Ditengah hujan pujian untuk Ketua BEM UGM pasca tampil di Mata Najwa, banyak yang belum mengutahui bahwa inisiator di balik lahirnya organisasi intra kampus ini adalah Bapak Anies Baswedan.
Bisa dibilang ini adalah karya Anies paling fenomenal ketika menginisiasi lahirnya badan eksekutif di organisasi kemahasiswaan yang kemudian dikenal dengan nama BEM! Anies Baswedan-lah arsiteknya yang akhirnya itu semua di-benchmarking oleh organisasi intra kampus se-Indonesia. BEM yang saat ini ada di seluruh universitas di Indonesia. Ini adalah jejak peninggalan Anies Baswedan dan generasinya di UGM.
Kala itu Mendiknas Fuad Hasan cukup resah dengan dampak buruk NKK/BKK buatannya Daud Joesoef. Akibat NKK-BKK organisasi mahasiswa mati suri sehingga tradisi kepemimpinan dan berpikir kritis para akademisi juga terhenti, mati! Fuad Hasan ingin mengaktifkan kembali organisasi mahasiswa. Fuad Hasan tampaknya khawatir matinya organisasi intra kampus akan menyebabkan matinya proses pengkaderan pemimpin sipil masa depan.
Terjadi tarik menarik antara kepentingan Mendiknas yang ingin memberi ruang bagi mahasiswa untuk berekspresi, dengan kepentingan stabilitas Menhankam kala itu, yang akhirnya keluar SK “Banci” tentang Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT). Prinsipnya, organisasi intra kampus boleh ada tapi dengan berbagai pembatasan yang menyesakkan. Itu sebabnya para aktivis mahasiswa menyebutnya SK banci SMPT.
Oleh Dikti, konsep SMPT pertama kali ditawarkan kepada beberapa universitas besar seperti UGM, ITB dan UI. ITB tanpa tendeng aling-aling langsung menolak SK tersebut. Mereka menolak konsep SMPT yang banci. Sejarah mencatat sampai kiamat pun ITB tidak pernah menerima konsep SMPT. UI agak pakai tendeng aling-2 dan tepo seliro saat menolak konsep SMPT. Meskipun kelak UI pada akhirnya menerimanya.
Sementara UGM langsung menerima konsep SMPT dengan niat yang sebenarnya "tidak terlalu tulus“. Yang penting organisasi intra kampus diijinkan ada dulu, terserah apapun nama dan konsepnya. Nanti setelah eksis maka kpara mahasiswa UGM dengan senang hati akan rubah itu konsep sesuai keinginan mahasiswa. Forum Komunikasi Mahasiswa UGM menerima konsep itu dan menyusun kepengurusan dengan memilih (alm) Khoiri Umar, ketua Senat Mahasiswa Fak Ekonomi, jadi Ketua SMPT pertama yang sifatnya transisi sampai dipilih kepengurusan baru melalui pemilihan mahasiswa.
Dalam urutan resminya Anies adalah ketua Senat Mahasiswa kedua tetapi sesungguhnya dia adalah ketua pertama yang dipilih dengan AD-ART yang baru dan justru pada masa kepemimpinan Anies Baswedan lah konsep SMPT UGM (organisasi mahasiswa yang awalnya hanya terdiri dari Legislatif tanpa badan eksekutifnya) mengalami perubahan radikal.
Anies adalah Ketua Badan Pekerja Kongres Mahasiswa UGM dan disana dia mengarsiteki sebuah lembaga namannya Badan Eksekutif – Senat Mahasiswa (BE-SM) yang merupakan cikal-bakal "Student Government“ yang dikenal dan dipraktekan oleh mahasiswa di seluruh universitas di Indonesia saat ini. Setelah dia jalankan selama 1 tahun, BE-SEM ini diteruskan evolusinya menjadi BEM. Terbentuklah BEM pertama di Indonesia di tahun 1993.
Oleh Anies, organisasi mahasiswa dibuat framework yang benar yaitu terdiri dari Lembaga Legislatif (SM) dan Eksekutif (BEM). Tujuannya agar organisasi mahasiswa berdaya untuk mengeksekusi program kerjanya baik yang berhubungan dengan aktifitas intelektual maupun yang berhubungan dengan berbagai advokasi membela kepentingan masyarakat.
Pada masa itu peran Anies menjadi lebih fenomenal karena begitu terpilih menjadi Ketua Senat besoknya dia menjadi berita halaman satu di harian Kompas karena mengumumkan bahwa Senat Mahasiswa UGM menyatakan menolak pencalonan Rektor UGM sebagai Caleg dari Golkar. Organisasi kampus yang oleh sebagian aktivis gerakan mahasiswa dianggap alat kekuasaan, di tangan Anies menjadi alat perjuangan mahasiswa. Di saat rejim Suharto sedang galak-galaknya tidak ada satupun organsiasi mahasiswa intra-kampus berani melawan Golkar. Dari ruang kecil di sisi barat Gelanggang UGM, Anies mengirimkan pesan perlawanan pada rejim. Digelar konferensi pers untuk menolak masuknya Golkar ke kampus. Indonesia tersentak. Seluruh koran memberitakan penolakan itu. UGM-pun gempar. Mahasiswa bergolak. !
Tercatat Program kerjanya saat itu misalnya pernah melakukan penelitian Tata Niaga Cengkeh. Mahasiswa meneliti langsung ke lapangan sampai ke Pedalaman Sulawesi, Lampung, Malang untuk mendapatkan data-data ilmiah valid tentang dampak buruk diijinkannya Monopoli Perdangangan Cengkeh yang dikuasai oleh BPPC-nya Tommy Soeharto. Satu-satunya gerakan perlawanan dengan gaya akademis.
Di bawah Anies, gerakan mahasiswa intra kampus seperti menjadi contoh keberhasilan melakukan advokasi masyarakat dengan basis penelitian ilmiah. Mahasiswa UGM di masa itu bangga dengan organisasi kemahasiswaannya karena organisasi mahasiswa memiliki semangat perlawanan pada orba yang kuat, pembelaan pada rakyat kecil tapi kental dengan nuansa intelektual dan cara-caranya yang elegan.
Mulai periode Anies itulah, organisasi intra kampus menjadi menarik. Sejak saat itulah maka organisasi intra kampus jadi rebutan para aktivis mahasiswa. Anies yang memulai. Seorang tokoh mahasiswa dari UI menyebutnya: Anies adalah penunggang kuda yang piawai.
Tradisi advokasi ilmiah BEM UGM ini diteruskan oleh para pengganti Anies di SM & BEM UGM. Tahun 1996-an, artinya 3 tahun setelah Anies berhasil meng-arsitek-i pendirian BEM, mulailah para SMPT se Indonesia perlahan-lahan mengikuti konsep UGM. Mereka pun mulai merubah organisasi intra kampusnya dari SMPT menjadi SM (Legislatif) dan BEM (Eksekutif).
Tahun 1998 (5 tahun setelah BEM UGM terbentuk), BEM seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia yang dulunya diarsiteki di UGM oleh Anies Baswedan dkk yang berhasil menjatuhkan pemerintahan rejim ORBA dibawah pimpinan Pak Harto. Selesai lah masa-masa kelam kediktaroran Pak Harto selama 32 tahun. Periode berganti dengan jaman yang lebih baru yaitu pertarungan frontal Kapitalis Global!
Anies tidak pernah mengklaim tentang sejarahnya, tentang perannya sebagai orang yang berperan besar meletakkan fondasi gerakan mahasiwa intra kampus. Organisasi intra-kampus yang kemudian bisa menggalang kekuatan untuk merobohkan rejim Suharto. Anies adalah simbol pimpinan mahasiswa di-eranya.
Perhatikan gayanya, dari dulu tidak berubah: pegang teguh prinsip moral, cara berfikirnya strategis, bila berbicara artikulasinya santun, bila berpidato retorikanya menggugah dan bila bertarung dia berani konfrontasi keras tapi gayanya tetap kalem.
Disadur dari blog : Ferizal Ramli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar