Senin, 19 Desember 2022

Malala Jo Palala (Part 6)

Setelah rehat kedua di RM Simpang Raya Bayung Lencir, dua Palala ini segera menyusul ANS yang berjulukan Kirana. Kendali kemudi kali beralih ke bang Fadli Kumarang sedangkan bang Rony mengambil posisi di belakang, tidur di "kandang macan" nya. 

Saya masih bisa menikmati perjalanan hingga masuk ke Simpang tempino. Menikmati perjalanan dari atas bus ini sangat mengesankan ketimbang membawa mobil sendiri. Banyak hal yang bisa dilihat, termasuk bagaimana hamparan kebun sawit dan kebun karet di sepanjang lintasan. Begitu juga posisi duduk yang di tengah bus, bantingan ketika bus manuver sangat terasa juga. Apalagi sepanjang jalan yang ditempuh hingga Muaro Bungo masuk di lintas tengah Sumatra, kita akan dijejali tikungan yang tajam. Bus meliuk liuk di pinggang bukit. Turunan ataupun tanjakan yang disertai dengan belokan yang tajam agak mengocok perut yang baru saja terisi. Saya sedikit merasa mual. Tidur adalah pilihan tepat. 


Di beberapa spot saya benar benar tertidur. Ketika bangun ternyata di depan sudah ada ANS Kirana dan Johny Walker serta Sembodo Executive Plus dan Palala Sageso di depan. Entah kapan menyalip nya itu sang fenomenal Johny Walker dengan driver kandangnya da Ir. JW ini memang terkenal handal, sering menjadi ANS pertama yang masuk terminal Bareh Solok. 


Namun secara perlahan satu per satu kembali disusul dan dilewati oleh Sang Belibis, Palapa 03 ini. Kelincahan bang Fadli ini boleh juga. 


Dalam perjalanan saya nikmati dengan keripik tempe Bundo Nova. Keripik tempe enak, menurut kami dan juga customer #dapurbundonova. Berbagi dengan teman awal  seperjalanan adalah suatu kebahagiaan. Begitu juga dapat barteran dengan kuaci sebagai "parintang-rintang" hari, sambil menemani obrolan dengan da Son, teman sebangku saya. Begitu juga ketika melihat sungai Batanghari ada aktivitas orang menambang emas, menurut penuturan da Son. Ada beberapa titik tambang ini dengan mesin yang diapit oleh dua perahu bersisian. 


Sempat tertidur lagi dan terbangun ketika mau masuk pertigaan Muara Bungo menuju lintas tengah Sumatra dan mendapat kabar bahwa dua ANS Kirana dan Johny Walker sudah mendahului kami. Dan dari arah ranah minang sudah nampak satu per satu bus ANS, NPM, Palala, MPM, EPA Star dan lainnya. Saling klakson ketika berpapasan. 


Melihat waktu yang agak mepet, saya pun kembali ber tayamum untuk melaksanakan sholat zuhur dan ashar. Kondisi sangat tidak lagi memungkinkan untuk bisa melaksanakan nya di RM Gunung Medan. 


Tepat jam 18.20 bus kami sampai di rumah makan, tempat istirahat ketiga kalinya. Sudah ada EPA Star dan Yoanda Prima yang akan menuju kota Palembang sepertinya. Belibis masuk duluan, disusul oleh Sageso, Sembodo dan terakhir satu bus Transport Express yang masuk. NPM belum ada yang datang dari rantau sama sekali. Betul betul mengalami keterlambatan semua bus yang dari Rantau hari ini masuk ke ranah minang. 


Saya segera ke kamar mandi, karena ada yang ditahan sejak tadi. Urusan ke belakang selalu jadi persoalan bila naik bus umum jarak jauh ini. Setelah selesai saya sholat sambil menunggu Dhifa dan Bundanya juga. 


Melihat waktu yang sempit, tak mungkin makan malam di RM Umega ini, saya menyeberangi jalan. Ada sate yang jadi pilihan saya buat dimakan di atas bus. Saya pesan 3 bungkus sate ayam dan kerupuk singkong nya dengan total satu lembar uang berwarna biru, totalnya. Alhamdulillah, urusan kampung tengah terselesaikan sementara waktu. InsyaAllah aman hingga nanti sampai di Kapau. 


Dan ternyata bukan saya saja yang dikejar kejar waktu. Hampir semua penumpang merasakan hal yang sama. Waktu rehat yang terbatas seperti ini bisa dimaklumi karena para supir Palala baik Belibis dan Sageso pengen cepat sampai di terminal Bareh Solok, agar para penumpang tidak terlalu terlambat sampai di tujuan. 


Efek kemacetan akibat adanya truk tabrakan menjelang Sungai Lilin Sumsel kali ini berakibat fatal juga bagi bus yang menuju ranah minang. Biasanya Palala ini selalu masuk siang di RM Umega, sekitar jam 11 - 12, menurut info tukang sate yang saya beli tadi. 


Bahkan ketika kami meninggalkan rumah makan, belum satu pun NPM yang sampai. Ada keterlambatan sekitar 5-6 dari waktu normal sepertinya. Namun yang penting semua penumpang selamat sampai di tujuan. Bisa berlibur di ranah minang, di kampung halaman. 


Saat ini menuju Solok, kendali kemudi Belibis ditangan  bang Rony. InsyaAllah nanti bang Rony akan menurunkan kami di Simpang Tanjuang Alam. 


19 Desember 2022

20.30 WIB


https://dandidinda.blogspot.com/2022/12/malala-jo-palala-part-7.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Car Free Day 15/09/2024

 Car Free Day  Minggu 15 September 2024 Sabtu siang Akbar, sepupunya Imam datang ke rumah. Dari kampus Untirta Sindang Sari Serang Banten be...