakku. Lalu kudekati wanita penjual nasi itu.
"Berapa harga 2 bungkus nasi itu ?"
"20rb !" Jawabnya ketus. Kuambil uang 20rb semata wayangku dibalik dompet. Kuserahkan pada wanita penjual nasi itu. Akhirnya ia lepaskan bocah kurus kumal itu dengan kasar.
"Awas ya kalo kamu berani maling lagi !" Katanya mengancam, sambil berlalu.
"Terimakasih tante." Kata bocah itu menunduk sambil terus mendekap 2 bungkus nasi yang ia dapat dari warung.
"Jangan mencuri lagi ya dek. Semoga adikmu segera sembuh." Bocah itu mengangguk, kemudian berlari secepat kilat dari hadapanku.
Saat anak itu berlalu aku kembali melanjutkan langkahku. Kuhidupkan sebatang rokok untuk mengusir kegalauanku.
"Ya Tuhan, daun pepaya dibelakang kontrakan sudah habis. Uang 20rb semata wayangku pun sudah tidak ada. Dengan apakah esok hari anak-anakku akan makan Tuhan ?! Mengapa setetes rizki harampun tak mudah kudapatkan ?"
Tiba-tiba mobil yang cukup mewah berhenti dihadapanku. Mataku berbinar penuh harapan. Aku langsung mendekat dan kuketuk kaca mobilnya. Saat kaca mobil itu terbuka langkahku langsung surut beberapa langkah kebelakang. Kulihat seorang pria tampan dibalik kemudi, namun disampingnya kulihat ada malaikat bercadar. Malaikat bercadar itu mengambil sesuatu di jok belakang mobil lalu keluar membawa amplop berwarna coklat. Amplop itu ia berikan padaku. Aku sempat menolak, sebab aku tahu itu adalah uang dakwah. Tanganku terlalu kotor untuk menerima amplop yang didalamnya berisi infaq dari orang-orang beriman. Namun malaikat itu justru mengatakan sesuatu yang membuatku menangis tergugu.
"Saya juga bukan orang suci mbak. Apakah mbak pikir saya orang baik karena memberikan rizki ini pada mbak ? Saya ini sama dengan mbak. Dimana hati saya adalah milik pencipta kita dan berada didalam genggamanNYA. Saya juga tidak tahu, mengapa sang pemilik hati saya mengarahkan saya pada mbak untuk memberikan amplop ini."
"Ya Tuhan... benarlah dia malaikat yang KAU kirim untuk menunjukkan betapa KAU sangat mencintaiku !"
Aku langsung bergegas pulang. Didalam kamar kubuka isi amplop coklat itu. Kuhitung lembar demi lembar kertas berwarna merah itu. Li... lima... ju... juta.... !!! 5 JUTA !!! Seumur hidup aku belum pernah memegang uang cash sebanyak ini !!! Ya Allah !! benarkah ini !! Ampuni aku ya Allah !! Aku pendosa menjijikkan ini KAU beri tunai hanya karena kuberikan lembaran uang 20rb, satu-satunya lembaran yang kupunya di hari ini pada bocah kurus kumal itu. Ahh siapakah bocah kurus kumal itu ? Aku juga tak tahu.
*********
Aku Muhammad Yahya. Usiaku 12 tahun. Sejak aku duduk dibangku kelas 4 SD aku sudah tahu apa yang dikerjakan oleh ayah dan ibuku. Sindiran tetangga sudah tidak asing lagi bagiku. Namun ibuku seperti tidak ingin kami tahu apa yang sudah ia lakukan bila pulang tengah malam. Ibu selalu berkata padaku,
"Yahya mengajilah yang rajin. Allah maha penyayang. Do'akan ibu agar Allah mengasihani ibu yang bodoh ini. Ibu banyak salah pada Allah." Aku hanya mengangguk. Dalam hati aku menangis. Setelah menidurkan adik-adikku, aku selalu melakukan sholat sunnah taubat dan witir. Aku minta Allah mengasihani ibu dan membukakan pintu ampunanNYA bagi ibu. Setelah itu aku membaca Qur'an sambil menunggu ibu pulang. Ibu tidak tahu kalau setiap bulan aku selalu qatamkan Al-Quran. Aku selalu menangis setiap kali membaca Qur'an dan membayangkan apa yang sedang ibu lakukan di luar sana untuk menghidupi kami ber-4.
"Ya Allah kasihanilah ibuku, lindungilah ia selalu, bukakanlah pintu ampunanmu bagi seluruh dosa-dosanya."
Entah bagaimana cara Allah menjawab do'a - do'aku. Kini yang kutahu, ibu sudah tidak lagi mengenakan pakaian mini. Ia menggantinya dengan jilbab, walau belum sempurna. Sudah tak pernah lagi keluar malam dan aku sudah tidak pernah lagi melihat ibu merokok. Kini kami telah memiliki warung sembako. Alhamdulillah, akhirnya kami bisa mengecap rizki halal. Ketika kutanya, darimanakah ibu dapatkan modal untuk membuka warung sembako ? ibu menjawab, "Rizki halal dari langit yang dikirim melalui malaikat bercadar."
Aku mengernyitkan kening.
"Iya benar, ibu sendiri tidak pernah tahu, seperti apakah wajah malaikat itu."
*************
Sore itu selepas ashar
"Ustadzah Riska !" Inara memanggil dengan nada berbisik setengah berteriak. Ustadzah Riska menoleh.
"Aku Inara." Inara langsung mendekat.
"Oohh bunda Inara ! kok bisa ada disini, habis darimana ?"
"Aku mencari rumah wanita ini." Inara menunjuk foto seorang wanita di layar hp. Saat dulu Inara memberikan amplop coklat itu, suaminya sempat memotret dari dalam mobil tanpa sepengetahuan siapapun. Hanya Tuhan yang tahu.
"Ooohhh ini bu Amidah. Oohh jangan-jangan bunda adalah wanita bercadar yang dia ceritakan itu ?"
"Memangnya dia cerita apa pada ustadzah ?"
"Dia bercerita banyak, intinya dia minta pendapat saya, uang 5 juta itu baiknya digunakan untuk apa ? dia ingin mengakhiri dunia kelamnya. Saya sarankan untuk membuka warung sembako."
"Uang 5 juta ?" Inara mengulang
"Iya bunda, isi amplop itu uang 5 juta."
"Kenapa bu Amidah minta pendapat pada ustadzah ?"
"Sebab anak - anak bu Amidah mengaji pada saya. Anaknya yang sulung juga pernah bercerita banyak hal tentang ibunya dan juga tentang uang dari langit yang diberikan oleh malaikat bercadar."
"Malaikat bercadar ?"
"Iyaa, begitulah bu Amidah menyebut anti, bunda Inara. Oh ya sekarang bu Amidah telah mulai berjilbab bunda." Hati Inara tersentak. Ada yang melonjak disudut hatinya. Matanya berkaca - kaca menatap lekat mata bening ustadzah Riska. Sore itu ustadzah Riska menceritakan banyak hal perihal bu Amidah dan Yahya. Sebelum berpamitan Inara berpesan sesuatu pada ustadzah Riska.
"Ustadzah, mohon rahasiakan identitas malaikat bercadar. Saya hanya ingin tahu bagaimana keadaan beliau saat ini. Namun informasi dari ustadzah sudah lebih dari cukup bagi saya. Mohon kiranya ustadzah berkenan meneruskan tangan saya untuk membimbing bu Amidah agar tidak kembali tergelincir ke lembah kelam."
"Baik bunda, insyaa Allah."
Dalam perjalanan pulang, Inara bergumam dalam hatinya,
"Ya Allah benarlah, ENGKAU memang membenci perbuatan dosa, namun ENGKAU tidak membenci pendosa. KAU selalu ulurkan tangan bagi mereka yang bersedia untuk KAU angkat."
Kita tidak pernah tahu ada tangisan apa dibalik tawa. Kita juga tidak pernah tahu ada kebahagiaan apa dibalik tangisan.
Barokallahu fiikum.
NB : Tak perlu bertanya ini nyata atau tidak. Anggap saja ini kisah fiksi. Bila ada kesamaan nama dan peristiwa itu hanyalah kebetulan saja.
Inara baru saja pulang dari sharing di sebuah kajian di kota B. Seperti biasa ia selalu ditemani oleh suaminya. Dari kota B mereka akan pulang menuju kota S tempat mereka tinggal. Biasanya mereka melewati kota P, dimana Inara dan suami sering sekali melewati kota P dan mereka paham bila selepas maghrib akan ada banyak ukhti yang berpakaian mimimalis dengan bedak tebal dan bibir merah merekah bak kelopak mawar, berjejer dipinggir jalan atau diwarung kecil dengan cahaya lampu remang-remang. Mereka biasa melambaikan tangannya pada setiap mobil mewah yang melintas, atau motor yang mereka lihat hanya ditumpangi oleh seorang pria.
Yaaa kalian pasti tahu siapa para ukhti itu. Maaf jangan ada yang protes bila saya memilih menyebut mereka dengan sebutan "ukhti" sebab arti kata ukhti adalah "saudara perempuan" bukan ?
"Abi, bagaimana bila kali ini amplop dari kajian ini kita berikan pada salah satu ukhti yang biasa berdiri dipinggir jalan kota P nanti." Tanya Inara pada suaminya. Sang suami melambatkan laju mobilnya.
"Kenapa ummi memilih salah satu dari mereka ?" Suaminya balas bertanya.
"Entahlah bi, ummi tidak tahu kapan terakhir kali mereka memakan makanan halal. Jangan-jangan ada salah satu dari mereka yang sedang menafkahi anak yang sedang belajar agama."
"Bagaimana ummi bisa berpikir bahwa ada diantara mereka yang memberikan pendidikan agama untuk anak-anaknya ?"
"Sejahat-jahatnya mafia, dia akan pilihkan hal-hal baik untuk buah hatinya bi. Sebab mereka manusia bukan iblis."
Sejurus suami Inara terdiam. Ada amplop berwarna coklat yang tergeletak di jok belakang. Inara sering sekali diundang disebuah acara ataupun di sebuah kajian sebagai narasumber. Banyak yang memanggilnya ustadzah, namun Inara selalu klarifikasi "saya bukan ustadzah." Ia lebih nyaman dipanggil dengan sebutan "mbak" atau "bunda".
Inara tidak pernah tahu, berapa isi amplop yang selalu diselipkan oleh panitia disetiap bingkisan yang selalu dibawakan untuknya. Inara dan suami sudah sepakat, tidak mau tahu jumlah nominalnya. Uang dari ummat akan kembali untuk ummat. Amplop itu biasanya akan diberikan pada siapa saja dimana hati Inara tergerak untuk memberikannya. Bisa diberikan untuk tukang becak, kuli panggul, pemulung, gepeng, siapa saja lah. Namun entah kali ini hati Inara tergerak untuk memberikannya pada salah satu ukhti yang berdiri di pinggir jalan sepanjang jalan kota P.
"Abi, tolong berhenti disana, ditempat ukhti yang berdiri sendiri itu !" tunjuk Inara.
"Perempuan yang pakai baju merah itu ?"
"Iya."
Suami Inara menghentikan mobilnya tepat dihadapan wanita itu. Wanita itu reflek mendekat dan mengetuk kaca mobil. Kaca mobil dibuka. Wanita itu nampak terkejut melihat wanita bercadar berada disamping pria yang cukup terbilang tampan yang berekspresi lurus dibelakang stir kemudi. Wanita itu tersenyum kikuk sambil surut beberapa langkah kebelakang. Inara mengambil amplop coklat di jok belakang. Inara turun dari mobil sambil tersenyum. Namun wanita itu tak melihat senyuman bibir Inara dibalik cadar.
"Assalamualaikum mbak." sapa Inara
"Wa'alaikumusalam." wanita itu menjawab sambil menatap lekat Inara. Seolah bingung apa keperluan wanita bercadar itu pada dirinya.
"Maaf mbak, ini ada rejeki dari Allah. Saya tergerak untuk memberikannya pada mbak. Saya tidak tahu berapa nilai nominalnya, tapi saya berharap rizki ini akan membawa keberkahan bagi mbak sekeluarga. Mohon diterima ya mbak." Inara mengulurkan amplop coklat kearah wanita itu. Wanita itu tidak segera menerimanya.
"Apa ini mbak ?" Tanyanya pada Inara.
"Tadi saya baru mengisi kajian dikota B. Ini adalah amplop yang diberikan oleh panitia pada saya. Saya tidak pernah membuka ataupun menggunakan amplop ini, saya biasa memberikannya pada siapa saja melalui gerakan hati saya."
"Apakah mbak tahu siapa saya ?'
"Memangnya mbak siapa ?"
"Saya ini wanita jalang mbak. Begitulah sebutan yang disematkan orang-orang pada manusia seperti saya. Itu adalah uang dakwah, saya tidak pantas menerimanya. Bawa kembali saja uang itu." Bibir merah wanita itu bergetar saat menjawabnya.
"Saya juga bukan orang suci mbak. Apakah mbak pikir saya orang baik karena memberikan rizki ini pada mbak ? Saya ini sama dengan mbak. Dimana hati saya adalah milik pencipta kita dan berada didalam genggamanNYA. Saya juga tidak tahu, mengapa sang pemilik hati saya mengarahkan saya pada mbak untuk memberikan amplop ini."
Wanita berbedak tebal itu terjongkok, menangis tergugu. Eye liner yang ia gunakan sampai luntur. Inara mendekat, merengkuh pundaknya. Diraihnya tangan wanita itu, digenggamkannya pada amplop coklat yang ia bawa.
"Semoga yang ada didalam amplop ini bisa menjadi pintu rejeki yang barokah bagi mbak sekeluarga dan mengeluarkan mbak dari ke tidak halalan selama ini. Saya mohon pamit ya mbak. Assalamualaikum."
"Wa'alaikumusalam." Jawabnya masih dengan terisak.
Inara melangkah menuju mobilnya. Sekuat tenaga ia tahan tetesan embun hangat yang sudah menggenang pada telaga matanya.
***********
Namaku Amidah. Aku janda yang memiliki 4 orang anak. Aku terjebak sebagai kupu-kupu malam sebab dijual oleh suamiku yang sudah mabok judi dan miras. Namun akhirnya aku terbiasa dengan pekerjaan ini walau kini suamiku telah meninggal karena over dosis miras.
Walau aku pekerja haram, namun aku tak ingin anak-anakku kelak akan sebejat aku dan ayahnya. Walau banyak gunjingan tidak sedap dari tetangga sekitar, aku tetap ikut sertakan anak-anakku pada pengajian mushola didekat kontrakanku. Anakku yang paling besar sudah kelas 6 SD, sudah bisa mengurus adik-adiknya bila kutinggal.
Sudah seminggu ini aku tidak menjumpai pelanggan satupun. Yah aku bukan PSK kelas kakap yang biasa dibayar puluhan juta perjam. Aku hanyalah PSK kelas teri yang hanya dibayar 100 - 200rb permalam. Bahkan bisa banting harga lebih murah bila sedang sepi pelanggan. Yah... segitulah harga tubuhku. Seminggu ini kami hanya makan nasi dan rebusan daun pepaya yang tumbuh subur dibelakang kontrakanku.
Sore itu aku hanya memiliki selembar uang 20rb. Saat hendak berangkat mangkal seperti biasa kulihat ada seorang anak bertubuh kurus dan kumal berlarian dikejar oleh 2 orang laki-laki dan perempuan. Anak itu kulihat bersembunyi dibalik semak-semak. Tapi malang, bocah itu ketahuan. Si laki-laki yang mengejar, tanpa ampun menyeret bocah itu keluar dari semak-semak. Si wanita entah isteri laki-laki itu atau siapanya sudah siap hendak memukul bocah itu. Reflek aku berlari kearah mereka.
"Stop ! ada apa ini !"
"Dia maling !" kata si laki-laki
"Iyaa... setan kecil ini sudah maling dagangan kami !" si wanita tak kalah sengit.
"Memangnya dia sudah maling apa ?" tanyaku
"Heh setan maling keluarkan barang curianmu !" bentak si wanita. Dengan ketakutan bocah cilik itu mengeluarkan 2 bungkus makanan. Mungkin isinya nasi dan lauk.
"Nah ini ! saya lagi bungkusin nasi ini buat pesanan, baru ditinggal sebentar kedalam sudah dimaling sama setan ini !" si wanita itu kembali menimpali.
"Maaf bu, adik saya lagi sakit dirumah, sudah 3 hari nggak ada makanan, saya cuma minta 2 bungkus buat kedua adik saya." kuperhatikan bocah itu. Sepertinya seumuran dengan anakku yang nomor 3. Aku tiba-tiba teringat anakku. Lalu kudekati wanita penjual nasi itu.
"Berapa harga 2 bungkus nasi itu ?"
"20rb !" Jawabnya ketus. Kuambil uang 20rb semata wayangku dibalik dompet. Kuserahkan pada wanita penjual nasi itu. Akhirnya ia lepaskan bocah kurus kumal itu dengan kasar.
"Awas ya kalo kamu berani maling lagi !" Katanya mengancam, sambil berlalu.
"Terimakasih tante." Kata bocah itu menunduk sambil terus mendekap 2 bungkus nasi yang ia dapat dari warung.
"Jangan mencuri lagi ya dek. Semoga adikmu segera sembuh." Bocah itu mengangguk, kemudian berlari secepat kilat dari hadapanku.
Saat anak itu berlalu aku kembali melanjutkan langkahku. Kuhidupkan sebatang rokok untuk mengusir kegalauanku.
"Ya Tuhan, daun pepaya dibelakang kontrakan sudah habis. Uang 20rb semata wayangku pun sudah tidak ada. Dengan apakah esok hari anak-anakku akan makan Tuhan ?! Mengapa setetes rizki harampun tak mudah kudapatkan ?"
Tiba-tiba mobil yang cukup mewah berhenti dihadapanku. Mataku berbinar penuh harapan. Aku langsung mendekat dan kuketuk kaca mobilnya. Saat kaca mobil itu terbuka langkahku langsung surut beberapa langkah kebelakang. Kulihat seorang pria tampan dibalik kemudi, namun disampingnya kulihat ada malaikat bercadar. Malaikat bercadar itu mengambil sesuatu di jok belakang mobil lalu keluar membawa amplop berwarna coklat. Amplop itu ia berikan padaku. Aku sempat menolak, sebab aku tahu itu adalah uang dakwah. Tanganku terlalu kotor untuk menerima amplop yang didalamnya berisi infaq dari orang-orang beriman. Namun malaikat itu justru mengatakan sesuatu yang membuatku menangis tergugu.
"Saya juga bukan orang suci mbak. Apakah mbak pikir saya orang baik karena memberikan rizki ini pada mbak ? Saya ini sama dengan mbak. Dimana hati saya adalah milik pencipta kita dan berada didalam genggamanNYA. Saya juga tidak tahu, mengapa sang pemilik hati saya mengarahkan saya pada mbak untuk memberikan amplop ini."
"Ya Tuhan... benarlah dia malaikat yang KAU kirim untuk menunjukkan betapa KAU sangat mencintaiku !"
Aku langsung bergegas pulang. Didalam kamar kubuka isi amplop coklat itu. Kuhitung lembar demi lembar kertas berwarna merah itu. Li... lima... ju... juta.... !!! 5 JUTA !!! Seumur hidup aku belum pernah memegang uang cash sebanyak ini !!! Ya Allah !! benarkah ini !! Ampuni aku ya Allah !! Aku pendosa menjijikkan ini KAU beri tunai hanya karena kuberikan lembaran uang 20rb, satu-satunya lembaran yang kupunya di hari ini pada bocah kurus kumal itu. Ahh siapakah bocah kurus kumal itu ? Aku juga tak tahu.
*********
Aku Muhammad Yahya. Usiaku 12 tahun. Sejak aku duduk dibangku kelas 4 SD aku sudah tahu apa yang dikerjakan oleh ayah dan ibuku. Sindiran tetangga sudah tidak asing lagi bagiku. Namun ibuku seperti tidak ingin kami tahu apa yang sudah ia lakukan bila pulang tengah malam. Ibu selalu berkata padaku,
"Yahya mengajilah yang rajin. Allah maha penyayang. Do'akan ibu agar Allah mengasihani ibu yang bodoh ini. Ibu banyak salah pada Allah." Aku hanya mengangguk. Dalam hati aku menangis. Setelah menidurkan adik-adikku, aku selalu melakukan sholat sunnah taubat dan witir. Aku minta Allah mengasihani ibu dan membukakan pintu ampunanNYA bagi ibu. Setelah itu aku membaca Qur'an sambil menunggu ibu pulang. Ibu tidak tahu kalau setiap bulan aku selalu qatamkan Al-Quran. Aku selalu menangis setiap kali membaca Qur'an dan membayangkan apa yang sedang ibu lakukan di luar sana untuk menghidupi kami ber-4.
"Ya Allah kasihanilah ibuku, lindungilah ia selalu, bukakanlah pintu ampunanmu bagi seluruh dosa-dosanya."
Entah bagaimana cara Allah menjawab do'a - do'aku. Kini yang kutahu, ibu sudah tidak lagi mengenakan pakaian mini. Ia menggantinya dengan jilbab, walau belum sempurna. Sudah tak pernah lagi keluar malam dan aku sudah tidak pernah lagi melihat ibu merokok. Kini kami telah memiliki warung sembako. Alhamdulillah, akhirnya kami bisa mengecap rizki halal. Ketika kutanya, darimanakah ibu dapatkan modal untuk membuka warung sembako ? ibu menjawab, "Rizki halal dari langit yang dikirim melalui malaikat bercadar."
Aku mengernyitkan kening.
"Iya benar, ibu sendiri tidak pernah tahu, seperti apakah wajah malaikat itu."
*************
Sore itu selepas ashar
"Ustadzah Riska !" Inara memanggil dengan nada berbisik setengah berteriak. Ustadzah Riska menoleh.
"Aku Inara." Inara langsung mendekat.
"Oohh bunda Inara ! kok bisa ada disini, habis darimana ?"
"Aku mencari rumah wanita ini." Inara menunjuk foto seorang wanita di layar hp. Saat dulu Inara memberikan amplop coklat itu, suaminya sempat memotret dari dalam mobil tanpa sepengetahuan siapapun. Hanya Tuhan yang tahu.
"Ooohhh ini bu Amidah. Oohh jangan-jangan bunda adalah wanita bercadar yang dia ceritakan itu ?"
"Memangnya dia cerita apa pada ustadzah ?"
"Dia bercerita banyak, intinya dia minta pendapat saya, uang 5 juta itu baiknya digunakan untuk apa ? dia ingin mengakhiri dunia kelamnya. Saya sarankan untuk membuka warung sembako."
"Uang 5 juta ?" Inara mengulang
"Iya bunda, isi amplop itu uang 5 juta."
"Kenapa bu Amidah minta pendapat pada ustadzah ?"
"Sebab anak - anak bu Amidah mengaji pada saya. Anaknya yang sulung juga pernah bercerita banyak hal tentang ibunya dan juga tentang uang dari langit yang diberikan oleh malaikat bercadar."
"Malaikat bercadar ?"
"Iyaa, begitulah bu Amidah menyebut anti, bunda Inara. Oh ya sekarang bu Amidah telah mulai berjilbab bunda." Hati Inara tersentak. Ada yang melonjak disudut hatinya. Matanya berkaca - kaca menatap lekat mata bening ustadzah Riska. Sore itu ustadzah Riska menceritakan banyak hal perihal bu Amidah dan Yahya. Sebelum berpamitan Inara berpesan sesuatu pada ustadzah Riska.
"Ustadzah, mohon rahasiakan identitas malaikat bercadar. Saya hanya ingin tahu bagaimana keadaan beliau saat ini. Namun informasi dari ustadzah sudah lebih dari cukup bagi saya. Mohon kiranya ustadzah berkenan meneruskan tangan saya untuk membimbing bu Amidah agar tidak kembali tergelincir ke lembah kelam."
"Baik bunda, insyaa Allah."
Dalam perjalanan pulang, Inara bergumam dalam hatinya,
"Ya Allah benarlah, ENGKAU memang membenci perbuatan dosa, namun ENGKAU tidak membenci pendosa. KAU selalu ulurkan tangan bagi mereka yang bersedia untuk KAU angkat."
Kita tidak pernah tahu ada tangisan apa dibalik tawa. Kita juga tidak pernah tahu ada kebahagiaan apa dibalik tangisan.
Barokallahu fiikum.
NB : Tak perlu bertanya ini nyata atau tidak. Anggap saja ini kisah fiksi. Bila ada kesamaan nama dan peristiwa itu hanyalah kebetulan saja.
Padang, I’ll be back someday….
Tulisan lama saya di majalah kantor, TEMBIKAR, majalah Host National Staff di British International School saat itu.
Ini adalah perdana saya menulis ulang trip perjalanan sahabat saya, Cahyo Sakti bersama keluarganya saat mereka liburan ke Padang Sumatra Barat.
Ditulis 30 Mei 2011 dan diterbitkan di majalah tsb pada bulan Juni 2011. Sengaja judulnya saya ganti dengan yang di majalah dulu. Yang lainnya sama, termasuk photo photo yang ada.
*****
Sumatera barat adalah salah satu wilayah di negeri ini yang sangat lengkap sebagai tujuan wisata. Mulai dari wisata Budaya. Sejarah, Pendidikan, Kuliner, Kesehatan, Alam maupun wisata khusus lainnya seperti MIFAN Water Park atau pun sejenis Water Boom plus outboundnya, semuanya ada di propinsi ini. Semuanya tersebar di hampir semua DATI II yang ada.
Ditulis 30 Mei 2011 dan diterbitkan di majalah tsb pada bulan Juni 2011. Sengaja judulnya saya ganti dengan yang di majalah dulu. Yang lainnya sama, termasuk photo photo yang ada.
*****
Sumatera barat adalah salah satu wilayah di negeri ini yang sangat lengkap sebagai tujuan wisata. Mulai dari wisata Budaya. Sejarah, Pendidikan, Kuliner, Kesehatan, Alam maupun wisata khusus lainnya seperti MIFAN Water Park atau pun sejenis Water Boom plus outboundnya, semuanya ada di propinsi ini. Semuanya tersebar di hampir semua DATI II yang ada.
Menuju Sumatera barat bisa
ditempuh dengan menggunakan pesawat dari Bandara Soekarno Hatta yang berbagai
airline yang ada dengan harga tiket yang sangat variatif, Frekuesi penerbangan
menuju Bandara International Minangkabau (BIM) sangat ramai mulai dari subuh
hingga malam hari. Lamanya penerbangan dari Soekarno Hatta menuju BIM lebih
kurang 1.20 menit. Saat akan ‘landing” di BIM kita akan terpesona dengan pemandangan
pantai yang sangat kontras dengan suasana pegunungan, kombinasi biru dan hijau
yang sangat semukau. Beberapa pulau kecil yang terdapat di sekitar kota padang
pun terlihat.
Semakin dekat dengan bandara,
jika cuaca cerah kita akan melihat dengan jelas Padang Kota Tercinta. Begitu
juga dengan bukit kapur tempat beroperasinya pabrik semen tertua di Indonesia,
Semen Padang, dan kampus Universitas Andalas yang kedua nya berada di antara
hamparan pegunungan bukit barisan.
Perjalanan dari BIM untuk
menjelajahi sumatera barat bisa dimulai dari mana saja tergantung pada pilihan
kita. Namun menggunakan mobil carteran sekelas Xenia dan Avansa, masih dalam tarif yang
sangat murah. Rata-rata Rp. 250.000,- per hari. Hal ini bisa kita booking
jauh-jauh hari sebelum mendarat di ranah minang.
Namun bila ada saudara yang
siap mengantarkan kemana kita pergi tentu hal ini akan menghemat dalam
pengeluaran. Seperti yang kami rasakan ketika pulang pertama kali setelah
sekian tahun menikah dengan gadis keturunan minang.
Liburan 4 hari di awal februari
nan lalu sengaja aku alihkan ke sumatera barat bersama seluruh anggota
keluarga. Selepas dari BIM kami dijemput oleh keluarga untuk memulai
petualangan, Malam pertama kami menginap di Pangeran Beach Hotel di Kota Padang . Hotel yang
terdapat di pinggir pantai padang
ini merupakan salah satu hotel yang bisa direkomendasikan di antara beberapa
hotel lainnya. Suasana yang menghadap langsung ke laut lepas, samudera Indonesia,
merupakan pilihan yang tepat bagi yang suka dengan “sunset” dan “sunrise”. Hotel
yang berada di tengah kota Padang
memudahkan kita untuk menjelajahi wisata kuliner yangtersebar di seantero kota atau mengnjungi
objek wisata seperti Hutan Raya Bung Hatta di Indarung dan Pantai Air Manis
tempat legendanya si Malin Kundang. Tempat berbelanja untuk oleh-oleh yang
terkenal di Padang bisa ditemui di Cristien
Hakim, Nipah, dan Mahkota yang hampir semua orang tahu di kota
Padang ini.
Setelah melepas penat
semalaman, esoknya kami meluncur ke Danau Maninjau via kabupaten pariaman.
Sepanjang perjalanan yang kami tempuh mengingatkan akan dahsyatnya gempa yang
terjadi pada 30 september 2009 nan lalu. Bekas reruntuhan bangunan sepanjang
perjalanan masih terlihat. Namun pesona pantai yang terhampar di sepanjang
jalan yang kami lalui dapat mengobati kegundahan tersebut. Begitu juga dengan
wisata kuliner yang terkenal dengan aneka olahan ikan yang ada di sepanjang
pantai ini. Di antara rumah makan yang terkenal di kawasan ini adalah Rumah
Makan Gulai Ikan Pauah.
Memasuki Danau maninjau, seolah
mata tak puas – puas nya menatap kawasan danau terbesar di Sumatera Barat ini,
Danau yang dikelilingi oleh jejeran bukit barisan yang terjal sepanjang sisinya
sangat memukau. Penginapan yang kami tuju disini adalah Nuansa Resort Hotel.
Di Maninjau ini kita akan
ditemani oleh aneka masakan ikan air tawar, daging dan sayuran sesuai dengan
pilihan selera masing-masing. Makan apapun disini dijamin enak, atau bahkan
lebih enak. Udara yang dingin, apalagi menjelang malam hingga pagi hari
membutuhkan kita akan tambahan jaket yang esktra tebal.
Jika ada kesempatan bisa
melakukan tambahan “exercise” di Maninjau ini dengan bersepeda mengelilingi semua
sisi danau ini. Jalan yang sangat bagus, udara yang sangat segar, penduduk yang
ramah akan memberi kesan tersendiri. Butuh waktu lebih kurang 5/6 jam untuk
mengelilingnya dengan kecepatan yang standar. Jika ingin mengelilingi danau ini
dengan sepeda sebaiknya dilakukan di pagi hari. Namun bila tidak mau capek,
acara keliling danau ini bisa dilakukan dengan sepeda motor dengan kisaran
waktu 1.5 atau 2 jam. Baik sepeda ataupun sepeda motor bisa disewa di sekitar
pasar Maninjau dekat Hotel yang kami tempati.
Di area penginapan hotel juga
tersedia kapal-kapal yang bisa mengantarkan kita untuk menjelajahi danau dengan
harga sewa yang sangat terjangkau. Dari tengah danau kita dibuat takjub dengan
pesona alam yang luar biasa ini. Kemana mata memandang yang terlihat adalah
jajaran bukit barisan yang ditumbuhi pepohonan nan hijau. Di beberapa titik tertentu bekas longsoran
akibat gempa 2009 masih terlihat.
Ke Bukittinggi
Selepas check out dari hotel
tujuan kami adalah Bukittingi, kota wisata, kota tujuan utama bagi
semua pelancong dari berbagai daerah ke Sumatera Barat ini. Hal yang perlu
diperhatikan sebelum melanjutkan perjalanan adalah check kesiapan fisik
kendaraan.
Menuju Bukittingi dari Maninjau
ini kita akan melewati tanjakan yang panjang, penuh dengan tikungan yang tajam.
Area ini lah yang terkenal dengan nama kelok 44. Bagi yang suka mabuk jalanan
alias mual, disarankan untuk minum obat antimabuk sebelum berangkat.
Namun semuanya ini akan
terbalas dengan segala kepuasan ketika sudah mencapai setengah perjalanan.
Karena pemandangan yang sangat indah pun akan membuat mata seakan tidak mau
lepas melihat pesona danau maninjau dari ketinggian. Jika sempat parkirkan
mobil barang sejenak untuk mengambil view yang ada. Ada rumah makan yang terdapat di pinggang
bukit ini yang menjadi tempat rehat, sambil menikmati panorama alam yang jarang
kita temui di tempat lain. Daerah yang terkenal untuk melihat keindahan danan
Maninjau dari ketinggian adalah “Ambun Pagi”.
Sesampai di Bukittinggi kami
langsung menuju hotel yang udah di booking jauh hari sebelumnya, yakni hotel
the Hills. Hotel yang jaraknya “sepelemparan
batu” dari jam gadang ini bener bener ruarrr biasaaaa. Pemandangan dari
jendela yang menghadap ke gunung singgalang sangat eksotis. Belum lagi
arsitektur dan interior nya yang bernuansa minang dicampur dengan unsur
kolonial. Wahhhh bener bener keren deh, apalagi buat yang honeymoon. Hotel ini
muanteepp banget.
Ngarai
Sianok
Kemeriahan
Jam Gadang di Malam Hari
Pasarnya
pun terkenal ramai, terlebih ketika hari Rabu dan Sabtu, semua orang tumpah
disana. Selain kota wisata, bukittingi juga
adalah kota
perdagangan. Ada Pasar Atas, Pasar Bawah dan Pasar Aur Kuning yang terkenal. Para
pedagang dari Jambi, Riau, Sumatera Utara bahkan Malaysia pun ada disini. Jadi
selain plesiran, bagi yang suka shopping, bukittinggi ini bisa juga menjadi
salah satu tujuan.
Bagi
yang suka bordiran dan sulaman terawang, disini dengan sangat mudah di cari. Di
pasar atas ini harga mukena, kain, dan kebaya bordir sangat miring. Untuk baju
koko sulaman terawang bisa ditawar seharga Rp75.000 saja. Bakal kain yang sudah
dibordir bisa didapat dengan harga Rp 50.000 saja (untuk atasan) dan Rp 100.000
untuk stelan (tergantung jenis kainnya juga). Yan g
paling premium adalah bordir krancang yang katanya membuatnya sulit banget
karena hand made. Untuk sebuah bahan kebaya krancang bisa dihargai 400-500 ribu
(apalagi yang terbuat dari sutera... wah bisa lebih mahal).
Untuk
urusan perut alias yang senang dengan wisata kuliner, Bukittinggi TOP Banget dah. Yan g mesti didatangi adalah warung nasi Kapau yang
ada di LOS LAMBUANG (Lambuang=perut). Hehehe, ini tempatnya wiskul terkenal,
dimana orang padang
berada pasti ingat dengan tempat ini.
Hai kawan! Kalau orang Padang pulang dari rantau, tak makan disini
berarti belum pulang kampong, menteri aja makan disini booo. Rasa, bentuk
penyajian dan suasananya tidak akan pernah anda temui di tempat lain. Makanan disajikan seperti tangga (bertingkat). Pedagangnya berdiri di atas,
dengan cekatan mengambilkan makanan yang jauh dari jangkauannya memakai sendok
yang begitu panjang (+/- 2 meter). Kita duduk di bangku panjang di depan
hidangan sambil menengadah melihat keunikannya. Jangan lupa anda bisa memesan
cindua langkok (cendol dicampur emping beras pulut) yang terletak disamping
nasi kapau oleh penjual yang berbeda.
Di Pasar Ateh kita bisa belanja oleh-oleh: Kerupuk Sanjai, Kacang
Tojin, Rendang Telur, dendeng yang siap goreng, aneka ikan kering dan makanan
khas minang lainnya. Ataupun bisa mampir di Sanjai Mintuo, Nitta sebagai tempat
membeli buah tangan.
Back to Jakarta
Setelah puas menikmati suasana
bukittinggi, menjelang pulang ke Jakarta kami
teruskan perjalanan menuju kota padang panjang.
Di padang
panjang, kota serambi mekah, kita bisa mampir di
Minang Fantasi
(Mifan) di Padang
Panjang, area yang selalu ramai di akhir minggu dengan aneka
permainan air dan outbound. Atau bisa mampir di sate Mak Syukur atau sate Saiyo
yang terkenal, atau makan di RM Datuak yang semuanya ada di dekat area Mifan
tersebut.
Selepas itu kita bisa istirahat
sejenak di Lembah Anai dengan menikmati panorama AIA TAJUN, air terjun.
Lingkungan Lembah Anai sangat mengagumkan. Hutan tropis
yang lebat yang mengesankan dan merupakan hutan lindung. Didasarnya mengalir
Sungai Batang Anai dengan airnya yang bening dan kelihatan sebuah air terjun
setinggi 40 meter dekat sekali dengan jalan raya.
Selepas lembah anai ini ada satu lagi maskot wisata yang mesti kita
singgahi yakni Anai Resort Golf
Course dan MALIBO ANAI tempat wisata dan penginapan
yang sangat menarik seperti daerah puncak, bogor . Namun suasana di sini sangat lah
tenang dan jauh dari keramaian. Dan bagi yang senang golf, tempat ini salah
satu event yang sering di pakai di sumatera barat.
Anai Resort terletak 550 m di atas permukaan laut, merupakan Golf Course
terbaik di Sumatera Barat yang berstatus Internasional dengan 18 hole, dirancang oleh Designer Lapangan Golf
International Thomas dan Perret. Berbagai fasilitas terdapat di lokasi bungalow
seperti kolam renang alami dan restoran.
Perjalanan yang panjang, yang
sangat menyenangkan bagi kami sekeluarga. Memang benar bahwa sumatera barat
adalah tempat salah satu tujuan wisata yang lengkap. Dengan hanya menggelilingi
sebagian kecil, mungkin sepertiga bagian dari Sumatera Barat dalam liburan 4
hari tiga malam februari yang lalu memberi keyakinan bahwa daerah ini adalah
syurga bagi segala wisata yang ada.
Rabu, 29 Januari 2020
Hikmah: Anak Sumpahin Papanya Cepat Mati
CERITA DARI RUANG KONSELING NOVITA TANDRY
"ANAK SUMPAHIN PAPANYA CEPAT MATI"
Seorang pria muda dikirim Mamanya untuk konseling dengan saya beberapa waktu yang lalu, usianya 27 tahun,
lulusan S2, kata Mamanya ;
- tidak punya daya juang,
- bangun jam 2 siang,
- makan siang jam 3 yang diantar ke kamar,
- main games sampai malam terkadang tidak mandi dan sudah berlangsung selama 16 bulan.
Ketika ditanyakan sebut saja, namanya TJ, kog gitu hidupnya?
Jawabnya :
Laah.. apa yang salah?
Kenapa saya harus kerja capek2?
Bangun jam 6 pagi pulang jam 8 malam,
gaji Rp 5 juta, potong bensin dan tol plus makan siang,
sisa setiap bulan hanya Rp 1 juta!
Belum lagi kerjaan yang gak kunjung habisnya,
dimarahin Boss,
lebih baik tinggal di rumah sambil nunggu Papa MATI!
Melototlah mata saya!
Hah?! Kenapa begitu?
Iyalah, Papa sudah kena sakit jantung dan sudah pasang cincin beberapa buah,
kolestrol, trigliserida dan darah tinggi,
rasanya gak lama lagi mati deh 😞 ,
klu mama sich kayaknya panjang umur deh,
soalnya jarang sakit, jadiii klu Papa meninggal,
saya kan anak tunggal,
hartanya bisa dibagi dua sama Mama.
Lalu saya tanya,
kamu gak berasa berdosa atau salah ngomong seperti itu? Hmmm.. gak juga yah
soalnya Papa kan suka ngomong sejak dulu,
sejak saya kecil,
Papa sibuk kerja buat kamu,
cari uang buat kamu sekolah tinggi dan semua milik Papa buat kamu nantinya, kalau Papa meninggal nanti.
Yaahh daripada cape2 kerja,
saya tunggu Papa mati aja yah, trus hartanya nanti bagi dua sama Mama,
saya sich.. sambung pria jangkung ini, gak mau nikah yah, cewe2 pada matre, yang ada harus bikin prenuptial dan pasti mereka gak mau karena saya jelek,
uang warisan didepositokan di bank aja, saya ambil bunganya aja, trus nikmati hidup begini aja sampai mati,
gak mau kayak hidup Papa yang kayaknya kog gak hepi banget yah kerja keras terus dari muda.
Naah mulailah tugas saya sebagai seorang Psikolog Anak dan Remaja (walaupun yang ini bukan anak atau remaja lagi) untuk mendengar, merasakan, memberikan advis, menguatkan dan berbicara ttg makna hidup, kronos dan kairos untuk beberapa bulan ke depan yaah dan yang tentunya melibatkan kedua orang tuanya 😉
Pesan saya...
Kalau gak mau disumpahin mati ama anak sendiri,
mulailah bicara makna hidup ke anak2mu yah, parents...
jangan melulu nanyanya
- sudah bikin PR belum,
- sudah mandi belum?
- Sudah sikat gigi belum?
- Nilai ulangan dapat berapa? - Bimbel dan bimbel lagi,
Mulai tanyakanlah tentang perasaan mereka, makanan yg dimakan, seru gak tadi main basketnya, siapa teman paling dia sukai, guru yang terbaik, guru terlucu, guru yang galak, kenapa suka menggambar, dll.
Pelajari apa kesukaannya,
kapan matanya berbinar mengamati sesuatu, lontarkan pertanyaan apa, mengapa, di mana, bagaimana, kemana, dan bagaimana?
Sentuh hatinya bahwa kalian HADIR dalam hidupnya.
Dan semuanya butuh investasi WAKTU BERKUALITASMU bukan WAKTU SISA-SISAMU!
Ingat yah... anak mengeja kata cinta bukan dengan C-I-N-T-A Tapi dengan
W-A-K-T-U!
Happy Parenting!
The hardest job you will ever love ❤
Novita Tandry
Psikolog Anak dan Remaja
NTO Nurture Teach Observe
Childcare and Early Education
Sumber: https://www.facebook.com/1428387130/posts/10222601820060714/?d=n
"ANAK SUMPAHIN PAPANYA CEPAT MATI"
Seorang pria muda dikirim Mamanya untuk konseling dengan saya beberapa waktu yang lalu, usianya 27 tahun,
lulusan S2, kata Mamanya ;
- tidak punya daya juang,
- bangun jam 2 siang,
- makan siang jam 3 yang diantar ke kamar,
- main games sampai malam terkadang tidak mandi dan sudah berlangsung selama 16 bulan.
Ketika ditanyakan sebut saja, namanya TJ, kog gitu hidupnya?
Jawabnya :
Laah.. apa yang salah?
Kenapa saya harus kerja capek2?
Bangun jam 6 pagi pulang jam 8 malam,
gaji Rp 5 juta, potong bensin dan tol plus makan siang,
sisa setiap bulan hanya Rp 1 juta!
Belum lagi kerjaan yang gak kunjung habisnya,
dimarahin Boss,
lebih baik tinggal di rumah sambil nunggu Papa MATI!
Melototlah mata saya!
Hah?! Kenapa begitu?
Iyalah, Papa sudah kena sakit jantung dan sudah pasang cincin beberapa buah,
kolestrol, trigliserida dan darah tinggi,
rasanya gak lama lagi mati deh 😞 ,
klu mama sich kayaknya panjang umur deh,
soalnya jarang sakit, jadiii klu Papa meninggal,
saya kan anak tunggal,
hartanya bisa dibagi dua sama Mama.
Lalu saya tanya,
kamu gak berasa berdosa atau salah ngomong seperti itu? Hmmm.. gak juga yah
soalnya Papa kan suka ngomong sejak dulu,
sejak saya kecil,
Papa sibuk kerja buat kamu,
cari uang buat kamu sekolah tinggi dan semua milik Papa buat kamu nantinya, kalau Papa meninggal nanti.
Yaahh daripada cape2 kerja,
saya tunggu Papa mati aja yah, trus hartanya nanti bagi dua sama Mama,
saya sich.. sambung pria jangkung ini, gak mau nikah yah, cewe2 pada matre, yang ada harus bikin prenuptial dan pasti mereka gak mau karena saya jelek,
uang warisan didepositokan di bank aja, saya ambil bunganya aja, trus nikmati hidup begini aja sampai mati,
gak mau kayak hidup Papa yang kayaknya kog gak hepi banget yah kerja keras terus dari muda.
Naah mulailah tugas saya sebagai seorang Psikolog Anak dan Remaja (walaupun yang ini bukan anak atau remaja lagi) untuk mendengar, merasakan, memberikan advis, menguatkan dan berbicara ttg makna hidup, kronos dan kairos untuk beberapa bulan ke depan yaah dan yang tentunya melibatkan kedua orang tuanya 😉
Pesan saya...
Kalau gak mau disumpahin mati ama anak sendiri,
mulailah bicara makna hidup ke anak2mu yah, parents...
jangan melulu nanyanya
- sudah bikin PR belum,
- sudah mandi belum?
- Sudah sikat gigi belum?
- Nilai ulangan dapat berapa? - Bimbel dan bimbel lagi,
Mulai tanyakanlah tentang perasaan mereka, makanan yg dimakan, seru gak tadi main basketnya, siapa teman paling dia sukai, guru yang terbaik, guru terlucu, guru yang galak, kenapa suka menggambar, dll.
Pelajari apa kesukaannya,
kapan matanya berbinar mengamati sesuatu, lontarkan pertanyaan apa, mengapa, di mana, bagaimana, kemana, dan bagaimana?
Sentuh hatinya bahwa kalian HADIR dalam hidupnya.
Dan semuanya butuh investasi WAKTU BERKUALITASMU bukan WAKTU SISA-SISAMU!
Ingat yah... anak mengeja kata cinta bukan dengan C-I-N-T-A Tapi dengan
W-A-K-T-U!
Happy Parenting!
The hardest job you will ever love ❤
Novita Tandry
Psikolog Anak dan Remaja
NTO Nurture Teach Observe
Childcare and Early Education
Sumber: https://www.facebook.com/1428387130/posts/10222601820060714/?d=n
Cerpen: Majikan Cantik
Cerpen: Majikan Cantik
Setelah lelah bekerja, mereka memutuskan duduk di bawah pohon kelapa yang rindang, menikmati menu makan siang.
Makanan sudah dibuka, kini waktunya makan. Sambil menikmati sajian di hadapan mereka pun berbincang-bincang.
"Sepertinya saya mulai menyukai istri Bapak," ucap Andika di hadapan majikannya.
"Kok, bisa. Sejak kapan?" Sambil mengunyah makanan, pria berbadan subur itu memandang lawan bicaranya.
"Sejak ketika saya melihatnya beberapa bulan terakhir, di mata saya ibu Ratna semakin cantik saja. Rasanya ada yang beda di dada saya, setiap melihatnya hati saya seperti runtuh." Andika menghentikan suapannya ke mulut. Sepertinya dia hanya ingin fokus membicarakan hal ini dari hati ke hati dengan majikan.
Sembari memandang Sang majikan, dia kembali melanjutkan. "Saya menyukai semua yang ada di ibu Ratna, bahkan sesuatu yang mungkin tidak bapak sukai-saya justru sebaliknya, begitu menyukainya." Andika mengatakan itu tanpa rasa bersalah. Malah kembali mengunyah makanan yang disimpan di temboloknya yang besar.
"Minum?" tawar sang majikan. Andika pun menyambar gelas yang disodorkan.
Matahari siang cukup terik. Mereka masih asik duduk dalam satu tikar, di bawah riap sinar matahari yang sesekali menerobos masuk ketika nyiur melambai disentuh angin.
Setelah meletakkan gelas minumannya, pria gendut itu pun menimpali. "Jangan asal bicara kamu. Dia itu istriku. Sebaiknya kamu cari perempuan lain saja," jawab pak Marta. Masih dalam kondisi biasa, tidak terpengaruh sama sekali.
"Kalau begitu, mulai sekarang biar saya saja yang mencintainya. Tidak tega rasanya hati saya, melihat wanita cantik seperti ibu Ratna, tapi Bapak sia-siakan."
Pak Marta malah tertawa mendengar ucapan Andika, kemudian berkata, "Sejak kapan kamu mulai berani mendikte saya? Saya itu majikan kamu. Kamu tidak patut berbicara seperti itu, atau kamu mau saya suruh kerja dari pagi sampai malam tanpa makanan?"
Andika menggaruk kepalanya. Kemudian menjawab, "Kalau begitu tolong jaga dan rawat Ibu Ratna atau saya--"
"Apa?" Pak Marta memotong ucapannya sambil tersenyum. Dia berusaha meraih puncak kepala Andika. Namun Andika keburu menunduk, berusaha mengelak dari telapak lebar pak Marta.
"Apa alasan kamu sampai sebegitunya mencintai majikan perempuanmu?"
"Dia wanita yang baik, sering sekali memperhatikan saya, mengajak bicara saya ketika bapak sedang pergi ke rumah janda. Cobalah bapak pikir, kurang apa lagi ibu Ratna ini. Dia wanita cantik, anggun, baik, penurut dan penyabar," ucap Andika, tidak lupa menggaruk punggung dan kepala. Kebiasaan buruk, yang sulit dihilangkannya. Ingin sekali ia mengubahnya, terutama ketika sedang bicara dengan majikan wanitanya. Tapi semua sia-sia.
"Ada lagi yang lain?" tanya sang majikan, sambil memajukan wajah setengah hasta, dan manarik satu alisnya ke atas.
"Saya menyayanginya dengan tulus, ceraikan saja kalau memang bapak sudah tidak cinta. Biar saya yang menikahinya. Saya yakin bisa memberinya nafkah lahir bathin."
"Haahaa ... untuk satu pisang yang kamu makan saja kamu mendapatkannya dari saya, bagaimana mungkin?" Pak Marta kembali tertawa. Kali ini lebih keras.
"Jangan terlalu meremehkan saya. Bukannya terbalik, ya. Justru bapak yang makan dari jerih payah saya memanjat kelapa beribu pohon tiap bulannya. Masih mau membantah?"
Pak marta terdiam. Apa yang dikatakan Andika semuanya benar. Tanpa Andika mungkin dia tidak punya nama di Desanya.
Dengan nada merendah pak marta menjawab," Maafkan saya. Kamu benar, tanpa kamu saya bukan apa-apa," jawabnya lesu.
"Kalau begitu, boleh jika saya menikah dengan ibu Ratna?"
"Boleh, saja. Kenapa tidak?"
"Bapak serius, kapan?" tanya Andika dengan raut wajah girang.
"Nunggu kamu sampai jadi manusia. Bukan monyet lagi."
Mendengar jawaban dari sang majikan, Andika tertunduk lesu. Baru sadar kalau cintanya yang begitu besar hanya isapan jempol belaka. Hanya mimpi yang tak pernah menjadi nyata.
-
End.
Ditulis: Hamam Rudin
Setelah lelah bekerja, mereka memutuskan duduk di bawah pohon kelapa yang rindang, menikmati menu makan siang.
Makanan sudah dibuka, kini waktunya makan. Sambil menikmati sajian di hadapan mereka pun berbincang-bincang.
"Sepertinya saya mulai menyukai istri Bapak," ucap Andika di hadapan majikannya.
"Kok, bisa. Sejak kapan?" Sambil mengunyah makanan, pria berbadan subur itu memandang lawan bicaranya.
"Sejak ketika saya melihatnya beberapa bulan terakhir, di mata saya ibu Ratna semakin cantik saja. Rasanya ada yang beda di dada saya, setiap melihatnya hati saya seperti runtuh." Andika menghentikan suapannya ke mulut. Sepertinya dia hanya ingin fokus membicarakan hal ini dari hati ke hati dengan majikan.
Sembari memandang Sang majikan, dia kembali melanjutkan. "Saya menyukai semua yang ada di ibu Ratna, bahkan sesuatu yang mungkin tidak bapak sukai-saya justru sebaliknya, begitu menyukainya." Andika mengatakan itu tanpa rasa bersalah. Malah kembali mengunyah makanan yang disimpan di temboloknya yang besar.
"Minum?" tawar sang majikan. Andika pun menyambar gelas yang disodorkan.
Matahari siang cukup terik. Mereka masih asik duduk dalam satu tikar, di bawah riap sinar matahari yang sesekali menerobos masuk ketika nyiur melambai disentuh angin.
Setelah meletakkan gelas minumannya, pria gendut itu pun menimpali. "Jangan asal bicara kamu. Dia itu istriku. Sebaiknya kamu cari perempuan lain saja," jawab pak Marta. Masih dalam kondisi biasa, tidak terpengaruh sama sekali.
"Kalau begitu, mulai sekarang biar saya saja yang mencintainya. Tidak tega rasanya hati saya, melihat wanita cantik seperti ibu Ratna, tapi Bapak sia-siakan."
Pak Marta malah tertawa mendengar ucapan Andika, kemudian berkata, "Sejak kapan kamu mulai berani mendikte saya? Saya itu majikan kamu. Kamu tidak patut berbicara seperti itu, atau kamu mau saya suruh kerja dari pagi sampai malam tanpa makanan?"
Andika menggaruk kepalanya. Kemudian menjawab, "Kalau begitu tolong jaga dan rawat Ibu Ratna atau saya--"
"Apa?" Pak Marta memotong ucapannya sambil tersenyum. Dia berusaha meraih puncak kepala Andika. Namun Andika keburu menunduk, berusaha mengelak dari telapak lebar pak Marta.
"Apa alasan kamu sampai sebegitunya mencintai majikan perempuanmu?"
"Dia wanita yang baik, sering sekali memperhatikan saya, mengajak bicara saya ketika bapak sedang pergi ke rumah janda. Cobalah bapak pikir, kurang apa lagi ibu Ratna ini. Dia wanita cantik, anggun, baik, penurut dan penyabar," ucap Andika, tidak lupa menggaruk punggung dan kepala. Kebiasaan buruk, yang sulit dihilangkannya. Ingin sekali ia mengubahnya, terutama ketika sedang bicara dengan majikan wanitanya. Tapi semua sia-sia.
"Ada lagi yang lain?" tanya sang majikan, sambil memajukan wajah setengah hasta, dan manarik satu alisnya ke atas.
"Saya menyayanginya dengan tulus, ceraikan saja kalau memang bapak sudah tidak cinta. Biar saya yang menikahinya. Saya yakin bisa memberinya nafkah lahir bathin."
"Haahaa ... untuk satu pisang yang kamu makan saja kamu mendapatkannya dari saya, bagaimana mungkin?" Pak Marta kembali tertawa. Kali ini lebih keras.
"Jangan terlalu meremehkan saya. Bukannya terbalik, ya. Justru bapak yang makan dari jerih payah saya memanjat kelapa beribu pohon tiap bulannya. Masih mau membantah?"
Pak marta terdiam. Apa yang dikatakan Andika semuanya benar. Tanpa Andika mungkin dia tidak punya nama di Desanya.
Dengan nada merendah pak marta menjawab," Maafkan saya. Kamu benar, tanpa kamu saya bukan apa-apa," jawabnya lesu.
"Kalau begitu, boleh jika saya menikah dengan ibu Ratna?"
"Boleh, saja. Kenapa tidak?"
"Bapak serius, kapan?" tanya Andika dengan raut wajah girang.
"Nunggu kamu sampai jadi manusia. Bukan monyet lagi."
Mendengar jawaban dari sang majikan, Andika tertunduk lesu. Baru sadar kalau cintanya yang begitu besar hanya isapan jempol belaka. Hanya mimpi yang tak pernah menjadi nyata.
-
End.
Ditulis: Hamam Rudin
Minggu, 26 Januari 2020
Hikmah: Karantina menurut Rasulullah
Rasulullah bersabda, "Jika kalian mendengar tentang wabah-wabah di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian berada, maka janganlah kelian meninggalkan tempat itu," (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)
Ini merupakan metode karantina yang telah diperintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mencegah wabah tersebut menjalar ke negara-negara lain. Untuk memastikan perintah tersebut dilaksanakan, Nabi Muhammad mendirikan tembok di sekitar daerah yang terjangkit wabah dan menjanjikan bahwa mereka yang bersabar dan tinggal akan mendapatkan pahala sebagai mujahid di jalan Allah, sedangkan mereka yang melarikan diri dari daerah tersebut diancam malapetaka dan kebinasaan.
Peringatan kehati-hatian pada penyakit lepra juga dikenal luas pada masa hidup Nabi Muhammad SAW. Rasulullah menasihati masyarakat agar menghindari penyakit lepra. Dari hadis Abu Hurairah, Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Jauhilah orang yang terkena lepra, seperti kamu menjauhi singa."
Di masa ke Khalifah Umar bin Khattab, wabah kolera menyerang Negeri Syam. Khalifah Umar bersama rombongan yang saat itu dalam perjalanan menuju Syam, terpaksa menghentikan perjalanannya.
Umar pun meminta pendapat kaum muhajirin dan kaum anshar untuk memilih melanjutkan perjalanan atau kembali ke Madinah. Sebagian dari mereka berpendapat untuk tetap melanjutkan perjalanan dan sebagian lagi berpendapat untuk membatalkan perjalanan.
Umar pun kemudian meminta pendapat sesepuh Quraisy. Yang kemudian menyarankan agar Kholifah tidak melanjutkan perjalanan menuju kota yang sedang diserang wabah penyakit.
"Menurut kami, engkau beserta orang-orang yang bersamamu sebaiknya kembali ke Madinah dan janganlah engkau bawa mereka ke tempat yang terjangkit penyakit itu," ujar sesepuh Quraisy sebagaimana dikutip dalam buku Pesona Akhlak Nabi, (Ahmad Rofi' Usmani, 2015).
Ini merupakan metode karantina yang telah diperintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mencegah wabah tersebut menjalar ke negara-negara lain. Untuk memastikan perintah tersebut dilaksanakan, Nabi Muhammad mendirikan tembok di sekitar daerah yang terjangkit wabah dan menjanjikan bahwa mereka yang bersabar dan tinggal akan mendapatkan pahala sebagai mujahid di jalan Allah, sedangkan mereka yang melarikan diri dari daerah tersebut diancam malapetaka dan kebinasaan.
Peringatan kehati-hatian pada penyakit lepra juga dikenal luas pada masa hidup Nabi Muhammad SAW. Rasulullah menasihati masyarakat agar menghindari penyakit lepra. Dari hadis Abu Hurairah, Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Jauhilah orang yang terkena lepra, seperti kamu menjauhi singa."
Di masa ke Khalifah Umar bin Khattab, wabah kolera menyerang Negeri Syam. Khalifah Umar bersama rombongan yang saat itu dalam perjalanan menuju Syam, terpaksa menghentikan perjalanannya.
Umar pun meminta pendapat kaum muhajirin dan kaum anshar untuk memilih melanjutkan perjalanan atau kembali ke Madinah. Sebagian dari mereka berpendapat untuk tetap melanjutkan perjalanan dan sebagian lagi berpendapat untuk membatalkan perjalanan.
Umar pun kemudian meminta pendapat sesepuh Quraisy. Yang kemudian menyarankan agar Kholifah tidak melanjutkan perjalanan menuju kota yang sedang diserang wabah penyakit.
"Menurut kami, engkau beserta orang-orang yang bersamamu sebaiknya kembali ke Madinah dan janganlah engkau bawa mereka ke tempat yang terjangkit penyakit itu," ujar sesepuh Quraisy sebagaimana dikutip dalam buku Pesona Akhlak Nabi, (Ahmad Rofi' Usmani, 2015).
Sabtu, 25 Januari 2020
Pengukuhan IKA Unand Jabodetabek
Alhamdulillah siang tadi bisa menghadiri pelantikan/pengukuhan kepengurusan IKA Unand Jabodetabek periode 2019-2023 yang dilaksanakan di Gedung Perpustakaan Nasional Jakarta Pusat. Gedung yang baru sekali ini saya datangi, ternyata menurut kakanda Ilhamsyah Bkt-kt adalah salah satu temoat terbaik bagi wisata keluarga. Di sini bagi "pecandu" buku dan pencari literatur buat menulis karya ilmiah adalah tempat terbaiknya. Lokasi yang strategis, suasana yang sangat elok, ruangan yang sangat "rancak", dan view yang bagus menghadap ke lapangan Monas serta mempunyai mushola yang keren merupakan tempat yang sayang kalo tidak disinggahi bagi warga Jakarta. Ada rasa penyelasan bagi saya mengapa sekarang baru tahu. Thanks buat da Ilhamsyah dan Aldayan Dhayan Dja Nur yang sudah merasakan nikmatnya perpustakaan ini.
Agak telat saya datang ke sini, hadir setelah pelantikan kepengurusan pak dokter Mulyadi Muchtiar, selaku nakhoda Ika Unand Jabodetabek, tak mengapa daripada tidak datang sama sekali. Ada hikmah yang saya dapat, meskipun terlambat.
Menjelang masuk ke gedung, saya sudah dipanggil oleh kakanda Ilhamsyah dan diperkenalkan dengan uni Betty, alumni Ekonomi Unand angkatan 80. Beliau adalah anggota DPR RI periode yang lalu, 2014-2019, yang bakalan maju sebagai salah satu kandidat Bupati Tanah Datar, kampung halaman saya.
Tak lama berselang kami mengobrol bertiga, Aldayan pun datang dan disusul seniorita alumni ekonomi angkatan 84, staff ahli ekonomi di Kemenkopulhukkam.
Inilah kalo alumni berkumpul, banyak cerita yang didapat, termasuk peluang peluang politik bagi alumni yang berminat maju di pilkada serentak tahun ini di ranah minang. Tak lama kami pun meninggalkan lokasi ini, setelah ni Betty sudah ditungu oleh suaminya yang juga mantan Bupati Tanah Datar periode sebelumnya.
Menuju ke lantai enam gedung, naik lift saya dan Aldayan langsung menuju mushalah menunaikan sholat zuhur berjamaah. Mushola yang "rancak" dengan interior yang sangat apik, ada nuansa "scientific"nya. Nama Allah dan nama Rasulullah terpampang di bagian depan sangat menarik. Rancak bana.
Selesai sholat kami menuju ke lantai empat tempat dimana acara pengukuhan DPD IKA Unand Jabodetabek, ternyata sedang ada pembacaan puisi oleh kakanda Taslim Dt Tambogo, Ketua Umum IKA Unand periode sebelumnya. Ternyata banyak kepandaian beliau yang belum saya ketahui sebelum ini. Seorang alumni kimia yang punya bakat berpuisi.
Kakanda Taslim, alumni kimia angkatan 89 ini adalah anggota DPR RI komisi 3 periode tahun 2009-2014. Beliau terpilih sebagai Ketua Umum saat menjabat sebagai anggota dewan dan sekretaris beliau adalah kakanda Ilhamsyah alumni Teknik 89.
Dalam satu meja, kami pun duduk bersama. InsyaAllah kakanda Taslim pun akan maju sebagai kandidat Bupati Kabupaten Agam dari PAN, sesuai anggota partai yang telah beliau besarkan sejak era Reformasi. Ketika menjadi alumni muda tahun tahun bergolak 98 beliau sudah terjun sebagai pengurus inti Barisan Muda PAN Sumbar yang akhirnya mengantarkan beliau sebagai anggota DPRD Propinsi Sumbar dua periode berturut turut, 1999-2004 dan 2004-2009.
Sebagai politisi yang pernah menjabat sebagai anggota dewan mulai setingkat propinsi hingga nasional, sudah tentu paham bagaimana melihat peluang dalam pilkada tahun ini. Saya secara pribadi dan juga sebagai alumni Unand sangat mendukung pilihan beliau untuk maju sebagai kandidat cabup Agam.
Sejatinya ada satu lagi alumni Unand yang berminat maju di pilkada tahun ini di kabupaten Solok, yakni adinda Maigus Tinus, seorang pengusaha muda. Sayang saya tidak bertemu dengan beliau siang tadi. Tetapi rencana maju dalam pilkada ini, sudah beliau sampaikan ketika Musda Ika Unand Jabodetabek beberapa bulan yang lalu di aula RS Yarsi Cempaka Putih. Beliau saat itu juga maju sebagai kandidat ketua Umum Ika Unand dari IKA Fisip, selain kakanda Welly Bend dari Ika Farmasi dan kakanda Mulyadi Ika Fdok Unand. Dalam kepenguruan saat ini beliau terpilih sebagai Wakil Ketua Umum IKA Unand Jabodetabek.
Semoga dengan semangat membangun ranah minang secara rancak berakhlak kita dukung para alumni Universitas Andalas yang akan maju di pilkada tahun ini.
Dalam acara ini saya bertemu dengan senior Kimia juga yakni kakanda Rozyan Yazid Kimia 71, yang lebih dikenal dengan nama da Kojenk dan ni Lina Muslim Kimia 82 yang mengadakan promo produk.
Menjelang sore acara pun berakhir. Sekitar jam tiga, saya dan Aldayan pun meninggalkan gedung ini, kembali ke rumah masing masing.
Jogging, BSJ Olimpic and Global Challenge
Pagi ini saya nemulai lagi aktifitas jogging yang sempat tertunda sejak awal tahun 2020 ini. InsyaAllah ke depan akan dirutinkan lagi. Selain untuk menjaga stamina, juga disebabkan karena sudah terdaftar sebagai salah satu team di British School Jakarta untuk mengikuti Global Challenge dalam beberapa waktu ke depan.
Dari BSJ katanya sudah tutup pendaftaran buat Global Challenge ini. Ada 29 grup yang akan mengikuti agenda tahun ke dua kali ini, dimana masing masing grup terdiri dari 7 anggota. Tahun lalu saya, tak berkesempatan ikut karena terlambat daftar. Dan tahun ini, begitu buka pendaftaran, alhamdulillah Science Dept Plus, langsung saya daftarkan. InsyaAllah, Allah beri kemudahan dan kesehatan yang prima bagi kami untuk berpartisipasi dalam Global Challenge tahun ini.
Back to jogging.
Awal oktober tahun lalu sebenarnya jogging ini mulai saya rutinkan karena dua alasan. Yang pertama karena adanya BSJ Olimpic dan kedua sebagai persiapan stamina buat trip mudik akhir tahun. Kesungguhan ini saya wujudkan dengan membeli celana training dan "running shoes" baru karena yang lama sudah menjadi milik anak di pondok.
Selama bulan November BSJ Olimpic diadakan oleh pihak sekolah, melibatkan karyawan, security maupun tenaga kerja "ourcourcing" yang berminat, sesuai cabang olah raga yang diingini. Saya fokus mengikuti badminton, baik tunggal maupun ganda. Di partai tunggal badminton langkah saya terhenti hingga perempat final dan di ganda alhamdulillah berhasil melangkah ke partai final. Kram di bagian betis adalah kendala terbesar selama mengikuti badminton ini. "Runner up" dalam badminton double adalah suatu prestasi terbaik tahun lalu karena lumayan lama "gantung raket" dan lawan yang dihadapi di pertandingan tersebut juga sangat handal. Beruntung juga tidak kalah straigh set. Hehehe.
Berlanjut dengan jogging di bulan desember, mengikuti Jalan Santai di Kapau dengan rute hampir mengelilingi seluruh kenagarian Kapau, +- 10 KM, hingga berakhirnya trip libur tahun lalu lintas Jawa dan Sumatra sangat membantu stamina saya. Sebagai "solo driver" dalam total perjalanan 4872.8 kilometer selama 18 hari hingga hari ini kebugaran selalu terjaga.
Tentu selain jogging (olahraga), asupan nutrisi yang dikonsumsi, ketercukupan tidur (istirahat) dan ibadah yang teratur adalah hal lain yang perlu dijaga. Semuanya saling terkait satu sama lainnya.
Demikian sekedar catatan hari ini disempurnakan setelah tidur sejenak pasca jogging pagi ini.
PBH, Parung Serab Ciledug
09.36 - 25/01/2020
Kamis, 23 Januari 2020
Lintas Sumatra: Amazing Trip Bukittinggi - Pekanbaru
Senin, 30 Desember 2019
Menjelang jam 7 pagi kami sudah bersiap siap hendak memulai perjalanan ke Pekanbaru. Makan pagi, lebih dari sekedar sarapan lumayan padat mengisi lambung. Nasi "angek", udara yang dingin dengan lauk ama yang "lamak" membuat saya makan pagi itu agak berlebih. Namun kebugaran dari tidur yang lelap membuat saya bersemangat melawan kantuk dalam perjalanan nanti. Apalagi alam yang akan dilewati sangat indah untuk dinikmati. Sejatinya, jadwal ke Pekanbaru ini kami rencana Minggu siang kemarin sehabis Jalan Santai se-kapau, tetapi rangkaian acara yang menarik hingga menjelang ashar, rencana ini tertunda hingga pagi ini.
Setelah semuanya beres, rumah bersih dan pintu terkunci, tak lupa kami pamit ke ni Nani yang tinggal di depan rumah. Terios keluaran tahun 2013 pun melaju perlahan meninggalkan rumah menuju simpang Tanjuang Alam. Di perempatan ini, sejenak berhenti menunggu giliran untuk bisa berbelok ke kiri menuju kota Payakumbuh. Tak banyak kendaraan pagi itu. Namun keberhati-hatian dalam perempatan jalan tetap menjadi prioritas dalam berkendaraan.
Melaju di jalan lurus dan menurun menuju kota Payakumbuh membelah kabut yang agak lambat tersibak pagi ini. Sejatinya sepanjang jalan ini kita disuguhkan oleh pemandangan alam yang sangat indah. Hamparan sawah di kiri dan kanan jalan raya Bukittinggi - Payakumbuh sangat memanjakan mata. Sepanjang mata memandang seolah olah sawah sawah ini dipagari langsung oleh jejeran bukit barisan. Namun kabut pagi, tak memberikan kita keleluasan menikmatinya. Gerimis turun di beberapa tempat dan kabut enggan meninggi.
Di SPBU Biaro, sebelum lanjut ke Pekanbaru terlebih dahulu saya mengisi "minyak" seharga Rp 300.000,- . Ini adalah pengisian ke empat kalinya selama lintas sumatra ini. Sebelumnya diisi menjelang kota Bangko Jambi.
Setelah itu kami berhenti sebentar di pasar Baso, karena Ama meminta Nova membeli oleh oleh. Di kiri jalan telah dipenuhi angkot dan kendaraan pedagang yang menurunkan barang dagangan, saya terpaksa mencari sisi kanan jalan buat parkir. Sembari menunggu Nova, saya membeli satu dus air mineral buat di jalan. Stok Ufia botol yang kami bawa dari rumah sudah habis.
Tak berapa lama kami di sini, perjalanan dilanjutkan. Gerimis mulai turun mengimbangi terios yang juga turun menuju kota Batiah. Jalan yang relatif lurus dan mulus serta tak banyak kendaraan yang lewat pagi itu menyebabkan kami terasa lebih cepat sampai di pusat kota Payakumbuh.
Lanjut terus melewati Sarilamak, hingga akhirnya menjelang Lubuk Bangku, saya mampir lagi di SPBU yang berada di sisi kiri jalan, karena adanya "desakan dari dalam". Jam delapan lebih kurang kami sampai di sini. Saya memanfaatkan sejenak menikmati suasana alam yang sangat asri di sini. Betul betul indah alamnya. Udaranya pun sejuk, kaya oksigen. SPBU ini sangat luas. Toiletnya bersih, airnya dingin dan berlimpah entah dari mana asalnya. Masjidnya megah dan anggun berdiri kokoh, dijaga dengan gagah oleh tebing bukit di belakangnya. Ini adalah standar SPBU yang umumnya kita temui sepanjang lintas trans Jawa, baik di jalan tol maupun arterinya. Dan pagi ini adalah suatu keberuntungan bagi saya bisa melihat dan merasakan lebih dekat dengan alam yang sangat mempesona ini.
Setelah "selfie" beberapa kali, saya lanjutkan perjalanan sesantai mungkin. Tak ingin saya berlalu begitu cepat dari alam perbukitan yang indah ini. Udara pagi yang segar, membuat saya enggan menghidupkan AC. Biarlah kantong paru paru kami terisi sebanyak mungkin oleh oksigen dari hutan sepanjang bukit barisan ini. Sementara itu di sisi kanan kami ada aliran sungai yang bening terlihat dari jalan yang kami tempuh.
Jejeran rumah makan di kiri kanan jalan Lubuak Bangku ini terlihat sepi. Hanya beberapa kendaraan pribadi yang terlihat parkir. Tak seberapa. Tetapi bayangan masa kecil saya dengan "apa" hingga kuliah, yang sering mampir di beberapa rumah makan ini sangat indah untuk dikenang.
Dulu, Lubuk Bangku ini adalah pemberhentian utama dari hampir seluruh bus yang datang dari Riau menjelang pagi. Ada yang makan "sahur", minum kopi atau sekedar teh telua, namun ada juga yang "bakaruah" di atas bus. Ada juga sebagian "pasisia" bus menikmati suasana menjelang subuh itu dengan mendengarkan "rabab ataupun saluang", musik tradisional minang. Di rumah makan ini juga tersedia dipan panjang buat tidur. Namun kadang kala dalam keramaian di Lubuak Bangku ini, kadang terselip juga cerita tentang kecopetan. Setelah para penumpang selesai sholat subuh, bus bus yang dari Riau ini segera meninggalkan rumah makan menuju kota-kota tujuan yang ada di ranah minang. Sayang sekali, hampir semua PO bus yang dulu pernah ada, tak ada lagi yang bertahan hingga saat ini, kecuali PO ANS, yang kini kembali melayani trayek Padang - Pekanbaru - Dumai.
Lintasan kenangan ini mengantarkan saya hingga hampir masuk ke kelok sembilan. Mobil saya hentikan sejenak, saya coba videokan sepanjang perjalanan, dan silakan nikmati dilink berikut ini:
Gerimis yang menghiasi selama perjalanan kami ini, akhirnya bertemu titik kulminasinya saat mobil mulai menuruni bukit bukit Barisan ini. Jarak pandang yang terbatas disebabkan kabut yang tebal serta gerimis belum juga berhenti. Kecepatan kendaraan sangat pelan, antara 20-30 km per jam, dengan tikungan tajam di antara tebing dan jurang. Dan menjelang Koto Alam, ternyata kami mengalami sedikit kemacetan. Ada badan jalan yang sebagian amblas, yang masih dalam tahap perbaikan. Alhamdulillah, hampir dua puluh menit kami terpaksa "rehat" di sini. Suasana selama perjalanan berkabut saya abadikan di video ini:
Tak berapa lama lepas dari "Tanah Bergerak" Kota Alam ini, barulah cuaca mulai bersahabat. Tak ada lagi kabut yang tadi menghalangi pandangan. Bisa jadi karena sudah setengah pinggang bukit ke bawah, kabut ini mulai tersibak sehingga kecepatan mobil bisa agak di pacu hingga masuk Pangkalan. Di SPBU Ombak Pangkalan kami sejenak rehat, karena hasrat "pipis" yang tertahan sedari tadi. Alhamdulillah, di sini ada Rest Area yang sangat bagus dan disenangi oleh anak anak. Ada play ground dan saungnya. Rumah makan Ombak ini pengganti rumah makan Sederhana yang ada sebelumnya.
Lanjut perjalanan selepas Pangkalan, kami bagai disuguhkan pemandangan "danau" yang sangat luas. "Danau Buatan" dari hasil bendungan aliran sungai buat PLTA Kota Alam adalah objek wisata yang berkembang saat ini bagi masyarakat Riau dan Sumbar. Alam yang indah sepanjang jalan, bahkan katanya terdapat miniatur Raja Ampat di sini. Tempat yang sangat rame ketika weekend ataupun liburan.
Namun pagi ini tak begitu banyak orang yang kami lihat kecuali mobil mobil yang parkir, rehat di beberapa kedai yang berjejer di sepanjang jalan yang "view"-nya sangat strategis untuk melihat keindahan danau dari atas maupun di sekitar jembatan. Kendaraan pribadi yang memanfaat lokasi ini sebagai tempat persinggahan dalam liburan keluarga, biasanya menuju Sumatra Barat.
Saya sangat menikmati perjalanan ini. Sangat berkesan. Dalam keadaan hujan maupun gerimis, jalan yang mulus, alam yang indah, tak terasa sudah sampai di daerah Rantau Barangin.
Di sini kami rehat sejenak, untuk sekedar makan menjelang siang. Berempat kami di sini memesan 2 porsi soto daging, 1 soto ayam, 1 mie rebus dan segelas teh telur kesukaan saya serta 3 gelas teh manis hangat. Baru di "kedai nasi" Rantau Barangin ini saya bertemu dengan "Teh Talua Limo Tingkek".
Total konsumsi kami di sini sekitar 102,000,- rupiah.
Dari Rantau Barangin ke Pekanbaru kami tempuh selama lebih kurang dua setengah jam. Jalanan antara Bangkinang hingga Pekanbaru saat ini sedang dalam tahap pelebaran, di beberapa titik sudah ada yang dua jalur. Di sepanjang jalan yang kami temui banyak yang dagang durian di pinggir jalan. Ada juga yang jual bibit pohon durian di sekitar daerah Bangkinang. Saya pikir, suatu saat kota Bangkinang ini bisa menjadi sumber utama durian buat propinsi Sumbar dan Riau, menggantikan durian yang "diimport" dari Medan Sumatra Utara.
Oh ya sholat zuhur dan isya kami lakukan di daerah Bangkinang ini, di sebuah masjid yang juga kami singgahi tahun lalu di bulan yang sama. Panam yang jauh berkembang kami lewati lepas jam satu siang dengan sedikit kemacetan di beberapa titik, terutama pada perempatan lampu merahnya.
Pesat sekali perkembangan daerah ini sejak kampus UNRI dan UIN Suska pindah. Panam telah berubah menjadi salah satu pusat bisnis di Pekanbaru. Luar biasa pesat perkembangannya.
Alhamdulillah kurang dari jam dua kami sudah sampai di rumah Ami dan Iwat, di daerah Harapan Raya. Saya pun istirahat sejenak. Tidur siang adalah pilihan terbaik buat pemulihan stamina.
Menjelang jam 7 pagi kami sudah bersiap siap hendak memulai perjalanan ke Pekanbaru. Makan pagi, lebih dari sekedar sarapan lumayan padat mengisi lambung. Nasi "angek", udara yang dingin dengan lauk ama yang "lamak" membuat saya makan pagi itu agak berlebih. Namun kebugaran dari tidur yang lelap membuat saya bersemangat melawan kantuk dalam perjalanan nanti. Apalagi alam yang akan dilewati sangat indah untuk dinikmati. Sejatinya, jadwal ke Pekanbaru ini kami rencana Minggu siang kemarin sehabis Jalan Santai se-kapau, tetapi rangkaian acara yang menarik hingga menjelang ashar, rencana ini tertunda hingga pagi ini.
Setelah semuanya beres, rumah bersih dan pintu terkunci, tak lupa kami pamit ke ni Nani yang tinggal di depan rumah. Terios keluaran tahun 2013 pun melaju perlahan meninggalkan rumah menuju simpang Tanjuang Alam. Di perempatan ini, sejenak berhenti menunggu giliran untuk bisa berbelok ke kiri menuju kota Payakumbuh. Tak banyak kendaraan pagi itu. Namun keberhati-hatian dalam perempatan jalan tetap menjadi prioritas dalam berkendaraan.
Melaju di jalan lurus dan menurun menuju kota Payakumbuh membelah kabut yang agak lambat tersibak pagi ini. Sejatinya sepanjang jalan ini kita disuguhkan oleh pemandangan alam yang sangat indah. Hamparan sawah di kiri dan kanan jalan raya Bukittinggi - Payakumbuh sangat memanjakan mata. Sepanjang mata memandang seolah olah sawah sawah ini dipagari langsung oleh jejeran bukit barisan. Namun kabut pagi, tak memberikan kita keleluasan menikmatinya. Gerimis turun di beberapa tempat dan kabut enggan meninggi.
Di SPBU Biaro, sebelum lanjut ke Pekanbaru terlebih dahulu saya mengisi "minyak" seharga Rp 300.000,- . Ini adalah pengisian ke empat kalinya selama lintas sumatra ini. Sebelumnya diisi menjelang kota Bangko Jambi.
Setelah itu kami berhenti sebentar di pasar Baso, karena Ama meminta Nova membeli oleh oleh. Di kiri jalan telah dipenuhi angkot dan kendaraan pedagang yang menurunkan barang dagangan, saya terpaksa mencari sisi kanan jalan buat parkir. Sembari menunggu Nova, saya membeli satu dus air mineral buat di jalan. Stok Ufia botol yang kami bawa dari rumah sudah habis.
Tak berapa lama kami di sini, perjalanan dilanjutkan. Gerimis mulai turun mengimbangi terios yang juga turun menuju kota Batiah. Jalan yang relatif lurus dan mulus serta tak banyak kendaraan yang lewat pagi itu menyebabkan kami terasa lebih cepat sampai di pusat kota Payakumbuh.
Lanjut terus melewati Sarilamak, hingga akhirnya menjelang Lubuk Bangku, saya mampir lagi di SPBU yang berada di sisi kiri jalan, karena adanya "desakan dari dalam". Jam delapan lebih kurang kami sampai di sini. Saya memanfaatkan sejenak menikmati suasana alam yang sangat asri di sini. Betul betul indah alamnya. Udaranya pun sejuk, kaya oksigen. SPBU ini sangat luas. Toiletnya bersih, airnya dingin dan berlimpah entah dari mana asalnya. Masjidnya megah dan anggun berdiri kokoh, dijaga dengan gagah oleh tebing bukit di belakangnya. Ini adalah standar SPBU yang umumnya kita temui sepanjang lintas trans Jawa, baik di jalan tol maupun arterinya. Dan pagi ini adalah suatu keberuntungan bagi saya bisa melihat dan merasakan lebih dekat dengan alam yang sangat mempesona ini.
Setelah "selfie" beberapa kali, saya lanjutkan perjalanan sesantai mungkin. Tak ingin saya berlalu begitu cepat dari alam perbukitan yang indah ini. Udara pagi yang segar, membuat saya enggan menghidupkan AC. Biarlah kantong paru paru kami terisi sebanyak mungkin oleh oksigen dari hutan sepanjang bukit barisan ini. Sementara itu di sisi kanan kami ada aliran sungai yang bening terlihat dari jalan yang kami tempuh.
Jejeran rumah makan di kiri kanan jalan Lubuak Bangku ini terlihat sepi. Hanya beberapa kendaraan pribadi yang terlihat parkir. Tak seberapa. Tetapi bayangan masa kecil saya dengan "apa" hingga kuliah, yang sering mampir di beberapa rumah makan ini sangat indah untuk dikenang.
Dulu, Lubuk Bangku ini adalah pemberhentian utama dari hampir seluruh bus yang datang dari Riau menjelang pagi. Ada yang makan "sahur", minum kopi atau sekedar teh telua, namun ada juga yang "bakaruah" di atas bus. Ada juga sebagian "pasisia" bus menikmati suasana menjelang subuh itu dengan mendengarkan "rabab ataupun saluang", musik tradisional minang. Di rumah makan ini juga tersedia dipan panjang buat tidur. Namun kadang kala dalam keramaian di Lubuak Bangku ini, kadang terselip juga cerita tentang kecopetan. Setelah para penumpang selesai sholat subuh, bus bus yang dari Riau ini segera meninggalkan rumah makan menuju kota-kota tujuan yang ada di ranah minang. Sayang sekali, hampir semua PO bus yang dulu pernah ada, tak ada lagi yang bertahan hingga saat ini, kecuali PO ANS, yang kini kembali melayani trayek Padang - Pekanbaru - Dumai.
Lintasan kenangan ini mengantarkan saya hingga hampir masuk ke kelok sembilan. Mobil saya hentikan sejenak, saya coba videokan sepanjang perjalanan, dan silakan nikmati dilink berikut ini:
Gerimis yang menghiasi selama perjalanan kami ini, akhirnya bertemu titik kulminasinya saat mobil mulai menuruni bukit bukit Barisan ini. Jarak pandang yang terbatas disebabkan kabut yang tebal serta gerimis belum juga berhenti. Kecepatan kendaraan sangat pelan, antara 20-30 km per jam, dengan tikungan tajam di antara tebing dan jurang. Dan menjelang Koto Alam, ternyata kami mengalami sedikit kemacetan. Ada badan jalan yang sebagian amblas, yang masih dalam tahap perbaikan. Alhamdulillah, hampir dua puluh menit kami terpaksa "rehat" di sini. Suasana selama perjalanan berkabut saya abadikan di video ini:
Tak berapa lama lepas dari "Tanah Bergerak" Kota Alam ini, barulah cuaca mulai bersahabat. Tak ada lagi kabut yang tadi menghalangi pandangan. Bisa jadi karena sudah setengah pinggang bukit ke bawah, kabut ini mulai tersibak sehingga kecepatan mobil bisa agak di pacu hingga masuk Pangkalan. Di SPBU Ombak Pangkalan kami sejenak rehat, karena hasrat "pipis" yang tertahan sedari tadi. Alhamdulillah, di sini ada Rest Area yang sangat bagus dan disenangi oleh anak anak. Ada play ground dan saungnya. Rumah makan Ombak ini pengganti rumah makan Sederhana yang ada sebelumnya.
Lanjut perjalanan selepas Pangkalan, kami bagai disuguhkan pemandangan "danau" yang sangat luas. "Danau Buatan" dari hasil bendungan aliran sungai buat PLTA Kota Alam adalah objek wisata yang berkembang saat ini bagi masyarakat Riau dan Sumbar. Alam yang indah sepanjang jalan, bahkan katanya terdapat miniatur Raja Ampat di sini. Tempat yang sangat rame ketika weekend ataupun liburan.
Namun pagi ini tak begitu banyak orang yang kami lihat kecuali mobil mobil yang parkir, rehat di beberapa kedai yang berjejer di sepanjang jalan yang "view"-nya sangat strategis untuk melihat keindahan danau dari atas maupun di sekitar jembatan. Kendaraan pribadi yang memanfaat lokasi ini sebagai tempat persinggahan dalam liburan keluarga, biasanya menuju Sumatra Barat.
Saya sangat menikmati perjalanan ini. Sangat berkesan. Dalam keadaan hujan maupun gerimis, jalan yang mulus, alam yang indah, tak terasa sudah sampai di daerah Rantau Barangin.
Di sini kami rehat sejenak, untuk sekedar makan menjelang siang. Berempat kami di sini memesan 2 porsi soto daging, 1 soto ayam, 1 mie rebus dan segelas teh telur kesukaan saya serta 3 gelas teh manis hangat. Baru di "kedai nasi" Rantau Barangin ini saya bertemu dengan "Teh Talua Limo Tingkek".
Total konsumsi kami di sini sekitar 102,000,- rupiah.
Dari Rantau Barangin ke Pekanbaru kami tempuh selama lebih kurang dua setengah jam. Jalanan antara Bangkinang hingga Pekanbaru saat ini sedang dalam tahap pelebaran, di beberapa titik sudah ada yang dua jalur. Di sepanjang jalan yang kami temui banyak yang dagang durian di pinggir jalan. Ada juga yang jual bibit pohon durian di sekitar daerah Bangkinang. Saya pikir, suatu saat kota Bangkinang ini bisa menjadi sumber utama durian buat propinsi Sumbar dan Riau, menggantikan durian yang "diimport" dari Medan Sumatra Utara.
Oh ya sholat zuhur dan isya kami lakukan di daerah Bangkinang ini, di sebuah masjid yang juga kami singgahi tahun lalu di bulan yang sama. Panam yang jauh berkembang kami lewati lepas jam satu siang dengan sedikit kemacetan di beberapa titik, terutama pada perempatan lampu merahnya.
Pesat sekali perkembangan daerah ini sejak kampus UNRI dan UIN Suska pindah. Panam telah berubah menjadi salah satu pusat bisnis di Pekanbaru. Luar biasa pesat perkembangannya.
Alhamdulillah kurang dari jam dua kami sudah sampai di rumah Ami dan Iwat, di daerah Harapan Raya. Saya pun istirahat sejenak. Tidur siang adalah pilihan terbaik buat pemulihan stamina.
Rabu, 22 Januari 2020
Hikmah: Mulianya Seorang Suami
Mengapa ridha suami itu adalah surga bagimu, wahai para istri:
1. Suamimu dibesarkan oleh ibu yang mencintainya seumur hidup. Namun ketika dia dewasa, dia memilih mencintaimu yang bahkan belum tentu mencintainya seumur hidupmu, bahkan sering kali rasa cintanya padamu lebih besar daripada cintanya kepada ibunya sendiri.
2. Suamimu dibesarkan sebagai lelaki yang ditanggung nafkahnya oleh ayah dan ibunya hingga dia beranjak dewasa. Namun sebelum dia mampu membalasnya, dia telah bertekad menanggung nafkahmu, perempuan asing yang baru saja dikenalnya dan hanya terikat dengan akad nikah tanpa ikatan rahim seperti ayah dan ibunya.
3.Suamimu ridha menghabiskan waktunya untuk mencukupi kebutuhan anak-anakmu serta dirimu. Padahal dia tahu, di sisi Allah, engkau lebih harus di hormati tiga kali lebih besar oleh anak-anakmu dibandingkan dirinya. Namun tidak pernah sekalipun dia merasa iri, disebabkan dia mencintaimu dan berharap engkau memang mendapatkan yang lebih baik daripadanya di sisi Allah.
4.Suamimu berusaha menutupi masalahnya di hadapanmu dan berusaha menyelesaikannya sendiri. Sedangkan engkau terbiasa mengadukan masalahmu pada dia dengan harapan dia mampu memberi solusi. Padahal bisa saja di saat engkau mengadukan itu, dia sedang memiliki masalah yang lebih besar. namun tetap saja masalahmu di utamakan dibandingkan masalah yang dihadapi sendiri.
5.Suamimu berusaha memahami bahasa diammu, bahasa tangisanmu. Sedangkan engkau kadang hanya mampu memahami bahasa verbalnya saja. Itupun bila dia telah mengulanginya berkali-kali.
6.Bila engkau melakukan maksiat, maka dia akan ikut terseret ke neraka, karena dia ikut bertanggung jawab akan maksiatmu. Namun bila dia bermaksiat, kamu tidak akan pernah dituntut ke neraka. Karena apa yang dilakukan olehnya adalah hal-hal yang harus dipertanggung jawabkannya sendiri.....
*****
Dari laman FB 5 th yang lalu:
https://www.facebook.com/aryandi.ilyas/posts/10152998653324174
1. Suamimu dibesarkan oleh ibu yang mencintainya seumur hidup. Namun ketika dia dewasa, dia memilih mencintaimu yang bahkan belum tentu mencintainya seumur hidupmu, bahkan sering kali rasa cintanya padamu lebih besar daripada cintanya kepada ibunya sendiri.
2. Suamimu dibesarkan sebagai lelaki yang ditanggung nafkahnya oleh ayah dan ibunya hingga dia beranjak dewasa. Namun sebelum dia mampu membalasnya, dia telah bertekad menanggung nafkahmu, perempuan asing yang baru saja dikenalnya dan hanya terikat dengan akad nikah tanpa ikatan rahim seperti ayah dan ibunya.
3.Suamimu ridha menghabiskan waktunya untuk mencukupi kebutuhan anak-anakmu serta dirimu. Padahal dia tahu, di sisi Allah, engkau lebih harus di hormati tiga kali lebih besar oleh anak-anakmu dibandingkan dirinya. Namun tidak pernah sekalipun dia merasa iri, disebabkan dia mencintaimu dan berharap engkau memang mendapatkan yang lebih baik daripadanya di sisi Allah.
4.Suamimu berusaha menutupi masalahnya di hadapanmu dan berusaha menyelesaikannya sendiri. Sedangkan engkau terbiasa mengadukan masalahmu pada dia dengan harapan dia mampu memberi solusi. Padahal bisa saja di saat engkau mengadukan itu, dia sedang memiliki masalah yang lebih besar. namun tetap saja masalahmu di utamakan dibandingkan masalah yang dihadapi sendiri.
5.Suamimu berusaha memahami bahasa diammu, bahasa tangisanmu. Sedangkan engkau kadang hanya mampu memahami bahasa verbalnya saja. Itupun bila dia telah mengulanginya berkali-kali.
6.Bila engkau melakukan maksiat, maka dia akan ikut terseret ke neraka, karena dia ikut bertanggung jawab akan maksiatmu. Namun bila dia bermaksiat, kamu tidak akan pernah dituntut ke neraka. Karena apa yang dilakukan olehnya adalah hal-hal yang harus dipertanggung jawabkannya sendiri.....
*****
Dari laman FB 5 th yang lalu:
https://www.facebook.com/aryandi.ilyas/posts/10152998653324174
Hikmah: Menjemput Rezeki Yang Tak Disangka
Salah satu rahasia Allah adalah rezeki. Ia tidak bisa dikalkulasi dengan nalar manusia. Seringkali ia bergerak diluar jangkauan nalar manusia. Itulah yang disebut dengan rezeki yang tidak disangka-sangka.
Al-Quran mengatakan, _Wayarzuqhu min haitsu la yahtasib_ (QS. Ath-Thalaq/ 65: 3).
Allah telah menjamin rezeki setiap makhluk-Nya. Setiap manusia yang terlahir ke dunia sudah dilengkapi dengan rezekinya masing-masing. Tugas manusia adalah menjemput jatah rezekinya. Untuk keperluan itu Allah telah menganugerahkan sejumlah potensi yang luar biasa kepada kita, di antaranya adalah akal dan anggota tubuh. Akal digunakan untuk berpikir tentang cara dan strategi menjemput rezeki, dan anggota tubuh digunakan untuk melaksanakan gagasan tersebut.
Jadi kita tidak perlu cemas mengenai rezeki, sebab persoalan rezeki seluruh umat manusia sudah diatur Allah. Hal penting yang perlu dilakukan adalah memacu potensi dan kreativitas diri agar kita terampil dalam menjemput rezeki.
Saat manusia kali pertama lahir, cukup dengan menangis mk rezekinya datang, yaitu berupa ASI. Tapi untuk saat ini, ketika kita telah dewasa ini tentu tidak cukup hanya dengan menangis. Allah telah memberikan kemampuan, kesehatan, dan sarana pendukung lainnya bagi kita untuk menjemput rezeki.
Bagaimanakah caranya kita menjemput rezeki? 😇
Diantaranya mas Ippho memberikan nasehat kepada kita untuk 👇
- bertawakal kepada Allah
- mematuhi perintah Allah
- menjauhi larangan Allah
- ikhtiar dengan sungguh-sungguh.
Itu semua adalah taqwa, ya.... hanya dengan taqwalah Allah akan memberikan jalan keluar dan rezeki yang tak disangka-sangka untuk kita. Allah SWT berfirman:👇
.... وَمَنْ يَّـتَّـقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ
.....wa may yattaqillaaha yaj'al lahuu makhrojaa
".... Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya,"
(QS. At-Talaq 65: Ayat 2)
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بَا لِغُ اَمْرِهٖ ۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
wa yarzuq-hu min haisu laa yahtasib, wa may yatawakkal 'alallohi fa huwa hasbuh, innalloha baalighu amrih, qod ja'alallohu likulli syai`ing qodroo
"dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu."
(QS. At-Talaq 65: Ayat 3)
Allah SWT berfirman:
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰۤى اٰمَنُوْا وَا تَّقَوْا لَـفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَا لْاَ رْضِ وَلٰـكِنْ كَذَّبُوْا فَاَ خَذْنٰهُمْ بِمَا كَا نُوْا يَكْسِبُوْنَ
walau anna ahlal-qurooo aamanuu wattaqou lafatahnaa 'alaihim barokaatim minas-samaaa`i wal-ardhi wa laaking kazzabuu fa akhoznaahum bimaa kaanuu yaksibuun
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 96)
Allah SWT berfirman:
وَلَوْ اَنَّهُمْ اَقَا مُوا التَّوْرٰٮةَ وَا لْاِ نْجِيْلَ وَمَاۤ اُنْزِلَ اِلَيْهِمْ مِّنْ رَّبِّهِمْ لَاَ كَلُوْا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ اَرْجُلِهِمْ ۗ مِنْهُمْ اُمَّةٌ مُّقْتَصِدَةٌ ۗ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ سَآءَ مَا يَعْمَلُوْنَ
walau annahum aqoomut-tauroota wal-injiila wa maaa unzila ilaihim mir robbihim la`akaluu min fauqihim wa min tahti arjulihim, min-hum ummatum muqtashidah, wa kasiirum min-hum saaa`a maa ya'maluun
"Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil, dan (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada sekelompok yang jujur dan taat. Dan banyak di antara mereka sangat buruk apa yang mereka kerjakan."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 66).
Semoga kita semua members di grup ini termasuk orang-orang yang bertakwa, yang mampu menjalankan perintah-perintah-Nya dan yang menjauhi larangan-larangan-Nya. 🤲
Al-Quran mengatakan, _Wayarzuqhu min haitsu la yahtasib_ (QS. Ath-Thalaq/ 65: 3).
Allah telah menjamin rezeki setiap makhluk-Nya. Setiap manusia yang terlahir ke dunia sudah dilengkapi dengan rezekinya masing-masing. Tugas manusia adalah menjemput jatah rezekinya. Untuk keperluan itu Allah telah menganugerahkan sejumlah potensi yang luar biasa kepada kita, di antaranya adalah akal dan anggota tubuh. Akal digunakan untuk berpikir tentang cara dan strategi menjemput rezeki, dan anggota tubuh digunakan untuk melaksanakan gagasan tersebut.
Jadi kita tidak perlu cemas mengenai rezeki, sebab persoalan rezeki seluruh umat manusia sudah diatur Allah. Hal penting yang perlu dilakukan adalah memacu potensi dan kreativitas diri agar kita terampil dalam menjemput rezeki.
Saat manusia kali pertama lahir, cukup dengan menangis mk rezekinya datang, yaitu berupa ASI. Tapi untuk saat ini, ketika kita telah dewasa ini tentu tidak cukup hanya dengan menangis. Allah telah memberikan kemampuan, kesehatan, dan sarana pendukung lainnya bagi kita untuk menjemput rezeki.
Bagaimanakah caranya kita menjemput rezeki? 😇
Diantaranya mas Ippho memberikan nasehat kepada kita untuk 👇
- bertawakal kepada Allah
- mematuhi perintah Allah
- menjauhi larangan Allah
- ikhtiar dengan sungguh-sungguh.
Itu semua adalah taqwa, ya.... hanya dengan taqwalah Allah akan memberikan jalan keluar dan rezeki yang tak disangka-sangka untuk kita. Allah SWT berfirman:👇
.... وَمَنْ يَّـتَّـقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ
.....wa may yattaqillaaha yaj'al lahuu makhrojaa
".... Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya,"
(QS. At-Talaq 65: Ayat 2)
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بَا لِغُ اَمْرِهٖ ۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
wa yarzuq-hu min haisu laa yahtasib, wa may yatawakkal 'alallohi fa huwa hasbuh, innalloha baalighu amrih, qod ja'alallohu likulli syai`ing qodroo
"dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu."
(QS. At-Talaq 65: Ayat 3)
Allah SWT berfirman:
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰۤى اٰمَنُوْا وَا تَّقَوْا لَـفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَا لْاَ رْضِ وَلٰـكِنْ كَذَّبُوْا فَاَ خَذْنٰهُمْ بِمَا كَا نُوْا يَكْسِبُوْنَ
walau anna ahlal-qurooo aamanuu wattaqou lafatahnaa 'alaihim barokaatim minas-samaaa`i wal-ardhi wa laaking kazzabuu fa akhoznaahum bimaa kaanuu yaksibuun
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 96)
Allah SWT berfirman:
وَلَوْ اَنَّهُمْ اَقَا مُوا التَّوْرٰٮةَ وَا لْاِ نْجِيْلَ وَمَاۤ اُنْزِلَ اِلَيْهِمْ مِّنْ رَّبِّهِمْ لَاَ كَلُوْا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ اَرْجُلِهِمْ ۗ مِنْهُمْ اُمَّةٌ مُّقْتَصِدَةٌ ۗ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ سَآءَ مَا يَعْمَلُوْنَ
walau annahum aqoomut-tauroota wal-injiila wa maaa unzila ilaihim mir robbihim la`akaluu min fauqihim wa min tahti arjulihim, min-hum ummatum muqtashidah, wa kasiirum min-hum saaa`a maa ya'maluun
"Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil, dan (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada sekelompok yang jujur dan taat. Dan banyak di antara mereka sangat buruk apa yang mereka kerjakan."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 66).
Semoga kita semua members di grup ini termasuk orang-orang yang bertakwa, yang mampu menjalankan perintah-perintah-Nya dan yang menjauhi larangan-larangan-Nya. 🤲
Selasa, 21 Januari 2020
Hikmah: KEAJAIBAN ADZAN
Kisah Nyata, Dering suara Hand Phone (HP) di malam nan sunyi membangunkan tidur Ustadz Abdurahman yang sedang beristirahat di rumahnya. Saat itu jam menunjukkan pukul 10 malam, dilayar HP beliau Muncul nomor yang tidak dikenal.... .
Beliau sebenarnya tidak ingin mengangkatnya, namun karena beliau penasaran akhirnya beliau mengangkatnya dan mulai menyapa : Assalamu’alaikum, siapa ini..?? .
Kemudian penelpon itu menjawab : Wa’alaikumussalam, Ini Ahmad, ustadz, maaf saya mengganggu ustadz malam ini.. .
Ustadz, saya mohon untuk datanglah kesini, saudara saya sedang kritis, dia baru saja kecelakaan dan dokternya mengatakan kalau dia sudah tidak bisa berbuat banyak, tolonglah kami ustadz..!! .
Ustad Abdurrahman baru paham kalau yang menelpon barusan adalah salah seorang pengurus masjid besar Bully, New South Wales Australia.. .
Ustad Abdurrahman mengenal Ahmad karena di daerahnya, pengurus masjid terdaftar dengan rapi dan mendapat pengakuan dari Pemerintah.. .
Mereka sering bertemu apabila ada acara Fun Raising, Ied Festival, bahkan acara-acara yang diadakan oleh Pemerintah Australia.. .
Sejenak Ustad Abdurrahman bangun dari tempat tidurnya, Kemudian beliau bergegas berangkat setelah mendapatkan nomor kamar di sebuah Rumah Sakit dari si penelpon.. .
Assalamualaikum : sapanya ketika memasuki ruangan dimana Abdullah terbaring tak berdaya.. . Perban serta bau obat meliputi disekujur tubuhnya.. .
Wa’alaikumussalam, Alhamdulillah, Ustad, terimakasih atas kedatangannya, saya mohon ucapkanlah sesuatu untuk , dokter sudah tidak mampu berbuat banyak dan mengatakan jika dia akan meninggal, tolong katakan sesuatu pada Abdullah : Pinta kakaknya dengan menangis..
Beliau memandang di sekitar ruangan itu telah ada beberapa keluarga yang juga menangis.. .
Baik, saya akan mencoba bercakap-cakap dengannya, tolong jangan menangis disini karena hanya akan membuatnya tidak bisa berkata apa apa (sedih) : kata Ustad Abdurrahman.. .
Kemudian beliau mendekat ke tubuh Abdullah yang penuh dengan luka.. . Di lihatnya sebuah sosok yang masih hidup, tetapi tidak bergerak sedikitpun, bahkan menggerakkan bibir dan mengedipkan mata saja ia tak mampu.. .
Kemudian Ustad Abdurrahman duduk tepat disebelah kanan kepala Abdullah, sehingga memungkinkan beliau untuk berbicara ditelinga Abdullah dengan jarak paling dekat.. .
Sejenak Beliau berdoa dan kemudian menggenggam lemah tangan Abdullah.. .
Assalamu’alaikum saudaraku, saya Ustad Abdurrahman dari Wollongong.. .
Saudaraku, saya datang kesini untuk menemuimu, saya tahu kamu adalah muslim yang baik, kamu telah menolong ALLAH untuk mengumandangkan adzan setiap hari di masjid.. .
Kamu mengingatkan orang-orang untuk Sholat di masjid, saya yakin kalau ALLAH dan semua orang menyayangi kamu, ALLAH akan menolong kamu, DIA akan memberimu kesehatan dan kebahagiaan.. .
Saudaraku, kami masih ingin mendengar engkau mengumandangkan adzan dimasjid, dapatkah engkau melakukannya, ALLAH akan menyukainya, Tolong engkau kumandangkan adzan untuk kami.. . Sejenak terlihat airmata keluar dari kedua matanya dan menetes melewati pipi Abdullah.. .
Tak berapa lama kelopak matanya bergerak-gerak perlahan, kemudian matanya membuka sedikit demi sedikit.. .
Bibirnyapun kemudian bergerak- gerak perlahan, seolah ia berusaha untuk mengumandangkan adzan.. .
Ustad Abdurrahman memandang wajah Abdullah dengan tersenyum : Alhamdulillah,teruskan saudaraku, kumandangkan adzan untuk kami..Dan.. . SubhanALLAH, secara tidak diduga monitor alat pendeteksi jantung yang dipasangkan di tubuh Abdullah menunjukkan kerja jantung yang berangsur-angsur normal, itu menunjukkan jika Abdullah telah melewati masa kritisnya.. .
Ahmad yang mengetahui hal itu kemudian melakukan sujud syukur di dalam ruangan itu, kemudian diikuti saudaranya yang lain.. .
Ahmad memeluk Ustad Abdurrahman dan berkali-kali mengucapkan terima kasih.. .
Tak berapa lama Sang Dokter muncul kembali dan mengecek kesehatan Abdullah.. . Seraya bertanya : Apa yang terjadi..?? . Apa yang telah kamu berikan kepadanya..?? Ia bertanya kepada Ahmad yang berada di dekatnya.. .
"Adzan” Jawab Ahmad dengan tersenyum.. .
Adzan..?? Apakah adzan yang telah menyembuhkannya..?? . Tanya sang dokter kepada Ustad Abdurrahman yang juga masih berada disitu..
Ya,ALLAH menyembuhkannya dengan Adzan : jawab Ustad Abdurrahman dengan tersenyum pula.. .
Sang dokter yang bukan muslim tersebut semakin terheran-heran, kemudian ia mengangguk-angguk, ikut tersenyum dan berkata kepada Ustad Abdurrahman : Suatu hari saya ingin bertanya kepadamu tentang Adzan, tolong beri aku nomer yang bisa dihubungi, katanya.. .
Dengan senang hati dokter : jawab Ustad Abdurrahman penuh keyakinan.. .
Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada ALLAH, mengerjakan amal saleh dan berkata: Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.. . (QS.Fushshilat: 33) .
Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) ALLAH, niscaya DIA akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.. . (QS. Muhammad [47] : 7) .
Maha Benar ALLAH,Dengan Segala Firman-NYA.. .
SubhanALLAH.. .
(..Silahkan Bagikan Artikel bermanfaat ini, semoga menjadi KEBAIKAN bagi kita semua,Aamiin..) .
Yaa ALLAH.. Mudahkanlah urusan orang yang Membaca status ini.. . Dekatkanlah Rezekinya, Sehatkanlah jiwa raganya untuk orang yang nge-Like dan nge-share Status Ini.. .
Aamiin Yaa Rabbal'aalamiin.. .
BAGIKAN dengan Ikhlas..!!
Wallahualam salam sehat walafiat penuh berkah Aamiin Ya Robbal Alamin.
Beliau sebenarnya tidak ingin mengangkatnya, namun karena beliau penasaran akhirnya beliau mengangkatnya dan mulai menyapa : Assalamu’alaikum, siapa ini..?? .
Kemudian penelpon itu menjawab : Wa’alaikumussalam, Ini Ahmad, ustadz, maaf saya mengganggu ustadz malam ini.. .
Ustadz, saya mohon untuk datanglah kesini, saudara saya sedang kritis, dia baru saja kecelakaan dan dokternya mengatakan kalau dia sudah tidak bisa berbuat banyak, tolonglah kami ustadz..!! .
Ustad Abdurrahman baru paham kalau yang menelpon barusan adalah salah seorang pengurus masjid besar Bully, New South Wales Australia.. .
Ustad Abdurrahman mengenal Ahmad karena di daerahnya, pengurus masjid terdaftar dengan rapi dan mendapat pengakuan dari Pemerintah.. .
Mereka sering bertemu apabila ada acara Fun Raising, Ied Festival, bahkan acara-acara yang diadakan oleh Pemerintah Australia.. .
Sejenak Ustad Abdurrahman bangun dari tempat tidurnya, Kemudian beliau bergegas berangkat setelah mendapatkan nomor kamar di sebuah Rumah Sakit dari si penelpon.. .
Assalamualaikum : sapanya ketika memasuki ruangan dimana Abdullah terbaring tak berdaya.. . Perban serta bau obat meliputi disekujur tubuhnya.. .
Wa’alaikumussalam, Alhamdulillah, Ustad, terimakasih atas kedatangannya, saya mohon ucapkanlah sesuatu untuk , dokter sudah tidak mampu berbuat banyak dan mengatakan jika dia akan meninggal, tolong katakan sesuatu pada Abdullah : Pinta kakaknya dengan menangis..
Beliau memandang di sekitar ruangan itu telah ada beberapa keluarga yang juga menangis.. .
Baik, saya akan mencoba bercakap-cakap dengannya, tolong jangan menangis disini karena hanya akan membuatnya tidak bisa berkata apa apa (sedih) : kata Ustad Abdurrahman.. .
Kemudian beliau mendekat ke tubuh Abdullah yang penuh dengan luka.. . Di lihatnya sebuah sosok yang masih hidup, tetapi tidak bergerak sedikitpun, bahkan menggerakkan bibir dan mengedipkan mata saja ia tak mampu.. .
Kemudian Ustad Abdurrahman duduk tepat disebelah kanan kepala Abdullah, sehingga memungkinkan beliau untuk berbicara ditelinga Abdullah dengan jarak paling dekat.. .
Sejenak Beliau berdoa dan kemudian menggenggam lemah tangan Abdullah.. .
Assalamu’alaikum saudaraku, saya Ustad Abdurrahman dari Wollongong.. .
Saudaraku, saya datang kesini untuk menemuimu, saya tahu kamu adalah muslim yang baik, kamu telah menolong ALLAH untuk mengumandangkan adzan setiap hari di masjid.. .
Kamu mengingatkan orang-orang untuk Sholat di masjid, saya yakin kalau ALLAH dan semua orang menyayangi kamu, ALLAH akan menolong kamu, DIA akan memberimu kesehatan dan kebahagiaan.. .
Saudaraku, kami masih ingin mendengar engkau mengumandangkan adzan dimasjid, dapatkah engkau melakukannya, ALLAH akan menyukainya, Tolong engkau kumandangkan adzan untuk kami.. . Sejenak terlihat airmata keluar dari kedua matanya dan menetes melewati pipi Abdullah.. .
Tak berapa lama kelopak matanya bergerak-gerak perlahan, kemudian matanya membuka sedikit demi sedikit.. .
Bibirnyapun kemudian bergerak- gerak perlahan, seolah ia berusaha untuk mengumandangkan adzan.. .
Ustad Abdurrahman memandang wajah Abdullah dengan tersenyum : Alhamdulillah,teruskan saudaraku, kumandangkan adzan untuk kami..Dan.. . SubhanALLAH, secara tidak diduga monitor alat pendeteksi jantung yang dipasangkan di tubuh Abdullah menunjukkan kerja jantung yang berangsur-angsur normal, itu menunjukkan jika Abdullah telah melewati masa kritisnya.. .
Ahmad yang mengetahui hal itu kemudian melakukan sujud syukur di dalam ruangan itu, kemudian diikuti saudaranya yang lain.. .
Ahmad memeluk Ustad Abdurrahman dan berkali-kali mengucapkan terima kasih.. .
Tak berapa lama Sang Dokter muncul kembali dan mengecek kesehatan Abdullah.. . Seraya bertanya : Apa yang terjadi..?? . Apa yang telah kamu berikan kepadanya..?? Ia bertanya kepada Ahmad yang berada di dekatnya.. .
"Adzan” Jawab Ahmad dengan tersenyum.. .
Adzan..?? Apakah adzan yang telah menyembuhkannya..?? . Tanya sang dokter kepada Ustad Abdurrahman yang juga masih berada disitu..
Ya,ALLAH menyembuhkannya dengan Adzan : jawab Ustad Abdurrahman dengan tersenyum pula.. .
Sang dokter yang bukan muslim tersebut semakin terheran-heran, kemudian ia mengangguk-angguk, ikut tersenyum dan berkata kepada Ustad Abdurrahman : Suatu hari saya ingin bertanya kepadamu tentang Adzan, tolong beri aku nomer yang bisa dihubungi, katanya.. .
Dengan senang hati dokter : jawab Ustad Abdurrahman penuh keyakinan.. .
Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada ALLAH, mengerjakan amal saleh dan berkata: Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.. . (QS.Fushshilat: 33) .
Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) ALLAH, niscaya DIA akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.. . (QS. Muhammad [47] : 7) .
Maha Benar ALLAH,Dengan Segala Firman-NYA.. .
SubhanALLAH.. .
(..Silahkan Bagikan Artikel bermanfaat ini, semoga menjadi KEBAIKAN bagi kita semua,Aamiin..) .
Yaa ALLAH.. Mudahkanlah urusan orang yang Membaca status ini.. . Dekatkanlah Rezekinya, Sehatkanlah jiwa raganya untuk orang yang nge-Like dan nge-share Status Ini.. .
Aamiin Yaa Rabbal'aalamiin.. .
BAGIKAN dengan Ikhlas..!!
Wallahualam salam sehat walafiat penuh berkah Aamiin Ya Robbal Alamin.
Langganan:
Postingan (Atom)
Pijar Park Kudus
Setelah sarapan dengan soto Semarang Mat Tjangkir porsi kecil kami lanjutkan balik ke penginapan sekitaran alun alun Kudus. Simpang Tujuh Re...
-
Pagi ini kami menata semuanya dengan sangat baiknya. Management Waktu sangatlah terorganisir dengan baik. Berbenah di rumah sebelum berangka...
-
Mandi Pagi Setelah menempuh perjalanan lebih kurang 1300 an km dari Tangerang menuju Kapau Bukittinggi, pagi ini baru sempat mengantarkan T...
-
Alhamdulillah, pagi ini kami kembali ke rantau setelah dua Minggu berada di kampung halaman. Dua Minggu berkesan. Memberi kesempatan kepada ...