Minggu, 14 Juli 2024

Pesona Danau Singkarak (part 2)

Jam 9.33 Al Hijrah Suite Family yang kami tumpangi memasuki terminal BUSUR Padang Panjang. BUSUR singkatan dari Bukit Surungan. Terminal kecil yang indah di lingkup bukit barisan. 


Sebentar saja bus berhenti di sini karena penumpang nya nanti naik di jalan selepas terminal. Walau sebentar saya tetap membeli 'paragede' jagung dan 'pinukuik' yang 'dijojokan' oleh pedagang yang naik. Sebungkusnya 10.000 untuk masing-masing nya. Pergedel jagung ini adalah jajanan khas daerah Padang Panjang sedari dulu. Jajanan legend.


Bus berlanjut keluar terminal dan saya menikmati keindahan alam yang terpampang di kiri dan kanan jalan. Terkaget ketika Bundo menunjukkan Soto Sep yang kami rencanakan kemarin untuk dikunjungi. Soto yang MEWAH. Mepet Sawah. Asyik itu menikmati soto panas di tengah tengah dingin dan sejuknya suasana persawahan dan indahnya alam yang terbentang. Insyaallah lain waktu, panjang umur dan ada rezeki akan kami kunjungi. 


Macet agak terasa ketika masuk daerah Pitalah. Hari Balai ternyata sekarang. Beringsut kendaraan berjalan di sini. Jalan kecil penuh kendaraan. 


Namun selepas itu lancar jaya. Sebelum memasuki kawasan danau Singkarak ada via duck yang juga membuat bus tersendat. Harus berhati-hati Al Hijrah ini melewati nya. Maklum bis ini panjang dan tinggi.


Selama memasuki danau saya tak puas puasnya menikmati alamnya. Hampir setengah danau ini terkelilingi menuju Sumani sebelum masuk nanti ke Kota Solok.


Banyak kenangan sepanjang Danau Singkarak ini. Saya teringat satu masjid yang Indah ketika kami pertama kali mengendarai Terios tahun 2013 bersama pak Dadang, driver yang menemani perjalanan kami pergi dan pulang pada bulan Juli dan Desember tahun itu. Dengan pak Dadang saya banyak belajar bagaimana menjaga stamina dan menguasai kendaraan selama dalam perjalanan jarak jauh. Pak Dadang orang yang sabar dan mau mengajarkan saya. Alhamdulillah ilmu praktis yang dia ajarkan inilah yang membuat saya selalu nyaman setelah tahun 2014 hingga sekarang saya menyetir sendirian melintasi dan menikmati indahnya lintas Sumatra dan Jawa. Sayang pak Dadang sudah berpulang tahun lalu. Semoga ilmu ini menjadi ladang amal bagi almarhum.



Singkarak yang indah, sebagian tertutup kabut dan hujan dari kejauhan, namun sebagian lagi arah Padang Panjang cerah. Kadang terlihat tipisnya batas hujan dari kejauhan. Alam yang indah untuk dinikmati dengan berjalan kaki sesungguhnya. Manapak bersama berjalan kaki sepanjang sisi danau tentu pesona tersendiri suatu saat nanti. Aaah, semoga terwujud.


Di Sumani bus berhenti sejenak menaikan penumpang. Ada agennya di sini. Suite Family yang kami naiki ini full seat, begitu yang saya denger dari crew nya. Sama halnya dengan kami naiki dari Jakarta dua Minggu lalu. Sleeper Bus ini menjadi pilihan favorit bagi penumpang. Apalagi harganya termasuk yang termurah. 


Dan saat berhenti tadi bus kami didahului oleh Gumarang Jaya, ANS dan Palala. Semoga nanti ketemu lagi di terminal atau selama dalam perjalanan. Jarak masih jauh tentu teman dalam perjalanan sangat dibutuhkan.


Insyaallah sebentar lagi bus ini akan memasuki terminal Bareh Solok.


Solok 14/07/2024

11.33

3 komentar:

  1. Jadi ingin pula melintasi dan menikmati perjalanan ke Sumbar, khususnya danau Singkarak.

    BalasHapus
  2. Mantap keren bang jadi mau coba juga nih naik bis

    BalasHapus
  3. ilmu praktis yang Pak Dadang ajarkan untuk membawa kendaraan jarak jauh....mungkin bisa dishare bang ??

    BalasHapus

Car Free Day 15/09/2024

 Car Free Day  Minggu 15 September 2024 Sabtu siang Akbar, sepupunya Imam datang ke rumah. Dari kampus Untirta Sindang Sari Serang Banten be...