Sabtu, 31 Desember 2022

Setahun Bersama Sembodo (Part 1)

Alhamdulillah pagi ini tepat jam 9.40 kami memulai perjalanan balik ke Tangerang bersama Sembodo. Perjalanan balik ini pas bertepatan di akhir tahun, tanggal 31 Desember. Perjalanan yang panjang menempuh lebih kurang 1.300 km di mulai dari saat ini, dari Pool Sembodo di Jambu Aia Bukittinggi. 

Kami ke pool tadi diantar oleh adik ipar, Yan, yang tadi malam datang sekalian menjemput anaknya Rara, yang telah menjadi teman bermain Dhifa selama liburan akhir tahun ini. Kebersamaan antara Dhifa, Rara dan Affan yang dari Pekanbaru, melengkapi kebahagiaan sang nenek. Nenek yang didatangi oleh tiga orang cucunya dari tiga kota yang berbeda. Ikatan emosional yang dibentuk oleh mereka ini InsyaAllah akan terasa hingga nanti mereka dewasa. Sayang suasana ini belum sempurna sebenarnya dibandingkan libur lebaran tahun lalu, yang jauh lebih lengkap karena yang dari Batam juga datang. 


Nenek yang tinggal sendiri semoga terpuaskan. Semoga bahagia dan semoga doa doa untuk anak cucunya untuk kembali berkumpul lagi, Allah wujudkan. Dan tugaskan kami untuk menghadirkan kebahagiaan selama dua minggu di kampung halaman Allah jadikan sebagai amal ibadah dan pembelajaran bagi anak anak kami tercinta. InsyaAllah, bagaimana kami hadir untuk nenek saat ini, semoga begitu pula kelak ketika kami sudah tua nantinya. Ikhtiar kami hanyalah memberi contoh bagi mereka. 

Dan entah mengapa Allah takdirkan pula kami naik Bus Sembodo yang berjulukan Ar Rahiim ini hingga terminal Bareh Solok nanti. Ar Rahiim yang merupakan salah satu sifat Allah SWT yang kita yakini, yang bermakna Maha Pengasih, pas banget dengan kondisi yang kami alam selama ini. Dan InsyaAllah di TBS nanti kami akan berganti dengan Executive Plus Sembodo. Namun diantar dengan Ar Rahiim tentu melengkapi rasa kebersyukuran kami menuju rantau. Belum tahu Sembodo yang berjulukan apa yang akan kami naiki nanti. Tp yakin inilah bus pilihan terbaik saat ini. 


Menulis sambil menikmati daerah Lemersing sangat membuat saya enjoy. Sebelah kiri saya terlihat daerah Sungai Pua, yang sering saya lewati jika bepergian dari Kapau menuju Padang. Shortcut yang asyik untuk dinikmati. Alamnya yang indah dan dari sungai Pua ini jelas terlihat kota Bukittinggi. Jalan alternatif menghindari macet di Padang Lua. Namun dengan bus Sembodo yang beriringan saat ini dengan MPM, tak terasa sampai di pertigaan jalan dari Sungai Pua, jam 10.04.


Pasar Koto baru sepi karena bukan hari pasarnya membuat perjalanan ini lancar. Padahal di sini biasanya termasuk salah satu titik macet. Pos Polisi di sebalah kanan mengingatkan saya akan momen "Mandaki" bersama teman teman dulunya. Entah itu mendaki gunung Marapi ataupun Singgalang. Lokasi ini adalah starting awalnya. 

Menikmati alam sambil sesekali menulis hingga nanti bis berhenti di Terminal Busur Padang PanjangPanjang adalah kesenangan tersendiri. Saya memang sangat menikmati suasana seperti ini, andai tak pegang stir. Daerah Lembah Marapi Singgalang adalah daerah yang subur dengan segala olahan pertanian. Gunung di kiri kanan jalan seolah memuaskan mata memandang. Tertutup pesan, InsyaAllah kami akan pulang. Pulang seperti ini ataupun pulang untuk masa tua nantinya. 


Ponpes Nurul Ihlas terlewati sudah. Setahun yang lalu kami mampir di sana. Ada sahabat yang menjadi guru matematika nya. Sahabat dari HMI yang juga orang Kapau. Sementara di sisi saya Dhifa sudah tertidur dengan pulasnya. 


#####


Momen pulang kampung kali ini terasa bedanya. Tanpa pegang kemudi, lain suasananya. Namun kebersyukuran membersamai Nenek senantiasa terjaga. 


Datang kami dari rantau dijemput adik ipar yang dari Pekanbaru, Amni Deka Desra dan balik kami ke rantau diantar adik ipar yang dari Padang,Yan Rifnal. Seolah sudah ada kesepakatan saja rasanya, bersama "pambayan" saya ini. 


Hal yang tak terlaksana seperti biasanya kali ini adalah makan bersama, bertiga. Biasanya kami makan bertiga di Pakan Kamih. Makan nasi Kapau ni Nen dengan menu pilihan masing masing.


Nuansa saja yang biasa kami cari, namun kalo soal rasa, olahan samba mintuo, sing ada lawan. Segala lauk yang dimasak oleh Ama Asma Yati "lamak bana". Dan dari ama lah #dapurbundonova mendapatkan restu untuk merintis kuliner Kapau Online. 


Dan pulang kali ini ada lagi tambahan ilmu yang didapatkan sang Bundo Nova. Semoga ada varian baru lagi di menu DBN.


#####


Jam 8.30 tadi dari rumah, kunci Avanza diserahkan Yang ke saya. Saya yang kangen membawa mobil, bagaikan mendapatkan durian runtuh. Gatal tangan bawa mobil akhirnya teratasi. Hehehe


Jam 9 kami sampai di pool Sembodo, langsung lapor dan nggak sampai setengah jam bus pun datang. Barang barang saya dibantu masuk dan susun di bagasi oleh kru kru yang ramah. 

Saat ini Sembodo nyolar dulu sebelum nanti mampir di terminal Bukit Surungan Padang Panjang. 


10.35 WIB

Sambil mendengar obrolan Bundo dengan anak gadisnya yang di Pakistan. 


SEMBODO MANIA COMMUNITY 

SEMBODO  (Semesta Bolo Transindo) MANIA


https://dandidinda.blogspot.com/2022/12/setahun-bersama-sembodo-part-2.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pijar Park Kudus

Setelah sarapan dengan soto Semarang Mat Tjangkir porsi kecil kami lanjutkan balik ke penginapan sekitaran alun alun Kudus. Simpang Tujuh Re...