Selasa, 28 Mei 2019

JJ's : Bekam, Kuliner Minang dan Masjid



Alhamdulillah sehabis bekam di BRC Kreo sore td, di saat adzan berkumandang, bisa melaksanakan sholat maghrib di Kreo. Masjid yg dahulunya adalah sederhana sekali sekarang sudah berubah. Di masjid ini dahulu kami rajin beribadah dsb krn memang dekat sekali dengan kontrakan. Ada lebih 6 th menjadi jamaah tetap di sini. Sekarang sudah berubah total, megah sekali. Posisinya pun strategis, dekat pasar kreo dan diseberangnya Giant.
Selepas sholat kebetulan ada kuliner minang di belakang Giant, yang hanya buka jam 17.00 hingga malam kami mampir sebentar sekedar mengisi lambung. Kudapan minang lumayan lengkap di sana, walau mereka jualan di depan ruko yang ada. Sederhana, sama halnya dengan sederhananya kudapan minang yg jarang kita temui di perantauan.
Ada miso ayam, soto padang, lotek, lapek durian, lapek pisang, sala lauak, karupuak laweh nan bakuah plus miehun-nya, pensi dan es campur dan es tebak. Yang sangat, sangat jarang kita temui saat ini adalah MISO AYAM yg tergilas Baso, baik di ranah apalagi di rantau. Begitu juga PENSI, "kerang" khusus yang hanya ada di danau maninjau. Si bungsu sangat suka dengan pensi ini. Dia mulai suka ketika kami mudik desember lalu saat jalan jalan di area jam Gadang.
Selepas mengisi lambung sekedarnya kami segera pulang dan sholat isya di masjid "rancak" juga di komplek Puri Beta Dua. Benar benar mesjid bagus, bertingkat dua, sangat bagus designnya di tengah perumahan ini. Alhamdulillah, jemaahnya pun ramai. Walau ada anak anak, tetapi tidak mengganggu kekhusyukan kita dalam melaksanakan sholat. Luar biasa.
Inilah aktifitas sore tadi yang kami lakukan setelah seminggu lebih ini badan kurang fit. Mudah mudahan dengan bekam kali ini, keluarnya darah kotor dari tubuh ini, semoga kesehatan saya akan kembali pulih seperti sedia kala. Dua minggu yg lalu darah bersih yang keluar melalui donor, hari ini darah kotor yang dikeluarkan melalui bekam. Bekam adalah cara sehat ala Nabi.
Bukan Jeje namanya, kalo bukan Jalan Jalan. Namun jalan jalan nya insya Allah selalu untuk kebaikan. Kebaikan buat sesama maupun untuk diri pribadi. Tentang kuliner minang yg sering dilaporkan adalah sebagai bentuk kecintaan thd Ranah Minang. Siapa tahu bisa menjadi referensi kuliner bagi siapapun.
Demikian, semoga ada manfaatnya.  
Dan sebagai penutup saya sertakan manfaat bekam bagi yang membutuhkan. Silakan klik link sbb: https://doktersehat.com/manfaat-bekam/









Resepsi: Ajang Silaturahim

Alhamdulillah sabtu kemarin, 10 maret 2019, bisa menghadiri undangan resepsi pernikahan antara M. Yusuf Maulana dan Ratih Kusumawati di Gedung Green Andora Family Club.
Yusuf Maulana adalah putra dari pakde Susilo Ratmojo dan bude Purwanti, biasanya dipanggil Alan. Pakde dan Bude ini adalah tetangga kami dahulunya di Kreo. Hubungan kami masih terjalin baik hingga kini.
Sesungguhnya kami kaget, ketika menerima pesan WA dari pakde ini bahwa Alan akan menikah. Tak terbayang betapa cepatnya waktu berlalu. Alan yg dulu kami kenal sejak masih SD hingga kuliah dan bekerja akhirnya menikah. Benar, cepat sekali rasanya waktu berlalu. Bisa jadi karena kami sudah jarang bertemu dengan Alan, Roy adiknya Alan serta masnya Wawik yg juga sudah menikah.
Sebenarnya kami ingin hadir saat prosesi pernikahan, "timing" yg selalu kami usahakan hadir krn di momen momen begini lebih banyak hikmah dan ilmu yg kita dapatkan, termasuk mengingat kembali ijab - qabul yg dahulu pernah saya lakukan. Karena kondisi Dhifa yg masih ekskul dan Nova yang masih mengawasi ujian online yg dilakukan di sekolahnya, terpaksa kami hadir dlm resepsi saja.
Bersyukur dalam resepsi ini kami juga bisa bertemu dengan para tetangga kami lainnya di kreo dahulu. Banyak cerita nostalgia, ada bahagianya ada juga cerita dukanya karena beberapa yang sudah meninggal dunia. Begitu juga anak anak yg sepantaran Alan dulunya, sekarang sudah bujang dan gadis. Ada yg sedang kuliah, ada yg sudah bekerja. Sesuatu banget melihat semuanya sudah berubah, tanpa kita sadari bahwa kita pun sesungguhnya telah berubah juga dipandangan mereka.
Wawik yang di depan istrinya, saya bilang, "Wawik gemuk sekarang, lebih berbadan", malah membalas, "Ngikutin Om Andi", katanya. Hahahaa, dia dah pintar, gampang gaul persis bapaknya. Roy pun demikian, saya godain, "kata bapak Roy juga mau nyusul ya. Benar, 6 bulan lagi?" kata saya. Hehehe... Dia senyum senyum. Luar biasa. Saya tahu, saya paham mereka bertiga 3 kakak beradik yg sholeh sholeh semuanya. Sering melihat mereka dulunya adzan bergema, mereka sudah bergerak ke mesjid.
Luar biasa didikan pakde dan bude kami ini. Inilah kalo anak anak diberikan rezeki yang HALAL, Allah mudahkan dalam mendidik mereka dalam melaksanakan perintahNya. Sebagai polisi pakde termasuk polisi yang sangat alim, sholeh. Beliau perwira cerdas, pindah ke Jakarta boleh dikatakan karirnya baik, tetapi hidup penuh kebersahajaan. Luar biasa, sosok yang jarang kita temui saat ini. Bisa jadi banyak polisi yg seperti beliau ini, tetapi mungkin tertutup atau pintar menutup diri. Saluuut saya.
Demikian sebagai catatan pribadi saya atas undangannya kemarin. Izin saya tulisankan ini sebagai catatan dan kenangan buat kita bersama.







Nasi Kotak Yang Bermartabat

Ini adalah penggalan sejarah apa yang saya alami ketika menghadiri salah satu kampanye akbar dan terdamai sepanjang sejarah pemilu di NKRI ini, bahkan bisa jadi kampanye terbesar di dunia. Saya tuliskan kembali dalam blog ini tentang apa yang kami lalui pada 7 April 2019, sebelum subuh menjelang kami sudah meninggalkan rumah di Parung Serab Ciledug. Sholat subuh kami laksanakan di masjid Al Bina Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta.


Repost: 7 April


*****


Luar biasa donasi yang diberikan subuh tadi di GBK. Katanya ada 110 komunitas yg menyediakan sarapan pagi buat seluruh peserta yg hadir. Semua dari komunitas, bukan dari paslon.

Alhamdulillah, yg saya dapatkan dengan pak Ibnu Syarif dan pak Juanda Adam saat memasuki pintu merah GBK adalah nasi kotak, dengan menu ayam goreng, sayur kacang dan tempe, lado merah dan tumis japan, plus air mineral gelas. Hampir di tiap acara 02 begini, nasi kotak.

Dan anehnya tak ada yg rebutan, setiap yg hadir dapat bagian. Tak ada teriakan dari panitia yg mendistribusikan untuk mengatur peserta, maupun dari peserta. Semuanya teratur, tertib dan saling pengertian.

Tak ada dorongan dalam jutaan massa yg hadir, sehingga kita aman aman saja menenteng nasi kotak yg dibawa di tangan, tanpa ragu akan benturan dengan peserta lainnya. Begitu juga ketika mencari tempat duduk di lapangan GBK ini, yg sudah sesak sehabis subuh berjamaah. Kami yg sholatnya tadi di masjid Al Bina, seolah olah dimudahkan, dibukakan jalan sehingga dapatlah tempat yg nyaman duduk bertiga hampir di dekat panggung utama. Sarapan pagi kami tak terganggu. Ada saling pengertian dari teman teman yg telah hadir lebih dahulu.

Begitu juga sehabis makan, kotak kotak nasi bekas itu kami tumpuk rapi, namun tak berapa lama kemudian sudah ada saja kantong plastik sampah bening beredar di dekat kami, berisi setengahnya kotak nasi yg sama, dari Rumah Makan Putri Minang.

Begitulah hebatnya seluruh panitia dan peserta aksi ini. Semuanya terkontrol, termasuk sampah. Sehabis makan semuanya bersih, tak ada sampah sama sekali. Saya pun tak tahu kemana plastik sampah tadi berjalan. Tahu tahu saja sudah tak ada di sekitar kami lagi. Hebat

Begitulah perjalanan nasi kotak selama acara di GBK maupun di aksi aksi umat Islam lainnya selama ini. Nasibnya selalu lebih baik dari nasi bungkus. Nasi bungkus dalam aksi sebelah selalu tak terurus. Selalu menjadi masalah, menjadi beban bagi pasukan orange yg ada di DKI.

Nasib nasi kotak selalu lebih bermartabat. Setuju??

Weekend Bersama Dhifa: Protes Sang Buah Hati


"Ayah harus bersama aku dan bunda. Ayah tak boleh lagi pergi pergi sabtu dan minggu. Ini waktunya kita libur. Libur bersama keluarga. Ayah harus di rumah". Begitulah kira kira ungkapan suara hati dari Dhifa si bungsu yang memang Allah takdirkan demikian, semenjak 24 April th lalu, ketika M. Fatih Abdurrahman Allah panggil dalam usia yg hanya satu minggu. Imam dan Dhifa hanya bertemu Fatih sdh dalam keadaan dikafani, sedangkan si Sulung Fadhilah Azzahra tak bersua sama sekali krn di Gontor Putri 3 Ngawi.
Setelah Imam ke Pondok memang suasana rumah agak sepi. Otomatis Dhifa tak ada lagi "mitra tanding" di rumah. Dia yg selalu bikin rumah heboh krn suka ngusilin abang yg satu satunya, hingga abangnya kadang marah. Abang yg biasanya berangkat bersama ke SDI Amalina menjadi suatu kerinduan bagi kami, yg hanya tinggal bertiga di rumah sejak Juli th lalu.
Protes yang seperti di atas sering juga disampaikan kepada bundanya, namun dalam bahasa yg lainnya, senada. Ini yg menyebabkan diri sebagai seorang ayah berfikir ulang, apa yg sesungguhnya dicari di luar sana, sementara dia butuh kehadiran kita di rumah. Makanya sejak awal tahun ini, hampir setiap weekend banyak diisi di rumah bersama dia dan bundanya.
Kadang kami pergi pengajian bersama, sesuai kebiasaan bundanya selama ini. Selama ini mereka bertiga ke pengajian bersama Imam, saya mencari 'nafkah tambahan' di luar. Sekarang sayanya yg harus mengalah, weekend bersama keluarga. Tetapi mendatangi pengajian ini banyak ilmu yang didapat tak terkecuali bertemu dengan sahabat2 baru yg menyemangati untuk istiqomah hadir. Alhamdulillah, taman taman surga itu bertebaran di banyak tempat di seputaran Ciledug dan Bintaro. Selain kondangan, atau urusan sosial lainnya, kami di rumah, melakukan apa saja.

#####

Sabtu pagi, lebih kurang jam 05.30 dia sudah rapi, menunggu saya rupanya. Saya yg baru sampai di rumah, diajak pergi menemani dia olah raga. "Kira harus Olahraga, Ayah!", katanya. "Bunda nggak bisa menemani aku", lanjutnya.
"Ya, iya. Ayah temani, tapi selesai Ayah zikir pagi ya", saya jawab. Saya langsung baca zikir pagi sejenak dan lepas itu langsung ambil keputusan ke Taman Menteng, tempat yg dia komentari beberapa waktu yg lalu saat lewat di sana. Tadinya hanya menemani dia bersepeda saja di seputaran komplek. Tetapi tawaran saya ternyata dia setujui, krn kalo bersepeda bs di lain waktu.
Bundanya tak ikut karena harus ke sekolah seperti biasanya setiap sabtu. Walau kadang tak ada kelas, namun wajib hadir memantau aktifitas ekskul yg ada, sembari menemani sejawat dalam pendaftaran sekolah bagi calon siswa baru saat ini.
Selepas olahraga di Taman Menteng River Park Bintaro, Dhifa mengajak sarapan lontong Padang yg di perumahan Japos. Lontong Padang favorit kami. Seporsi lontong bagi dia sudah cukup, kami pun pulang.

#####

Minggu, 24 desember pagi dia ikut saya lagi. Kebetulan ada acara ngupi ngupi dengan Senior Kimia di RM Bopet Mini Bendungan Hilir.
Awalnya bundanya keberatan kalo dia harus ikut di acara Pelantikan Pengurus Baru IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) Kota Tangerang, dimana bunda diamanahi sbg salah seorang staff ketua. Dipastikan bahwa dia akan jenuh di sana krn acaranya sedari pagi hingga sore, yg dilanjutkan dengan Rapat Kerja Pengurus.
Dengan bujukan maut sang bunda, serta diimingi imingi ayah ke sana dengan Kereta Api, dia bersemangat untuk ikut saya hari minggu. Kebetulan acara tsb hanya setengag hari saja. Artinya bada zuhur kami sudah pulang, sehingga Dhifa bisa istirahat di rumah lagi.
Jadilah dia ikut bersama saya. Menikmati naik kereta api dr stasiun Jurang Mangu hingga ke stasiun Palmerah dan dilanjutkan dengan Ojol ke Benhil.
Suatu pengalaman yg berbeda. Pada hari minggu bersama ayah naik kereta. Moda transportasi yg selama ini jarang bs kami nikmati. Sebulan yg lalu kami ke Monas menggunakan Trans Jakarta. Alhamdulillah, moda transportasi ini sudah sangat nyaman. Lebih irit dan lebih cepat daripada menggunakan kendaraan pribadi.
Alhamdulillah, sampai di Bomin kami langsung makan berat saja. Karena yg ringan ringan antriannya sangat panjang. Saya tak betah berlama lama kalo hanya sekedar mengisi lambung ini. Dhifa makan dengan sepotong rendang ayam, sementara saya dengan ikan gulai tauco. Dua lauk yg jarang ditemui.
Di Bomin hari sabtu dan minggu pagi adalah momen kuliner masakan minang. Orang entah dari mana datangnya, melepas selera di sini. Segala kuliner minang boleh dikatakan lengkap, baik kelas berat maupun kelas ringannya.
Kami makan dahulu krn memang menunggu yg lain datang. Nggak bakalan bs makan bareng mah di sini kalo nggak datang berbarengan juga. Kalo menunggu yg lain datang, satu per satu, nggak bakalan kuat kita "bacakak jo galang galang", menahan air liur, melihat "cepak cepong" orang orang yang makan.  

Hahahaa, demikianlah sekelumit cerita saya dan Dhifa sabtu dan minggu kemarin. Alhamdulillah Dhifa mah orangnya anteng, asalkan ada bacaan dan cemilan, dia tak kan mengganggu kita yg asyik maota maupun diskusi. Termasuk cepat akrab dengan om dan tantenya kemarin itu. Mungkin karena genetik saya ya, yg dominan. 








Reposted from:

25 Maret

UJIAN BAGI SANTRI GONTOR

Sebuah tulisan yang saya dapat beberapa waktu yang lalu. Sangat menarik untuk kita simak dan jadikan ilmu bagaimana Gontor melaksakan ujiang bagi para ribuan santrinya. Inilah cara Gontor dalam membentuk karakter yang jujur, disiplin, percaya diri dan bertanggungjawab serta berintegritas, 
Dan itu bisa tergambar dalam setiap ujian yang mereka lakukan, yang ada dua nya di NKRI ini, termasuk di perguruan tinggi.

Gontor memang hebat. Gontor memang beda.


*****

Ketika ujian itu datang, maka seluruh aktifitas belajar dikelas dan kegiatan olahraga diberhentikan secara total.

Seluruh santri tidak lagi belajar didalam kelas, melainkan bebas belajar dimanapun disudut-sudut penjuru pondok, yang terpenting tidak boleh keluar pondok. 

Ujian di Gontor diadakan dalam rentang waktu yang cukup lama, yaitu satu bulan penuh, dr mulai ujian lisan (syafahi) maupun ujian tulis (tahriri)

Di Gontor, ujian adalah sebuah momen yang paling krusial dan tak akan pernah terlupakan, bagaimana semangatnya belajar dan menghafal.

selalu ada papan tulis yang mengingatkan, panitia ujian mempublikasikan hitung mundur menuju musim ujian, sehingga bisa menyadarkan seluruh santri agar bisa terus belajar dan bersiap-siap menghadapi ujian.

Dan.... Ujian di Gontor itu tidak ada pilihan GANDA.

Kenapa sih harus ada Ujian Lisan ?

Ujian lisan diadakan dalam rangka memupuk kepercayaan diri dan kematangan dalam penguasaan materi pelajaran.

Tidak semua pelajaran diujikan secara lisan. Ujian lisan hanya meliputi tiga kelompok pelajaran, yaitu:
1. Bahasa Arab,
2. Bahasa Inggris
3. Al-Quran.

Adapun Materi dalam Ujian Bahasa Arab terdiri atas pelajaran Muthola’ah (bacaan), Mahfudzat (hafalan), Nahwu, Sharf dan Balaghah.

Materi ujian Bahasa Inggris meliputi reading, conversation, translation, vocabulary, dictation dan grammar.

Sedangkan materi yang diujikan di kelompok alQuran meliputi tilawah (bacaan), hafalan (Juz Amma, zikir dan doa), Tajwid serta Fiqh.

Selama ujian lisan berlangsung, ruang-ruang kelas didesain menjadi tempat wawancara. Yang mana Satu santri berhadapan dengan 3-4 orang penguji berasal dari kalangan guru dan kelas 6.

Setiap pagi, para penguji dari kelas enam wajib menyiapkan ruangan. Sebersih dan seindah mungkin. Mereka juga harus membuat i’dat atau persiapan berisi materi ujian yang berisi rangkaian pertanyaan yang akan diajukan ke santri.

Setiap hari, sedikitnya ada 10 santri yang diuji di satu ruangan. Ujian digelar dari pagi hingga siang hari.

Para santri stand by di depan kelas sambil mengulangi pelajaran. Mereka mempersiapkan diri mati-matian agar bisa menjawab apapun pertanyaan yang mungkin keluar dari mulut para penguji.

Ada yang membuat simulasi tanya-jawab dengan temannya. Ada yang mencoba menggali informasi dari orang yang baru keluar dari ruang ujian. Untuk trik terakhir tidak selamanya berhasil, karena penguji mempunyai banya stok pertanyaan, sehingga antara si A dan si B belum tentu mendapatkan pertanyaan yang sama dari tim penguji.

Lamanya durasi per santri sangat tergantung pada penguji dan orang yang diuji. Biasanya, semakin tepat jawaban yang diberikan, semakin banyak pertanyaan yang keluar dari mulut penguji.

Itu artinya si santri sedang diuji batas kepintarannya, sampai dia merasa bahwa dirinya tidak sepintar yang dibayangkan. Metode ini diterapkan untuk mengontrol ego santri agar tidak menjadi gelas penuh yang sulit diisi dengan ilmu karena merasa sudah pintar.

Bagaimana dengan Ujian Tulis?

Biasanya Dua hari berselang, ujian tulis dilaksanakan secara serempak.

Inilah ujian paling ketat yang pernah ada. Yang menihilkan upaya nyontek.

Kelas-kelas berubah formasi. Meja-meja diatur terbalik: posisi laci menghadap ke depan, sehingga tidak ada ruang buat santri untuk menyembunyikan sesuatu di dalam laci.

Setiap ruangan diawasi oleh lima orang pengawas, terdiri dari guru dan santri kelas enam. Mereka berkeliling memperhatikan gerak-gerik santri selama ujian berlangsung.

Kalau sampai ada santri yang ketahuan nyontek, langsung dikembalikan ke orang tuanya selama satu tahun alias di-skors!

Jadi percuma saja nyontek, karena risikonya adalah mengulang kelas di tahun berikutnya.

Posisi santri juga diatur sedemikian rupa, sehingga setiap peserta ujian tidak duduk berdekatan dengan teman sekelasnya. Satu ruangan diisi oleh 20-30 santri dari beberapa kelas yang berbeda. Sebelum memasuki ruangan, semua buku dan catatan harus diletakkan di luar. Hanya alat tulis yang boleh masuk ruangan.

Setiap hari, ada tiga mata pelajaran yang diuji dengan durasi 90 menit untuk masing-masing pelajaran.

Ujian di pondok tidak mengenal pilihan ganda sehingga strategi hitung kancing tidak berlaku di sini. Semua pertanyaan harus dijawab dalam bentuk esai. Soal dibuat oleh salah seorang guru yang penunjukannya dilakukan secara rahasia.

Setiap santri menerima lembar soal dan lembar jawaban berbentuk kertas buram polos ukuran HVS. Di ujung atas kertas jawaban terdapat secarik kertas kecil berisi nomor induk santri dan nomor ujian. Kalau mau menambah kertas jawaban, tinggal angkat tangan, bisa minta sepuasnya.

Beberapa pelajaran memang membutuhkan paparan panjang sehingga satu lembar sangat tidak cukup untuk menampung jawaban. Panitia juga menyediakan lem kertas yang dibuat massal dari tepung kanji.

Santri dilarang menyantumkan nama di dalam lembar jawaban. Setelah jawaban dikumpulkan, petugas akan memberikan nomor pada lembar jawaban dan lembar kecil berisi identitas tadi.

Guru pemeriksa hanya akan menerima lembar jawaban, sehingga dia tidak tahu pemiliknya sama sekali. Ini diterapkan untuk menghindari kolusi dan nepotisme antara guru dan muridnya. Bisa Anda bayangkan bagaimana kerja keras mereka dalam memeriksa lembar jawaban, karena tidak ada soal yang jawabannya hanya A, B, C atau D.

Setelah Ujian, Santri mendapatkan Jatah Berlibur..

Ini yang akan ditunggu plus dinanti oleh para orang tua karena setelah ujian, orang tua akan bertemu dgn para mujahid mereka, sehingga tidak heran biasanya orang tua membuat masakan kesukaan buat mujahidnya..

Liburan di Gontor ada 2, pertama Liburan Awak Tahun pada bulan maulid jatah liburannya hanya 10 hari, sedangkan untuk liburan Akhir tahun lebih panjang yaitu 50 hari. 10 hari sebelum bulan puasa - 10 hari setelah lebaran, para santri Full Romadhon di rumah.

Bagaimana dengan kenaikan kelas di Gontor?
Bulan romadhon disamping liburan, para santri juga H2C (harap-harap cemas) karena mereka juga menunggu informasi kenaikan kelas.

Informasi kenaikan kelas di Gontor tanpa harus diambil, tapi di kirim atau bisa melihat di papan pengumuman.

Surat kenaikan akan dikirimkan ke rumah, dan kenaikan itu ada 2, Naik Positif atau Naik Percobaan, ada juga yang Naik Kelas ke jenjang berikutnya tapi dipindah atau ada juga yang tidak naik kelas.

Biasanya surat tersebut sampai ke rumah pertengahan romadhon, tapi kalau ingin tahu langsung bisa lihat ke papan pengumuman kenaikan kelas, bisa minta tolong pengurus atau temen2 yang sedang bermukim di pondok.

Menjadi santri GONTOR itu penuh cerita.
Bagi orang tua, mendampingi sang mujahid menjadi alumni GONTOR penuh dgn doa dan air mata




Alumni Gontor: Sang Inspirator


Sebagai seorang walisantri Gontor, jujur saya memberikan sebuah harapan buat ananda kami Fadhilah Az Zahra. Begitu juga halnya dengan para walsanto lainnya, tentu banyak harapan. Tetapi harapan saya semoga anak anak kita tetap menjadi inspirator bagi siapapun kel. 

*****
Inilah sebuah catatan dan inspirasi buat kakak Dhila, yang ayah tulis lagi saat kakak sudah naik ke kelas 6 tahun ini. Tahun dimana kakak tak bersama kami menikmati indah dan nikmatnya ramadhan, untuk pertama kalinya hingga ramadhan tahun depan. 

Mudah mudahan Imam yang saat ini sdh naik ke kelas 2, nanti akan mengikuti kakak yg selalu penuh semangat di pondok, tanpa pernah komplain apapun selama ini. Bahkan kakak bisa menjadi pengayom bagi teman teman kakak sejak tahun pertama di Gontor. Kakak yg selalu semangat dan menjadi orang yg menyenangkan bagi lingkungan kakak berada. 

Masih teringat bagi ayah cerita kakak dalam liburan semester kemarin. Bagaimana kakak dalam keadaan emosi, masih bisa terkendali di saat harus memberi hukuman. Menghukum adik kelas dengan penuh perhatian dan pertimbangan serta kasih sayang. Memberi "punishment" dg mendidik. Ini adalah point yang sangat bagus,  kak.  Karena tak banyak orang bisa mengendalikannya. 
Selalu lah begitu ya kak. Dan juga jangan gampang "terbang" dalam pujian. Ingat, kadang pujian juga bisa menjadi sandungan.

Jadilah selalu kakak yg baik, meskipun kita sudah berada di kelas teratas. Seperti yang ayah dengar dari adik kelas kakak saat ayah mudifah beberapa waktu yang lalu. Mereka bilang,"kakak adalah ukhti yang baik". 

Selalulah berbuat baik, berbuatlah yang terbaik dan memberikan yg terbaik. Gapailah segalanya dengan kebaikan dan sebarkanlah kebaikan dimanapun kakak berada, kapan pun dan dimana pun.

Demikian harapan ayah terhadap kakak. Insya Allah Imam akan mengikuti jejek kakak. 

*****

Berikut ayah kembali teringat akan si penulis novel motivasi, alumni Gontor. Yang atas izin ALLAH Ayah sempat bertamu ke kediamanan beliau, saat ayah membeli sepuluh novel beliau saat itu. Novel yang ayah distribusikan kepada taman Bacaan buk Ben Nurbaity Mc Kosky di Pesisir Selatan awal tahun 2000-an, saat Negeri 5 Menara baru booming. 

Alhamdulillah, melalui karya karya Ahmad Fuadi kakak dan Imam sudah khatam semua buku buku beliau. Saat kakak dan Imam masih di bangku sekolah dasar. Bahkan kita pun telah beberapa kali nonton bareng film Negeri 5 Menara ini, maupun sekuelnya. 

Semoga kakak dan Imam, yang saat ini sedang menempuh pendidikan di GONTOR ALLAH mudahkan segala urusannya. ALLAH beri pula kemampuan untuk menulis segala apa yang ada, yang memberi manfaat bagi semua orang di suatu waktu kelak. 

Jadilah sang inspirator kelak di kemudia hari, bagaikan Ahmad Fuadi yang memang ngetop sejak dekade yang lalu. Setiap tulisannya memberi inspirasi.

Setiap masa ada tokohnya, setiap tokoh ada masanya. 

Insya Allah suatu waktu giliran kakak dan Imam yg akan tampil ke depan. Inilah harapan dan doa ayah dan bundamu, Nak. Semoga harapan yang ayah tulisankan lagi di dalam Ramadhan hari ke 23 ini ALLAH wujudkan di suatu waktu kelak. 
Aamiin ya Rab.


Termasuk link video nya di bawah ini, semoga bisa menginspirasi kakak dan Imam kelak

Menjadi Penikmat Komuter Line

Alhamdulillah dalam seminggu belakangan ini saya sudah 3 kali bolak balik ke Tanah Abang dan Senen menggunakan KRL dari stasiun Jurang Manggu Bintaro Pondok Aren Tangerang Selatan. Hal yang dahulu sangat jarang sekali saya lakukan. Ini disebabkan karena saya merasa tidak nyaman berdesak-desakan. Apalagi ketika padatnya penumpang di gerbong kereta. Belum lagi bila berbaurnya antara laki laki dan perempuan.


Dalam perjalanan kali ini agak berbeda. Saya lebih memilih berangkat dari rumah jam 8 an menggunakan motor dan parkir di halaman stasiun atau parkir swasta yg ada sebelum masuk stasiun. Ada dua pilihan ini tergantung kartu e-money, dibawa atau tidak. Bayarannya di parkir swasta ini dipatok Rp 8.000,- lama atau seharian dan cash. Sedangkan di area resmi stasiun, maksimumnya Rp 8.000,- dan menggunakan e-money, walau mungkin bs cash juga, tetapi sy belum mencobanya.
Selama 3 kali perjalanan ini, jujur saya sangat menikmati. Saat ke Tanah Abang jam segitu masih lega. Mungkin sebelum jam 8 sesak ya, karena hari kerja. Tak lama dalam perjalanan kita sudah sampai di Tanah Abang. Stasiun yg dilewati Pondok Ranji, Kebayoran, Palmerah dan terakhir di Tanah Abang. Mungkin sekitar 30 menit sampai.
Mau sholat dhuha di mushola stasiun yg lumayan bersih juga sangat bisa. Alhamdulillah saya tak tergantung waktu, jadi selalu membiasakan sholat dhuha dulu di sini dan selama dalam perjalanan berusaha agar wudhuk tetap terjaga hingga sampai di tujuan. Kadang dalam perjalanan seperti ini, apapun modanya, tak dapat kita prediksi. Sedapatnya mungkin wudhu tetap terjaga sbg usaha preventif andai ada kecelakaan yg tak kita inginkan. Itu saja.
Perjalanan di KRL selama ini sangat nyaman, tak mahal pula. One way cukup Rp. 3.000,- saja. Sangat murah bukan?
Keluar dari stasiun Tanah Abang, saya mencoba tiga jalur keluar yg berbeda. Yg pertama saya keluar ke arah kantor bareskrim, berjalan kaki dan mencari ojek ke kramat senen. Tanpa aplikasi online biayanya 20.000,- rupiah. Baliknya ke stasiun dengan Ojol hanya 12.000,-.
Yg kedua saya mencoba blok F Tanan Abang dengan berjalan kaki sepanjang Sky Bridge yg dibangun pak Anies Baswedan. Saya melihat bahwa ada perubahan jalur kendaraan yg sekarang relatif lancar dan di jembatan ini pun roda perekonomian PKL mantap, tertata dengan baik dan tak ada teriakan pedagang seperti dahulu. Jalan di sana aman, walau tetap waspada terhadap copet, namun ya tetap tak seperti dulu. 

Sudab berubah. Di blok F saya mampir sejenak di toko Shultan bersilaturahim dengan ownernya yakni da Yan Putra Andalas. Dari tadinya sejenak, malah lebih lama. Banyak cerita yg saya dapat tentang banyak hal, termaauk juga keluhan dari sebagian pedagang yg di tempat yg lama pendapatan mereka berkurang semenjak adanya Sky Bridge ini. Pedagang yg punya toko, bukan PKL. Dari beliau saya dapat info dimana toko Alaydrus berada, termasuk titipan uang 500.000,- buat dibelikan Al Quran sebagai wakaf dari beliau pribadi. Ini terjadi pada Selasa, 9 April lalu.


Rute ketiga keluar dr stasiun Tanah Abang yg saya hari ini adalah menggunakan Trans Jakarta, GRATIS, tak berbayar sama sekali. Alhamdulillah lancar, nyaman dan busnya juga cukup banyak. Tinggal memilih saja.Tak ada desakan dalam bus ini, mengitari seluruh blok tanah Abang hingga bus kembali ke shelter semula di dekat stasiun. Walaupun gratis, penumpang tetap dapat tiket. Saya turun di Blok B, saya jalan kaki saja ke toko Alaydrus untuk menjemput pesanan Wakaf Al Quran yg saya beli. Alhamduliah, sejak selasa dan hari ini total Al Quran yg saya beli berjumlah 70 buah. Donasi dari para jamaah musholah dan dari bang Ayani pemilik toko Shultan.

Dari stasiun Tanah Abang, di gerbong sangat nyaman, masih bs duduk hingga stasiun Jurang Mangu. Masih sangat nyaman. Dan barang bawaan pun bisa diletakan dekat tempat kita duduk dan tak bergeser hingga turun di stasiun. Mungkin kalo pulang selepas jam 3 sore akan lain cerita ya?  
Luar biasa perjalanan bersama KRL seminggu ini. Banyak pengalaman yg dirasa, terutama kenyamanan menggunakan moda transportasi ini.



Reposted tulisan di FB  

Pemilu dan Kebersamaan Kami di RW 07

Assalammualaikum wrwb
Izinkan saya mengucapkan terimakasih yg sedalam dalamnya kepada Ketua KPPS pak Yudhi dan anggotanya atl pak Yudhi Kusuma bu Ari Winarti pak Agus Widodo dll, yg telah menunaikan amanah mereka dengan sebaik baik mungkin dari pagi kemarin hingga baru berakhir menjelang subuh tadi. Suatu dedikasi yg luar biasa, dimana sebagian besar kita sudah lelap tidurnya mereka masih bekerja merekapitulasi data. Semoga kerja keras KPPS ini menjadi ladang amal di sisi Allah SWT.

Dukungan dan kerjasama dengan pak RW Ibnu Syarif para ketua RT dan pengurusnya, serta katua DKM Hidayatul Ikhwan pak Asman Ining, jelas sangat meringankan kerja mereka. TPS difasilitasi dengan CCTV adalah suatu hal yg perdana dan mungkin satu satunya di Parung Serab maupun Ciledug membuat semuanya bisa terecord. Ada baiknya ke depan kita punya WEB RW tersendiri, sehingga setiap kegiatan di wilayah bs tersimpan di sana. Insya Allah suatu saat akan bermanfaat.

Dukungan warga yg hadir kemarin perlu diapresiasi sehingga pemilu berjalan aman dan tenang tanpa ada kegaduhan. Alhamdulillah dari pemilih yg hadir kemarin, bahkan ada yg sdh "mantan warga" termasuk dr Jepara, menambah semarak acara. Dari para pemilih yg hadir ini, ada juga ternyata tersentuh hatinya untuk berpartisipasi dalam penggalangan dana Wakaf AC buat Mushola kita. Bahkan ada lagi yg menambahkan wakaf sound system setara 1.000 watt buat kegiatan mushola nantinya.
Luar biasa. 

Pemilu damai mendatangkan berkah bagi semua. Bagi lingkungan RW 07 keseluruhan.

Insya Allah menjelang Ramadhan th ini, mushola kita terisi Wakaf Al Quran sebanyak 61 mushaf baru dan raknya, serta kenyamanan dalam beribadah di dalamnya dengan adanya wakaf AC 1PK sebanyak 3 unit dalam waktu dekat ini. Insya Allah, semuanya dari kita, oleh kita dan untuk kita. Bangun wilayah dengan penuh ukhuwah, penuh persaudaraan.

Terimakasih kepada seluruh warga dan para donatur Wakaf Al Quran dan AC hingga saat ini. Semoga semuanya jadi ladang amal buat kota semuanya. Demikian sekedar catatan yg bs saya sampaikan. Atas kebersamaan kita sejak penggalangan Wakaf Al Quran dan AC sedari awal bulan April ini hingga kemarin saat Pemilu Damai di Wilayah kita, RW 07 Parung Serab Ciledug Tangerang.

Wassalam

*****
Sebuah tulisan saya pasca PEMILU 17 April 2019


Minggu, 26 Mei 2019

Integritas

Naskah lama yg perlu jadi perhatian kita: Good To Read

BOLEH PINTAR TAPI INTEGRITAS DAN KEJUJURAN LEBIH PENTING.

DUA belas tahun silam, seorang wanita dari Asia (tak usah sebut nama negaranya) datang ke Prancis untuk  kuliah di salah satu universitas terkenal di Paris.
Dia memang cerdas, bahasa Prancis dan Inggris-nya juga sangat baik sehingga lulus seleksi.

Sejak mulai kuliah di hari pertama, dia perhatikan bahwa sistem transportasi di Paris menggunakan sistem otomatis.
Artinya, Anda beli tiket sesuai dengan tujuan melalui mesin.

Setiap perhentian kendaraan umum, memakai cara "self-service" dan jarang sekali diperiksa petugas.
Bahkan pemeriksaan insidentil oleh petugas pun hampir tidak ada, bukan karena manajemennya buruk tapi unsur "trust" dan tertib sosial di sistem transportasi Kota Paris memang sudah baik.

Akhirnya lama kelamaan dia temukan kelemahan sistem ini, dan dengan kelihaiannya itu dia bisa naik transportasi umum tanpa harus beli tiket dan dia sudah memperhitungkan kemungkinan tertangkap petugas karena tidak beli tiket, sangat kecil.
Sejak itu, dia selalu naik kendaraan umum dengan tidak membayar tiket.

Ia justru menganggapnya sebagai salah satu cara penghematan sebagai mahasiswa miskin yang dengan cara apapun kalau bisa irit, ya diirit.
Dia bahkan merasa bangga karena dianggapnya itu sebagai kehebatan yang tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang.

Empat tahun berlalu, perempuan muda itu pun tamat dengan cum laude dari fakultas favorit dan universitas ternama di Paris dengan angka indeks prestasi kumulatif (IPK) yang sangat bagus.

Hal itu membuat dirinya penuh percaya diri.

Setelah wisuda, gadis itu pun mulai mengajukan aplikasi surat lamaran kerja ke beberapa perusahan ternama di Paris.
Pada mulanya, semua perusahan yang dikirimi surat lamaran via email merespon dengan karena IPK-nya yang tinggi dan lulusan universitas top di Paris.

Tapi beberapa hari kemudian, semuanya menolaknya dengan berbagai alasan.
Hal ini terus terjadi berulang kali sampai akhirnya membuatnya merasa jengkel dan marah.

Dia bahkan sampai menuding perusahaan-perusahaan itu rasis karena tidak mau menerima warga negara asing meski lulus cum laude dari universitas ternama di Paris.
Akhirnya, pada suatu hari karena penasaran bercampur dongkol ia memutuskan untuk mengadukannya ke Departemen Tenaga Kerja Prancis di Paris.

Dia ingin melapor sekaligus ingin tahu kenapa perusahaan-perusahaan tersebut menolaknya.
Tapi, ketika bertemu dengan salah satu manager di kantor Depnaker Paris tersebut, ia mendapat penjelasan yang ia dapat di luar perkiraannya.
Berikut adalah dialog mereka.

Manager:
Nona, kami tidak rasis, sebaliknya kami sangat mementingkan Anda.
Pada saat anda mengajukan aplikasi pekerjaan di perusahan, kami sangat terkesan dengan nilai akademis dan pencapaian Anda.
Sesungguhnya, berdasarkan kemampuan, Anda sebenarnya adalah golongan pekerja yang kami cari-cari."

Nona:
Kalau begitu, kenapa perusahan-perusahaan tersebut tidak menerima saya bekerja?

Manager:
Jadi begini, setelah kami periksa di database, kami menemukan data bahwa Nona pernah tiga kali kena sanksi tidak membayar tiket saat naik kendaraan umum.

Nona(kaget):
Ya, saya mengakuinya. Tapi, apakah karena perkara kecil tersebut semua perusahaan boleh menolak saya?

Manager:
Perkara kecil?
Kami tidak menganggap itu perkara kecil, Nona.
Kami lihat di database, Anda pertama kali melanggar hukum terjadi di minggu pertama Anda masuk di negara ini.
Saat itu petugas percaya dengan penjelasan yang Anda bahwa Anda masih belum mengerti sistem transportasi umum di sini. Itu sebabnya kesalahan tersebut diampuni. Namun Anda tertangkap dua kali lagi setelah itu.

Nona:
Ohh, waktu itu karena tidak ada uang kecil saja.

Manager:
Tidak, tidak. Kami tidak bisa terima penjelasan Anda.
Jangan anggap kami bodoh. Kami yakin Anda telah melakukannya ratusan kali sebelum tertangkap.

Nona:
Well, baiklah. Tapi, itu kan bukan kesalahan mematikan ..'? Kenapa harus begitu serius? Lain kali saya perbaiki dan berubah _kan_ masih bisa?

Manager:
Maaf, kami tidak menganggap demikian, Nona.
Perbuatan Anda membuktikan dua hal:

Pertama, Anda tidak mau mengikuti peraturan yang ada. Anda pintar mencari kelemahan dalam peraturan dan memanfaatkannya untuk diri sendiri.
Kedua, Anda tidak bisa dipercaya !

Nona, banyak pekerjaan di berbagai perusahaan di negara Prancis ini bergantung pada kepercayaan atau _trust
Jika Anda diberikan tanggung jawab atas tugas di sebuah wilayah, maka Anda akan diberikan kuasa yang besar.
Karena efisiensi biaya, kami tidak akan memakai sistem kontrol untuk mengawasi pekerjaanmu.
Hampir semua perusahan besar di Prancis ini mirip dengan sistem transportasi di negeri ini.
Oleh sebab itu, kami tidak bisa menerima Anda, Nona.
Dan saya berani katakan, di negara kami bahkan seluruh Eropa, tidak akan ada perusahan yang mau menggunakan jasa Anda.

Pada saat itu, wanita ini seperti tertampar dan terbangun dari mimpinya dan merasa sangat menyesal.
Tapi, penyesalan selalu datang terlambat ketika nasi sudah jadi bubur atau peristiwa buruk telah terjadi.

Perkataan manager yang terakhir membuat hatinya bergetar dan sangat menyesal.
Ia akhirnya terdiam seribu bahasa tidak bisa berkata apapun.

Sahabatku,
Ada pesan moral yang sangat berharga yang bisa kita petik dari kisah nyata mahasiswi pintar tersebut.
Moral dan etika (attitude) itu amat sangat penting, bahkan ditempatkan di atas kepintaran, kecerdasan atau kegeniusan.

Dalam kehidupan sosial, moral dan etika (attitude) seseorang bisa menutupi kekurangan IQ atau kepintaran intelektual.
Tetapi IQ atau kepintaran, bagaimanapun tingginya, tidak akan bisa menolong etika moral dan integritas yang buruk.

Samuel Johnson (1709-1784), sastrawan Inggris mengatakan:
_Knowledge without integrity is dangerous and dreadful._
(Pengetahuan tanpa integritas pasti berbahaya dan mengerikan).

Clive S Lewis (1898-1963), profesor di Universitas Oxford dan penulis novel terkenal Inggris
mengatakan:
_Integritas adalah melakukan hal yang benar, ketika tidak ada yang melihat. *Integritas dan kejujuran adalah kekayaan paling jarang dimiliki manusia.*

Selamat  menjalankan ibadah puasa.
Tetap semangat

Sabtu, 25 Mei 2019

Jalinan Persahabatan, forever!!!

Suatu kebersamaan dr sempitnya waktu, tetapi tak menghilangkan semangat kami bersilaturahmi. Ada bu dir ASN Neny Rochyany, ada pak Dir RSUD Sarolangun dr Nirwan Satria, ada pak Dir Kimia Farma KSA Abu Thufailah, senior "Kadir" yg juga ex anggota DPR RI Mohammad Ichlas El Qudsi, serta kami para kawan si Kadir. Dhayan Dja Nur ni Yendri Surlini SSi Amrizal Abu Zahra

Alhamdulillah banyak gurauan kami semalam ttg nostalgia masa lalu hingga isu kekinian.  Tetapi yang jelas kami bangga jadi kawan si Kadir, meskipun kami lama tak bertemu dengan si Kadir ini.

Kadir sahabat "diskusi gelap" kami di sebuah sebuah sungai di bawah jembatan. Momen tak terlupakan.

Sebuah arti dr jalinan persahabatan, lintas angkatan, lintas jurusan, lintas profesi, lintas domisili. Tetapi dr semua perlintasan ada titik temunya. Di situ lah kami berada.

*****










Pijar Park Kudus

Setelah sarapan dengan soto Semarang Mat Tjangkir porsi kecil kami lanjutkan balik ke penginapan sekitaran alun alun Kudus. Simpang Tujuh Re...