Oh ya, nasi goreng bikinan pak Haji Tasman sangat sesuatu banget. Ada irisan sayur kacang panjang dan rimbang dalam nasgor, irisan timun dan tomat yg terpisah serta telur mata sapi hampir matang. Semuanya bilang uenaak, "batambuah". Mantap!!! 😊
Starting dari penginapan jam 07.45 kami melewati "jalan luruih" ke payakumbuh. Suasana pagi yg sepi membuat kami menikmati alam yg terbentang di kiri kanan jalan yg diapit jejean bukit barisan. Melewati kampus IPDN BIARO yg saat itu ada apel pagi mahasiswa calon aparat negara di sisi kanan jalan. Kampus megah bernuansa rumah gadang dilereng bukit yang indah.
Memasuki kota payakumbuh, kami berjalan perlahan mencari tempat minum pagi, yakni "kopi dinding" yang unik. Sayang tempat yang sudah direkomendasi dan diberikan alamatnya oleh teman tak kami temui. Namun untuk putar balik selepas simpang benteng, rasanya wasting time. Perjalanan kami lanjut ke lokasi wisata Lembah Harau.
Selepas memasuki gerbang Harau dari kejauhan terlihat dinding-dinding lembah berdiri dengan gagah. Semakin ke ujung, semakin rapat dinding-dinding berdiri. Beberapa kali kami mengambil lokasi selfie maupun welfie. 😊
Alhamdulillah tiba di lokasi wisata ini suasana sangat dingin, asri, bersih dan nyaman. Di pojok di dekat air terjun, terlihat beberapa onggok durian. Walau tak terlalu besar ukurannya, tapi tetap mengundang kami untuk mendekat. Soal selera, emang beda.
Menikmati pagi di harau, menikmati durian yg rasanya sangat enak, emang beda. Apalagi harganya sangat miring dibandingkan dengan harga yg ada di jakarta. Totally, 8 buah durian harganya 100 ribu. Ada yg bijinya seukuran kuku, isinya tebal berwarna kuning, rasanya ok banget.
Puas dari ini sini kami bergerak ke arah lubuk bangku, menuju kelok 9. Alhamdulillah, pilihan waktu yang tepat, jalanan masih sepi. Travel dan bis AKAP belum terlihat, membuat waktu terasa singkat.
4 jendela mobil sengaja dibuka, buat nyaman suasana andai ada yang sendawa selama dalam perjalanan. Karena salah seorang dr kami alergi dr durian dan aramonya. Oksigen yang berlimpah dari hutan alami yang mengapit jalan, menambah kesejukan alam.
Kami nikmati "Jalan Lama" Kelok 9, berkodak di kelok teratas dan berputar kembali ke payakumbuh melalui "Jalan Baru" Kelok 9 sembari merekam suasana yang ada. Tak lama kami di sini, perjalanan diteruskan ke kabupaten tanah datar.
Menjelang zuhur jam 12.00 siang kami rehat di Masjid Quba. Masjid kecil, mesjid unik, tempat yang asri bagi traveller menunaikan kewajiban pada sang Khaliqnya. Lepas sholat kami meluncur ke istana Basa Pagaruyung. Makan siang kami nikmati di rumah makan Aroma menjelang Istana, salah satu lokasi wisata andalan di ranah minang.
Kami nikmati tiga lantai istana, melihat alam yang terbentang di depan dan belakang istana. Ada video dan informasi sejarah dlm bentuk visual yg disediakan pengelola di beberapa tempat di dalam istana.
Menjelang sore, kami lanjut ke danau singkarak sebagai destinasi terakhir wisata hari ini. Lama perjalanan dr istana lebuh kurang 1 jam.
Di tepian danau kami nikmati suasana sore sambil ngopi dan ngeteh di salah satu rumah makan. Asrinya tempat kami di atas danau, areanya terbuka sehingga memanjakan angin sore menyapu lelah yang ada. Menyegarkan diri dari kantuk yang ada. Alam di tepian danau ini sangat mempesona kami.
Selepas rehat di sini, kami berbalik ke bukittinggi via kota padang panjang. Sempat mampir sebentar di Tanjung Mutiara, salah satu lokasi wisata di tepian danau. Sayang tak banyak yg bisa dieksplore di sini karena bukan hari libur. Sehingga kami tak bisa naik perahu menikmati danau.
Suasana di kota hujan, padang panjang kami nikmati sore ini selama perjalanan. Kami sempat mampir sekali sebelum kota ini, di Surau dan mesjid yang berdekatan. Surau Tuo.
Memasuki kota Bukittinggi, mahgrib berjamaah kami laksanakan mesjid Al Falah Birugo. Mesjid ini menjadi tempat favorit saya jika mudik ke bukittingi, selain7 mesjid Jami' Pasar Atas dekat Jam Gadang.
Kuliner malamnya tetap kami beli di area Stasiun, namun bedanya kali ini kami bungkus, dibawa pulang saja. Menunya pun tak sama dengan malam sebelumnya. Mencicipi cita rasa berbeda, tetapi tetap bersahabat di lidah. 😊
Alhamdulillah, tulisan ini selesai juga sebelum sarapan pagi ini dengan lontong pical yang disediakan oleh pak Haji Tasman pemilik homestay.
Aryandi, 13 April 2017, jam 06.59
Pintu Kabun, Bukittingi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar