Bismillaahir Rahmaanir Rahiim...
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Siapa kita sebenarnya adalah apa yg kita inginkan, seberapa gigihnya kita ingin mewujudkannya sebagai ikhtiar maksimal kita serta seberapa banyak literasi yang kita baca untuk dijadikan pijakan dalam berfikir, dan terakhir adalah bagaimana kita memasrahkan diri kepada keputusan akhir pada Allah SWT dalam doa doa yang panjang kita panjatkan terutama di setiap sepertiga malam terakhir.
Insya Allah dengan cara ini, kita akan menjadi pribadi yang kuat dan handal dalam memegang prinsip. Tidak akan gampang terpengaruh oleh orang lain. Dibujuk rayu dengan apapun takkan goyah, Insya Allah.
Jangan seperti cerita di bawah ini.
#####
Sang Elang yang Percaya Dirinya Adalah Seekor Ayam
Di sebuah puncak gunung besar, di sebuah pohon yang cukup tinggi ada sepasang elang yang bersarang. Sarangnya didiami oleh 4 telur elang muda yang siap melihat dunia. Suatu hari, terjadi gempa bumi yang menyebabkan gunung dan pohon-pohon yang ada didalamnya terguncang dan menyebabkan salah satu telur elang muda tersebut menggelinding ke sebuah peternakan ayam yang ada di dekat lembah gunung. Ayam-ayam tahu bahwa mereka harus melindungi telur tersebut. Akhirnya telur elang muda itu pun dierami oleh salah satu ayam betina.
Tak berapa lama kemudian, telur elang itu pun menetas dan sang elang muda terlahir ke dunia. Sebagai seekor ayam, ayam betina itu pun membesarkan sang elang seperti layaknya anak ayam. Elang muda begitu mencintai rumahnya dan keluarganya, tetapi jiwanya menginginkan sesuatu yang lebih.
Di suatu hari yang cerah, elang muda memperhatikan langit di atasnya dan melihat sekelompok elang perkasa yang sedang terbang bebas di angkasa,
"Oh, seandanyai aku bisa melambung tinggi seperti burung-burung di angkasa" ujar si elang muda dengan penuh harap.
Ayam-ayam lain yang ada di sekitarnya pun tertawa terbahak-bahak,…
"Hahaha…. jangan bermimpi, kamu adalah seekor ayam, dan ayam tak akan pernah bisa melambung tinggi di angkasa".
Elang muda terus memperhatikan keluarga aslinya yang sedang mengarungi angkasa di luas, bermimpi bahwa dia akan bisa menjadi seperti mereka.
Setiap kali si elang muda berbicara tentang mimpinya kepada keluarga dan teman-teman ayamnya, ia selalu diingatkan bahwa itu adalah hal yang mustahil. Begitulah si elang muda belajar untuk percaya bahwa dia tak akan pernah bisa terbang.
Seiring dengan berjalannya waktu, sang elang muda pun berhenti bermimpi dan terus menjalani hidupnya sebagai seekor ayam.
Akhirnya setelah lama hidup sebagai seekor ayam, sang elang pun meninggal dengan keyakinan bahwa dirinya seekor ayam.
Anda akan menjadi seperti apa yang anda percayai. Jika anda percaya bahwa anda bisa, maka ikutilah kata hati anda, jangan dengarkan orang lain. Setiap komentar yang tidak membangun akan selalu menjadi belenggu hati untuk mengubur mimpi anda.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pijar Park Kudus
Setelah sarapan dengan soto Semarang Mat Tjangkir porsi kecil kami lanjutkan balik ke penginapan sekitaran alun alun Kudus. Simpang Tujuh Re...
-
Pagi ini kami menata semuanya dengan sangat baiknya. Management Waktu sangatlah terorganisir dengan baik. Berbenah di rumah sebelum berangka...
-
Mandi Pagi Setelah menempuh perjalanan lebih kurang 1300 an km dari Tangerang menuju Kapau Bukittinggi, pagi ini baru sempat mengantarkan T...
-
Alhamdulillah, pagi ini kami kembali ke rantau setelah dua Minggu berada di kampung halaman. Dua Minggu berkesan. Memberi kesempatan kepada ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar