Berdua "welfie" dengan M. Imam Abdurrahman
Selalu membekali diri dengan tentengan dari rumah dengan segala rupa. Kali ini kami berangkat dari rumah menggunakan motor. Satu motor saya dengan istri dan Dhifa berboncengan dan satu lagi Imam yang bawa. Dengan motor tentu lebih praktis, cepat dan lebih irit. Jamaah masjid ini selalu ramai, kadang butuh kesabaran dalam mencari parkir dan saat akan pulang.
Ada banyak yang positif kami rasakan dalam buka seperti ini, di MRBJ ini.
Pertama, bisa merasakan kebersamaan dengan masyarakat dari segala lapisan yang ada. Bahkan di tiap sabtu dan minggu ada agenda rutin buka puasa bareng yatim piatu dan dhuafa. Aura puasanya lebih terasa, dibandingkan jika berbuka di rumah.
Kedua, di masjid kita bisa lebih fokus beribadah. Ada tausyiah dari para ustadz dan doa sebelum berbuka.
Menunggu waktu berbuka puasa di dalam Masjid
Ketiga, berbuka secukupnya. Hanya dengan qurma dan air putih saja. Alhamdulillah sejak tahun lalu kalo saya tak salah, berbuka dengan gorengan sudah tiada. Begitu juga dengan air mineralnya pun sudah menggunankan UFIA, produk muslim. Pengurus sudah tak meneriman lagi selain UFIA ini, sehingga membantu mengembangkan usaha sesama muslim, karena setiap liternya Ufia ada 15 rupiah donasi buat BASNAZ. Begitu juga dengan qurma, lebih menyehatkan, lebih sesuai dengan sunah Rasulullah. Perut yang kosong terisi secara perlahan. Berbuka jadi tidak "kalap".
Ta'jil Sehat dan Menyehatkan
Keempat, sholat maghrib berjamaah tetap terjaga tanpa perlu tergesa gesa, bahkan sholat sunahnya pun masih bisa.
Kelima, makan bersama sesudah sholat maghrib. Walaupun masjid menyediakan makanan beratnya berupa nasi dan lauk pauknya, namun masakan istri tetap beda. Tadi malam panitia menyediakan 550 paket nasi, habis tak bersisa. Semuanya dari donatur yg hebat.
Suasana Makan Malam sehabis sholat Maghrib
Keenam, sehabis makan kami segera berwudhu kembali, segera ke mesjid menunggu waktu sholat isya tiba, mengejar shaf terdepan. Alhamdulillah, dalam waktu menunggu ini para jamaah sudah ramai hingga 6-7 shaf dan semuanya sibuk tilawah, baik menggunakan mushaf maupun dari gadgetnya masing masing.
Ketujuh, sholat isya dan tarawehnya luar biasa. Masjidnya penuh, dua lantai, tausyiahnya dari ustadz kondang. Alhamdulillah tadi malam yg memberi tausyiah adalah ust. Amir Faisal Fath. Beberapa tahun yang lalu Imam sempat berphoto bersama beliau dalam satu kesempatan. Beliau adalah salah satu juri Tahfidz Al Quran yg pernah ditayangkan di TV swasta nasional.
Ke delapan, ghiroh jamaah bersedekah yang selalu membuat kita takjub. Tiap malam Ramadhan rerata belasan juta donasi yang terhimpun. Malam pertama Ramadhan lebih 17 juta yg terkumpul. Dengan kondisi begini banyak yg bisa dilakukan oleh pengurus mesjid dalam menyantuni masyarakat sekitar selama Ramadhan maupun sesudahnya.
Suasana Kampoeng Ramadhan yang digelar oleh Remaja Masjid
Demikian mengapa kami sering menjadi jamaah tahunan di sini. Ada ketenangan, kekhusyukan, kebersamaan dan ada semangat untuk beramal dan menuntut ilmu yang kami rasakan.
Rencana Pengembangan Masjid Raya Bintaro Jaya
Bintaro, 7 Mei 2019
2 Ramadhan 1440
15.50 WIB
2 Ramadhan 1440
15.50 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar